beberapa foto didapatkan gambaran tersebut terletak di luar buli-buli Rully S, M. Azharry, 2010.
Dari pemeriksaan pencitraan BNO-IVP kesan nefrolitiasis dengan fungsi eksresi dan sekresi ginjal baik. Ditemukan pula suatu gambaran radioopak yang
dicurigai massa di rongga pelvis. Kemungkinan massa ini menjadi penyebab obstruksi ureter dapat disingkirkan karena bila ada obstruksi mekanik ekstralumen
cenderung persisten tanpa adanya nyeri kolik Rully S, M. Azharry, 2010. Jenis batu dapat segera diketahui berdasarkan hasil foto BNO-IVP pada
penderita dengan sangkaan BSK. Seperti gambaran radiologi yang tampak di BNO-IVP batu radioopak, maka jenis batunya adalah batu kalsium.Sedangkan
gambaran radiologi adanya gambaran radiolusen adalah jenis batu asam urat atau sistin. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat pada hasil gambaran
foto BNO-IVP tampak gambaran radioopak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lainnya, sedangkan batu asam urat pada hasil gambaran foto BNO-IVP
tampak gambaran radiolusen Purnomo BB, 2011.
5.2.2 Proporsi Tersering Kejadian BSK Pria dan Wanita Setelah Dilakukan BNO-IVP
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat di RS H. Adam Malik Medan di Instalasi Radiologi dan berdasarkan status pasien didapati penderita perempuan
lebih banyak dibandingkan penderita laki-laki. Menurut Basuki B. Purnomo 2011 menyatakan bahwa jumlah penderita laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan penderita perempuan kejadian BSK di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang ada sebelumnya, seperti hasil penelitian Heni
Rahayu2011, proporsi penderita BSK berdasarkan jenis kelamin tertinggi pada jenis kelamin laki-laki dengan proporsi 76,6 dan pada perempuan 23,4 dengan
sex ratio 3,3 : 1 artinya jumlah penderita rawat inap di RS Tembakau Deli laki- laki lebih banyak tiga kali dibandingkan perempuan.
Pada hasil penelitian di RS H. Adam Malik didapatkan penderita dengan sangkaan BSK lebih tinggi diderita oleh jenis kelamin peremuan.Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor ekstrinsik pada perempuan yaitu dari faktor
35
pekerjaan, yaitu pada perempuan terkait dari aktifitas.Penyakit BSK ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau
sedentary life.Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih Purnomo BB, 2011.
Kejadian BSK lebih banyak yang terjadi pada orang-orang yang banyak duduk dalam melakukan pekerjaannya karena banyak duduk mengganggu proses
metabolism tubuh. Penderita yang terlalu banyak duduk atau hanya tidur saja, maka kalsium tulang akan dilepas ke darah dan selanjutnya akan terjadi
hiperkalsiuria yang dapat memicu timbulnya BSK karena adanya supersaturasi elektrolit atau kristal dalam air kemih. Dimana hal tersebut juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pH air kemih, suhu lingkungan, jumlah air putih yang diminum minimal 2 liter perhari, kandungan mineral pada air putih yang diminum
Muslim, 2007.
5.2.3 Proporsi Umur Tersering Kejadian BSK Setelah Dilakukan BNO-IVP
Hasil penelitian ini yang dilakukan di RS H. Adam Malik Medan sejalan dengan hasil penelitian Nur Lina 2008 di Semarang, proporsi penderita BSK
terbanyak ditemukan pada rentang umur 40-49 tahun dengan proporsi 27,3 dan penderita dengan umur yang terendah pada rentang umur 20 tahundengan
proporsi 2,3 dari 88 responden. Hal ini diperkuat oleh faktor intrinsik, yaitu penyakit BSK ini paling
sering didapatkan pada umur 30-50 tahun Purnomo BB, 2011. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya BSK. Faktor tersebut
dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.Faktor intrinsik meliputi genetik, umur, jenis kelamin dan kristaluria. Penyakit ini paling
sering dijumpai pada usia 20-49 tahun Rasyid Nur, 2010.
36
5.2.4 Proporsi Jenis Batu Tersering Kejadian BSK Setelah Dilakukan BNO- IVP