Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan variabel penelitian dikatakan valid, karena nilai hasil pengujian pada Corrected Item
Total Correlation menunjukkan nilai 0,361, demikian juga dengan reliabilitas alat ukur juga dapat dikatakan reliabel, karena diperoleh hasil Alpha Cronbach 0,361.
3.8.2 Sumber data
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner melalui wawancaraanamnesa, pemeriksaan klinis pemeriksaan
gejala klinis dan pemeriksaan jasmani, serta pemeriksaan penunjang terhadap peserta penelitian. Peneliti terlebih dahulu mengajukan izin pengambilan data penelitian
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya peneliti melakukan penelitian ke rumah-rumah responden yang terdapat
kasus TB paru dengan BTA positif di desa- desa puskesmas terpilih dalam wilayah kerja Kabupaten Aceh Timur. Sebelum wawancaraanamnesa dilaksanakan, terlebih
dahulu diminta inform consent secara tulisan dari respondenwalinya, setelah peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Bila responden setuju maka
dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan.
3.9 Cara Kerja
3.9.1 Pemeriksaan pada anggota keluarga
1. Pada subjek populasi dilakukan anamnese pribadi dan anamnesa keluarga bagi yang masih anak-anak. Ini untuk melihat riwayat penyakit dan keadaan subjek
populasi sekarang. 2. Dilakukan pemeriksaan gejala klinis dan pemeriksaan fisik jasmani.
3. Dilakukan pemeriksaan BTA: Pemeriksaan dahak dilakukan di Laboratorium RS. Rehab Medik Aceh Timur
dengan mempergunakan metode Ziehl Neelsen, dimana dahak diambil sesuai metode SPS dan diberi tanda sesuai dengan nama penderita:
Cara pengumpulan dahak dibutuhkan tiga spesimen yang dilakukan dengan prinsip SPS yaitu:
1 Sewaktu:
Universitas Sumatera Utara
Kumpulkan spesimen pertama pada saat peneliti berkunjung ke rumah sampel.
Beri pot dahak pada saat peneliti pulang untuk keperluan pengumpulan dahak pada pagi hari berikutnya.
2 Pagi: Sampel mengumpulkan dahak pada pagi hari kedua segera setelah
bangun tidur 3 Sewaktu:
Pada saat peneliti kembali ke rumah pada pagi hari kedua, kumpulkan spesimen ketiga dan peneliti juga mengambil spesimen pagi dari
sampel tersebut. Tehnik pewarnaan yang dipakai adalah metode Ziehl Neelsen dengan
mempergunakan mikroskop biasa untuk melihat adanya kuman bakteri M.tuberculosis.
Pembacaan hasil pemeriksaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD International Union Against To Lung Diseases Kemenkes RI,
2012: Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopis dengan mengacu kepada Skala
IUATLD International Union Against To Lung Diseases Hasil
Keterangan Negatif
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
+1, +2, ..., +9 tulis jumlah BTA yang
ditemukan Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
pandang
1+ Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang
pandang 2+
Ditemukan 1-10 BTA setiap 1 lapang pandang periksa minimal 50 lapang pandang
3+ Ditemukan ≥10 BTA dalam 1 lapang pandang
periksa minimal 20 lapang pandang
4. Dilakukan foto toraks secara PA untuk melihat adanya lesi TB pada paru pada sampel apabila ada indikasi di RSUD LangsaRSUD Idi Kab. Aceh Timur lihat
alur pemeriksaan sampel.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk multiform.
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif : Bayangan berawannodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus bawah Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral umumnya atau bilateral jarang Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif:
Fibrotik Kalsifikasi
Schwarte atau penebalan pleura Luluh paru destroyed Lung :
Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru
Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis, ektasis multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit
hanya berdasarkan gambaran radiologik tersebut. Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan aktiviti
proses penyakit Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat
dinyatakan sebagai berikut terutama pada kasus BTA negatif : Lesi minimal: bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru
dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus
dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5, serta tidak dijumpai kaviti
Lesi luas: bila proses lebih luas dari lesi minimal PDPI, 2006 5. Untuk sampel anak 15 tahun dilakukan pemeriksaan tes mantoux tes tuberkulin
dengan menggunakan PPD purified protein derivate 0,1 mL. Hasil uji Tes
Universitas Sumatera Utara
mantoux dibaca 48-72 jam setelah penyuntikkan dengan mengukur diameter indurasi melintang dengan cara:
Peneliti menghubungi orang tua sampel anak 15 tahun, setelah diberi penjelasan dan arahan untuk membawa anaknya ke Unit Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Peureulak pada hari yang sudah disepakati. Pada hari yang sudah disepakati orang tua beserta anak 15 tahun berkumpul
Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat Peureulak, setelah peneliti memberi penjelasan dan arahan anak 15 tahun
dipanggil satu persatu secara antrian ke dalam ruangan yang sudah dipersiapkan.
Peneliti memeriksa status imunisasi BCG anak dengan melihat apakah ada tanda scar atau KMS, bila scar tidak dijumpai tetapi tertera dalam KMS,
imunisasi BCG dianggap telah diberikan. Dari 18 responden anak dijumpai 17 orang anak tidak pernah mendapat imunisasi BCG dan 1 orang anak pernah
mendapat imunisasi BCG Kemudian disiapkan 0,1 ml PPD ke dalam disposibel spuit ukuran 1 ml 38
inch 26-27 gauge Dipilih daerah kulit di volarpermukaan belakang lengan bawah. Lengan tidak
boleh dibersihkan dengan alkohol Suntikkan PPD secara intrakutan dengan lubang jarum mengarah ke atas.
Suntikan yang benar akan menghasilkan benjolan pucat, pori-pori tampak jelas seperti kulit jeruk, berdiameter 6-10 mm lihat gambar 3.1
Apabila penyuntikan tidak berhasil terlalu dalam atau cairan terbuang keluar ulangi suntikan pada tempat lain di permukaan volar dengan jarak minimal 4
cm dari suntikan pertama Kemudian dicatat lokasi suntikan. Tidak perlu melingkari benjolan dengan
pulpenspidol karena dapat mengganggu hasil pembacaan Sebelum pulang orang tua sampel diberikan pengarahan oleh peneliti dan
diminta membawa anaknya kembali ke Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Peureulak setelah 2 hari penyuntikan untuk dilakukan penilaian uji tuberkulin
Penilaian uji
tuberkulin dilakukan
dengan mengukur
diameter dari pembengkakan indurasi yang terjadi
bukan eritem dengan cara palpasi.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian diukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan dan dicatat hasil pengukuran dalam mm lihat gambar 3.2
Hasil tes mantoux + apabila diameter indurasi ≥ 10 mm dan – apabila 0-
4 mm. Indurasi 5-9 mm hasil meragukan dan harus diulang 2 minggu kemudian, untuk menghindari efek booster. Anak di bawah umur 5 tahun
diimunisasi BCG hasil tes m antoux + apabila diameter indurasi ≥ 15 mm
dan jika tidak diimunisasi BCG hasil tes mantoux + apabila diameter indurasi ≥ 10 mm Rahajoe, 2005 dalam Siregar 2008.
Hasil tes mantoux dinyatakan positif apabila diameter indurasi 10 mm. Kemungkinan yang perlu dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut:
Terinfeksi TB secara alamiah Infeksi TB mencakup infeksi TB laten, sakit TB aktif, atau pasca terapi TB
Pernah mendapat imunisasi BCG pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun
Pada pasien usia kurang dari 5 tahun dengan riwayat vaksinasi BCG kecurigaan ke arah infeksi alamiah TB bila hasil uji mantoux 15 mm.
Infeksi mikobakterium atipik Berdasarkan Unit Kerja Koordinasi Respirologi PP IDAI pedoman diagnosis
TB anak yaitu: gejala atau tanda klinis TB yang dijumpai pada anak dilakukan pembobotan dengan sistem skor scoring system. Pasien dengan jumlah skor
yang lebih atau sama dengan 6 6, harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT obat anti tuberkulosis. Bila skor kurang dari 6 tetapi secara
klinis kecurigaan
ke arah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi rujuk ke Rumah Sakit Depkes RI, 2008.
Gambar 3.1 Cara Penyuntikan Tes Tuberkulin
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Cara Pembacaan Tes Tuberkulin
6. Dari hasil di atas akan disimpulkan berapa banyak penularan yang terjadi pada anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif
untuk lebih jelasnya lihat alur pemeriksaan sampel. 7. Tidak dilakukan pemeriksaan untuk TB ekstra paru pada penelitian ini.
3.9.2 Pengisian kuesioner yang sudah disiapkan