42,5 = 57,5 dijelaskan oleh faktor lain diluar model yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
5.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua
Metode yang digunakan pada hipotesis kedua ini adalah regresi berganda dengan uji interaksi moderating regression analysis. Pengujian hipotesis
mengenai pengaruh independensi, integritas, kompetensi, objektivitas, pengalaman kerja dan interaksinya masing-masing dengan good corporate
governance GCG terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
b. Hasil Persamaan kedua Tabel 5.14. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan Kedua
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients B
Std. Error Beta
t Sig
1 Constant
2,505 15,809
0,130 0,898
INDEPENDENSI 0,409
0,769 0,671
0,532 0,600
INTEGRITAS -0,891
1,490 -1,112
-0,598 0,556
KOMPETENSI 0,652
0,652 0,764
1,000 0,329
OBJEKTIVITAS 1,480
2,741 1,379
0,540 0,595
PENGALAMANKERJA -1,733
1,330 -1,482
-1,303 0,207
GCG Z
1
INDEPENDENSI Z2 INTEGRITAS
Z3 KOMPETENSI Z4 OBJEKTIVITAS
Z5 PENGALAMANKERJA 0,884
-0,062 0,098
-0,072 -0,130
0,214 1,975
0,094 0,201
0,093 0,336
0,167 1,096
-1,386 2,031
-1,455 -2,548
2,957 0,448
-0,657 0,448
-0,768 -0,387
1,283 0,659
0,518 0,630
0,451 0,702
0,214
a. Dependent Variable: KUALITASHP
Adapun hasil persamaan kedua regresi linier berganda dengan uji interaksi adalah sebagai berikut:
Y = 2,055 + 0,409X
1
– 0,891X
2
+ 0,652 X
3
+ 1,480X
4
– 1,733X
5
+ 0,884Z – 0,062Z
1
+ 0,098Z
2
– 0,072Z
3
– 0,130Z
4
+ 0,214Z
5
+
Dari persamaan regresi dengan uji interaksi yang telah dilakukan dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
e
1. Konstanta bernilai positif, koefisien pada variabel independen diataranya variabel independensi, kompetensi, objektivitas, good corporate governance GCG,
Universitas Sumatera Utara
interaksi integritas dengan
GCG dan
interaksi pengalaman kerja dengan
GCG menunjukkan angka positif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi
berganda uji interaksi tersebut memiliki hubungan yang searah. Artinya kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern akan meningkat seiring
dengan meningkatnya
independensi, kompetensi, objektivitas, good corporate governance GCG, interaksi integritas dengan
GCG dan
interaksi pengalaman kerja dengan
GCG
dalam menentukan kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern
. Kecuali pada variabel integritas, pengalaman kerja
interaksi independensi dengan
GCG,
interaksi kompetensi dengan
GCG dan
interaksi objektivitas dengan
GCG bernilai negatif artinya hubungan regresi tidak searah, berarti variabel integritas, pengalaman kerja,
interaksi independensi dengan
GCG,
interaksi kompetensi dengan
GCG dan
interaksi objektivitas dengan
GCG tidak berhubungan dengan kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
2.
Konstanta sebesar 2,055 berarti bahwa seorang pemeriksa intern tetap dapat memiliki kualitas hasil pemeriksaan sebesar konstanta meskipun variabel
independen dan interaksinya masing-masing dengan variabel moderating nol.
3.
Dengan menggunakan derajat keyakinan 95 atau taraf nyata 5 maka nilai t
tabel
adalah sebesar 1,692. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa :
a. Independensi X1 Berdasarkan hasil perhitungan variabel independensi menunjukkan bahwa
t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
0,532 1,692. Oleh karena nilai t
hitung
lebih kecil dari pada t
tabel
, maka hipotesis nol diterima, jadi kesimpulannya secara parsial variabel independensi tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
b. Integritas X2 Berdasarkan hasil perhitungan variabel integritas menunjukkan bahwa
t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
-0,598 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya secara parsial variabel integritas tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
c. Kompetensi X3 Berdasarkan hasil perhitungan variabel kompetensi menunjukkan bahwa
t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
1,000 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya secara parsial variabel kompetensi tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
d. Objektivitas X4 Berdasarkan hasil perhitungan variabel objektivitas menunjukkan bahwa
t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
0,540 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya secara parsial variabel objektivitas tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
e. Pengalaman Kerja X5 Berdasarkan hasil perhitungan variabel pengalaman kerja menunjukkan
bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
-1,303
Universitas Sumatera Utara
1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya secara parsial variabel pengalaman kerja
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
f. Good Corporate Governance Z Berdasarkan hasil perhitungan variabel GCG menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
0,448 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya secara parsial variabel good corporate governance GCG
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
g. Good corporate governance GCG dan interaksinya dengan independensi. Berdasarkan hasil perhitungan good corporate governance GCG dan
interaksinya dengan independensi menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
-0,657 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya good corporate governance GCG dan interaksinya dengan independensi
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
h. Good corporate governance GCG dan interaksinya dengan integritas. Berdasarkan hasil perhitungan good corporate governance GCG dan
interaksinya dengan integritas menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
0,488 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya good corporate governance GCG dan interaksinya dengan integritas tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
i. Good corporate governance GCG dan interaksinya dengan kompetensi. Berdasarkan hasil perhitungan good corporate governance GCG dan
interaksinya dengan kompetensi menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
-0,768 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya good corporate governance GCG dan interaksinya dengan kompetensi
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
j. Good corporate governance GCG dan interaksinya dengan objektivitas. Berdasarkan hasil perhitungan good corporate governance GCG dan
interaksinya dengan objektivitas menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
-0,387 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya good corporate governance GCG dan interaksinya dengan objektivitas
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
k. Good corporate governance GCG dan interaksinya dengan pengalaman kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan good corporate governance GCG dan interaksinya dengan pengalaman kerja menunjukkan bahwa t
hitung
mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada t
tabel
1,283 1,692. Oleh karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, maka hipotesis nol diterima. Jadi kesimpulannya good corporate governance GCG dan interaksinya
Universitas Sumatera Utara
dengan pengalaman kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern.
Untuk mengukur pengaruh variabel independen secara simultan hasil persamaan kedua terhadap variabel dependen dapat dilihat dari analisis ANOVA
pada tabel 5.15 berikut :
Tabel 5.15. Uji Statistik F Simultan Kedua
ANOVA
Model
b
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 38,019
11 3,456
2,512 ,033
a
Residual 28,890
21 1,376
Total 66,909
32 a. Predictors: Constant, Z5PENGALAMANKERJA, Z3KOMPETENSI, Z4OBJEKTIVITAS,
Z1INDEPENDENSI, Z2INTEGRITAS b. Dependent Variable: KUALITASHP
Dari uji ANOVA atau F test hasil persamaan kedua, didapat F
hitung
sebesar 2,512 dengan probabilitas 0,033. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas hasil pemeriksaan atau dapat dikatakan bahwa good corporate governance GCG dan interaksinya
masing-masing dengan independensi, integritas, kompetensi, objektivitas, pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern. Untuk mengukur seberapa besar hubungan antara good corporate
governance GCG dan interaksinya masing-masing dengan variabel independen terhadap variabel dependen adalah nilai R yang ada pada tabel 5.16 berikut :
Tabel 5.16. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
Kedua
Model
b
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,754
,568
a
,342 1,173
a. Predictors: Constant, Z5PENGALAMANKERJA Z3KOMPETENSI, Z4OBJEKTIVITAS, Z1INDEPENDENSI, Z2INTEGRITAS
b. Dependent Variable: KUALITASHP
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai R sebesar 0,754 ini menunjukkan bahwa good corporate governance GCG dan interaksinya masing-
Universitas Sumatera Utara
masing dengan independensi, integritas, kompetensi, objektivitas, pengalaman kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas hasil pemeriksaan satuan
pengawasan intern. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,342 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 34,2.
Dengan kata lain 34,2 perubahan dalam kualitas hasil pemeriksaan mampu dijelaskan oleh good corporate governance GCG dan interaksinya masing-
masing dengan independensi, integritas, kompetensi, objektivitas, pengalaman kerja, sisanya sebesar 100 - 34,2 = 65,8 dijelaskan oleh faktor lain di luar
model yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Untuk melihat efek moderasi dari variabel good corporate governance
GCG maka dilakukan pengujian terhadap model kedua. Hasil pengujian model kedua menunjukkan bahwa ada penurunan nilai Adjusted R Square dari 0,425
menjadi 0,342 atau turun sebesar 0,083. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada efek moderasi dari variabel good corporate governance GCG, jika dibandingkan
antara tingkat signifikasi 5 dengan hasil perhitungan bahwa p
value
1,173 maka lebih besar dari alpha 0,05 berarti variabel good corporate governance GCG
tidak signifikan atau good corporate governance GCG bukan merupakan variabel moderating dan interaksinya masing-masing dengan independensi,
integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja tidak dapat memperkuat kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern Perum Bulog kantor pusat
dan Divre Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Divre Sumatera Utara, Divre Sumatera Barat dan Divre Riau.
5.5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.5.1. Hasil Hipotesis Pertama