Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Aceh Timur mempunyai luas wilayah 6040,6 km² terletak pada posisi 04º09”21,08” lintang utara sampai dengan 04º06”02,16” lintang utara dan 97º15”22,07” bujur timur sampai dengan 97º34”43,22” bujur timur, yang terdiri dari 24 kecamatan dan 512 desa. Batas wilayah Kabupaten Aceh Timur adalah: - Sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Utara dan Selat Malaka - Sebelah Timur dengan Selat Malaka dan Kota Langsa - Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Utara - Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Tengah Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan data Biro Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur tahun 2011 adalah 360.465 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 180.397 jiwa dan perempuan berjumlah 180.078 jiwa Dinkes Kabupaten Aceh Timur, 2012. Cakupan imunisasi BCG di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan data laporan Pemantauan Wilayah Setempat PWS imunisasi pencapaiannya pada tahun 2010 80,6, pada tahun 2011 93,9 dan pada tahun 2012 96,6.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi dari variabel atau besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pekerjaan. No Karakteristik Responden Jumlah n Persentase 1 Umur Responden 15 Tahun 15 55 Tahun ≥ 56 Tahun 18 89 33 12,9 63,6 23,6 Total 140 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 60 80 42,9 57,1 Total 140 100 3 Pekerjaan PNS ABRI Wiraswasta Pensiunan Ibu Rumah Tangga Petani Buruh TaniNelayan SiswaPelajar Mahasiswa Tidak Bekerja 1 5 2 13 1 9 23 86 0,7 3,6 1,4 9,3 0,7 6,4 16,4 61,4 Total 140 100 Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa berdasarkan umur, proporsi umur responden tertinggi pada kelompok umur 15-55 tahun yaitu sebanyak 89 orang 63,6 dan yang terendah pada kelompok umur 15 tahun yaitu sebanyak 18 orang 12,9. Berdasarkan jenis kelamin, proporsi jenis kelamin responden tertinggi adalah perempuan yaitu sebanyak 80 orang 57,1 dan terendah adalah laki- laki yaitu sebanyak 60 orang 42,9. Berdasarkan pekerjaan, proporsi pekerjaan Universitas Sumatera Utara responden tertinggi adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 86 orang 61,4 dan terendah adalah PNS dan petani masing-masing hanya 1 orang 0,7.

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan pengetahuan responden tentang TB Paru. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang TB Paru Pengetahuan Jumlah n Persentase Kurang Baik Tidak bisa dinilai 90 37 13 64,3 26,4 9,3 Total 140 100 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan pengetahuan responden tentang TB Paru terhadap 140 orang responden setelah diwawancara kemudian dilakukan pengelompokkan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa 90 orang 64,3 dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang tentang TB paru skor penilaian ≤ 50, 37 orang 26,4 yang memiliki pengetahuan baik tentang TB paru skor penilaian 50 dan 13 orang 9,3 tidak bisa dinilai pengetahuannya karena berusia 1-10 tahun.

4.2.3 Distribusi Kebiasaan Merokok Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan kebiasaan merokok, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Kebiasaan Merokok Kebiasaan Merokok Jumlah n Persentase Ya Tidak 18 122 12,9 87,1 Total 140 100 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan kebiasaan merokok responden yang perokok yaitu sebanyak 18 orang 12,9 dan yang tidak merokok yaitu sebanyak 122 orang 87,1.

4.2.4 Distribusi Penyakit Penyerta

Distribusi karakteristik responden berdasarkan penyakit penyerta, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Distribusi Penyakit Penyerta Penyakit Penyerta Jumlah n Persentase Ya Tidak Tidak bisa dinilai 2 122 16 1,4 87,1 11,4 Total 140 100 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan penyakit penyerta responden yang juga mengidap penyakit diabetes mellitus yaitu sebanyak 2 orang 1,4 dan yang tidak mengidap penyakit diabetes mellitus yaitu sebanyak 122 orang 87,1 dan 16 orang 11,4 tidak bisa dinilai karena berusia 15 tahun. Universitas Sumatera Utara

4.2.5 Distribusi Status Gizi Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan status gizi, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Responden Status Gizi Jumlah n Persentase Kurus Normal Gemuk 41 89 10 29,3 63,6 7,1 Total 140 100 Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan status gizi responden tertinggi yaitu sebanyak 89 orang 63,6 status gizi normal baik, 41 orang 29,3 status gizi kurus kurang dan status gizi gemuk lebih yaitu sebanyak 10 orang 7,1.

4.2.6 Distribusi Riwayat Kontak Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan riwayat kontak, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Riwayat Kontak Responden Riwayat Kontak Jumlah n Persentase . Pernah 140 100 Total 140 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan riwayat kontak responden yaitu 140 orang 100 ada kontak atau pernah berhubungan dengan orang yang menderita TB paru BTA positif yang tinggal serumah dengan responden.

4.2.7 Distribusi Hasil Pemeriksaan

Distribusi berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap responden, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Distribusi Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Jumlah n Persentase BTA positif BTA negatif BTA negatif Foto toraks positif BTA negatif Foto toraks negatif Mantoux tes positif Mantoux tes negatif 9 104 7 2 13 5 6,4 74,3 5,0 1,4 9,3 3,6 Total 140 100 Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 140 orang responden dimana 122 orang responden usia ≥ 15 tahun dilakukan pemeriksaan sputum dan 18 orang responden usia 15 tahun dilakukan pemeriksaan Mantoux tes dimana untuk usia 15 tahun ini terdapat 17 orang responden mempunyai riwayat tidak pernah mendapat vaksinasi BCG dan 1 orang responden mempunyai riwayat pernah mendapat vaksinasi BCG, khusus untuk 9 orang responden dari 122 responden usia ≥ 15 tahun yang mempunyai gejala TB + tetapi hasil pemeriksaan sputumnya pemeriksaan mikroskopis SPS dijumpai BTA ––– dan setelah diberikan kotrimoksazole selama 2 minggu tidak ada perbaikan kemudian diulang pemeriksaan sputum hasilnya BTA ––– dilakukan pemeriksaan foto toraks. Maka diperoleh hasil penelitiannya berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap terhadap Universitas Sumatera Utara 140 orang responden tersebut yaitu pemeriksaan sputum sebanyak 9 orang 6,4 BTA positif dan sebanyak 104 orang 74,3 BTA negatif, pemeriksaan foto toraks sebanyak 7 orang 5,0 foto toraks positif dan sebanyak 2 orang 1,4 foto toraks negatif sedangkan untuk pemeriksaan mantoux tes sebanyak 13 orang 9,3 mantoux tes positif dan sebanyak 5 orang 3,6 mantoux tes negatif.

4.2.8 Distribusi Penularan TB Pada Keluarga

Distribusi berdasarkan penularan TB pada keluarga, hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8 Distribusi Penularan TB Pada Keluarga Penularan TB Pada Keluarga Jumlah n Persentase Tidak Ada 111 29 79,3 20,7 Total 140 100 Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan ada tidaknya penularan TB pada keluarga diperoleh terhadap 140 orang responden yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif setelah dikelompokkan menunjukkan bahwa sebanyak 111 orang 79,3 dinyatakan tidak terjadi penularan dan sebanyak 29 orang 20,7 terjadi penularan.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksud untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidak adanya hubungan antara variabel independen umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendapatan, pengetahuan, kebiasaan merokok, penyakit penyerta, status gizi dan Universitas Sumatera Utara riwayat kontak terhadap variabel dependen penularan TB paru pada keluarga, maka dilakukan uji statistik dengan Chi square. Suatu variabel independen dinyatakan mempunyai pengaruh yang bermakna jika hasil uji statistiknya memperoleh nilai p 0,05.

4.3.1 Hubungan Umur dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan umur dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4.9 Hubungan Umur dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Umur Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n 15 Tahun 15 55 Tahun ≥ 56 Tahun 13 10 6 44,8 34,5 20,7 5 79 27 4,5 71,2 24,3 18 89 33 12,9 63,6 23,6 0,0001 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 18 responden dengan umur pada kelompok 15 tahun sebanyak 13 orang 44,8 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 5 orang 4,5 tidak terjadi penularan TB paru. Pada kelompok umur 15-55 tahun dari 89 responden sebanyak 10 orang 34,5 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 79 orang 71,2 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan pada k elompok umur ≥ 56 tahun dari 33 responden sebanyak 6 orang 20,7 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 27 orang 24,3 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,0001 p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara umur dengan penularan TB paru. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan jenis kelamin dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini: Tabel 4.10 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Jenis Kelamin Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n Laki-laki Perempuan 13 16 44,8 55,2 47 64 42,3 57,7 60 80 42,9 57,1 0,810 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa dari 60 responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang 44,8 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 47 orang 42,3 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan jenis kelamin perempuan dari 80 responden sebanyak 16 orang 55,2 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 64 orang 57,7 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,810 p 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penularan TB paru.

4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan pekerjaan dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Hubungan Pekerjaan dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Pekerjaan Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n PNSABRI Wiraswasta Pensiunan Ibu Rumah Tangga Petani Buruh Taninelayan SiswaPelajarMahasiswa Tidak Bekerja 1 1 1 4 22 3,4 3,4 3,4 13,8 75,9 1 5 1 12 1 8 19 64 0,9 4,5 0,9 10,8 0,9 7,2 17,1 57,7 1 5 2 13 1 9 23 86 0,7 3,6 1,4 9,3 0,7 6,4 16,4 61,4 0,533 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa dari 1 responden dengan jenis pekerjaan PNSABRI hanya 1 orang 0,9 yaitu tidak terjadi penularan TB paru. Wiraswasta dari 5 responden yaitu sebanyak 5 orang 4,5 tidak terjadi penularan TB paru. Pensiunan dari 2 responden dijumpai 1 orang 3,4 ada terjadi penularan TB paru dan 1 orang 0,9 tidak terjadi penularan TB paru. Ibu rumah tangga dari 13 responden dijumpai 1 orang 3,4 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 12 orang 10,8 tidak terjadi penularan TB paru. Petani dari 1 responden yaitu 1 orang 0,9 tidak terjadi penularan TB paru. Buruh tani dari 9 responden dijumpai 1 orang 3,4 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 8 orang 7,2 tidak terjadi penularan TB paru. SiswaPelajarMahasiswa dari 23 responden dijumpai sebanyak 4 orang 13,8 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 19 orang 17,1 tidak terjadi penularan TB paru. Tidak bekerja dari 86 responden dijumpai sebanyak 22 orang 75,9 ada terjadi penularan TB paru dan Universitas Sumatera Utara sebanyak 64 orang 57,7 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,533 p 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan penularan TB paru.

4.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Pengetahuan Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n Kurang Baik Tidak bisa dinilai 19 1 9 65,5 3,4 31,0 71 36 4 64,0 32,4 3,6 90 37 13 64,3 26,4 9,3 0,0001 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa dari 90 responden dengan pengetahuan yang kurang tentang TB paru sebanyak 19 orang 65,5 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 71 orang 64,0 tidak terjadi penularan TB paru. Dari 37 responden dengan pengetahuan yang baik tentang TB paru hanya 1 orang 3,4 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 36 orang 32,4 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan dari 13 responden dengan pengetahuan yang tidak dapat dinilai tentang TB paru karena usia responden 1-10 tahun sebanyak 9 orang 31 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 4 orang 3,6 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,0001 p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penularan TB paru. Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Berdasarkan hubungan kebiasaan merokok dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini: Tabel 4.13 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Kebiasaan Merokok Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n Ya Tidak 2 27 6,9 93,1 16 95 14,4 85,6 18 122 12,9 87,1 0,281 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa dari 18 responden dengan kebiasaan merokok pada kelompok ya sebanyak 2 orang 6,9 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 16 orang 14,4 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan dengan kebiasaan merokok pada kelompok tidak dari 122 responden sebanyak 27 orang 93,1 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 95 orang 85,6 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p = 0,281p 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan penularan TB paru.

4.3.6 Hubungan Penyakit Penyerta dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan penyakit penyerta dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Hubungan Penyakit Penyerta dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Penyakit Penyerta Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n Ya Tidak Tidak bisa dinilai 1 16 12 3,4 55,2 41,4 1 106 4 0,9 95,5 3,6 2 122 16 1,4 87,1 11,4 0,0001 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa dari 2 responden dengan penyakit penyerta pada kelompok ya hanya 1 orang 3,4 ada terjadi penularan TB paru dan hanya 1 orang 0,9 tidak terjadi penularan TB paru. Dari 122 responden pada kelompok yang tidak sebanyak 16 orang 55,2 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 106 orang 95,5 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan dari 16 responden pada kelompok yang tidak bisa dinilai karena berusia 15 tahun sebanyak 12 orang 41,4 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 4 orang 3,6 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,0001 p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara penyakit penyerta dengan penularan TB paru.

4.3.7 Hubungan Status Gizi dengan Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah

Berdasarkan hubungan status gizi dengan penularan TB paru pada keluarga yang tinggal serumah dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Hubungan Status Gizi dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Status Gizi Penularan TB paru p Ada Tidak Total n n n Kurus Normal Gemuk 16 13 55,2 44,8 25 76 10 22,5 68,5 9,0 41 89 10 29,3 63,6 7,1 0,002 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden dengan status gizi kurus kurang sebanyak 16 orang 55,2 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 25 orang 22,5 tidak terjadi penularan TB paru. Dari 89 responden dengan status gizi normal baik sebanyak 13 orang 44,8 ada terjadi penularan TB paru dan sebanyak 76 orang 68,5 tidak terjadi penularan TB paru. Sedangkan dari 10 responden dengan status gizi gemuk lebih sebanyak 10 orang 9,0 tidak terjadi penularan TB paru. Hasil uji Chi square menunjukkan nilai p= 0,002 p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan penularan TB paru. 4.3.8 Hubungan Riwayat Kontak dengan Penularan TB paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Karena dari 140 responden 100 menjawab pernah kontak dengan penderita BTA positif yang tinggal serumah nilainya konstan uji analisis statistik tidak ada.

4.4 Analisis Multivariat

Untuk mengetahui jawaban faktor mana dari semua variabel yang berhubungan dengan risiko terjadinya penularan TB paru, maka dilakukan analisis multivariat. Sesuai dengan tujuan dan hipotesa penelitian, maka dilakukan uji statistik regresi logistik. Tahap pertama adalah dengan melakukan pemilihan model untuk uji Universitas Sumatera Utara multivariat regresi logistik. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh bahwa variabel umur, pengetahuan, penyakit penyerta dan status gizi memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat karena mempunyai nilai p 0,25 adalah seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.16 Hasil Analisis Risiko Variabel Umur terhadap Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Variabel β Wald p PR 95 CI Umur 23,789 0,0001 15 Tahun ≥ 56 Tahun Constant 3,022 0,563 -2,067 23,448 1,001 37,919 0,0001 0,317 0,0001 20,540 1,756 0,127 6,044 69,806 0,583 5,287 Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel umur tersebut ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru adalah variabel umur 15 tahun dengan nilai p= 0,0001 yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat. Tabel 4.17 Hasil Analisis Risiko Variabel Pengetahuan terhadap Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Variabel β Wald p PR 95 CI Pengetahuan 16,819 0,0001 Kurang Tidak bisa dinilai Constant 2,265 4,394 -3,584 4,688 13,904 12,495 0,030 0,0001 0,0001 9,634 81,000 0,028 1,240 74,870 8,041 815,898 Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel pengetahuan tersebut ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru Universitas Sumatera Utara adalah variabel pengetahuan kurang dengan nilai p= 0,030 yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat. Tabel 4.18 Hasil Analisis Risiko Variabel Penyakit Penyerta terhadap Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Variabel β Wald p PR 95 CI Penyakit Penyerta 22,950 0,0001 Ya Tidak bisa dinilai Constant 1,891 2,989 -1,891 1,726 22,052 49,703 0,189 0,0001 0,0001 6,625 19,875 0,151 0,394 111,282 5,707 – 69,213 Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel penyakit penyerta tersebut tidak berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru dengan nilai p= 0,189 tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat. Tabel 4.19 Hasil Analisis Risiko Variabel Status Gizi terhadap Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Variabel β Wald p PR 95 CI Status Gizi 9,041 0,011 Kurus Gemuk Constant 1,319 -19,437 -1,766 9,041 0,0001 34,613 0,003 0,999 0,0001 3,742 0,0001 0,171 1,583 8,843 0,0001 Pada tabel diatas hasil analisis risiko variabel status gizi tersebut ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru adalah variabel status gizi kurus dengan nilai p= 0,003 yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam model pengujian multivariat. Universitas Sumatera Utara Berikutnya adalah pemilihan model yang dilakukan dengan cara semua variabel dimasukkan ke dalam model, kemudian variabel dengan nilai signifikannya 0,05 dikeluarkan secara bertahap. Pada uji multivariat dilakukan dalam dua kali uji. Pada uji yang pertama variabel dukungan sarana memiliki nilai signifikan 0,05 maka untuk uji yang kedua variabel dukungan sarana dikeluarkan dari model. Hasil akhir analisis multivariat uji regresi logistik dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini: Tabel 4.20 Hasil Akhir Analisis Multivariat terhadap Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah Variabel β Wald p PR 95 CI Umur 15 Tahun Pengetahuan Kurang Status Gizi Kurang 4,360 2,760 2,843 11,598 6,205 16,150 0,001 0,013 0,0001 78,228 15,802 17,174 6,364 – 961,675 1,801 –138,635 4,291 –68,728 Pada tabel diatas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji regresi logistik dan variabel umur 15 tahun p= 0,001, pengetahuan kurang p= 0,013 dan status gizi kurus p= 0,0001, dengan demikian telah diperoleh nilai p 0,05 untuk ketiga variabel, artinya variabel tersebut tidak dikeluarkan dari model dan merupakan variabel yang berisiko terhadap terjadinya penularan TB paru. Sedangkan variabel penyakit penyerta p= 0,189 dikeluarkan dari model karena diperoleh nilai p 0,05 artinya variabel penyakit penyerta tidak berisiko terhadap terjadinya penularan TB paru. Dari analisis multivariat tersebut ternyata variabel yang berhubungan bermakna dengan risiko terjadinya penularan TB paru adalah faktor umur, pengetahuan dan status gizi. Berdasarkan nilai β yang tertinggi adalah variabel umur 15 tahun yaitu 4,360, ini menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan berisiko terhadap terjadinya penularan TB paru. Besar pengaruh variabel tersebut dapat dilihat dari nilai PR yaitu 78,228 artinya variabel umur 15 tahun mempunyai risiko 78 kali terhadap terjadinya penularan TB paru pada responden. Kemudian variabel status gizi kurus dengan nilai β yaitu 2,843 dan nilai PR 17,174 Universitas Sumatera Utara artinya variabel status gizi kurus mempunyai risiko 17 kali terhadap terjadinya penularan TB paru pada responden serta nilai β yang terendah adalah variabel pengetahuan kurang yaitu 2,760 dengan nilai PR 15,802 artinya variabel pengetahuan kurang mempunyai risiko 15 kali terhadap terjadinya penularan TB paru pada responden.

4.5 Pembahasan