Pengujian Hipotesis Uji Autokorelasi

1. Konstanta sebesar 1,196 menyatakan bahwa tidak adanya rasio-rasio keuangan berupa WCTO, CR, QR, ARTO, DER, NPM dan ROI, maka pemberian kredit akan meningkat sebesar 1,196 . 2. Koefisien regresi 0,002 WCTO menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0,002. 3. Koefisien regresi 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 CR akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0,003 . 4. Koefisien regresi 0,005 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda - 1 akan menurunkan pemberian kredit sebesar 0,005 . 5. Koefisien regresi 0,017 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda - 1 akan menurunkan pemberian kredit sebesar 0,017. 6. Koefisien regresi 0,702 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0,702 . 7. Koefisien regresi 0,037 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda - 1 akan menurunkan pemberian kredit sebesar 0,037. 8. Koefisien regresi 0,002 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0,002 .

5. Pengujian Hipotesis

Model diatas mengisyaratkan jawaban akan hipotesis, namun untuk lebih jelasnya penulis akan melakukan uji pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut : Uji Signifikansi Parsial Uji T Pada uji pengaruh parsial dilihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang diajukan adalah : Universitas Sumatera Utara H0 = koefisien regresi tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit Ha = koefisien regresi berpengaruh terhadap pemberian kredit Ada 2 cara dalam menentukan apakah H0 ditolak atau diterima yaitu :  Perbandingan t hitung dengan t table Jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H0 ditolak Jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H0 diterima  Nilai probabilitas tingkat signifikansi Jika probabilitas 0,05, maka H0 ditolak Jika probabilitas 0,05, maka H0 diterima Berikut penulis mendeskripsikan pengaruh parsial dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu sebagai berikut : 1. Pengaruh kondisi likuiditas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori rasio likuiditas, rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan manajemen bisnis dalam melunasi hutang-hutang jangka pendeknya yang dilakukan perusahaan itu dengan aktiva jangka pendeknya. Sebagaimana telah dikemukakan penulis pada bagian awal skripsi bahwa kondisi likuiditas perusahaan diwakilkan oleh working capital to total asset ratio dan current ratio. Untuk mengetahui pengaruh dari working capital to total asset ratio dan current ratio terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : Working Capital To Total Asset Rasio H0 = Working Capital To Total Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = Working Capital To Total Asset Ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel, variabel working capital to total asset ratio mempunyai t hitung= 1,250 sedangkan t tabel adalah t 0,025 : 28 = 2, 048 karena t hitung t tabel dan tingkat signifikansi 0,224 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 diterima atau koefisien regresi yang berarti working capital to total asset ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah working capital to total asset ratio tidak mempengaruhi pemberian kredit. Current Ratio H0 = Current Ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = Current Ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan tabel, variabel current ratio mempunyai t hitung = 0,224 sedangkan t tabel adalah t 0,025 : 28 = 2, 048 karena t hitung t tabel dan tingkat signifikansi 0, 825 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 diterima atau koefisien regresi yang berarti Current Ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah Current Ratio tidak mempengaruhi pemberian kredit. 2. Pengaruh kondisi aktivitas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori rasio aktivitas, rasio ini berguna untuk mengukur efektivitas manajemen mengelola bisnisnya. Sebagaimana yang telah dikemukakan penulis pada awal skripsi bahwa kondisi aktivitas perusahaan diwakili oleh variabel Account Receivable Turn Over. Untuk mengetahui pengaruh dari Account Receivable Turn Over terhadap pemberian kredit modal kerja maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = Account Receivable Turn Over tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Universitas Sumatera Utara Ha = Account Receivable Turn Over berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan tabel, variabel Account receivable Turn Over mempunyai t hitung = 3,154 sedangkan t tabel adalah = 2, 048 karena t hitung 3,154 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,0050,05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak atau koefisien regresi yang berarti Account Receivaible Turn Over berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah Account Recevaible Turn Over mempengaruhi pemberian kredit. 3. Pengaruh kondisi leverage terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori leverage, rasio ini berguna mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya bila perusahaan tersebut dilikuidasi dan juga berguna untuk mengukur sejauh mana aktiva bisnis dibiayai oleh hutang. Sebagaimana yang telah dikemukakan penulis pada awal skripsi bahwa kondisi leverage perusahaan diwakili oleh Debt to Equity Ratio DER. Untuk mengetahui pengaruh dari Debt To Equity Ratio terhadap pemberian kredit modal kerja maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan tabel, variabel Debt to equity ratio mempunyai t hitung = 1,392 sedangkan t tabel 0,025 ; 28 = 2,048 karena t hitung 1,392 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,178 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 diterima atau koefisien regresi yang berarti Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah Debt To Equity Ratio tidak mempengaruhi pemberian kredit modal kerja. Universitas Sumatera Utara 4. Pengaruh kondisi profitabilitas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori profitabilitas, rasio ini berguna mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai sumber yang dimilikinya. Sebagaimana telah dikemukakan penulis pada awal skripsi bahwa kondisi profitabilitas perusahaan diwakili oleh Return On Investment ROI terhadap pemberian kredit modal kerja, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = Return On Investment tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = Return On Investment berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan tabel, variabel Return On Investment mempunyai t hitung = 0,813 sedangkan t tabel adalah t 0,025 ; 28 = 2,048 karena t hitung 0,813 t tabel 2,048 dan tingkat signifikansi 0,425 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 diterima atau koefisien regresi yang berarti Return On Investment tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah Return On Investment tidak mempengaruhi pemberian kredit modal kerja.

D. Pembahasan Hasil Analisis Statistik