BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
Tuberkulosis itu biasanya disingkat menjadi TB adalah penyakit menular disebabkan oleh kuman tuberkulosis Mycobacterium tuberculosis umumnya
menyerang paru, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan organ tubuh
lainnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia, 2010. TB sangat berbahaya karena bisa menyebabkan seseorang meninggal dan
sangat mudah ditularkan kepada siapa saja dimana 1 orang pasien TB dengan BTA positif bisa menularkan kepada 10-15 orang disekitarnya setiap tahun PPTI, 2010.
2.1.1 Penyebab
Penyakit TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 0,6 mm dan panjang 1 4 mm. Dinding M.tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari
lapisan lemak cukup tinggi 60. Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks complex-waxes, trehalosa dimikolat yang disebut cord
factor dan mycobacterial sulfolipid yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang C60 C90 yang dihubungkan dengan
arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. Struktur apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna dinding sel yang
kompleks tersebut menyebabkan M.tuberculosis bersifat tahan asam yaitu tersebut dengan larutan asam-alkohol Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2002.
Suhu optimal untuk tumbuh pada 37°C dan pH 6,4-7,0 jika dipanaskan pada suhu 60°C akan mati dalam waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan terhadap
sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet. Disamping itu organisme ini agak resisten terhadap bahan-bahan kimia dan tahan pengeringan, sehingga memungkinkan untuk
Universitas Sumatera Utara
tetap hidup dalam periode yang panjang didalam ruangan-ruangan, selimut dan kain yang ada di kamar tidur Putra, 2010.
2.1.2 Cara Penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak droplet
nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut Depkes RI, 2008. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien
TB paru dengan BTA positif memberi kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan
dengan Annual Risk Of Tuberculosis Infection ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1, berarti 10 sepuluh orang
diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1
–3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif Depkes RI, 2008.
Risiko menjadi sakit TB hanya sekitar 10 yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Dengan ARTI 1, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi
1000 terinfeksi TB dan 10 diantaranya 100 orang akan menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif Depkes RI, 2008.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIVAIDS Human
Immunodeficiency VirusAcquired Immune Deficiency Syndrome dan malnutrisi gizi buruk. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi terinfeksi TB menjadi
sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler
Universitas Sumatera Utara
cellular immunity, sehingga jika terjadi infeksi penyerta oportunistic, seperti tuberkulosis, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB
di masyarakat akan meningkat pula Depkes RI, 2008. Faktor risiko kejadian TB, secara ringkas digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Faktor Risiko Kejadian TB
INFEKSI TERPAJAN
TB
MATI
SEMBUH
Risiko menjadi TB bila dengan HIV:
• 5-10 setiap tahun • 30 lifetime
Jumlah kasus TB BTA+ Faktor lingkungan :
Ventilasi Kepadatan
Dalam ruangan Faktor Perilaku
HIV+
Malnutrisi Penyakit DM,
immuno-supresan
10
Keterlambatan diagnosis dan pengobatan
Tatalaksana tak memadai Kondisi kesehatan
Konsentrasi Kuman Lama kontak
transmisi
Riwayat alamiah pasien TB yang tidak diobati setelah 5 tahun, pasien akan 50 meninggal, 25 akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi dan
25 menjadi kasus kronis yang tetap menular Depkes RI, 2008.
2.1.3 Tatalaksana Pasien TB