Kredit Program Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan KPEN-RP Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Kredit Usaha Rakyat

10 Kredit Batubara Pembiayaan usaha batubara yang melingkupi :  Kegiatan eksploitasi penggalian, pengolahan dan pemurnian, penyimpanan danatau pengangkutan batubara  Usaha jasa pertambangan, meliputi: perdagangan trading, transportasi trucking, tongkang, mother vessel, pelabuhan muat.

C. Kredit Program

Kredit program terdiri dari :  Kredit Kepemilikan Rumah yaitu fasilitas kredit rumah yang ditujukan bagi karyawan perusahaan, professional, pengusaha atau wiraswasta dengan jangka waktu kredit maksimum 20 dua puluh tahun.  Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor yaitu fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi karyawan perusahaan, professional, pengusaha, untuk tujuan pembelian kendaraan bermotor. Jangka waktu kredit maksimum 5 lima tahun, dibayar kembali secara angsuranlunas pada saat jatuh tempo.

D. Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan KPEN-RP

Kredit Investasi yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia kepada petani langsung atau melaui Perusahaan Mitra, dengan memperoleh subsidi bunga dari Pemerintah dalam rangka mendukung Program Pengembangan Bahan Baku Bahan Bakar Nabati dan Program Revitalisasi Perkebunan. Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman penghasil bahan baku bahan bakar nabati untuk memenuhi kebutuhan sumber energi alternatif. Universitas Sumatera Utara

E. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Kredit ketahanan pangan dan energy adalah kredit investasi danatau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.

F. Kredit Usaha Rakyat

Kredit ini diperuntukkan bagi usaha Mikro, Kecil Koperasi dengan plafond kredit dari Rp. 5 juta sampai dengan 500 juta.

3. Prosedur Pemberian Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia

Kebijakan perkreditan Bank Rakyat Indonesia secara nasional sama dengan perbankan lain di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, hanya berbeda dari strategi bank masing-masing. Prosedur pemberian kredit di Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut : A. Calon debitur yang telah mempunyai usaha sedang berjalan, dimana mengalami kekurangan modal kerja dapat mengajukan permohonan kredit sebagai tambahan modal kerja ke seluruh kantor Bank Rakyat Indonesia. Calon debitur mengajukan permohonan secara tertulis, mengisi formulir yang disediakan bank, dan melampirkan data yang diperlukan, lalu diserahkan ke Account Officer AO. Dalam pemberian kredit, debitur yang melakukan peminjaman kredit modal kerja 500 juta disarankan untuk mengajukan pinjaman ke BRI kantor cabang pembantu. Sedangkan kredit yang nominalnya 500 juta - 50 M dapat dilakukan di kantor cabang maupun kantor pusat yang diputuskan oleh Pimpinan Cabang. Dalam pemberian putusan kredit di BRI, ada beberapa tingkatan pemutus : Kredit 500 juta oleh Pimpinan Cabang Pembantu Universitas Sumatera Utara Kredit 500 juta – 2 M oleh Pimpinan Cabang Pinca Kredit 2M- 3,5 M oleh Wakil Pimpinan Wilayah Kredit 3,5 M- 5M oleh Pimpinan Wilayah Kredit 5M – 50 M oleh Komite Kredit. Calon debitur mengajukan permohonan secara tertulis, mengisi formulir yang disediakan bank, dan melampirkan data yang diperlukan, lalu diserahkan kepada bagian ADK Administrasi kredit. Data-data yang diserahkan ini yaitu : Tabel 4.1 Dokumen Persyaratan Kredit No Dokumen fotocopy Perorangan Perusahaan 1 Tanda pengenal KTP, SIM, Passport, WNI ganti nama Suami istri yang telah menikah Dewan pengurus dan pengawas 2 NPWP   3 Kartu keluarga, aktenikah, polis asuransi  - 4 SIUPTDP   5 SPT SSP, PBB   6 Anggaran dasar perseroan dan perubahannya -  7 Sertifikat tanah dan bangunan IMB   8 Berita negaraSK menkeh -  9 Undang-undang gangguan HO AMDAL -  Universitas Sumatera Utara 10 Laporan appraisal laporan penilaian jaminan Permohonan kredit diatas 5 M menggunakan jasa independen appraisal Penilai independen 11 Surat kontrak kerja   12 Dokumen jaminan   13 Neraca dan Laba rugi 2 tahun terakhir   14 Proyeksi usaha rencana   15 Aktivitas rekening koran 3-6 bulan terakhir baik di BRI maupun bank lain   Sumber : PT BRI, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan B. Administrasi kredit lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur untuk diverifikasi. Selanjutnya bagian Administrasi kredit menyerahkan dokumen yang telah diperiksa tersebut ke bagian Account Officer AO. Selanjutnya AO membuat appointment janji bertemu dengan calon debitur untuk melihat kegiatan dan kelayakan usahanya. Survei dan analisis kredit dilakukan melalui pendekatan prinsip- prinsip 5 lima C untuk kriteria calon debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu : Character Karakter Analisis watak bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemampuan membayar dari pemohon. Untuk mendukung analisis watak ini, maka AO harus meneliti perilaku debitur dari berbagai sumber informasi yg releven antara lain : 1. Reputasi bisnisreputasi perusahaan 2. Riwayat perusahaan 3. Catatan kriminal Universitas Sumatera Utara 4. Riwayat hidup dan atau riwayat pernikahan 5. Gaya hidup 6. Tingkat kooperatif selama proses analisis dilakukan 7. Tingkat hubungankerjasama dengan BRI 8. Kecendrungan berbisnis selama ini 9. Budaya prusahaan 10. Legalitas usaha pemohon 11. Akte pendiri badan usaha beserta perubahannya 12. Informasi Bank BI,rekan bisnis,pesaing dsb 13. Catatan intern BRI. AO agar berhati hati dalam memproses pemberian kredit kepada debitur yang diragukan kemauan membayar atau itikad baiknya. Capacity Kemampuan Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan membayar debitur, dimana diteliti mengenai kemampuan mengelola usahanya, pengetahuan di bidang usaha tersebut, pendidikan, pengalaman serta kompetensi bisnis yang dimiliki calon debitur. Tingkat kemampuan membayar diperoleh dari hasil usaha pendapatan objek yang akan dibiayai oleh Bank Rakyat Indonesia. Tingkat kemampuan membayar dipengaruhi oleh aspek manajemen, produksi, pemasaran, personalia dan keuangan. Capital Modal Tujuan analisis modal adalah mengukur kemampuan usaha debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri own share. Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi pembiayaan yang didukung oleh modal sendiri atau sebaliknya. Untuk mencapai tujuan tersebut AO harus menganalisis secara cermat informasi sbb : Universitas Sumatera Utara • Besar komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan dan perubahannya. • Perkembangan profitabilitas usaha selama minimal 2 periode terakhir tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan pengandaan modal sendiri dari laba. • Angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang. • Bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya di pasar modal go public, agar diteliti pula perkembangan nilai sahamya. Naik turunya harga saham mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek usaha penerbit saham. Condition Kondisi Untuk mengetahui propektif atau tidaknya suatu usaha yang hendak dibiayai, maka objek tersebut perlu diteliti apakah bermanfaat bagi banyak orang, apakah usaha debitur dikemudian hari akan memperoleh keuntungan, dan apakah tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku. AO juga harus melakukan analisis terhadap kondisi ekonomi makro usaha debiturnya dan industri sejenis. Collateral Jaminan Jaminan yang diberikan oleh calon debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi liquid value adalah 70 dari nilai jaminan nilai pasar, sedangkan permohonan kredit akan dipertimbangkan jika cover ratio diatas 100 , dimana: Cover ratio = x 100 Fungsi agunan jaminan : Universitas Sumatera Utara 1 Jaminan collateral sebagai unsur pengaman lapis kedua the second way out bagi BRI dalam setiap pemberian kredit. Sementara unsur pengaman lapis pertama the first way out adalah piutang dan persediaan yang merupakan aktiva lancar. 2 Jaminan merupakan sumber pelunasan terakhir apabila kredit menjadi kredit bermasalah. Jadi, harus dilakukan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan menggambarkan objektivitas penilain wajar atas jaminan yang diagunkan. Jaminan terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Jaminan Pokok Sesuai dengan penjelasan pasal 8 UU RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang dirubah dengan UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang perbankan, tersirat bahwa jaminan pokok adalah jaminan yang pengadaaanya bersumber dari dana kredit bank. Jaminan ini dapat berupa barang proyek atau hak tagih. Pengertian proyek atau hak tagih harus diartikan sebagai seluruh usaha yang dibiayai dengan kredit sebagai suatu kesatuan yang meliputi asset perusahaan baik sebagai aktiva lancar maupun sebagai aktiva tetap. Asset tersebut diatas termasuk yang langsung dibiayai dengan kredit maupun yang tidak langsung dibiayai dengan kredit. Agunan bank dapat hanya berupa agunan pokok tersebut apabila berdasarkan aspek-aspek lain dari 5C kredit telah diperoleh keyakinan atas kemampuan pemohon untuk mengembalikan hutangnya. 2. Jaminan Tambahan Jaminan tambahan adalah agunan yang tidak termasuk dalam batasan pengertian proyek atau hak tagih seperti dijelaskan pada jaminan pokok diatas. Sebagai contoh jaminan tambahan adalah aktiva tetap di luar proyek yang dibiayai misalnya surat berharga, surat rekta, garansi resiko, jaminan pemerintah, lembaga penjamin, dll. Universitas Sumatera Utara Surat Rekta adalah dokumen perniagaan yang pemindahtangannya harus disertai dengan pembuatan akta cessie seperti bilyet deposito dan sebagainya. Jaminan tambahan menjadi wajib terpenuhi apabila AO atau pemutus berdasar analisis atas karakter, kemampuan, modal, dan kondisi debitur ditambah dengan jaminan pokok yang ada, belum merasa yakin bahwa debitur akan mampu membayar kredit sesuai yang diperjanjikan. Jika kriteria 5C diatas terpenuhi, maka aplikasi kredit yang diajukan oleh calon debitur dapat dipertimbangkan untuk melakukan pinjaman kredit dari pihak bank. C. AO segera membuat call report laporan kunjungan nasabah dan melengkapi data-data pendukung. Call report didistribusikan ke pimpinan cabang untuk mendapatkan pre- appoval permohonan izin prinsip untuk melanjutkan suatu permohonan kredit yang masih meragukan. D. Setelah on the spot meninjau usaha calon debitur dan analisis kelayakan usaha, maka permohonan harus segera ditentukan: 1. Permohonan dapat dipertimbangkan atau 2. Permohonan ditolak jika calon debitur tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan. E. Jika usaha dinilai layak, AO akan meminta untuk dilakukan peninjauan, pemeriksaan dan penilaian jaminan oleh tim penilai. Permohonan yang dapat dipertimbangkan segera diteliti kelengkapan dokumennya berupa trade checking list, yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis debitur, laporan penilaian jaminan, laporan kunjungan usaha, daftar hitam bank Indonesia BI checking untuk melihat Universitas Sumatera Utara tingkat kesehatan kredit debitur, dan sebagainya kemudian dituangkan dalam Nota Rekomendasi Kredit NRK. NRK berisi persetujuan untuk kredit yang berisi riwayat dan perkembangan perusahaan mulai dari awal berdiri, analisis usaha, analisis keuangan, analisis jaminan dan informasi dari Bank Indonesia. F. Nota Kredit beserta seluruh lampiran kemudian dibawa ke komite kredit dan dibahas bersama-sama dengan Branch Manager. AO harus mempertahankan Nota Rekomendasi Kredit NRK yang telah dibuatnya bila ada pertanyaan mengenai kegiatan operasi perusahaan dan jaminan yang diberikan calon debitur yang memohon kredit. AO lain maupun wakil kepala cabang juga dapat memberikan masukan-masukan mengenai layak atau tidaknya usaha calon debitur untuk dibiayai. Kepala cabang berdasarkan masukan- masukan dari banyak pihak tersebut memutuskan apakah permohonan kredit diterima atau ditolak karena hal-hal tertentu. G. Jika Nota Rekomendasi Kredit disetujui oleh kepala cabang, dilanjutkan dengan pemberitahuan tertulis kepada calon debitur bahwa permohonan kreditnya telah disetujui dengan syarat dan kondisi sesuai Surat Keputusan Kredit SKK dan overing letter yaitu berupa surat penawaran kredit yang dipertimbangkan beserta seluruh ketentuannya. Apabila calon debitur setuju maka akan segera dilakukan persiapan untuk melakukan pengikatan perjanjian kredit baik secara internal maupun notarial hukum. Selanjutnya bank akan membuat akte pengakuan hutang debitur kepada bank dan pemberian hak kepada bank untuk memasang hipotik atas jaminan apabila debitur tidak sanggup membayar kembali pinjamannya. Universitas Sumatera Utara H. Setelah pengikatan kredit telah dilakukan dan syarat-syarat telah terpenuhi maka bagian administrasi kredit akan menyerahkan formulir aplikasi kredit untuk diisi langsung oleh debitur, setelah ditandatangani lalu dikeluarkan Surat Disposisi Kredit SDK ataupun nota pencairan dana sehingga calon debitur dapat menggunakan dananya. I. Selanjutnya secara berkala AO melakukan monitoring dan pengawasan kredit dengan melakukan kunjungan rutin ke debitur dan tempat usahanya untuk melihat pemakaian fasilitas kredit yang diberikan, penggunaan dana hasil penjualan maupun pembelian barang. AO mengawasi perkembangan usaha debitur apakah masih sesuai dengan permohonan kredit yang telah ditinjau sebelumnya. Jika tidak ada maka akan diambil langkah-langkah yang semestinya untuk itu. Hasil kunjungan usaha akan dituangkan dalam bentuk call report.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Laporan Keuangan Debitur