Analisa Bakteri Coliform Dan Identifikasi Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Jalan Dr Mansur Medan Tahun 2013

(1)

ANALISA BAKTERI COLIFORM DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA SOP BUAH YANG DIJUAL DI JALAN DR MANSUR

MEDAN TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

VIMALAN PARTHIPAN 100100314

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ANALISA BAKTERI COLIFORM DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA SOP BUAH YANG DIJUAL DI JALAN DR MANSUR

MEDAN TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

VIMALAN PARTHIPAN 100100314

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Analisa Bakteri Coliform Dan Identifikasi Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Jalan Dr Mansur Medan Tahun 2013.

Nama : Vimalan Parthipan

NIM : 100100314

Pembimbing

... (dr. Gerben F Hutabarat, DTM&H, Msc, SpMK)

Penguji I Penguji II

... ... (dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) (dr. Mahrani Lubis, M.Ked(Ped), SpA)

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

... (Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.Pd-KGEH)


(4)

ABSTRAK

Di sekitar Jalan dr Mansur, Medan terdapat cukup banyak penjual sop buah yang menggunakan gerobak lengkap dengan mesin khusus bagi persediaannya. Dengan banyak faktor-faktor bakteri untuk hidup dan berkembang biak pada sop buah tersebut, bukan tidak mungkin sop buah tersebut telah tercemar bakteri Coliform. Bakteri Coliform termasuk

Escherichia coli merupakan indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap makanan dan minuman.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji bakteriologis pada sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar Jalan dr Mansur, Medan.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Kelima belas sampel diambil dari tiap penjual sop buah di sekitar Jalan dr Mansur, Medan kemudian diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan uji Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah koloni bakteri Coliform terdiri dari uji pendugaan dengan media Lactose Broth (LB), dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media Brilliant Green Lactose Broth

(BGLB) 2%. Untuk melihat ada tidaknya Escherichia coli dilanjutkan uji pelengkap dengan menggunakan media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap lima belas sampel sop buah didapatkan sembilan sampel sop buah (60%) memiliki jumlah koloni bakteri Coliform dengan indeks

Most Probable Number (MPN) lebih dari 0 per 100 ml sampel. Enam sampel lainnya (40%) tidak terdapat bakteri Coliform dengan indeks MPN 0 per 100 ml sampel. Dari sembilan sampel sop buah tersebut, dua sampel positif didapatkan Escherichia coli pada media agar EMB.

Dapat disimpulkan bahwa sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar Jalan dr Mansur, Medan mengandung bakteri Coliform khususnya Escherichia coli dan sop buah ini tidak memenuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis.


(5)

ABSTRACT

Around Jalan dr Mansur, Medan there are quite a lot of sop buah vendors that uses carts equipped with a special machine. With many factors and opportunities for the bacteria to live and breed in the sop buah, there are responsibilities that it may become contaminated with coliform bacteria. Coliform bacteria are including Escherichia coli which is the indicators of contamination and it is not good conditions for food and beverages.

This study aims to determine the number of colonies of Coliform bacteria and the presence of Escherichia coli in sop buah sold by vendors around Jalan dr Mansur, Medan and then examinated at the Laboratory of Microbiology at the Faculty of Medicine University of North Sumatera. This study uses the test of Most Probable Number (MPN) to calculate the number of colonies of Coliform bacteria. This consists of presumptive test with Lactose Broth (LB) media, followed by a confirmative test with Brilian Green Lactose (BGLB) 2% media. The presence or absence of Escherichia coli was then viewed by a completed test using Eosin Methyl Blue (EMB) media.

From the results carried out on fifteen samples of sop buah obtained, nine samples (60%) had a colony count of Coliform bacteria with MPN index greater than 0 per 100 ml sample. Six other samples (40%) contained no coliform bacteria with index 0 per 100 ml sample. From the nine samples of sop buah, there is two positive samples obtained Escherichia coli on EMB media.

It is concluded that sop buah sold by vendors in the area Jalan dr Mansur, Medan contained Coliform bacteria, especially Escherichia coli and does not fulfill the bacteriological requirements for healthy drinking water to be considered healthy.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya kepada kita semua karena dengan rahmat dan kurnia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Analisa Bakteri Coliform Dan Identifikasi Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Jalan dr Mansur Medan Tahun 2103”. Karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam pelaksanaan penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tinginya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Gerben F.Hutabarat, DTM&H, MSc SpMK, selaku dosen pembimbing penulis. Beliau telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang telah diberikan untuk membimbing penulis.

3. dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes dan dr. Mahrani Lubis, M.Ked(ped), SpA serta dr. Lambok Siahaan, MKT sebagai dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan. 5. Seluruh analis serta pegawai Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Univeritas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, En. S. Parthipan dan Pn. R. Velamah serta saudara-saudara saya atas doa, semangat, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.


(7)

menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

Untuk seluruh bantuan baik moral atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari semua pihak agar penulis dapat menjadi lebih baik kelak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Desember 2013

Penulis,

... Vimalan Parthipan

100100314

                 


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Analisa... 4

2.2 Identifikasi... 4

2.3 Bakteri... 4

2.3.1 Definisi Bakteri... 4

2.3.2 Struktur Bakteri... . 5

2.3.3 Ciri-ciri Bakteri... 6

2.4 Coliform... 7

2.4.1 Definisi Coliform... 7

2.4.2 Klasifikasi Coliform... 8


(9)

2.5.1 Definisi Escherichia Coli... 9

2.5.2 Ciri-ciri Escherichia Coli... 9

2.5.3 Klasifikasi Escherichia Coli... 11

2.5.3.1 Entero Toxigenic Escherichia Coli (ETEC)... 12

2.5.3.2 Entero Invasif Escherichia Coli (EIEC)... 12

2.5.3.3 Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC)... 12

2.5.3.4 Entero Haemorrhagic Escherichia Coli (EHEC)... 13

2.5.4 Patofisiologi... 13

2.5.4.1 Meningitis Bakteri Akut... 13

2.5.4.2 Pneumonia... 14

2.5.4.3 Infeksi Intra Abdomen... 14

2.5.4.4 Infeksi Usus... 15

2.5.4.5 Infeksi Saluran Kemih... 15

2.5.5 Pengobatan dan Pencegahan... 16

2.6 Sop Buah... 18

2.6.1 Es Batu... 18

2.6.2 Sumber Bahan Baku Es... 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 19

3.1 Kerangka Konsep... 19

3.2 Definisi Operasional... 19

3.3 Variabel Operasional... 20

3.3.1 Variabel Sampel... 20

3.3.2 Variabel Bakteri Coliform... 21

3.3.3 Variabel Escherichia Coli... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN... 23

4.1 Jenis Penelitian... 23

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 23


(10)

4.3.1 Populasi... 23

4.3.2 Sampel... 23

4.4 Metode Pengumpulan Data... 23

4.5 Teknik Pengumpulan Data... 24

4.5.1 Peralatan dan Bahan... 24

4.5.2 Cara Pengambilan Sampel... 25

4.5.3 Cara Pelaksanaan Pemeriksaan... 25

4.6 Pengolahan dan Analisis Data... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 29

5.1 Hasil Penelitian... 29

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 29

5.1.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Sop Buah... 30

5.1.2.1 Jumlah Koloni Bakteri Coliform... 30

5.1.2.2 Identifikasi Escherichia Coli... 32

5.2 Pembahasan... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 36

6.1 Kesimpulan... 36

6.2 Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 38

LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Famili, Genera dan Species Beberapa Coliform Umum... . 8

Tabel 2.2 Distribusi Bakteri Coliform Total Dalam Tinja Manusia dan Hewan... . 8

Tabel 2.3 Pensyaratan Kualitas Air Secara Mikrobiologis... 9

Tabel 2.4 Klasifikasi Keempat Galur Escherichia Coli... 11

Tabel 4.1 Tabel MPN 511 Menurut Formula Thomas... 28

Tabel 5.1 Hasil Hitung Indeks MPN Terhadap Bakteri Coliform... 30


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Menunjukan Struktur Bakteri... 5

Gambar 2.2 Menunjukan Escherichia Coli... 10

Gambar 2.3 Menunjukan Abses Hati yang Disebabkan oleh Escherichia Coli... 14

Gambar 2.4 Menunjukan Pyelonephritis Kanan yang Disebabkan oleh Escherichia Coli.. 16

Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 19

Gambar 5.1 Menunjukan sampel sebelum memulakan penelitian... 31

Gambar 5.2 Menunjukan Uji Pendugaan Menggunakan Media LB... 31

Gambar 5.3 Menunjukan Uji Penegasan Menggunakan Media BGLB 2%... 31

Gambar 5.4 Menunjukan Uji Pelengkap Menggunakan Media EMB... 33

Gambar 5.5 Menunjukan Hasil dari Uji Pelengkap…... 33

Gambar 5.6 Menunjukan Hasil Hitung Indeks MPN... 34

Gambar 5.7 Menunjukan Hasil pada Media Agar EMB... 34  

                         


(13)

ABSTRAK

Di sekitar Jalan dr Mansur, Medan terdapat cukup banyak penjual sop buah yang menggunakan gerobak lengkap dengan mesin khusus bagi persediaannya. Dengan banyak faktor-faktor bakteri untuk hidup dan berkembang biak pada sop buah tersebut, bukan tidak mungkin sop buah tersebut telah tercemar bakteri Coliform. Bakteri Coliform termasuk

Escherichia coli merupakan indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap makanan dan minuman.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji bakteriologis pada sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar Jalan dr Mansur, Medan.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Kelima belas sampel diambil dari tiap penjual sop buah di sekitar Jalan dr Mansur, Medan kemudian diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan uji Most Probable Number (MPN) untuk menghitung jumlah koloni bakteri Coliform terdiri dari uji pendugaan dengan media Lactose Broth (LB), dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media Brilliant Green Lactose Broth

(BGLB) 2%. Untuk melihat ada tidaknya Escherichia coli dilanjutkan uji pelengkap dengan menggunakan media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap lima belas sampel sop buah didapatkan sembilan sampel sop buah (60%) memiliki jumlah koloni bakteri Coliform dengan indeks

Most Probable Number (MPN) lebih dari 0 per 100 ml sampel. Enam sampel lainnya (40%) tidak terdapat bakteri Coliform dengan indeks MPN 0 per 100 ml sampel. Dari sembilan sampel sop buah tersebut, dua sampel positif didapatkan Escherichia coli pada media agar EMB.

Dapat disimpulkan bahwa sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar Jalan dr Mansur, Medan mengandung bakteri Coliform khususnya Escherichia coli dan sop buah ini tidak memenuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis.


(14)

ABSTRACT

Around Jalan dr Mansur, Medan there are quite a lot of sop buah vendors that uses carts equipped with a special machine. With many factors and opportunities for the bacteria to live and breed in the sop buah, there are responsibilities that it may become contaminated with coliform bacteria. Coliform bacteria are including Escherichia coli which is the indicators of contamination and it is not good conditions for food and beverages.

This study aims to determine the number of colonies of Coliform bacteria and the presence of Escherichia coli in sop buah sold by vendors around Jalan dr Mansur, Medan and then examinated at the Laboratory of Microbiology at the Faculty of Medicine University of North Sumatera. This study uses the test of Most Probable Number (MPN) to calculate the number of colonies of Coliform bacteria. This consists of presumptive test with Lactose Broth (LB) media, followed by a confirmative test with Brilian Green Lactose (BGLB) 2% media. The presence or absence of Escherichia coli was then viewed by a completed test using Eosin Methyl Blue (EMB) media.

From the results carried out on fifteen samples of sop buah obtained, nine samples (60%) had a colony count of Coliform bacteria with MPN index greater than 0 per 100 ml sample. Six other samples (40%) contained no coliform bacteria with index 0 per 100 ml sample. From the nine samples of sop buah, there is two positive samples obtained Escherichia coli on EMB media.

It is concluded that sop buah sold by vendors in the area Jalan dr Mansur, Medan contained Coliform bacteria, especially Escherichia coli and does not fulfill the bacteriological requirements for healthy drinking water to be considered healthy.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Makanan diperlukan manusia untuk keberlangsungan hidup. Masalah makanan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting, selain papan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Konsumsi makanan yang mengandungi cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Pada usia remaja perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan dan status gizi, mengingat remaja merupakan calon orang tua, generasi penerus dan sebagai sumber daya pembangunan yang potensial (Almatsier, 2002).

Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek kelezatan (cita rasa dan flavor), kandungan zat gizi dalam makanan, dan aspek kesehatan masyarakat. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tidak aman untuk dikonsumsi. Hal ini, dapat disebabkan karena makanan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit (Tambunan, 2011).

Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima menurut Food and Agriculture Organization (FAO), didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Salah satu jenis makanan yang beredar di masyarakat adalah sop buah. Sop buah merupakan jenis makanan jajanan yang sangat digemari di masyarakat khususnya warga Medan. Harga yang relatif murah dan keberadaanya yang mudah membuat banyak orang tertarik mengkonsumsinya. Pada umumnya pedagang sop buah menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan raya, pasar tradisional, dan juga sekolah-sekolah. Tempat jualan yang tidak terkoordinasi dan tidak menetap menyebabkan dagangan yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan.

Keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air atau makanan bisa menjadi suatu indikasi terjadinya kontaminasi tinja. Keberadaan Escherichia coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit


(16)

(pathogen) pada makanan. Escherichia coli atau biasa disingkat E.coli, adalah salah satu jenis spesies bakteri gram negatif. Sejak tahun 1940, di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain Escherichia coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan (Tambunan, 2011).

Berdasarkan penelitian Hanum (2008) diketahui bahwa kandungan Escherichia coli

dalam minuman jagung di Kecamatan Medan Area, Kota Medan tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis air minum. Sebab dari 10 sampel yang diuji, 3 sampel mengandungi

Escherichia coli dalam minuman jagung.

Dari penelitian lain yang dilakukan oleh Purnamasari (2009) diketahui bahwa kandungan Escherichia coli dalam es krim yang telah dijajakan selama 7 jam di Kecamatan Medan Petisah tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis air minum karena dari 8 sampel, semuanya mengandung Escherichia coli sebanyak 2,2 per 100ml sampel hingga 96 per 100ml sampel.

Nurtilawati (2012) meneliti air tebu yang dijual disekitar Jalan A.H.Nasution (Asrama Haji) Medan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa dari 10 sampel air tebu yang diperiksa menunjukkan 1 sampel air tebu mengandungi bakteri Escherichia coli.

Di Kota Medan, khususnya disekitar Jalan dr. Mansyur sering dijumpai pedagang yang menjual makanan dan minuman, salah satunya adalah pedagang sop buah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peniliti, ternyata para pedagang sop buah di sekitar Jalan dr. Mansyur ditemukan sebagian menggunakan air sumur untuk keperluan membuat sop buah dan mencuci peralatan makan. Mengingat air sumur yang tidak bersih sehingga rentan terkena pencemaran lingkungan yang berasal dari tanah yang tercemar oleh sampah dan pembuangan tinja manusia dan hewan yang berdekatan dengan sumber air, sehingga air tercemar bisa mengandung bakteri patogen, salah satunya adalah bakteri Escherichia coli. Dengan kondisi yang begitu dekat dengan jalan lintas, sop buah tersebut bisa tercemar. Dengan kondisi yang demikian kemungkinan besar sop buah bisa terkontaminasi. Kontaminasi dapat juga terjadi pada semua tahap proses produksi yang dilalui, baik pada proses pengolahan hingga penyajian ke tangan konsumen.

Berdasarkan hal di atas, penulis ingin melakukan uji Most Probable Number (MPN) bakteri Coliform dengan mengetahui jumlah koloni bakteri Coliform dan apakah terkandung

Escherichia coli pada sop buah yang di jual oleh pedagang kaki lima di Jalan dr. Mansyur, Medan.


(17)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan untuk mengetahui berapakah jumlah koloni bakteri Coliform pada sop buah yang dijual oleh pedagang di Jalan dr. Mansyur, Medan pada tahun 2013 dan apakah sop buah tersebut mengandung Escherichia coli.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk melakukan uji bakteriologis pada sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di Jalan dr. Mansyur, Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah koloni bakteri Coliform yang terdapat dalam sop buah dengan menggunakan uji Most Probable Number (MPN).

2. Keberadaan Escherichia coli dalam sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di Jalan dr. Mansyur, Medan pada tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Sebagai bahan masukan untuk para pedagang sop buah dan masyarakat tentang pentingnya kebersihan khususnya dalam proses produksi dan proses pengolahan. 2. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang uji bakteriologis

khususnya jumlah bakteri Coliform dan keberadaan Escherichia coli pada sop buah. 3. Memberikan bahan masukan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata analisa di artikan sebagai, penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Juga diartikan sebagai, penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Akhir sekali juga diartikan sebagai, penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa analisa merupakan kegiatan penyelidikan sesuatu yang dilakukan seseorang atau sesuatu mikroorganisme.

2.2. Identifikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identifikasi adalah tanda diri atau bukti diri. Juga diartikan sebagai penentu atau penetapan identitas seseorang atau benda.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah penentuan identitas seseorang atau benda pada suatu saat tertentu.

2.3. Bakteri

2.3.1. Definisi Bakteri

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler (Yulika, 2009).


(19)

2.3.2.      Struktur B Gambar 2.1 Sumber: htt

Inti/nukleu terdapat ben Sitoplasma untuk transp Membran bahan maka mesosom y

Dinding se

osmotik, pe bakteri Gra yang tidak s

Kapsul: Di di sekeliling

Bakteri

1. Menunjuk tp://commo

us: Badan i nang DNA y

a: Tidak me port electron

Sitoplasma

anan, tempa yang berpera

el: Terdiri embelahan s am-negatif,

spesifik, yai isintesis dar g sel, sehing

kan struktur ns.wikimedia

inti tidak m yang panjan empunyai m n bekerja di

a: Terdiri da at transport an dalam pem

dari lapisa sel, biosinte salah satu itu lipopolis ri polimer e gga bakteri l

r bakteri. a.org/wiki/F mempunyai ngnya kira-k mitokondria i membrane ari fosfolipi electron, bi mbelahan se an peptidog esis, determi lapisan din sakarida yan ekstrasel yan lebih tahan ile:Average_ dinding int kira 1mm. a atau kloro

sel.

id dan prote iosintesis D el.

glikan, berfu inan dari an nding sel me

ng bersifat to ng berkond terhadap efe _prokaryote_ i/membrane plast sehing ein. Berfung DNA, dan ke

ungsi untuk ntigen permu

empunyai a oksik.

ensasi dan m ek fagositos

_cell‐_en.svg

e inti. Di d

gga enzim

gsi sebagai t emotaktik. T k menjaga mukaan bakte aktivitas end membentuk sis. g  alamnya – enzim transport Terdapat tekanan eri. Pada dotoksin k lapisan


(20)

Flagel: Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein berukuran 12-30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein dari flagel disebut flagelin.

Pili/fimbriae: Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh hospes dan konjugasi 2 bakteri.

Endospora: Beberapa genus dapat membentuk endospora. Bakteri-bakteri ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium sekitar kekurangan nutrisi. Spora bersifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik, spora dapat kembali melakukan germinasi dan memproduksi sel vegetatif (Yulika, 2009). .

2.3.3. Ciri-ciri Bakteri

a) Uniselular (bersel tunggal), prokariotik (tidak mempunyai membran inti atau membran).

b) Ukuranya sangat kecil, lebar 0,5–1,0 milimikron dan panjang 1,0–6,0 milimikron, tetapi ada bakteri yang berukuran 100 mikron.

c) Hidupnya ada yang soliter (secara sendiri-sendiri) dan ada yang koloni (berkelompok), ada yang bersimbiosis, parasit, dan saprofitik.

d) Pada umumnya tidak mempunyai kloroplas, kecuali bakterioklorofil dan bakteriopurpurin.

e) Berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan binner dan generatif (paraseksual) dengan konjugasi, transformasi dan transduksi.

f) Hidupnya kosmopolit, artinya bakteri dapat hidup dan ditemukan dimana saja. Akan tetapi, dalam kondisi ekstrim bakteri akan membentuk endospora. Pembentukkan endospora diawali dengan sel mulai mereplikasikan DNAnya dan satu salinan DNAnya dikelilingi oleh dinding sel yang tebal dan kuat. Selanjutnya, dinding sebelah luar hancur, tetapi endospora tetap bertahan hidup melewati segala jenis trauma yang meliputi kekurangan makanan dan air, panas atau dingin ekstrim, dan sebagian besar racun. Jika linkungan sudah berubah menjadi normal kembali endospora akan mengalami hidrasi dan hidup kembali secara vegetatif untuk membentuk koloni (Susilowarno et al, 2002).


(21)

2.4. Coliform

2.4.1. Definisi Coliform

Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator sanitasi air dan produk bahan makanan seperti daging, susu, telur dan bahan makanan olahan lainya. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Gangguan yang ditimbulkan pada manusia adalah mual, nyeri perut, muntah, diare, tinja darah, demam tinggi bahkan pada beberapa kasus bisa kejang dan kekurangan cairan atau dehidrasi.

Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a) Bakteri Coliform golongan fekal, misalnya Escherichia coli.

b) Bakteri Coliform golongan non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan sedangkan

Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Rhiyan, 2012).

Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di dalam air telah dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan kelompok bakteri Coliform dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat kualitas air. Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform

berbahaya yang ditemukan dalam tinja manusia dan hewan. Selain Escheriachia coli, bakteri patogen juga terdapat dalam tinja. Keberadaan Escherichia coli di perairan secara berlimpah menggambarkan bahwa perairan tersebut tercemar oleh tinja manusia atau hewan, yang mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen. Penentuan bakteri Coliform sebagai indikator adanya pencemaran tinja pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1914 (Effendi, 2003).


(22)

2.4.2. Klasifikasi Coliform

Tabel 2.1. Famili, Genera dan Species Beberapa Coliform Umum

Famili Genera Species

Enterobacteriaceae Escherichia Escherichia coli

(E.coli)

Klebsiella Klebsiella pneumonia

(K.pneumonia)

Enterobacter Enterobacter aerogenus

(E.aerogenus)

Citobacter Citobacter freundii

(C.freundii)

Sumber: National Health and Medical Research Council, Australian Government. 

Tabel 2.2. Distribusi Bakteri Coliform Total Dalam Tinja Manusia dan Hewan

Jenis sampel % 0f Total Coliform

E.coli Klebsiella spp. Enterobacteri Citrobacter spp. Tinja Manusia 96.8

94.1

1.5 1.7 5.9

Tinja Hewan 94

92.6

2 4 7.4


(23)

Tabel 2.3. Pensyaratan Kualitas Air Secara Mikrobiologis

Parameter Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan A) Air minum

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0

B) Air yang masuk system distribusi

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0 Total bakteri Coliform Jumlah per 100ml sampel 0

C) Air pada system distribusi

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100ml sampel 0 Total bakteri Coliform Jumlah per 100ml sampel 0 Sumber: Kusnaedi, 2010.

2.5. Escherichia Coli

2.5.1. Definisi Escherichia coli

Lebih dari 100 tahun yang lalu, ilmuwan menemukan bahwa tinja manusia mengandungi bakteri yang jika hadir dalam air, menunjukkan bahwa air tidak aman untuk diminum. Theodor Escherich pada tahun 1885 mengamati 2 jenis organisme hadir dalam tinja, salah satunya ia menamai bacterium coli (yang sekarang disebut Escherichia coli) dan konsep bahwa kehadiran bacterium coli dalam air menyiratkan pencemaran air siap diadopsi.

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong dalam bakteri Coliform dan hidup secara normal di dalam tinja manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga Coliform

fekal. Bakteri Coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut Coliform non fekal. Escherichia coli adalah bakteri bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora (National Health and Medical Research Council, 2003).

2.5.2. Ciri-ciri Escherichia coli

Bakteri berbentuk batang kecil (coccobacil, gram negatif, ukuran 0,4-0,7 μm x 1.4

μm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul). Escherichia coli

merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang menghasilkan indol positif dan tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).


(24)

bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari lipopolisakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif. Seterusnya adalah Antigen H (flagel) yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada suhu 100oC. Akhirnya Antigen K (kapsul), antigen ini terdapat pada permukaan luar bakteri, terdiri dari lipopolisakarida dan bersifat tidak tahan panas (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

Pada Escherichia coli paling tidak terdapat dua tipe fimbria yaitu tipe manosa sensitif (pili) dan tipe manosa resisten (CFAs I dan II). Kedua tipe fimbria ini penting sebagai kolonisasi faktor, yaitu untuk perlekatan sel bakteri pada sel atau jaringan tuan rumah. Misalnya, antigen CFAs I dan II melekatkan Entero phatogenic Escherichia coli (EPEC) pada sel epitel usus hewan (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

Pada Escherichia coli terdapat 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi dari

Escherichia coli yaitu toksin LT (termolabil) dan toksin ST (termostabil). Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. Toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase yang terdapat di dalam sel epitel mukosa usus halus dan berakhir dengan diare. Toksin LT adalah asam amino, mempunyai satu atau lebih sulfida, yang penting untuk mengatur stabilitas pH dan suhu. Toksin ST bekerja dengan cara mengaktivasi enzim guanilat siklase menghasilkan siklik guanosin monofosfat, menyebabkan gangguan penyerapan klorida dan natrium, selain itu toksin ST menurunkan motilitas usus halus (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012).

Gambar 2.2. Menunjukan Escherichia coli. Sumber: www.niaid.nih.gov


(25)

2.5.3. Klasifikasi Escherichia coli

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria Ordo : Eubacteriales

Family : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

Tabel 2.4. Klasifikasi Keempat Galur Escherichia coli

Galur Tempat Infeksi Penyakit Mekanisme

Patogen Entero Toksigenic

Escherichia coli

(ETEC)

Usus Kecil Traveller’s diarrehea, tinja berair, kram perut, mual, subfebris Enterotoksin LT dan ST Entero Invasif Escherichia coli (EIEC)

Usus Besar Shigella-like diarrehea, Tinja berair-berdarah-berlendir, kram perut, dan demam. Invasi dan destruksi jaringan sel epitel Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC)

Usus kecil Diare infantile, mirip salmonellosis dengan demam, mual dan muntah Perlengketan dan perusakan sel epitel Entero Haemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

Usus besar Kolitis hemoragik, nyeri perut hebat, diare berair dilanjutkan dengan pengeluaran banyak darah

Verotoksin (sitotoksin SLT I dan II)


(26)

2.5.3.1. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC)

Golongan pertama disebut Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC) adalah nama yang diberikan kepada sekelompok Escherichia coli yang menghasilkan racun khusus yang merangsang lapisan usus untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan, sehingga menghasilkan diare. ETEC pertama kali diakui sebagai penyebab penyakit diare manusia pada tahun 1960. Ini telah muncul sebagai bakteri penyebab utama diare di negara berkembang. Setiap tahun, sekitar 210 juta kasus dan 380.000 kematian terjadi, terutama pada anak-anak, menurut

Center for Disease Control (CDC), ETEC merupakan penyebab paling umum dari traveller’s diarrehea dan anak-anak di negara maju, seperti Amerika Serikat.

Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare berair dan kram perut. Strain bakteri ini mengeluarkan toksin LT dan ST. Faktor-faktor permukaan untuk perlekatan sel bakteri pada mukosa sel usus penting di dalam patogenesis diare, karena bakteri harus melekat pada sel epitel mukosa usus sebelum bakteri mengeluarkan toksin. Demam, mual tanpa muntah, mengigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot dan kembung juga dapat terjadi tetapi kurang umum. Penyakit berkembang 1-3 hari setelah terkena dan biasanya berlangsung 3-4 hari. Beberapa infeksi mungkin memakan waktu 1 minggu atau lebih untuk menyelesaikan. Gejala jarang berlangsung lebih dari 3 minggu. Kebanyakan pasien sembuh dengan langkah-langkah dukungan dan tidak memerlukan rawat inap atau antibiotik.

2.5.3.2. Entero Invasif Escherichia coli (EIEC)

Menurut CDC, golongan kedua disebut Entero Invasif Escherichia coli (EIEC), dimana sel-sel Escherichia coli mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis (radang usus besar) atau gejala seperti disentri. Bakteri menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain EIEC adalah tinja mengandung darah, mukosa dan nanah. Waktu inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah.

2.5.3.3. Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC)

Menurut CDC, golongan ketiga disebut Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC) merupakan bakteri penyebab diare persisten yang dapat berlangsung 2 minggu atau lebih. Menyebar ke manusia melalui kontak dengan air yang terkontaminasi atau hewan yang terinfeksi dan umum di negara-negara berkembang. Di negara-negara industri, frekuensi organisme ini mengalami penurunan, tetapi mereka terus menjadi penyebab penting diare.


(27)

2.5.3.4. Entero Haemorrhagic Escherichia Coli (EHEC)

Menurut World Health Organization (WHO), golongan keempat disebut Entero Haemorrhagic Escherichia coli (EHEC) merupakan bakteri yang dapat menyebabkan diare berdarah. Sumber utama adalah produk mentah atau daging sapi kurang matang, susu mentah dan kontaminasi tinja dalam sayuran. Dalam kebanyakan kasus, gejala penyakit yang disebabkan oleh EHEC termasuk kram perut dan diare yang mungkin dalam beberapa kasus berkembang menjadi diare berdarah. Demam dan muntah juga dapat terjadi. Masa inkubasi dapat berkisar dari 3-8 hari, dengan rata-rata 3-4 hari. Kebanyakan pasien sembuh dalam waktu 10 hari, tetapi pada sebagian kecil pasien (terutama anak-anak muda dan orang tua), infeksi dapat menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa, seperti sindroma uremik hemolitik (SUH), SUH ditandai dengan gagal ginjal, anemia hemolitik akut dan trombositopenia. EHEC adalah peka terhadap panas. Dalam menyiapkan makanan di rumah, pastikan untuk mengikuti praktek-praktek kebersihan makanan dasar seperti memasak secara menyeluruh sampai semua bagian mencapai suhu 70oC atau lebih tinggi.

2.5.4. Patofisiologi

2.5.4.1. Meningitis Bakteri Akut

Sebagian besar kasus meningitis neonatal disebabkan oleh Escherichia coli dan kelompok B infeksi streptokokus (28,5% dan 34,1% secara keseluruhan masing-masing). Ibu hamil berada pada risiko yang lebih tinggi kolonisasi dengan K1 regangan antigen kapsuler

Escherichia coli. Strain ini juga sering dijumpai pada sepsis neonatorum, yang membawa tingkat mortalitas sebesar 8%, sebagian besar korban memiliki kelainan neurologis atau perkembangan berikutnya. Berat badan lahir rendah dan cairan cerebrospinal positif, hasil kultur meramalkan hasil yang buruk. Pada orang dewasa meningitis yang disebabkan oleh

Escherichia coli jarang tetapi mungkin terjadi trauma bedah saraf yang akan dilakukan atau

Strongyloides hyperinfection rumit melibatkan sistem saraf pusat (Madappa, 2012).

2.5.4.2. Pneumonia

Infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh Escherichia coli jarang terjadi, hampir selalu dikaitkan dengan infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Escherichia coli

(tidak ada faktor virulensi telah terlibat). Pneumonia yang disebabkan oleh Escherichia coli

mungkin juga hasil dari microaspirasi sekresi saluran napas bagian atas yang sebelumnya telah dijajah dengan organisme ini pada pasien yang sakit parah, oleh karena itu merupakan penyebab pneumonia nosokomial. Namun, mungkin juga diperoleh pada pasien yang telah


(28)

mendasari penyakit seperti diabetes mellitus, alkoholisme, penyakit paru obstruktif kronik, dan infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Escherichia coli. Pneumonia yang disebabkan oleh Escherichia coli biasanya bermanifestasi sebagai bronkopneumonia dari lobus lebih rendah dan mungkin rumit oleh empiema. Escherichia coli bakteremia mendahului pneumonia dan biasanya karena focus lain infeksi Escherichia coli pada saluran kemih atau saluran gastrointestinal (Madappa, 2012).

2.5.4.3. Infeksi Intra Abdomen

Infeksi intra abdomen yang disebabkan oleh Escherichia coli seringkali hasil dari viskus berlubang (misalnya, appendix, divertikulum) atau mungkin berhubungan dengan abses intra abdominal, cholecystitis dan acute cholangitis. Pasien dengan diabetes mellitus

juga berisiko tinggi terkena pylephlebitis dan abses hati. Abses hati yang disebabkan oleh

Escherichia coli terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.3. Menunjukan abses hati yang disebabkan oleh Escherichia coli. Sumber: http://emedicine.medscape.com 

Abses intra abdomen biasanya polimikrobial dan dapat disebabkan oleh trauma perforasi saluran pencernaan atau setelah anastomosis terganggu dengan tumpahan isi usus dan selanjutnya peritonitis. Mereka dapat diamati pada periode pasca operasi setelah anastomosis terganggu. Abses sering polimikrobial, dan Escherichia coli adalah salah satu basil gram negatif yang diamati bersama dengan bakteri anaerob lain (Madappa, 2012).

Cholecystitis dan cholangitis hasil dari obstruksi dari sistem empedu, mengarah ke stagnasi dan pertumbuhan bakteri dari papilla atau sirkulasi porta. Ketika aliran empedu terhambat, organisme kolon termasuk Escherichia coli, menjajah jejunum dan duodenum. Menariknya, obstruksi parsial lebih mungkin dibandingkan obstruksi lengkap untuk mengakibatkan infeksi bakteremia, bactibilia, dan batu empedu (Madappa, 2012).


(29)

2.5.4.4. Infeksi Usus

ETEC dan EPEC menjajah usus kecil. EIEC dan EHEC menjajah usus besar sebelum menyebabkan diare (Madappa, 2012).

2.5.4.5. Infeksi Saluran Kemih

Saluran kemih adalah bagian yang paling umum terkena infeksi Escherichia coli, dan lebih dari 90% dari semua infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli. Tingkat kekambuhan setelah infeksi Escherichia coli pertama adalah 44% selama 12 bulan. Escherichia coli infeksi saluran kemih disebabkan oleh strain

uropathogenic Escherichia coli. Escherichia coli menyebabkan barbagai infeksi saluran kemih, termasuk cystitis, pyelonephritis, prostatis akut, abses prostat, dan urosepsis. Cystitis

sering terjadi terutama pada wanita yang aktif secara seksual dan dijajah oleh strain

uropathogenicEscherichia coli (Madappa, 2012).

Strain uropathogenic Escherichia coli memiliki faktor yang disebut P fimbria atau pili, yang mengikat ke golongan darah antigen P. Pfimbria memediasi lampiran Escherichia coli terhadap sel uroepithelial. Dengan demikian, pasien dengan  intestinal carriage of Escherichia coli yang mengandung P fimbria berada pada risiko lebih besar terkena infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih kompleks dan pyelonephritis diamati pada pasien usia lanjut dengan kelainan struktural atau obstruksi seperti hipertrofi prostat atau kandung kemih neurogenik atau pada pasien dengan kateter urin. Pyelonephritis kanan yang disebabkan oleh

Escherichia coli terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.4. Menunjukan Pyelonephritis kanan yang disebabkan oleh Escherichia coli.

Sumber: http://emedicine.medscape.com

Escherichia coli bakteremia biasanya berhubungan dengan infeksi saluran kemih, terutama dalam kasus obstruksi saluran kemih akibat penyebab apapun. Reaksi sistemik


(30)

terhadap endotoksin (sitokin) atau lipopolisakarida dapat menyebabkan koagulasi intravaskular diseminata dan kematian. Escherichia coli merupakan penyebab utama nosokomial bakteremia dari sumber gastrointestinal atau genitourinary (Madappa, 2012).

2.5.5. Pengobatan dan Pencegahan

Menurut Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta (2012), Escherichia coli

yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat biasanya sensitif terhadap obat-obatan anti mikroba yang digunakan untuk organisme gram negatif, meskipun juga terdapat strain-strain resisten, terutama pada pasien dengan riwayat pengobatan antimikroba sebelumnya. Berbagai cara dapat digunakan untuk mencegah diare termasuk konsumsi setiap hari substansi bismuth subsalisilat (tidak aktifkan Escherichia coli enterotoksin invitro) dan dosis teratur tetrasiklin atau obat anti mikrobia lain untuk periode tertentu. Karena tidak ada satupun metode yang baik atau tidak mempunyai efek samping, maka dianjurkan untuk memperhatikan makanan dan minuman di area dimana sanitasi lingkungan kurang baik dan pengobatan yang tepat (misalnya ciprofloxacin dan trimethoprim sulfamethoxazole) dilakukan untuk profilaksis. Pada pasien-pasien dengan diare, perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya.

Pencegahan infeksi memerlukan tindakan pengendalian pada semua tahap rantai makanan, dari produksi pertanian untuk pengolahan, manufaktur dan persiapan makanan di kedua perusahan komersial dan dapur rumah tangga.

Tidak ada vaksin atau obat yang dapat melindung dari Escherichia coli. Meskipun peneliti sedang menyelidiki potensi vaksin, untuk mengurangi kesempatan terkena

Escherichia coli. Hindari makanan berisiko dan hati-hati karena bisa tejadi kontaminasi silang.

Berdasarkan Mayo Foundation for Medical Education and Research (2011), pencegahan dapat dibagi ke 2 kelompok:

a) Hindari makanan yang berisiko. b) Hindari kontaminasi silang.

Hindari makanan yang berisiko:

1. Hindari hamburger merah muda. Daging, terutama jika panggang, cenderung coklat sebelum benar-benar matang. Jadi gunakan thermometer daging untuk memastikan daging yang dipanaskan sampai setidaknya 71oC pada titik paling tebal.


(31)

2. Minum susu dan jus yang di pasteurisasi. Setiap kotak jus atau botol disimpan pada suhu kamar, kemungkinan akan di pasteurirasi, bahkan jika label tidak mengatakan demikian.

3. Cuci bahan mentah secara menyeluruh. Meskipun mencuci bahan mentah tidak akan selalu menyingkir semua Escherichia coli, terutama pada sayuran hijau, yang menyediakan banyak tempat bagi bakteri untuk menempel.

Hindari kontaminasi silang:

1. Cuci peralatan. Gunakan air sabun panas pada pisau, meja dan papan memotong sebelum dan sesudah kontak dengan produk segar atau daging mentah.

2. Makanan mentah di pisah dari makanan lain. Ini termasuk menggunakan papan memotong berasing untuk memotong daging mentah dan makanan seperti sayuran dan buah-buahan.

3. Cuci tangan setelah dan sebelum menyiapkan makanan, menggunakan kamar mandi atau mengganti popok. Pastikan juga anak-anak mencuci tangan mereka sebelum makan dan juga setelah kontak dengan hewan.

2.6. Sop Buah

Sop buah yang dipopulerkan dengan nama es buah ini sangat mudah ditemui di pinggiran jalan sekitar kota Medan. Segarnya sop dengan buah-buahan memang cocok disantap saat cuaca panas dan saat-saat menutup bersantap. Sop buah merupakan salah satu makanan jajanan yang dibuat dari campuran buah-buahan, susu kental manis, sirup gula dan es batu. Rasanya yang sangat segar dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut menjadikan sop buah memiliki cita rasa yang baru membuatnya semakin digemari masyarakat.

2.6.1. Es Batu

Es adalah air yang membeku. Pembekuan ini terjadi bila air didinginkan di bawah 0oC pada tekanan atmosfer standard. Es dapat dibentuk pada suhu yang lebih tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas sampai -30oC pada tekanan yang lebih rendah. Jenis es yang biasa digunakan adalah es balok dan es kristal. Es balok biasanya digunakan untuk mengawetkan hasil laut dan pendingin minuman kemasan. Es Kristal dibuat dari mesin yang disebut Mesin Tube Ice. Dimana es ini dikhususkan untuk minuman karena lebih bersih, lebih jernih dan sudah tercetak tidak perlu dipecahkan lagi (Badan Standardidasi Nasional, 2007).


(32)

Pembekuan didasarkan pada dua prinsip, yaitu suhu yang sangat rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat aktifitas enzim dan reaksi kimia. Pembentukan kristal es yang menurunkan ketersediaan air bebas di dalam makanan sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. (Badan Standardidasi Nasional, 2007).

2.6.2. Sumber Bahan Baku Es

Menurut Badan Standardidasi Nasional (2007), sumber bahan baku es adalah: a) Air yang berasal dari perusahaan daerah air minum (PDAM).

b) Air tanah atau sumur. c) Perairan umum.

d) Air laut yang tidak tercemar dan telah mengalami perlakuan sehingga memenuhi persyaratan mutu air minum.


(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

a. Sop buah adalah minuman yang sangat alami dan manis, memiliki komposisi kimia berasal dari campuran buah-buahan, susu kental manis, sirup gula dan es batu serta mengandung air gula berkadar sampai 20% yang dibeli dari pedagang sop buah yang berdagang di Jalan dr. Mansyur, Medan.

b. Bakteri Coliform berasal sebagai organisme dalam tanah atau vegetasi dan dalam saluran usus hewan berdarah panas. Bakteri Coliform adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator pencemaran air.

c. Escherichia coli (E.coli) biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Kebanyakan E.coli tidak berbahaya dan benar-benar merupakan bagian penting dari saluran usus manusia yang sehat. Namun, beberapa E.coli bersifat patogen, yang berarti mereka dapat menyebabkan penyakit, diare atau penyakit luar.

d. Penjual sop buah adalah seluruh pedagang sop buah yang berdagang di Jalan dr. Mansyur.

Sop Buah

Bakteri

Coliform

Hitung Jumlah

Koloni

Identifikasi

Escherichia

coli


(34)

3.3. Variabel Operasional

3.3.1. Variabel Sampel

Variabel :

Jenis sampel minuman sop buah dari pedagang yang berbeda.

Definisi : Sop buah yang dipopulerkan dengan name es buah ini sangat mudah ditemui di pinggiran jalan kota Medan. Sop buah merupakan salah satu makanan jajanan yang dibuat dari campuran buah-buahan, susu kental manis, sirup gula dan es batu.

Cara Ukur : Pemilihan sampel yang sama dari pedagang berbeda yang bervariasi yang terdapat di lokasi pemilihan penelitian.

Alat Ukur : Visual

Hasil Ukur : Berbagai sop buah dari pedagang yang berbeda.


(35)

3.3.2. Variabel Bakteri Coliform

Variabel : Bakteri Coliform.

Definisi : Bakteri Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator kebersihan air dan kondisi yang tidak baik terhadap makanan, susu dan produk lainnya. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobic dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 37oC.

Cara Ukur : Pemeriksaan mikrobiologi dengan uji Most Probable Number (MPN).

Alat Ukur : Tabel MPN 511 menurut Formula Thomas.

Hasil Ukur : Jumlah koloni bakteri Coliform.


(36)

3.3.3. Variabel Escherichia coli

Variabel :

Bakteri Escherichia coli.

Definisi : Escherichia coli adalah spesies bakteri yang ditemukan dalam usus manusia dan hewan sehat. Namun, bakteri ini seringkali juga menjadi penyebab infeksi saluran kemih, diare, dan infeksi luka. Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.

Cara Ukur : Pemeriksaan mikrobiologi.

Alat Ukur : Media agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Hasil Ukur : Identifikasi Escherichia coli.


(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif observasional adalah mengukur gejala yang ada yang telah terjadi atau sedang berlangsung tanpa menyelidiki sebab munculnya gejala tersebut. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau pengamatanya dilakukan secara simultan pada satu saat atau sekali waktu. Metode ini bertujuan untuk analisa bakteri Coliform dan identifikasi Escherichiacoli

pada sop buah yang dijual di Jalan dr. Mansyur, Medan pada tahun 2013.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai Augustus sampai September 2013.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua sop buah yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar Jalan dr. Mansyur, Medan pada tahun 2013.

4.3.2. Sampel

Teknik dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik total sampling, di mana pengambilan sampel dengan cara semua jumlah populasi menjadi sampel dalam penelitian ini.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian. Dimana, peneliti akan membeli sop buah yang telah disedia jual dari pedagangnya. Setelah itu seluruh sampel akan dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang diperiksa akan mendapat data yang diperlukan.


(38)

4.5. Teknik Pengumpulan Data 4.5.1. Peralatan dan Bahan

1. Alat-alat yang diperlukan: a) Autoclave

b) Hot Air Oven

c) Inkubator d) Jarum inokulasi e) Kapas

f) Kulkas

g) Labu Erlenmeyer h) Petri dish

i) Pipet 10 ml j) Rak Tabung k) Spidol

l) Tabung durham m) Tabung Reaksi

2. Media dan Reagensia yang diperlukan: a) Lactose Broth (LB)

b) Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2% c) Agar Eosin Methylene Blue (EMB)

4.5.2. Cara Pengambilan Sampel

1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis, catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel dan tanggal pengambilan.


(39)

2. Membeli atau pesan sop buah dari pendagang yang menjual sop buah di sekitar Jalan dr. Mansyur.

3. Kemudian sop buah yang dibeli diberi tanda dan tanggal pengambilan.

4. Seterusnya, sampel sop buah yang sudah diberi tanda dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5.3. Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

Pemeriksaan Most Probable Number (MPN). Pemeriksaan MPN dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan menggunakan metode tabung ganda:

(5 x 10 ml) ; (1 x 1 ml) ; (1 x 0,1 ml) 1. Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari:

a) Uji Pendugaan (Presumptive Test) b) Uji Penegasan (Confirmative Test)

2. Pemeriksaan menggunakan medium agar terdiri dari: a) Uji Pelengkap (Completed Test)

A. Uji Pendugaan (Presumptive Test)

Media yang digunakan: Lactose Broth (LB) Cara pemeriksaan:

1. Siapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi media LB sebanyak 10 ml. Tabung disusun pada rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda sebagai berikut:

a) Nomor urut

b) Tanggal pemeriksaan c) Volume

2. Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan. Masukkan ke dalam:


(40)

b) Tabung ke-6 sebanyak 1 ml c) Tabung ke-7 sebanyak 0,1ml

Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media tercampur.

3. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24–48 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang menunjukkan peragian laktosa (pembentukan gas). Pembentukan gas pada tabung durham pada uji pendugaan dinyatakan positif (+), dan dilanjutkan dengan uji penegasan.

Apabila uji dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas dimasukkan ke inkubator kembali pada suhu 37oC selama 24 jam. Bila berbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif (+) dan uji dilanjutkan dengan tes penegasan.

B. Uji Penegasan (Confirmative Test)

Media yang digunakan: Brilliant Green lactose Bile Broth (BGLB) 2%. Cara pemeriksaan:

1. Dari tiap-tiap tabung dugaan yang positif (+), dipindahkan 1-2 ml ke dalam tabung penegasan yang berisi 10 ml BGLB 2%. Dari masing-masing tabung dugaan diindikasikan ke dalam 2 tabung BGLB 2%.

2. Satu seri tabung BGLB 2% diinkubasikan pada suhu 35-37oC selama 24–48 jam untuk memastikan adanya bakteri Coliform dan satu seri yang lain diinkubasikan pada suhu 44oC selama 24–48 jam untuk memastikan adanya bakteri Coliform

tinja.

3. Pembacaan dilakukan setelah 24–48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2% yang menunjukkan positif (+) gas.

C. Uji Pelengkap (Completed test)

Media yang digunakan : Agar Eosin Methylene Blue (EMB).

Cara pemeriksaan:

1. Uji ini juga dilakukan dengan inokulasi bakteri yang ada dalam media ke media agar berupa EMB. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada


(41)

masa inkubasi pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media agar EMB secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.

2. Pengamatan yang dilakukan meliputi warna koloni bakteri yang tumbuh. Hasil yang positif ditunjukkan dengan adanya warna merah kehijauan dengan kilat metalik pada koloni bakteri yang dapat diasumsikan bahwa koloni tersebut adalah koloni Escherichia coli.

4.6. Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni bakteri Coliform menggunakan uji MPN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium diolah secara manual. Adapun rumus yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus formula Thomas. Sedangkan untuk mengidentifikasi Escherichia coli menggunakan media perbenihan agar EMB. Setelah pemeriksaan laboratorium maka hasilnya diolah dengan bantuan program komputer pengolah statistik.


(42)

Table 4.1. Tabel MPN 511 Menurut Formula Thomas

JUMLAH TABUNG (+) GAS PADA PENAMBAHAN 5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

INDEX (MPN) PER 100 ml

0 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 2 0 1 1 4 1 0 0 2 1 0 1 4 1 1 0 4 1 1 1 7 2 0 0 5 2 0 1 8 2 1 0 8 2 1 1 10 3 0 0 9 3 0 1 12 3 1 0 12 3 1 1 16 4 0 0 17 4 0 1 21 4 1 0 22 4 1 1 27 5 0 0 67 5 0 1 84

5 1 0 265

5 1 1 979

Sumber : Soemarno(2000) dalam Nurtilawati (2012).  

   


(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dimulakan pada tanggal 2 September 2013 dengan mengumpulkan sebanyak lima belas sampel sop buah di sekitar Jalan dr Mansyur, Medan. Setelah itu, semua sampel dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) untuk dianalisis untuk mengetahui jumlah koloni bakteri Coliform dengan methode Uji Most Probable Number

(MPN) dan mengidentifikasi Escherichia coli dengan menggunakan media perbenihan agar

Eosin Methylene Blue (EMB). Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam tabel 5.1 dan 5.2.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel sop buah untuk penelitian ini didapat dari pedagang sop buah yang berjualan di sekitar Jalan dr Mansyur, Medan. Jalan dr Mansyur merupakan salah satu jalan yang terdapat berbagai macam makanan dan minuman dan salah satunya adalah sop buah yang banyak dan sering dibeli oleh pembeli. Jalan ini memiliki panjang jalan kira-kira 3 kilometer, lebar kiri dan kanan jalan 200 meter. Setelah sampel diambil, langsung dibawa untuk diperiksa di Labroratorium Mikrobiologi FK USU yang terletak di area FK USU, Jalan Universitas No.1 Medan. Laboratorium Mikrobiologi FK USU memiliki peralatan yang steril dan bahan untuk penelitian yang lengkap serta memadai seperti autoclave, inkubator, hot air oven, Lactose Broth, Briliant Green Lactose Broth, agar Eosin Methylene Blue.


(44)

5.1.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Sop Buah 5.1.2.1. Jumlah Koloni Bakteri Coliform

Dari tabel 5.1, melalui pemeriksaan Most Probable Number (MPN) untuk bakteri

Coliform pada uji penegasan (Confirmative Test) dengan media Briliant Green Lactose Broth (BGLB) 2% diperoleh sembilan sampel sop buah yang memiliki indeks MPN lebih dari 0 dalam 100ml sampel dengan persentase 60%. Sedangkan enam sampel sop buah lainnya memiliki indeks MPN 0 dalam 100ml sampel dengan persentase 40%.

Tabel 5.1. Hasil Hitung Indeks MPN Terhadap Bakteri Coliform

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman Indeks MPN 5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml Per 100 ml

A 1 0 0 2 B 1 1 1 7 C 1 0 1 4 D 3 0 0 9 E 2 0 1 8 F 0 0 0 0 G 1 0 1 4 H 0 0 1 2 I 0 0 0 0 J 0 0 0 0 K 0 0 0 0

L 2 1 1 10

M 0 0 0 0 N 0 0 0 0 O 0 0 1 2


(45)

Gambar 5.1. Menunjukan sampel sebelum memulakan penelitian.

Gambar 5.2. Menunjukan uji pendugaan menggunakan media LB.


(46)

5.1.2.2. Identifikasi Escherichia coli

Dari tabel 5.2, dapat diketetahui dua dari lima belas sampel sop buah terdapat

Escherichia coli pada perbenihan media agar Eosin Methylene Blue (EMB) dengan persentase sekitar 13%. Sedangkan tiga belas sampel lainnya tidak ditemukan Escherichia coli pada perbenihan media agar EMB dengan persentase sekitar 87%.

Tabel 5.2. Identifikasi Escherichia coli pada media agar EMB

Sampel Hasil pada media agar EMB Keterangan

A + Terdapat Echerichia coli

B Tidak terdapat Echerichia coli

C Tidak terdapat Echerichia coli

D Tidak terdapat Echerichia coli

E Tidak terdapat Echerichia coli

F Tidak terdapat Echerichia coli

G Tidak terdapat Echerichia coli

H Tidak terdapat Echerichia coli

I Tidak terdapat Echerichia coli

J Tidak terdapat Echerichia coli

K Tidak terdapat Echerichia coli

L Tidak terdapat Echerichia coli

M Tidak terdapat Echerichia coli

N Tidak terdapat Echerichia coli


(47)

Keterangan:

(+) = koloni berwarna kehijauan dengan bintik hitam di tengah koloni dan kilap logam (metallic sheen).

(−) = tidak ada tampak koloni berwarna kehijauan dengan bintik hitam di tengah koloni dan kilap logam (metallic sheen).

Gambar 5.4. Menunjukkan uji pelengkap Gambar 5.5. Menunjukkan hasil dari menggunakan media EMB. uji pelengkap.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh dua macam data, yaitu jumlah koloni bakteri Coliform dengan uji MPN dan identifikasi Escherichia coli dengan media agar EMB. Dari tabel 5.1 didapatkan sembilan sampel sop buah dengan persentase enam puluh memiliki jumlah koloni bakteri Coliform lebih dari 0 dalam 100 ml sampel dengan indeks MPN yang tertinggi yaitu sebesar 10 per 100 ml sampel. Kesembilan sampel ini telah tercemar oleh bakteri-bakteri Coliform yang bisa kemungkinan terdapat

Escherichia coli, Enterobacter, Citrobacter atau bakteri Coliform jenis lainnya. Sedangkan empat sampel sop buah lainnya tidak terdapat bakteri Coliform dengan persentase empat puluh. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), Kepmenkes RI


(48)

No.907 menyeb Coliform yang m memenu berwarn pada pe Escheri maupun coli. /Menkes/SK butkan bahw m 0 dalam memiliki ind uhi syarat k

Gambar 5 Dari tabel na kehijaua erbernihan m

icia coli yan n hewan. S

Gambar

K/VII/2002 wa syarat-s

100 ml sam deks MPN kesehatan.

.6. Menunju l 5.2. didap an dengan b

media agar E ng mengind

edangkan k

5.7. Menun

9;

 

60

1

Ha

tentang sy syarat mikr mpel. Berd lebih dari

ukan hasil h patkan dua bintik hitam

EMB. Ini m dikasikan ad ketiga belas

njukan hasil

6;

 

4

0%

Hasil

 

hi

13;

 

87%

asil

 

pada

yarat-syarat robiologis dasarkan hal

0 dalam 1

hitung indek sampel so m di tengah menunjukka danya pence s sampel ya

l pada media

40%

itung

 

ind

2;

 

1

a

 

media

t dan peng untuk air m l itu maka 100 ml sam

ks MPN. op buah yan

koloni dan n sampel so emaran dari ang lainnya

a agar EMB

eks

 

MPN

13%

a

 

agar

 

EM

gawasan ku minum ada kesembilan mpel sop bu

ng positif d kilap logam op buah ters

i saluran pe a negatif ad

B.

Indeks M 100 ml s Indeks M dari 0 pe sampel

MB

Positif  Negati ualitas air alah indeks n sampel so uah tersebu

didapatkan m (metallic

sebut menga encernaan m danya Esch

MPN 0 per sampel MPN lebih

er 100 ml

f (+) E.coli if (‐) E.coli

minum s MPN op buah ut tidak koloni sheen) andung manusia erichia


(49)

Penelitian Tambunan (2011), diperiksa tujuh sampel es kolak durian dan seluruh sampel ditemukan hasil positif adanya Escherichia coli. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa hasil penelitian tersebut juga terdapat Escherichia coli. Hasil penelitian Nurtilawati (2012), ditemukan bakteri Coliform dengan indeks Most Probable Number (MPN) antara 2 hingga 5 per 100 sampel air tebu dengan kualitas air tebu secara bakteriologis kurang bagus. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa hasil penelitian ini juga terdapat bakteri Coliform dan

Escherichia coli dan memiliki indeks MPN yang lebih dari 0 per 100 ml sampel.

Sop buah sebagai minuman segar alami campuran dari buah-buah, susu kental dan es yang dapat langsung dikonsumsi tentu diharapkan sanitasi yang baik tetapi hasil dari penelitian ini kualitasnya secara bakteriologis kurang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh lokasi usaha penjual yang dekat dengan sumber pencernaan dan banyak lalat maupun tikus, kebersihan peralatannya, cara pengolahan dan penyajian sop buah, serta yang paling penting higiene pengelola sop buah. Secara umum higiene dan sanitasi dari pengelolaan sop buah yang baik dapat meningkatkan kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat kesehahatan.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a) Dari lima belas sampel sop buah, sembilan sampel memiliki jumlah koloni bakteri Coliform (60%) berindeks MPN lebih dari 0 dalam 100 ml sampel. Sedangkan enam sampel lainnya (40%) memiliki indeks MPN 0 dalam 100 ml sampel dan memenuhi syarat kesehatan air minum secara bakteriologis.

b) Dari lima belas sampel sop buah, dua sampel sop buah positif mengandungi

Escherichia coli (13%) dengan koloni berwarna kehijauan dengan bintik hitam di tengah koloni dan kilap logam (metallic sheen) pada media agar EMB. Sedangkan untuk ketiga belas sampel lainnya didapatkan hasil negatif adanya Escherichia coli

(87%), tapi bisa saja kemungkinan adanya bakteri Coliform jenis yang lain.

c) Pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan penyajian sop buah oleh pedagang sop buah di Jalan dr Mansyur tidak bersih menyebabkan sop buah yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan.

6.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Diharapkan para pedagang dalam menangani penyajian sop buah dengan hygiene dan sanitasi yang baik. Seperti menjaga kebersihan tangan dan anggota tubuh saat menyajikan sop buah pada konsumen. Menjaga agar anggota tubuh khususnya tangan tidak kontak langsung dengan sop buah.

b) Informasikan pedagang sop buah tentang keberadaan bakteri Coliform dan

Escherichia coli pada sop buah yang dijual di sekitar Jalan dr Mansyur, Medan, supaya pedagang sop buah lebih teliti dalam pengolahan sop buah dan juga penggunaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012. Escherichia coli dan Proteus mirabilis.

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diunduh dari:

http://books.google.co.id/books/about/Prinsip_dasar_ilmu_gizi.html?id=aEmYNwAACAAJ &redir_esc=y [Diakses 3 Mei 2013].

Arisman, 2009. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Diunduh dari: http://books.google.co.id/books?id=j3kPMN16JGkC&pg=PA94&dq=klasifikasi+e.+coli&hl =en&sa=X&ei=yPadUbTkMovQrQfGtYH4DQ&redir_esc=y#v=onepage&q=klasifikasi%20 e.%20coli&f=false:94 [Diakses 27 Mei 2013].

Australian Government, National Health and Medical Research Council, 2003. Review of Coliforms As Microbial Indicators of Drinking Water Quality. Diunduh dari: http://www.nhmrc.gov.au/_files_nhmrc/publications/attachments/eh32.pdf [Diakses 27 Mei 2013].

Bachtiar, F. 2012. Identifikasi Faktor Penghambat Siswa Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat Di SMP Muhammadiyah Imogiri. Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh dari: http://eprints.uny.ac.id/7723/3/BAB%202%20-%2008601244012.pdf [Diakses 14 Mei 2013].

Badan Standardisasi Nasional, 2007. Es untuk penanganan ikan. Diunduh dari: http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/7516 [Diakses 17 Mei 2013].

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2012. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/nczved/divisions/dfbmd/diseases/enterotoxigenic_ecoli/ [Diakses 17 Mei 2013].


(52)

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Diunduh dari:

http://books.google.co.id/books?id=HyjDhfW87B0C&pg=PA228&dq=bakteri+coliform&hl =en&sa=X&ei=lvGcUb_aOILnrAept4CwCg&redir_esc=y#v=onepage&q=bakteri%20colifor m&f=false: 228 [Diakses 13 Mei 2013].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta. Diunduh dari:

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20907%20ttg%20Syarat -syarat%20Dan%20Pengawasan%20Kualitas%20Air%20minum.pdf [Diakses 30 November 2013].

Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Diunduh dari: http://books.google.co.id/books?id=QqqkS4zPlLsC&pg=PA18&dq=bakteri+coliform&hl=en &sa=X&ei=lvGcUb_aOILnrAept4CwCg&redir_esc=y#v=onepage&q=bakteri%20coliform &f=false: 18 [Diakses 18 Mei 2013].

Madappa, T. 2012. Escherichia Coli Infections. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/217485-overview#a0104 [Diakses 17 Mei 2013].

Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2011. Diunduh dari:http://www.mayoclinic.com/health/e-coli/DS01007/DSECTION=prevention [Diakses 18 Mei 2013].

Nurtilawati, S. 2012. Uji Most Probable (MPN) bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia coli pada minuman air tebu yang dijual oleh pedagang kaki lima disekitar Jl. A.H. Nasution (Asrama Haji), Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Putra, S. 2006. Analisis Break Even Point Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan Penjualan. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Diunduh dari: http://www.dlib.widyatama.ac.id/jspui/bitstream/10364/508/6/bab2.pdf [Diakses 22 Mei 2013].


(53)

Rhiyan, S. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Local terhadap Jumlah Coliform. Diunduh dari: http://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/1884/1194 [Diakses 16 Mei 2013].

Susilowarno et al. 2002. Diunduh dari:

http://books.google.co.id/books?id=LYEYkjKeaEsC&pg=PT50&dq=ciri-ciri+bakteri&hl=en&sa=X&ei=PpicUbaSBIGCrgf57oCgCA&redir esc=y: 43-46 [Diakses 17 Mei 2013].

Tambunan, S. 2011. Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Kolak Durian Yang Dijajakan Di Jalan Dr.Mansyur Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

World Health Organization (WHO), 2011. Diunduh dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs125/en/index.html [Diakses 17 Mei 2013].

Yulika, H. 2009. Pola Resistensi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diunduh dari:http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123049-S09076fk-Pola%20resistensi-Literatur.pdf [Diakses 10 Mei 2013].

                       


(54)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vimalan Parthipan

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, 06 December 1989

Agama : Hindu

Alamat : Jln Dr Mansur, Gang Sehat, No.26 Medan.

Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) - 2006

2. Kolej Tunku Abdul Rahman (A-levels) – 2007

3. President College (Pre-U) - 2009

` 4. Fakultas Kedokteran USU (Sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Naib Yang Di-Pertua (NYDP) Persatuan

Kebangsaan Pelajar – Pelajar Malaysia di

Indonesia – Cawangan Medan (PKPMI-CM)

Sesi 2013/2014

2. President Tetap Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM) Sesi 2012/2013

3. Vice President Kelab Kebudayaan India

Malaysia (KKIM) Sesi 2011/2012


(55)

LEMBAR PENJELASAN

Saya yang bernama Vimalan Parthipan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisa bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia Coli pada sop buah yang dijual di Jalan Dr Mansur Medan tahun 2013”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu membenarkan sop buah yang dijual, digunakan dalam penelitian ini. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Jika Bapak/Ibu bersedia memberi kebenaran, silahkan menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya, Respondan,

……… ………..

(Vimalan Parthipan) ( )

 

 

 


(56)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian:

Analisa bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia Coli pada sop buah yang dijual di Jalan Dr Mansur Medan tahun 2013.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

Umur : ………

Alamat : ………

menyatakan bersedia / tidak keberatan untuk membenarkan sop buah digunakan dalam penelitian ini, pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan,………2013,

Peneliti Yang membuatPernyataan,

……….. ………

(Vimalan Parthipan) ( )


(57)

Hasil hitung jumlah tabung positif (+) gas pada penanaman media LB (uji pendugaan)

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman

5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

A

+ + + + +

B

+

+

+

+

C

+

+

D

+ +

+

E

+

+

+

F

+

G

+

+

H

+ + + + +

+

I

+

J

K

L

+

+

+

+

M

N


(58)

Hasil hitung jumlah tabung positif (+) gas pada penanaman media BGLB 2% (uji penegasan)

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman

5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

A

+

B

+

+

+

C

+

+

D

+ +

+

E

+

+

+

F

G

+

+

H

+

I

J

K

L

+

+

+

+

M

N


(59)

   


(60)

   


(61)

(1)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN

(

INFORMED CONSENT

)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian:

Analisa bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia Coli pada sop buah yang

dijual di Jalan Dr Mansur Medan tahun 2013

.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

………

Umur :

………

Alamat :

………

menyatakan bersedia / tidak keberatan untuk membenarkan sop buah digunakan dalam

penelitian ini, pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan.

Medan,………2013,

Peneliti

Yang membuatPernyataan,

………..

………


(2)

Hasil hitung jumlah tabung positif (+) gas pada penanaman media LB (uji pendugaan)

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman

5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

A

+ + + + +

B

+

+

+

+

C

− − − − +

− +

D

+ + − + −

E

+

+

+

F

+

G

+ − − − −

− +

H

+ + + + +

+

I

+

J

K

− − − − −

L

+

+

+

+

M

N


(3)

Hasil hitung jumlah tabung positif (+) gas pada penanaman media BGLB 2% (uji penegasan)

Sampel Jumlah Tabung (+) Gas pada Penanaman

5 x 10 ml 1 x 1 ml 1 x 0,1 ml

A

+

B

+

+

+

C

− − − − +

− +

D

+ + − + −

E

+

+

+

F

G

+ − − − −

− +

H

− − − − −

+

I

J

K

− − − − −

L

+

+

+

+

M

N


(4)

   


(5)

   


(6)