Donasi Kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan Uji Reliabilitas

penting dalam laporan tahunan dan laporan keuangannya harus disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan secara tepat waktu, akurat, dapat dimengerti dan obyektif.

8. Kerahasiaan

Prinsip ini menyatakan bahwa komisaris dan direksi mempunyai kewajiban menjaga kerahasiaan perusahaan. Informasi rahasia yang didapat selama menjabat sebagai komisaris atau anggota direksi harus dijaga kerahasiaannya kecuali jika harus diungkapkan berdasarkan peraturan yang berlaku atau menjadi pengetahuan umum.

9. Informasi orang dalam

Prinsip ini mengatur anggota dewan komisarisdewan pengawas, direksi, dan karyawan perusahaan dilarang untuk memberikan atau menawarkan baik langsung atau tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau pejabat pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Etika berusaha dan Anti Korupsi

Prinsip ini mengatur anggota dewan komisarisdewan pengawas, direksi dan karyawan perusahaan dilarang untuk memberikan atau menawarkan, baik langsung atau tidak langsung, sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau pejabat pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukan dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11. Donasi

Prinsip ini mengatur bahwa aset perusahaan tidak dibenarkan untuk kepentingan donasi politik namun masih dibenarkan untuk kepentingan amal. Universitas Sumatera Utara

12. Kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan proteksi, kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan Prinsip ini mengatur bahwa perusahaan harus memenuhi peraturan yang berlaku berkenaan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

13. Kesempatan kerja yang sama

Prinsip ini mewajibkan direksi untuk menggunakan kemampuan, kualifikasi dan kriteria yang terkait dengan hubungan kerja sebagai dasar satu- satunya dalam mengambil keputusan mengenai hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan, bukan berdasarkan faktor lainnya. Pedoman tersebut menyajikan best practices yang perlu ada dalam penerapan good corporate governance bersifat tidak mengikat.

2.1.10. Penerapan GCG secara berkelanjutan

Indonesia mulai menerapkan prinsip tata kelola korporasi yang baik Good Corporate GovernanceGCG sejak menandatangani Letter of Intent LOI dengan Intertnational Monetary Fund IMF yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut Komite Nasional Kebijakan GCG Komnas GCG berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Walaupun banyak pihak pula yang menyadari pentingya GCG, tetapi banyak pula yang melaporkan masih rendahnya jumlah perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip GCG karena mendorong regulasi dan menghindari sanksi yang ada daripada menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari budaya perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pengelolaan perusahaan yang tidak baik, tidak etis dan bahkan telah melakukan kebohongan kepada pemegang saham publik telah membuat perusahaan yang bersangkutan menjadi bangkrut. Di Indonesia juga dapat dipastikan bahwa cukup banyak perusahaan yang telah menjadi milik publik yang belum mampu menerapkan tata kelola korporasi yang baik. Banyak dijumpai perusahaan publik yang masih terus merugi setiap tahun. Dimasa yang akan datang perusahaan-perusahaan publik semakin dituntut untuk berkiprah sebagai entitas bisnis yang mampu mengembangkan kemampuan berlabanya secara konsisten sekaligus mampu mewujudkannya secara mandiri dan kompetitif dengan tetap mengacu secara ketat pada seperangkat tata nilai dan norma bisnis universal tertentu. Perusahaan publik bukan hanya perlu bertanggung jawab penuh kepada pemegang saham yang memiliknya melalui lembaga-lembaga pemerintah dan swasta maupun perorangan, tetapi sekaligus dapat membuktikan diri bahwa perusahaan mampu berkiprah sesuai dengan norma bisnis yang juga berlaku bagi perusahaan lain di seluruh dunia. Perusahaan perlu bekerja, minimal dengan menjunjung nilai etika bisnis yang berlaku secara universal bila ingin membangun citranya sebagai pengelola bisnis yang dihargai pada tataran global yang tidak hanya berlaku di dalam negeri melainkan juga berlaku secara internasional.

2.1.11. Pemimpin perusahaan dan Atributnya

Tata kelola yang baik dapat dimaknai sebagai serangkaian mekanisme dengan apa suatu perusahaan publik diarahkan dan dikendalikan sesuai dengan harapan para pihak yang berkepentingan stakeholders. Mekanisme tersebut merefleksikan suatu struktur pengelolaan perusahaan yang menetapkan distribusi hak dan tanggungjawab diantara berbagai partisipasi di dalam perusahaan publik, Universitas Sumatera Utara termasuk para pemegang saham, dewan komisaris, direksi, aggota perusahaan dan pihak lainnya. Tujuan utama dari pengelolaan yang baik adalah memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil kepada para pemegang saham dan pihak yang berkepentingan lainnya melalui peningkatan nilai pemilik saham secara maksimal. Tata kelola korporasi yang baik bukanlah sekedar suatu upaya untuk menjaga agar perusahaan bekerja sesuai peraturan dan norma yang berlaku secara universal tetapi terutama pengelolaan yang baik itu dapat memperoleh keyakinan bahwa taruhannya di perusahaan publik adalah suatu keputusan yang benar. Tata kelola korporasi yang baik merupakan bagian upaya perusahaan publik untuk melakukan investasi dalam modal maya yang berbentuk sebagai gabungan yang sinergi dari modal intelektual, modal sosial dan modal moral perusahaan. Karena modal maya itu tertanam dalam diri para pelaku usaha, maka masalah tata kelola korporasi yang baik tidak terhenti setelah semua peraturan dibuat, tetapi baru akan bermakna bila semua anggota perusahaan sadar terhadap perannya dalam investasi modal maya ini.

2.1.12. Strategi Pengembangan Praktek GCG di Perusahaan Publik

Banyak faktor yang dapat menetukan penciptaan nilai perusahaan publik. Sebuah perusahaan publik dapat meningkat nilai sahamnya dengan mengandalkan pada sumber daya fisik yang dimilikinya atau dengan bertumpu pada potensi insan anggotanya dalam wujud modal maya. Umumnya sumber daya fisik yang dimiliki oleh sebuah perusahaan biasanya bersifat terbatas dan habis atau usang bila dimanfaatkan terus menerus. Sebaliknya potensi insan makin bertambah nilainya bila dilandasi suasana kerja yang saling percaya. Dengan dasar pemikiran seperti itu proses penciptaan kekayaan sudah beralih kepada Universitas Sumatera Utara intelektual, jejaring kerjasama dan kredibilitas yang bersumber pada diri anggota perusahaan.

2.1.13. Kualitas Hasil Pemeriksaan

Laporan audit intern menurut Tugiman 2006:11 adalah sebagai berikut: “Laporan audit termasuk ringkasan eksekutif dirancang untuk mengkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang disarankan dan rencana-rencana manajemen operasional untuk melaksanakan perbaikan tersebut”. Menurut Tugiman 2006:70 menyatakan bahwa: “Laporan hasil pemeriksaan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu”. Lebih lanjut kriteria-kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka. 2. Laporan yang jelas dan mudah dimengerti. Kejelasan suatu laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung. 3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif. 4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan. 5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan efektif. Universitas Sumatera Utara Laporan pemeriksaan merupakan satu-satunya dari produk unit audit internal yang secara teratur dilaporkan kepada manajemen senior, dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit. Karena merupakan satu-satunya produk audit yang sampai kepada mereka, pembaca cenderung mengasosiasikan kualitas laporan dengan kinerja dan kemampuan profesional unit satuan pengawasan intern. Sebagai profesi yang sudah mapan, auditor internal memiliki Standar Profesi Audit Internal sebagai suatu sistem untuk menjamin diterbitkannya laporan audit internal yang berkualitas. Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pengelolaan perusahaan dikatakan berkualitas jika hasil pemeriksaan tersebut dapat meningkatkan bobot pertanggungjawaban atau akuntabilitas serta dapat memberikan informasi pembuktian ada tidaknya penyimpangan, kesalahan serta tindak pidana korupsi. Menurut peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan definisi kualitas hasil pemeriksaan yaitu: ”Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan”. Pemeriksaan yang dilakukan adalah membandingkan antara kondisi dengan kriteria yang seharusnya, kriteria adalah standar ukuran harapan mengenai apa yang seharusnya terjadi, praktik terbaik dan benchmarks. Kinerja dibandingkan atau dievaluasi dengan kriteria ini. Kriteria, sebagai salah satu unsur temuan pemeriksaan, memberikan suatu hubungan dalam memahami hasil Universitas Sumatera Utara pemeriksaan. Rencana pemeriksaan harus menyatakan kriteria yang akan digunakan. Dalam menentukan kriteria, pemeriksa harus menggunakan kriteria yang masuk akal, dapat dicapai dan relevan dengan tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus mengkomunikasikan kriteria tersebut kepada entitas yang diperiksa sebelum atau pada saat dimulainya pemeriksaan. Berikut ini adalah beberapa contoh kriteria: a. Maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundang- undangan atau yang ditetapkan oleh entitas yang diperiksa auditee. b. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh entitas yang diperiksa auditee c. Pendapat ahli d. Target kinerja tahun berjalan e. Kinerja tahun-tahun sebelumnya f. Kinerja entitas yang sejenis g. Kinerja sektor swasta di bidang yang sama h. Praktik terbaik organisasi terkemuka Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER05M.PAN032008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah menyatakan Laporan Hasil Pemeriksaan merupakan hasil akhir dari proses pemeriksaan yang berguna untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada auditee dan pihak lain yang berwenang berdasarkan peraturan perundang- undangan, menghindari kesalahpahaman atas hasil pemeriksaan, menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi auditee dan instansi terkait. Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan mendapatkan reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada auditee yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya Universitas Sumatera Utara mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan atau tidak ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksa harus memuat komentar pejabat tersebut dalam laporan hasil pemeriksaannya. Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan, simpulan dan rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen yang diperiksa. Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secara seimbang dan obyektif. Tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau rekomendasi yang berkaitan. Apabila tanggapan dari auditee bertentangan dengan temuan, simpulan atau rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan dan menurut pemeriksa tanggapan tersebut tidak benar atau apabila rencana tindakan perbaikannya tidak sesuai dengan rekomendasi, maka pemeriksa harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan dan rencana tindakan perbaikan tersebut beserta alasannya. Ketidaksetujuan tersebut harus disampaikan secara seimbang dan obyektif. 2.2.Review Penelitian Terdahulu Sebagai pembanding perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjelaskan tinjauan pustaka baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan perilaku pemeriksa intern yang menjelaskan pengaruhnya terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia penelitian masalah kualitas hasil pemeriksaan dilakukan oleh Sukriah dkk. 2009 pada Pegawai Negeri Sipil di Inspektorat pulau Lombok, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Alim dkk. 2007 dengan judul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi yang menjelaskan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedang interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Selanjutnya penelitian Tarigan, Sabri 2011 hasil penelitian ini berkesimpulan bahwa pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan secara simultan. Sedangkan secara parsial pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Trisnaningsih 2006 di kota Jawa Timur tentang independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor menunjukkan bahwa 1 pemahaman good governance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor; 2 gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor; 3 budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor namun secara Universitas Sumatera Utara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Penelitian yang telah dilakukan di luar negeri yaitu seperti yang telah dilakukan oleh Muqattash 2011 meneliti tentang objektivitas dan independensi internal auditor terhadap aktivitas internal audit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya hubungan objektivitas dan independensi internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas audit internal. Beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut internal audit atau perilaku personil satuan pengawasan intern antara lain dilakukan seperti terlihat pada tabel 2.2 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Theoritical Mapping Nama Peneliti Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Sukriah, Akram dan Biana A. I., 2009 Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan di Inspektorat Pulau Lombok. Variabel Independen: Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi. Variabel Dependen: Kualitas Hasil Pemeriksaan Pengalaman Kerja, Objektivitas dan Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Sedangkan untuk Independensi dan Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Muqattash 2011 The Effect of the Factors in the Internal audit Department on the Internal Auditor Objectivity in the Banks Operating in the United Arab Emirates. Variabel Independen: Internal Auditors Objectivity and Independensi. Variabel Dependen: Internal Audit Activity Adanya hubungan positif yang signifikan antara independensi dan objektivitas auditor internal terhadap aktivitas internal audit Alim M. Nizarul, Trisni Hapsari dan Lilik Purwati 2007 Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi Seluruh Auditor KAP di Pulau Jawa Timur. Variabel Independen: Kompetensi, Independensi Variabel Dependen: Kualitas Audit Variabel Moderating: Etika Auditor. Kompetensi dan, Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, sedang Interaksi Kompetensi dan Etika Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Tarigan, Sabri 2011 Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Variabel Independen : Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi. Variabel dependen: Kualitas Hasil Pemeriksaan. Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan secara simultan. Sedangkan secara parsial Pengalaman Kerja tidak berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Trisnaningsih Sri 2006 Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor di KAP Seluruh Indonesia. Variabel Independen: Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Variabel Dependen: Kinerja Auditor Variabel intervening : Independensi auditor dan Komitmen Organisasi. 1 Pemahaman good governance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor; 2 gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor; 3 budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor namun secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang telah dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Biana A. Inapaty 2009 tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pengalaman kerja, obyektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap Universitas Sumatera Utara kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan variabel independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan pada latar belakang, landasan teori dan masalah maka pada penelitian ini peneliti membangun kerangka konsep yang diuji secara simultan dan parsial untuk mengetahui pengaruh independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kualitas hasil pemeriksaan dengan good corporate governance GCG sebagai variabel moderating. Model kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen Gambar 3.1. Kerangka konsep pengaruh independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan dengan good corporate governance GCG sebagai variabel moderating. Tugas utama internal audit atau pengawas internal adalah menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas karena dengan hasil pemeriksaan Independensi X 1 Integritas X 2 Kualitas Hasil Pemeriksaan Y Kompetensi X 3 Objektivitas X 4 Pengalaman Kerja X5 Good Coorporate Governance GCG Z Universitas Sumatera Utara yang berkualitas dapat menghindarkan dan mencegah lebih awal akan merebaknya praktek-praktek korupsi serta penyalahgunaan wewenang. Laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penting, selain itu dapat juga membangkitkan kepercayaan stakeholder terhadap kredibilitas yang akhirnya akan meningkatkan nilai value perusahaan. Independensi dan integritas yang dimiliki internal audit atau pemeriksa intern merupakan variabel yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Independensi dan integritas merupakan karakter yang harus dibentuk dari awal dengan sistem yang menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan dimulai dari sistem perekrutanpemilihan, pendidikan dan latihan yang berkesinambungan sampai dengan pemberian penghargaan reward dan hukuman punishment. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alim dkk. 2007 menyatakan bahwa kualitas hasil pemeriksaan dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hubungan pertemanan yang telah terjalin dan keuangan dapat mempengaruhi objektivitas pemeriksa intern yang pada akhirnya dapat mengganggu kualitas hasil pemeriksaan, maka dari itu standar pemeriksaan mensyaratkan prinsip objektivitas pemeriksa intern melaksanakan tugas dengan jujur dan tidak berkompromi berkaitan dengan hasil pemeriksaan. Pengalaman kerja yang dimiliki akan mendukung personil pemeriksa intern dalam melaksanakan pekerjaannya, semakin sering mendapatkan tugas dan bertambahnya kompleksitas kegiatan perusahaan yang diperiksa maka akan menambah pengetahuannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Prinsip good corporate governance seharusnya tidak hanya dipahami akan tetapi harus diterapkan pada perusahaan di segala bidang termasuk dalam Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pemeriksaan. Trisnaningsih 2007 mengindikasikan bahwa auditor yang hanya memahami good corporate governance tapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaannya. Good corporate governance GCG dan interaksi masing-masing dengan independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kemungkinan dapat memperlemah atau memperkuat sebagai variabel moderating antara variabel independen dengan variabel dependen. Perusahaan yang menerapkan good corporate governance GCG secara efektif dan berkelanjutan cenderung memungkinkan mendapatkan personil yang memiliki independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika perusahaan tidak menerapkan good corporate governance GCG dengan sebagaimana seharusnya maka akan menciptakan personil pemeriksa intern yang tidak memiliki independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja dengan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa diharapkan penerapan prinsip good corporate governance GCG mampu meningkatkan fungsi pengawasan intern dan interaksinya masing-masing dengan independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara H1 : Independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern secara parsial dan simultan. H2 : Good corporate governance GCG sebagai variabel moderating dan interaksinya masing-masing dengan independensi, integrasi, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja berpengaruh dan signifikan serta dapat memperkuat kualitas hasil pemeriksaan satuan pengawasan intern. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis dan menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh independensi, integritas, kompetensi, objektivitas dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Satuan Pengawasan Intern Perum Bulog Kantor Pusat dan Divisi Regional Divre Area Sumatera Bagian Utara Sumbagut dengan good corporate governance GCG sebagai variabel moderating. Umar 2008 menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Perum Bulog Kantor Pusat dan Divisi Regional Divre di Area Sumatera Bagian Utara Sumbagut meliputi Divisi Regional Divre Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Divre Sumatera Utara, Divre Sumatera Barat dan Divre Riau.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah personil satuan pengawasan intern yang berada di Perum Bulog Kantor Pusat dan Divisi Regional Divre di Area Sumatera Bagian Utara Sumbagut yaitu meliputi Divisi Regional Divre Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Divre Sumatera Utara, Divre Sumatera Barat dan Divre Riau. Universitas Sumatera Utara Alasan pemilihan responden dalam penelitian ini adalah subjek yang menurut pengamatan peneliti mereka yang terlibat langsung dalam proses audit sehingga berperan dalam penentuan kualitas hasil pemeriksaan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel karena jumlah populasi yang relatif sedikit Erlina dan Mulyani, 2007. Jumlah sampel sebanyak 38 tiga puluh delapan. Seluruhnya dikirimi kuesioner penelitian, jumlah kuesioner yang dikembalikan dan lengkap menjadi sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 33 tiga puluh tiga. Pada penelitian ini populasi dijadikan sampel atau dapat disebut juga dengan teknik pengambilan sampling jenuh dengan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner yaitu seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah yang terlibat langsung pada Satuan Pengawasan Intern Perum Bulog Kantor Pusat dan Divre-Divre Area Sumbagut. Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari Sukriah dkk. 2009 dan dimodifikasi.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan 5 lima variabel independen yang terdiri dari 1 Independensi, 2 Integritas, 3 Kompetensi, 4 Objektivitas dan 5 Pengalaman Kerja, satu variabel dependen yaitu Kualitas Hasil Pemeriksaan dan satu variabel moderating yaitu Good Corporate Governance GCG. Semua instrumen menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju STS Universitas Sumatera Utara dengan nilai 1, Tidak Setuju TS dengan nilai 2, Netral N dengan nilai 3, Setuju S dengan nilai 4, serta Sangat Setuju SS dengan nilai 5. Variabel Independen : 1 Independensi X 1 adalah merupakan tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. 2 Integritas X 2 adalah sikap jujur, transparan, berani, bijaksana dan tanggung jawab dalam melaksanakan audit. 3 Kompetensi X 3 adalah berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki dan diperoleh oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan dan simposium. 4 Objektivitas X 4 adalah adil, intelektual, tidak berprasangka atau bias serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. 5 Pengalaman kerja X 5 adalah rentang waktu lamanya yang telah digunakan melakukan pemeriksaan atau audit. Variabel Moderating : 6 Good Coorporate Governance Z adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Variabel Dependen : 7 Kualitas Hasil Pemeriksaan Y adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan LHP yang dapat diandalkan berdasarkan standar audit intern. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Skala Independensi X1 Tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun • Program Audit Interval • Verifikasi Interval • Pelaporan Interval Integritas X2 Sikap jujur, transparan, berani, bijaksana dan tanggung jawab dalam melaksanakan audit • Kejujuran Interval • Keberanian Interval • Sikap bijaksana Interval • Tanggung jawab Interval Kompetensi X3 Berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki dan diperoleh oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikut sertaan dalam pelatihan, simposium • Mutu personal Interval • Pengetahuan umum Interval • Keahlian Khusus Interval Objektivitas X4 Adil, tidak memihak, intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain • Bebas dari benturan kepentingan Interval • Pengungkapan kondisi sesuai fakta Interval Pengalaman Kerja X5 Rentang waktu lamanya yang telah digunakan melakukan pemeriksaan atau audit • Lamanya bekerja sebagai pemeriksa Interval • Banyaknya tugas pemeriksaan Interval Good Coorporate Governance Z Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika • Transparansi Interval • Kemandirian Interval • Akuntabilitas Interval • Pertanggung jawaban Interval • Kewajaran Interval Kualitas Hasil Pemeriksaan Y Kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan LHP yang dapat diandalkan berdasarkan standar audit intern. • Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit intern Interval • Kualitas hasil laporan pemeriksaan Interval 4.6. Metode Analisis Data 4.6.1. Statistik Deskriptif Statistik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan statistik dekriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar minimum dan maksimum. Statistik ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil data sampel.

4.6.2. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing bertujuan untuk mengetahui kesahihan dan keandalan suatu instrument penelitian, Universitas Sumatera Utara memperoleh data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen penelitian. Menurut Hair et al. 1998, kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengukur kualitas data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan dua prosedur yaitu: 1. Uji Validitas adalah uji tentang kemampuan kuesioner ataupun alat ukur sehingga benar- benar dapat mengukur apa yang diinginkan atau diharapkan oleh peneliti. Biasanya indikator yang diamati dengan menggunakan kuesioner atau angket bertujuan untuk mengetahui pendapat responden tentang suatu hal. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataanpertanyaan mampu mengetahui sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan total skor dari item-item pernyataan. Validitas merupakan akurasi temuan peneliti yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda Ghozali, 2006. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pernyataanpertanyaan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl pearson dengan ketentuan : jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka skor butir pernyataanpertanyaan dikatakan valid tetapi sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka skor butir pernyataanpertanyaan dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

adalah alat yang mengukur tingkat keandalan dan konsistensi instrument penelitian atau kuesioner yang apabila kuesioner itu dicobakan berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha setelah dilakukan Universitas Sumatera Utara pengukuran dengan menggunkan software SPSS. Jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 maka dikatakan reliabel Sekaran, 2000: 173. 4.6.3. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu: a. Nilai Signifikansi atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. b. Nilai Signifikansi atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal. Selain melihat nilai signifikasi dari uji Kolmogorov-Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari melihat grafik.

2. Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 48 147

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 24

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Hubungan Internal Audit dan Good Corporate Governance (GCG) - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Mo

0 0 47

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 1 15

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN SATUAN PENGAWASAN INTERN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN UMUM BULOG

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Area Sumatera Bagian Utara (SUMBAGUT)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Hubungan Internal Audit dan Good Corporate Governance (GCG) - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Mo

0 0 48

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern Dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Umum Bulog Kantor Pusat Dan Divre-Divre Are

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN SATUAN PENGAWASAN INTERN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN UMUM BULOG KANTOR PUSAT DAN DIVRE-DIVRE AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) TESIS

0 0 15