b. Batu Asam Urat
Batu asam urat merupakan 5-10 dari seluruh batu saluran kemih.Di antara 75-80 batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan
campuran kalsium oksalat.Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien- pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi
antikanker, dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinipirazone, thiazide, dan salisilat.Kegemukan, peminum alkohol, dan diet
tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini Purnomo BB, 2011.
c. Batu Struvit
Sekitar 10-15 dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat batu struvit dan kalsium fosfat.Batu ini terjadi sekunder terhadap infeksi saluran
kemih yang disebabkan bakteri pemecah urea.Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal.Batu
ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang berbeda. Di urin kristal batu struvit berbentuk prisma empat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn
dan struvit mungkin berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dan ginjal hal ini mungkin karena proteus merupakan bakteri urease yang poten Harrison’s,
2008.
d. Batu Sistin
Lebih kurang 1-2 dari seluruh BSK. Batu ini jarang dijumpai tidak umum, berwarna kuning jeruk dan berkilau. Sedang kristal sistin di air kemih
tampak seperti plat segi enam,sangat sukar larut dalam air. Bersifat radioopak karena mengandung sulfur Harrison’s, 2008.
e. Batu Xantin
Batu Xantin sangat jarang terjadi bersifat herediter karena defisiensi xantin oksidase. Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian alopurinol yang
berlebihan. Enzim normalnya dikatalisasi dan dioksidasi dari hypoxantin menjadi
xantin dan dari xantin kemudian diproses menjadi asam urat. Gambaran batunya biasanya adalah radiolusen dan berwarna kuning Stoller,Marshall L,2008.
2.3. Gejala Klinis Penderita Batu Saluran Kemih
Gejala klinis pada penderita BSK bervariasi bergantung kepada adanya obstruksi, infeksi, dan edema. Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung
kepada : posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Nyeri ini mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik.Nyeri kolik terjadi karena
adanya aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.Peningkatan peristaltik
itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi perenggangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik
terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal Purnomo BB, 2008
Batu saluran kemih dibagian atas biasanya menyebabkan rasa nyeri.Karakteristik nyerinya tergantung kepada lokasi. Batu yang cukup kecil
yang turun kedalam ureter biasanya akan mengalami kesulitan dan rasa nyeri saat batu melewati persimpangan ureteropelvik Stoller,Marshall L,2008.
Gejala klinis yang bisa dirasakan oleh pasien BSK adalah :
a. Rasa Nyeri