Analisis Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014, 2013, 2012, 2011, Dan 2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN BUKU 2014, 2013, 2012, 2011,
DAN 2010 PADA PT BANK SUMUT CABANG MEDAN
ISKANDAR MUDA
OLEH
JUNITA PANGARIBUAN
110503224
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul
“Analisis Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014,
2013, 2012, 2011, Dan 2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar
Muda”
adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 2015
Junita.Pangaribuan
NIM : 110503224
(3)
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN BUKU 2014, 2013, 2012, 2011,
DAN 2010 PADA PT BANK SUMUT CABANG MEDAN
ISKANDAR MUDA
Berdasarkan Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) antara lain ditegaskan bahwa
“OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
meliputi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, ratio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan,
pencadangan bank dan laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank”.
Tujuan utama dari peneliti ini untuk mengetahui dan mengungkap pencapaian
indikator kinerja utama terhadap rencana, yang terdiri dari Laba, Dana Pihak Ketiga
(tabungan dan simpanan berjangka/deposito), Kredit, NPL dan Asset, dengan
menggunakan rasio kinerja (penting dan utama) sebagai parameter/alat ukur, tahun
buku 2014 dan membandingkan dengan tahun buku 2013, 2012, 2011, dan 2010 pada
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Jenis data dalam penelitian
ini adalah jenis data primer dan data sekunder.
Hasil dari penelitian adalah Total Laba sebelum pajak tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 21,09% dibanding posisi yang sama tahun 2013 dan realisasi laba
tahun 2014 sebesar 63,36% dari rencana tahun yang sama. Total realisasi DPK pada
tahun 2014 tumbuh signifikan sebesar 24,44% dibanding realisasi pada tahun 2013
dan tumbuh sebesar 0,35% terhadap rencana tahun 2014. Total realisasi Kredit yang
diberikan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,74% dibanding posisi
yang sama tahun 2013. NPL meningkat dari 1.06% atau sebesar Rp.5.053.122 ribu
pada tahun 2010 menjadi 3,82% atau sebesar Rp. 13.230.751 ribu pada tahun 2014,
namun demikian posisi NPL tahun 2014 berada dibawah batas maksimal sesuai
ketentuan Bank Indonesia (5%). Peningkatan NPL ini lebih disebabkan oleh
pertumbuhan kredit yang tidak optimal.
Kata Kunci
:
Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014, 2013, 2012, 2011, dan
2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat
rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul
“Analisis Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014, 2013, 2012, 2011, Dan 2010
Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi di Universitas
Sumatera Utara.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang
saya hormati :
1.
Bapak Prof.Dr.Azhar.Maksum,M.Ec.Ac.,Ak.,CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak
Dr.Syahfuddin.Ginting.Sugihen,M.A.F.I.S.,Ak
dan
Bapak
Drs.Hotmal.Jafar,M.M.,Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
(6)
3.
Bapak Drs.Firman.Syarif,M.Si.,Ak dan Dra.Mutia.Ismail,M.M.,Ak selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4.
Bapak Drs.Idhar.Yahya,M.B.A.,Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta
pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi
ini.
5.
Bapak
Drs.Rustam,M.Si.,Ak.
Selaku
Dosen
Penguji
dan
Bapak
Drs.Firman.Syarif,M.Si.,Ak selaku Dosen Pembanding saya yang telah bersedia
memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi
lebih baik lagi.
6.
Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
7.
Bapak Tengku Ade Maulanza selaku Pimpinan PT Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda.
8.
Kakak Ayu Dyah Satyari Utami dan Yopie Handoko selaku karyawati dan
karyawan PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda dan seluruh staff
karyawan dan karyawati PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
9.
Orangtua Penulis Tumpal Pangaribuan/Rusly. Br.Siagian dan kepada adik-adik
saya Meri, Hasahatan, dan Abraham yang selalu menDoakan, memberi
semangat, motivasi, dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi
ini.
(7)
10.
Teman-teman satu pelayanan Guru Sekolah Minggu di HKBP Tanjung Sari
yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat berbagi cerita dan
cita-cita. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini.
Sukses buat kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.
Medan, 2015
Penulis,
Junita. Pangaribuan
NIM : 110503224
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENYATAAN ...
i
ABSTRAK
...
ii
ABSTRACT
...
iii
KATA PENGANTAR ...
iv
DAFTAR ISI
...
vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
BAB I
PENDAHULUAN ...
1
1.1.
Latar Belakang Masalah ...
1
1.2.
Perumusan Masalah...
3
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
4
1.3.1.
Tujuan Penelitian ...
4
1.3.2.
Manfaat Penelitian ...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ...
6
2.1.
Pengertian Laporan Keuangan ...
6
2.2.
Tujuan Laporan Keuangan ...
7
2.3.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan.... ...
8
2.3.1.
Neraca ...
8
2.3.2.
Laporan Laba Rugi ...
8
2.3.3.
Laporan Perubahan Ekuitas/Laporan Laba Ditahan ...
9
2.3.4.
Laporan Arus Kas ...
9
2.4.
Pengertian dan Jenis Rasio Keuangan ...
9
2.5.
Rasio Keuangan Bank Umum ...
13
2.6.
Kualitas Aktiva Produktif...
20
2.7.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)...
24
2.8.
Penelitian Terdahulu ...
26
2.9.
Kerangka Konseptual ...
37
2.10.
Penjelasan Kerangka Konseptual ...
38
BAB III
METODE PENELITIAN ...
39
3.1.
Jenis Penelitian ...
39
3.2.
Jenis dan Sumber Data ...
39
3.3.
Teknik Pengumpulan Data ...
40
3.4.
Metode Analisis Data ...
40
(9)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ...
45
4.1.
Gambaran Umum PT Bank Sumut...
45
4.1.1.
Sejarah Singkat PT Bank Sumut ...
45
4.1.2.
Struktur Organisasi dan Profil Jabatan Divisi
PT.Bank Sumut ...
46
4.1.3.
S
truktur Organisasi dan Profil Jabatan Kantor Cabang
PT.Bank Sumut ...
48
4.1.4.
Struktur Organisasi dan Profil Jabatan Cabang Medan
Iskandar Muda ...
49
4.1.5.
Kinerja Keuangan Komprehensif PT. Bank Sumut ...
51
4.2.
Hasil Penelitian ...
53
4.2.1.
Neraca ...
55
4.2.2.
Laporan Laba Rugi ...
57
4.2.3.
Rasio Kinerja Keuangan ...
58
4.2.4.
Perkembangan Performance Kantor Cabang Medan
Iskandar Muda ...
58
4.3.
Pembahasan Hasil Penelitian ...
58
4.3.1.
Total Aset ...
58
4.3.2.
Kredit Yang Diberikan ...
60
4.3.3.
Dana Pihak Ketiga ...
62
4.3.4.
Laba Sebelum Pajak ...
64
4.3.5.
Pendapatan ...
66
4.3.6.
Beban/Biaya ...
68
4.3.7.
Non Performing Loan ...
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ...
70
5.1.
Kesimpulan...
70
5.2.
Saran ...
73
DAFTAR PUSTAKA ...
74
(10)
DAFTAR TABEL
No.Tabel
Tabel Judul
Halaman
2.1
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ...
15
2.2
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ...
32
4.1
Kinerja Keuangan Komprehensif PT Bank Sumut 2014 ...
52
4.2
Neraca Konsolidasi 2010, 2011, dan 2012 ...
53
4.3
Neraca Konsolidasi 2013 dan 2014 ...
54
4.4
Laba Rugi Konsolidasi 2010, 2011, dan 2012 ...
55
4.5
Laba Rugi Konsolidasi 2013 dan 2014 ...
56
4.6
Rasio Keuangan Secara Konsolidasi ...
57
4.7
Pertumbuhan dan Pencapaian Total Aset ...
58
4.8
Pertumbuhan dan Pencapaian Kredit Yang Diberikan ...
60
4.9
Pertumbuhan dan Pencapaian Dana Pihak Ketiga ...
62
4.10
Pertumbuhan dan Pencapaian Laba Sebelum Pajak ...
64
(11)
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar
Judul
Halaman
2.1
Kerangka Konseptual ...
37
4.1
Perkembangan Aset ...
58
4.2
Perkembangan Kredit Yang Diberikan ...
60
4.3
Perkembangan Dana Pihak Ketiga ...
62
4.4
Perkembangan Laba Sebelum Pajak ...
64
4.5
Perkembangan Pendapatan ...
67
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran
Judul
Halaman
1
Matriks Parameter/Indikator Penilaian Faktor Permodalan ...
77
2
Matriks Parameter/Indikator Penilaian Faktor Rentabilitas ...
79
3
Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan ...
82
4
Penetapan Kualitas Aktiva Produktif (Kredit) ...
87
5
Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva ...
93
6
Ringkasan Tahapan Dan Jadwal Penelitian ...
96
7
Struktur Organisasi PT Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda ...
97
8
Bench Mark Analisis Ratio ...
98
9
Perhitungan Rasio Keuangan Secara Konsolidasi ... 100
10
Perkembangan Performance PT Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda ... 102
(13)
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN TAHUN BUKU 2014, 2013, 2012, 2011,
DAN 2010 PADA PT BANK SUMUT CABANG MEDAN
ISKANDAR MUDA
Berdasarkan Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) antara lain ditegaskan bahwa
“OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
meliputi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, ratio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan,
pencadangan bank dan laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank”.
Tujuan utama dari peneliti ini untuk mengetahui dan mengungkap pencapaian
indikator kinerja utama terhadap rencana, yang terdiri dari Laba, Dana Pihak Ketiga
(tabungan dan simpanan berjangka/deposito), Kredit, NPL dan Asset, dengan
menggunakan rasio kinerja (penting dan utama) sebagai parameter/alat ukur, tahun
buku 2014 dan membandingkan dengan tahun buku 2013, 2012, 2011, dan 2010 pada
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Jenis data dalam penelitian
ini adalah jenis data primer dan data sekunder.
Hasil dari penelitian adalah Total Laba sebelum pajak tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 21,09% dibanding posisi yang sama tahun 2013 dan realisasi laba
tahun 2014 sebesar 63,36% dari rencana tahun yang sama. Total realisasi DPK pada
tahun 2014 tumbuh signifikan sebesar 24,44% dibanding realisasi pada tahun 2013
dan tumbuh sebesar 0,35% terhadap rencana tahun 2014. Total realisasi Kredit yang
diberikan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,74% dibanding posisi
yang sama tahun 2013. NPL meningkat dari 1.06% atau sebesar Rp.5.053.122 ribu
pada tahun 2010 menjadi 3,82% atau sebesar Rp. 13.230.751 ribu pada tahun 2014,
namun demikian posisi NPL tahun 2014 berada dibawah batas maksimal sesuai
ketentuan Bank Indonesia (5%). Peningkatan NPL ini lebih disebabkan oleh
pertumbuhan kredit yang tidak optimal.
Kata Kunci
:
Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014, 2013, 2012, 2011, dan
2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Terdapat perbedaan mendasar dalam mengelola kegiatan jasa keuangan di
sektor perbankan dengan perusahaan manufaktur atau perusahaan non perbankan
lainnya meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan net profit. Bagi
Perusahaan manufaktur tidak ada ketentuan khusus yang mengatur tentang
penyediaan modal minimum, juga tidak ada ketentuan khusus yang mengatur tingkat
kesehatan perusahaan dan kewajiban melaporkan kepada Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana halnya bank. Bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan
uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar
uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran (Kasmir
2009:25).
Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
(15)
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
”
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 pada pasal 3 tantang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 25 Oktober
2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum bahwa Tingkat kesehatan
Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS sebagai berikut :
Permodalan (
Capital
), Kualitas Asset (
Asset Quality
), Manajemen (
Management
),
Rentabilitas (
Earning
), Likuiditas (
Liquidity
) dan Sensitivitas terhadap risiko pasar
(
Sensitivity to market risk
).
Berdasarkan Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) antara lain ditegaskan bahwa
“OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
meliputi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, ratio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan,
pencadangan bank dan laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank”.
Dari paragraf diatas peneliti berpendapat bahwa dengan adanya kepentingan
nasabah, pemilik modal (pemegang saham
),
dampak terhadap stabilitas
perekonomian dan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak menjadi kewajiban
(16)
bagi sebuah bank untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan kinerja keuangan
dan dengan pertimbangan ini pula kegiatan bank menjadi diatur dan diawasi oleh
Regulator (Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan).
Untuk mengetahui kondisi, kesehatan atau kinerja keuangan suatu bank tentu
dapat disajikan/diungkap dari laporan keuangan perusahaan seperti neraca,
perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan
catatan-catatan atas laporan keuangan.
Sebagai bank umum, PT. Bank Sumut dalam mengelola dana pemerintah dan
dana masyarakat tentu berkewajiban untuk mengetahui dan mengukur kinerja
keuangan atau tingkat kesehatan kantor cabang operasional sewaktu-waktu untuk
kepentingan pengguna laporan baik internal dan eksternal berdasarkan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti ingin melakukan penelitian pada kantor PT. Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda dengan memilih judul “Analisis Kinerja Keuangan Tahun Buku 2014,
2013, 2012, 2011 dan 2010 Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda.
”
1.2.
Perumusan Masalah
Merujuk kepada latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka
pemecahan masalah melalui penelitian ini adalah bahwa Rencana kerja tahunan PT.
Bank Sumut dijalankan oleh unit-unit operasional, yaitu seluruh kantor Cabang dan
unit kantor dibawahnya, dengan demikian pencapaian kinerja keuangan PT. Bank
Sumut secara komprehensive merupakan akumulasi dari hasil kinerja keuangan
(17)
seluruh unit kantor PT. Bank Sumut termasuk kantor Cabang Medan Iskandar Muda.
Sehubungan dengan permasalahan ini, maka beberapa isu dan pertanyaaan mendasar
yang perlu diteliti jawabannya adalah :
a.
Apa Indikator Kinerja Utama Tahunan Kantor Cabang Bank Sumut khususnya
Kantor Cabang Medan Iskandar Muda ?
b.
Bagaimana realisasi kinerja keuangan terhadap rencana kinerja keuangan PT.
Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda tahun buku 2014?
c.
Bagaimana pula perkembangannya terhadap kinerja keuangan tahun buku 2013,
2012, 2011 dan 2010 ?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan mengungkap pencapaian indikator kinerja utama
terhadap rencana, yang terdiri dari Laba, Dana Pihak Ketiga (tabungan
dan simpanan berjangka/deposito), Kredit, Non Performing Loan dan
asset, dengan menggunakan rasio kinerja (penting dan utama) sebagai
parameter/alat ukur, tahun buku 2014 dan membandingkan dengan tahun
buku 2013, 2012, 2011, dan 2010 pada PT. Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda.
1.3.2.Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti, adalah untuk menambah pengetahuan sekaligus
memperluas wawasan dan pola pikir ilmiah serta mengenal secara
(18)
langsung jenis dan profil laporan keuangan yang berhubungan dengan
perbankan.
2.
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi praktis bagi peneliti
berikutnya mengenai kinerja keuangan perbankan secara umum.
3.
Sebagai referensi dan masukan berharga bagi pegawai dan Manajemen
PT. Bank Sumut terkait kesimpulan dan saran peneliti mengenai
kondisi kinerja keuangan PT. Bank Sumut Kantor Cabang Medan
Iskandar Muda.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Laporan Keuangan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.64 Tahun 1999 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1998 Tentang Informasi Keuangan Tahunan
Perusahaan bahwa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan adalah meliputi
Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan perusahaan ekuitas, Laporan arus kas, dan
Catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan utang piutang termasuk kredit
bank dan daftar penyertaan modal. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
aktivitas akuntansi. Laporan ini mengiktisarkan data transaksi dalam bentuk yang
berguna bagi pengambilan keputusan. Laporan keuangan adalah catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang diterbitkan
oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Munawir (2004:2) pengertian lap
oran keuangan adalah “
hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas dari perusahaan t
ersebut.”
(20)
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04) ditegaskan
bahwa
“l
aporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,
asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
”
Sedangkan menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) mengemukakan
bahwa “Laporan Keuangan adalah suatu pe
nyajian tersrtuktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Dari uaraian diatas peneliti menyimpulkan
bahwa Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.2.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa
depan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan
pengguna/pemakai. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non keuangan.
(21)
2.3.
Jenis
–
Jenis Laporan Keuangan
2.3.1.Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Daftar aset, kewajiban,
dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau
akhir tahun. Bagian aset dalam neraca biasanya disusun berdasarkan
urutan cepat lambatnya aset tersebut dikonversikan menjadi kas atau
digunakan dalam operasi. Pada bagian kewajiban, utang usaha merupakan
satu-satunya
kewajiban. Jika terdapat satu atau lebih jenis kewajiban,
maka setiap kewajiban harus disajikan dan jumlah seluruh kewajiban.
Neraca menyajikan akun riil yaitu aset, kewajiban, dan modal.
2.3.2.Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan atau entitas bisnis dalam menghasilkan keuntungan selama
suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi terdapat unsur akun
nominal, yakni akun pendapatan dan akun beban. Dengan laporan laba
rugi dapat diketahui sejauh mana perkembangan perusahaan, apakah
mengalami kemajuan dalam artian mendapat laba atau kerugian. Hasil
akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian.
Kemudian bila perusahaan tidak membagi dividen, maka seluruh hasil
(22)
akhir tersebut menjadi laba ditahan. Bentuk-bentuk laporan laba rugi
adalah berentuk tunggal dan ganda.
2.3.3.Laporan Perubahan Ekuitas/Laporan Laba Ditahan
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menggambarkan
perubahan ekuitas suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. Laporan
laba ditahan adalah laporan menggambarkan perubahan posisi laba
ditahan suatu perusahaan selama periode tertentu.
2.3.4.Laporan Arus Kas
Menurut Harahap (2002:93) mengemukakan bahwa :
Laporan arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa
yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.
2.4.
Pengertian dan Jenis Rasio Keuangan
Menurut Home, bahwa
“
Rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
kesehata
n perusahaan yang bersangkutan.”
Jenis-jenis rasio keuangan menurut Weston adalah
“
Rasio Profitabilitas/
Rentabilitas
.”
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio
(23)
ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Rasio keuangan digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas
dibagi dua yaitu sebagai berikut :
a.
Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan usaha dengan seluruh
modal (modal sendiri dan asing).
b.
Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disedikan
untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari
keuntungan yang besar.
c.
Rasio Likuiditas. Rasio Likuiditas atau sering disebut juga rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang
ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek).
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (
Fred Weston
). Fungsi
lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam
perusahaan (likuiditas perusahaan). Rasio ini antara lain Rasio Kas
(cash ratio)
,
Rasio Sangat Lancar
(quick ratio)
, Rasio Lancar
(current ratio)
.
(24)
d.
Rasio Pengungkit/Leverage/Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain
Rasio Total Hutang terhadap Modal Sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset,
TIE (
Time Interest Earned)
.
e.
Rasio Aktivitas. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,
persediaan, penagihan piutang, dan lainnya). Rasio yang menggambarkan
aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Ada dua penilaian rasio aktivitas yaitu:
1)
Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai
Buku perusahaan.
Rasio
ini
antara
lain
:
PER
(Price
Earning
Ratio)
,
Devidend Yield
,
Devideng Payout Ratio
, PBV
(Price to Book Value).
2)
Rasio Efisiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga
memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio
Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.
f.
Rasio Penilaian. Rasio penilaian (
valuation ratio
), yaitu rasio yang memberikan
ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya atas biaya
investasi seperti Rasio harga saham terhadap pendapatan dan Rasio nilai pasar
saham terhadap nilai buku.
(25)
g.
Rasio Pertumbuhan. Rasio pertumbuhan (
growth ratio
) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam
rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih,
pendapatan per saham dan dividen per saham.
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja keuangan dalam suatu
periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian dapat dinilai
kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara
efektif. Dari pencapaian (performance) kinerja keuangan dapat dijadikan sebagai alat
evaluasi perbaikan yang perlu dilakukan ke depan untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan target perusahaan.
Rasio keuangan digunakan sebagai alat atau parameter dalam mengevaluasi
atau menganalisis data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaian.
Analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai segala risiko dan peluang pada
masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam
laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan
kesimpulan atau proyeksi baik buruknya tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis
rasio keuangan yang menghubungkan pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi dari
periode yang satu dengan periode yang lain dan membandingkan terhadap
(26)
trend/perkembangan dengan periode sebelumnya, termasuk membandingkan dengan
perusahaan yang sama (per group).
2.5.
Rasio Keuangan Bank Umum
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004 pada pasal 3 tantang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 25 Oktober 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum bahwa Tingkat kesehatan Bank
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS sebagai berikut : Permodalan
(Capital), Kualitas Asset (Asset Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas
(Earning), Likuiditas (Liquidity) dan Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to
market risk).
Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif
dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas
materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor
lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian
tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang
terdiri:
a.
Capital, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen antara lain
Kecukupan pmenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM),
Komposisi Permodalan, Trend ke depan/Proyeksi KPMM, akses kepada sumber
(27)
permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan.
b.
Asset Quality (Kualitas Aset), dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen antara lain Aktiva Produktif yang diklasifikasikan dibanding dengan
total aktiva produktif, Perkembangan aktiva produktif bermasalah dibanding
dengan aktiva produktif, kinerja penanganan aktiva produktif dan tingkat
kecukupan pembentukan PPAP.
c.
Management, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
antara lain manajemen umum, penerapan sisitim manajemen risiko dan
kepatuhan bank terhadap ketentuan berlaku.
d.
Earning (Rentabilitas), dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen antara lain ROA, ROE, NIM, BOPO, Perkembaangan Laba
Operasional dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya.
e.
Liquidity (Likuiditas), dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen antara lain Aktiva Likuid kurang dari 1 bulan dibanding dengan
passiva likuid kurang dari 1 bulan dan LDR.
f.
Sensitivity to Market Risk (sensitivitas terhadap risiko pasar).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum secara
individual (self assessment) berdasarkan peringkat komposit, yaitu peringkat akhir
(28)
dari hasil penilaian tingkat kesehatan Bank. Penetapan penilaian tingkat kesehatan
Bank digolongkan menjadi 5 peringkat komposit yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank
Peringkat
Komposit Keterangan
PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.
PK 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut
kurang signifikan.
PK 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut
cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK 5
Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.
(29)
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum hasil self assesment (oleh Bank
sendiri) adalah Tingkat Kesehatan Bank secara komprehensive (konsolidasi),
mencakup seluruh faktor-faktor CAMELS Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 pada pasal 3. Apabila hasil penilaian tingkat
kesehatan Bank menunjukkan peringkat 4 (kurang sehat) atau peringkat 5 (tidak
sehat) maka Bank harus mempersiapkan action plan yang memuat langkah perbaikan
untuk kemudian dievaluasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Mengacu kepada Ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur penilaian tingkat kesehatan Bank, maka Bank
menyusun matriks perhitungan/anilisis komponen faktor CAMELS untuk
komponen-komponen permodalan, komponen-komponen kualitas aset, komponen-komponen manajemen, komponen-komponen
rentabilitas, komponen Likuiditas dan komponen sensitivitas terhadap risiko pasar,
yaitu :
a.
Permodalan (Capital). Penilaian terhadap komponen ini antara lain adalah
“Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal Minimum (KPMM)” dengan
formula dan indikator pendukung atau Rasio :
KPMM / CAR
=
× 100%
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember
2001 bahwa :
Bank-bank diwajibkan untuk memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal
minimum sebesar 8%. Kemudian dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003
tanggal 17 Juli 2003 dan SE Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005
dinyatakan bahwa bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu wajib
(30)
memperhitungkan risiko kredit (credit risk) dan risiko pasar (market risk) dalam
pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8%. Tinggi rendahnya
CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh besarnya modal sendiri yang dimiliki bank
(modal inti, modal pelengkap dan penyertaan) dan jumlah Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) risiko kredit dan risiko pasar yang dikelola oleh bank
tersebut.
Matriks Parameter/Indikator Penilaian Faktor Permodalan Sesuai Lampiran 1.4
SE Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011 tanggal 25 Oktober 2011 dapat dilihat pada
Lampiran 1.
b.
Kualitas aset (asset quality). Penilaian terhadap komponen ini antara lain
adalah:
b.1
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva
produktif, dengan formula dan indikator pendukung (Rasio) :
Kolektibilitas Pinjaman
=
� � ℎAktiva Produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah
maupun yang akan mengandung potensi tidak memberikan pengahsilan yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
1)
25 % dari kredit yang tergolong kategori Dalam Perhatian Khusus.
2)
50 % dari kredit yang tergolong kategori Kurang Lancar.
3)
75 % dari kredit yang tergolong kategori Diragukan.
4)
100 % dari kredit yang tergolong Macet.
(31)
b.2
Perkembangan Aktiva Produktif Bermasalah/Non Performing Loan
dibanding dengan aktiva produktif, dengan formula dan indikator pendukung
atau rasio :
Kolektibilitas Aktiva Produktif
=
ℎAktiva produktif bermasalah (Non Performing Loan) adalah aktiva produktif
dengan kualitas Lancar, Diragukan dan Macet. Ukuran NPL terbaik ditetapkan adalah
bila berada dibawah 5% dan bila berada diatas 5% dianggap buruk.
c.
Manajemen (management). Penilaian terhadap komponen-komponen ini antara
lain adalah mencakup :
1)
Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko.
2)
Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada
Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
3)
Kepatuhan Bank, seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit
d.
Rentabilitas. Penilaian terhadap komponen-komponen ini antara lain adalah
mencakup rasio :
a)
ROA (Return on Asset) dengan formula dan indikator pendukung atau rasio:
ROA =
−
× 100%
b)
ROE (Return on Equity) dengan formula dan indikator pendukung atau
rasio:
(32)
c)
NIM (Net Interest Margin), dengan formula dan indikator pendukung atau
rasio :
NIM =
ℎ−
× 100%
d)
CER (Cost Effisiensi Ratio), dengan formula dan indikaor pendukung atau
rasio :
CER =
. ℎ+ . �
× 100%
e)
BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), dengan formula dan
indikator pendukung atau rasio :
BOPO =
× 100%
f)
Perkembangan laba operasional, dengan formula dan indikator pendukung
atau rasio :
Perkembangan Laba Operasional =
Pendapatan Operasional
–
Biaya Operasional
Matriks Parameter/Indikator Penilaian Faktor Rentabilitas Sesuai Lampiran 1.3
SE Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011 tanggal 25 Oktober 2011 dapat dilihat pada
Lampiran 2.
e.
Likuiditas. Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah antara lain
mencakup :
1)
Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan formula dan indikator pendukung atau
rasio :
(33)
LDR =
ℎ � �� ℎ
× 100%
Berdasarkan Pasal 11, Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi
Bank Umum Konvensional bahwa besaran dan parameter yang digunakan dalam
perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebesar 78 % untuk batasan bawah
LDR target dan 92 % untuk batasan atas target.
2)
Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang
dari 1 bulan, proyeksi cash flow dan konsentrasi pendanaan. Pedoman
Perhitungan Rasio Keuangan Sesuai Lampiran 14 SE Bank Indonesia
No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 dapat dilihat pada Lampiran 3.
2.6.
Kualitas Aktiva Produktif
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 31 tanggal 31 Maret 2000,
paragraf 24 menegaskan bahwa : Kredit Non Performing pada umumnya merupakan
kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 hari atau
lebih atau pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non
performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar,
diragukan dan macet.
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif berpedoman kepada :
A.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009, tanggal 29 Januari 2009
tentang perubahan ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005,
tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
B.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/33/DPNP tanggal 08 Desember 2009
perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/4/DPNP
(34)
tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia, dan
C.
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/33/DPNP tanggal 08
Desember 2009 tentang Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
(PAPI) 2008 dapat dilihat pada lampiran 4.
Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia diatas Kualitas Kredit ditetapkan
berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut :
a.
Prospek Usaha, yang meliputi penilaian terhadap komponen-komponen potensi
petumbuhan usaha, kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan, kualitas
manajemen dan permasalahan tenaga kerja, dukungan dari grup atau afiliasi dan
upaya yang dilakukan oleh debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup.
b.
Kinerja (performance), yang meliputi penilaian terhadap komponen perolehan
laba, struktur permodalan, arus kas dan sensitivitas terhadap risiko pasar.
c.
Kemampuan membayar, yang meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen keketapan pembayaran pokok dan bunga, ketersediaan dan
keakuratan informasi keuangan debitur, kelengkapan dokumentasi kredit,
kepatuhan terhadap perjanjian kredit, kesesuaian penggunaan dana dan
kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
1)
Kriteria dari masing-masing komponen sebagaimana dimaksud
point A
diuraikan dalam Lampiran 5 Skipsi ini.
(35)
2)
Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas
dan signifikansi dari faktor penilaian, komponen dan relevansi dari faktor
penilaian dan komponen tersebut terhadap karakteristik debitur yang
bersangkutan.
Selanjutnya berdasarkan penilaian pada angka 1) dan 2) diatas Kualitas kredit
yang diklasifikasikan kedalam kategori Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet memiliki kriteria :
a.
Lancar (pass) apabila memenuhi kriteria,
1)
Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak terdapat
tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
2)
Hubungan debitur dengan Bank baik dan debitur selalu menyampaikan
informasi keuangan secara teratur dan akurat.
3)
Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat.
b.
Dalam Perhatian Khusus (special mention) apabila memenuhi kriteria.
1)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai 90 hari.
2)
Jarang mengalami cerukan.
3)
Hubungan debitur dengan Bank baik dan debitur selalu menyampaikan
informasi keuangan secara teratur dan akurat.
4)
Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat.
5)
Pelanggaran perjanjian kredit tidak prinsipil.
(36)
1)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 90 hari sampai 120 hari.
2)
Terdapat cerukan yang berulangkali, khususnya untuk menutupi kerugian
operasional dan kekurangan arus kas.
3)
Hubungan debitur dengan Bank memburuk dan informasi keuangan tidak
dapat dipercaya.
4)
Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah.
5)
Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit
6)
Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.
d.
Diragukan (doubtful) apabila memenuhi kriteria
1)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 120 hari sampai dengan 180 hari.
2)
Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian
operasional dan kekurangan arus kas.
3)
Hubungan debitur dengan Bank semakin memburuk dan informasi keuangan
tidak tersedia dan tidak dapat dipercaya.
4)
Dokumen kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang lemah.
5)
Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian
kredit.
e.
Macet (loss) apabila memenuhi kriteria,
1)
Terdapat tunggakan pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari.
2)
Dokumentasi kredit dan/atau pengikatan agunan tidak ada.
(37)
Pendapatan dari rekening kredit dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan
Macet hanya boleh diakui apabila telah diterima secara tunai. Pendapatan dari
rekening kredit dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet yang telah
diakui secara akrual harus dikoreksi apabila kualitas kredit menjadi Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet.
2.7.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
Pembentukan CKPN atas Kredit secara kolektif dilakukan dengan mengacu
pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yaitu
sebagai berikut :
a.
1 %, berupa cadangan umum atas Kredit yang memenuhi kualitas Lancar,
kecuali untuk agunan yang dijamin dengan agunan tunai sesuai ketentuan Bank
Indonesia.
b.
5 %, berupa cadangan khusus atas Kredit yang memenuhi kualitas Dalam
Perhatian Khusus setelah dikurangi nilai agunan sesuai ketentuan Bank
Indonesia.
c.
15 %, berupa cadangan khusus atas Kredit yang memenuhi kualitas Kurang
Lancar setelah dikurangi nilai agunan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
d.
50 %, berupa cadangan khusus atas Kredit yang memenuhi kualitas Diragukan
setelah dikurangi nilai agunan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
e.
100 %, berupa cadangan khusus atas Kredit yang memenuhi kualitas Macet
setelah dikurangi nilai agunan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
(38)
f.
Cadangan Khusus pada poin b. Sampai poin e. diatas untuk Aktiva Non
Produktif yang terdiri dari Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), Properti
Terbengkalai, Rekening Antar Kantor (RAK) dan Suspense Account.
Perhitungan penyisihan penghapusan aktiva (PPAP) atau CKPN dapat dilihat
pada lampiran 5.
Mengacu pada PAPI (Revisi 2008) dan Surat Edaran Bank Indonesia
No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 bahwa pembentukan CKPN dengan
menggunakan pola pembentukan PPAP hanya dapat dilakukan sampai Bank telah
memiliki data kerugian historis yang memadai unutk menentukan besarnya
penurunan nilai kredit secara kolektif atau selambta-lambatnya pada akhir bulan
Desember 2011. Penerapan estimasi penurunan nilai kredit secara Kolektif dan secara
Individual atas dasar probability of default dan kerugian historis mengacu pada
pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Jumlah Cadangan Penghapusan Aktiva/CKPN wajib dibentuk oleh Bank
minimal sebesar 105 % dari yang seharusnya dibentuk dan apabila lebih kecil maka
kekurangannya wajib diperhitungkan sebagai pengurang modal inti dalam
perhitungan kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
(39)
2.8.
Peneliti Terdahulu
Dibawah ini terdapat lima hasil penelitian terdahulu, yaitu :
a.
Hastini
(2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan
Pada PT. Bank SUMUT Medan”. Laporan
keuangan yang teliti dari tahun
2004, 2005, dan 2006. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio likuiditas (cash ratio dan Giro wajib minimum), rasio produktivitas (ROA,
ROE, NIM, Profit Margin, Produktivitas Aset, Produktivitas Pinjaman, PPAP),
dan rasio efisiensi (TbaTA, COF, OHC, BTKaBO dan BTKaP). Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang
diperlukan untuk periode tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup besar untuk
membiayai kredit yang diberikan.
Terdapat perbedaan mendasar antara data penelitian terdahulu ini dengan data
peneliti dalam hal antara lain :
1)
Peneliti meneliti dan akan mengungkap Rencana Kerja Tahunan tahun buku
2014 dan membandingkannya terhadap realisasi 4 tahun sebelumnya,
sedangkan peneliti terdahulu ini mengevaluasi realisasi (performance) tahun
buku 2006 dengan perbandingan kinerja 2 tahun sebelumnya tanpa
mengungkap data Rencana Kerja Tahunan (target).
2)
Peneliti terdahulu ini menggunakan data kinerja keuangan secara
konsolidasi, dapat dilihat dari perbandingan ROE (laba setelah pajak
terhadap rata-rata equity/modal inti) sedangkan peneliti tidak meneliti
(40)
kecukupan modal minimum Bank (secara ROE dan CAR) mengingat tempat
peneliti adalah pada tingkat kantor Cabang, bukan pada kantor pusat PT.
Bank Sumut.
3)
Peneliti akan meneliti standar kriteria peringkat komponen rasio keuangan
berdasarkan ketetapan PT. Bank Sumut mencakup ROA, BOPO, LDR, NIM,
NPL, Kolektibilitas, CER, Perkembangan Kredit, Perkembangan DPK,
Perkembangan Laba/Rugi, Perkembangan Aset, dan membandingkannya
dengan tingkat pencapaian periode 5 tahun.
b.
Pratiwi
(2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan
Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bank Sumut Medan”.
Laporan keuangan yang diteliti adalah tahun 2007 dan tahun 2008. Kriteria
kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, PPAP,
ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR. Hasil dari penelitian bahwa CAR PT. Bank
Sumut Medan pada tahun 2007 dan tahun 2008 dapat dikatakan sangat baik,
meskipun terjadi penurunan sebesar 4,47% dari tahun 2007 ke tahun 2008.
PPAP pada tahun 2007 dan tahun 2008 memasuki kategori sangat baik.. ROA
pada tahun 2007 dan tahun 2008 termasuk dalam kategori sangat baik. ROE
pada tahun 2007 dan tahun 2008 termasuk dalam kategori sangat baik. NIM
pada tahun 2007 dan tahun 2008 termasuk dalam kategori sangat baik. BOPO
pada tahun 2007 dan 2008 termasuk kedalam kategori sangat baik, meskipun
terjadi penurunan sebesar 0,33% dari tahun 2007 ke 2008. LDR pada tahun
(41)
2007 termasuk ke dalam kategori baik, sedangkan pada tahun 2008 termasuk ke
dalam kategori sangat baik.
Dengan peneliti terdahulu ini juga terdapat perbedaan mendasar dengan
penelitian ni dalam hal antara lain :
1)
Peneliti meneliti dan akan mengungkap realisasi terhadap Rencana Kerja
Tahunan tahun buku 2014 dan membandingkannya terhadap realisasi 4
tahun sebelumnya, sedangkan peneliti terdahulu ini mengevaluasi realisasi
(performance) tahun buku 2008 dengan perbandingan kinerja 1 tahun
sebelumnya tanpa mengungkap Rencana Kerja Tahunan (target).
2)
Peneliti terdahulu ini juga menggunakan data kinerja keuangan secara
konsolidasi, dapat dilihat dari perbandingan ROE (laba setelah pajak
terhadap rata-rata equity/modal inti) sedangkan peneliti tidak meneliti
kecukupan modal minimum Bank (secara ROE dan CAR) mengingat tempat
peneliti adalah pada tingkat kantor Cabang, bukan pada kantor pusat PT.
Bank Sumut.
3)
Peneliti akan meneliti standar kriteria peringkat komponen rasio keuangan
(
bench mark
) berdasarkan ketetapan PT. Bank Sumut mencakup ROA,
BOPO, LDR, NIM, NPL, Kolektibilitas, CER, Perkembangan Kredit,
Perkembangan DPK, dan Perkembangan Laba/Rugi Perkembangan Aset,
dan membandingkannya dengan tingkat pencapaian periode 5 tahun. Sebagai
contoh ROA, BOPO dan NIM PT.Bank Sumut untuk tahun 2007 dan 2008
(42)
termasuk kategori “Sangat Baik” dan LDR termasuk kategori “Baik” tanpa
mengungkap kriteria (
bench mark
) Sangat baik dan baik.
c.
Natan, dkk
(2010) dengan judul penelitian “
Analisis Laporan Keuangan untuk
Menilai Kinerja Keuangan pada PT Astra International Tbk Periode
2007-2009
.” Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rasio likuiditas,
Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas, dan Rasio profitabilitas. Hasil penelitian
adalah Kondisi kinerja keuangan PT Astra International Tbk serta
perkembangannya selama periode 2007-2009. Berdasarkan analisis laporan
keuangan yang telah teliti maka peneliti dapat disimpulkan bahwa dari keempat
rasio yang digunakan memiliki perkembangan yang cukup signifikan terdapat
pada rasio aktivitas dimana tingkat keefisienan aktivitas perusahaan terbaik
dimiliki pada tahun 2007, sedangkan di tahun berikutnya memiliki Akurat.
d.
Inanda (2007) dengan judul penelitian “Analisis Laporan Keuangan Sebagai
Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT.Pertamina EP.Area Rantau
–
Aceh
Tamiang.”
Laporan keuangan yang diteliti adalah tahun 2003 dan tahun 2004.
Kriteria yang digunaan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA),
(ROE), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over,
Total Assets Turn Over, Total Equity to Total Assets. Jenis Penelitian yang
dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. ROE pada tahun 2003
sebesar 54,77% mendapat skor 20 dan rasio ini mengalamai peningkatan pada
tahun 2004 sebesar 162,18% namun masih dengan skor yang sama yakni 20.
ROI pada tahun 2003 memiliki bobot sebesar 14,98% pada skor 12 yang
(43)
kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2004 sebesar 18,70% dengan jumlah
skor 15 dan kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya laba perusahaan. Cash
Ratio pada tahun 2003 sebesar 3,61% dan mengalami kenaikan pada tahun
2004 sebesar 10,43% dengan skor 2. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
kas dan setara kas serta pengurangan hutang lancar pada tahun 2004. Current
Ratio pada tahun 2003 memiliki bobot sebesar 314,63% sedangkan pada tahun
2004 adalah 183,91% yang masing-masing mendapat skor 5. Collection Periods
pada tahun 2003 memiliki bobot sebesar 299,66% dan pada tahun 2004 sebesar
46,52% dan hal tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Perputaran Persediaan pada tahun 2003 memiliki bobot sebesar 124,24% yang
mendapat skor 3,5 dan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 42,79%
dengan mendapat skor 5. Perputaran total aktiva pada tahun 2003 sebesar
31,01% dengan skor 2 dan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar
83,42% dengan skor 3,5. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan
pada total pendapatan usaha pada tahun 2004. Rasio total modal sendiri
terhadap total aktiva pada tahun 2003 sebesar 20,02% dengan skor 7,25 dan
rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2004 sebesar 8,32% dengan skor 4.
Penurunan ini disebabkan oleh total pendanaan aktiva yang berasal dari modal
sendiri sangat kecil.
e.
Rubianti (2013) dengan judul penelitian “Analisa Rasio Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang.”
(44)
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Pada
rasio likuiditas angka menunjukkan diatas standar industri. Sedangkan rasio
aktivitas pada tahun 2012, perputaran piutang menjadi lebih lama dari rata-rata
industri. Rasio profitabilitas menunjukkan angka dibawah rata-rata industri.
Secara keseluruhan kinerja perusahaan masih tergolong baik, tetapi tetap perlu
peningkatan. Saran Dari hasil penelitian terhadap perusahaan ini agar dapat
menjadi masukan bagi manajemen perusahaan antara lain : 1. Perusahaan
sebaiknya menyajikan analisis rasio keuangan sehingga dapat mengukur kinerja
keuangan perusahaan, sehingga dapat diketahui tingkat rasio apakah pada saat
tersebut perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak 2. Meningkatkan likuiditas
perusahaan, sehingga kemampuan perusahaan meningkat dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. 3. Kinerja penagihan piutang harus ditingkatkan.
f.
BAPPENAS (2011) dengan judul penelitian “Krisis Keuangan Eropa Dampak
Terhadap Perekonomian Indonesia.” Beberapa indikator seperti CA
R, NPL dan
pertumbuhan kredit menunjukkan hal yang positif. Total aset perbankan masih
menunjukkan tren peningkatan. Data sampai dengan Agustus 2011
menunjukkan pertumbuhan total aset mencapai 8,1 persen. Pertumbuhan kredit
dan penghimpunan dana juga masih melanjutkan tren peningkatan yang
masingmasing tumbuh sebesar 19,28 persen dan 10,63 persen. CAR perbankan
cukup memadai dengan berada pada level 17,2 persen pada Oktober. Level ini
jauh di atas batas minimum 8 persen yang ditetapkan Bank Indonesia. NPL
pada bulan Juli juga terhitung aman karena berada pada level 2,7 persen atau
(45)
masih dibawah batas 5 persen sebagaimana ditetapkan BI. Perkembangan
likuiditas menunjukkan peningkatan dimana rasio LDR naik dari 75,5 persen
pada Desember 2010 menjadi 81,36 persen pada bulan Oktober 2011. Krisis
yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat membawa pengaruh terhadap
harga-harga komoditas yang cenderung menurun (Gambar IV.1.8). Penurunan harga-harga
harga komoditas di pasaran dunia ini terutama untuk bahan-bahan baku.
Penurunan harga komoditas secara drastis sebelumnya juga pernah terjadi saat
krisis Global tahun 2008. Namun demikian, pada masa krisis masih terdapat
kecenderungan peningkatan harga pada komoditi investasi yaitu emas terkait
sifat investasi yang lebih aman dalam jangka panjang. Inflasi nasional masih
terkendali dan berada dalam rentang yang diharapkan (Gambar IV.1.9 dan
Gambar IV.1.10). Terkendalinya inflasi ini didorong oleh melambatnya inflasi
harga bahan pangan.
Tabel 2.2
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian Jenis Penelitian Rasio yang
Diteliti Hasil Penelitian 1. Yenni
Hastini Analisis Laporan Keuangan Pada PT.Bank SUMUT Medan Jenis Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Rasio lukuiditas, Rasio produktivitas, dan Rasio Efisiensi Jumlah aktiva yang diperlukan untuk periode tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup besar untuk membiayai kredit yang diberikan. 2. Ernanda
Pratiwi Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Jenis Penelitian yang dilakukan CAR,ROA, ROE,NIM, BOPO, LDR.
PT. Bank Sumut Medan pada tahun 2007 dan tahun 2008 dapat
(46)
Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bank Sumut Medan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. dikatakan sangat baik, PPAP pada tahun 2007 dan tahun 2008
memasuki kategori sangat baik. ROA, ROE, NIM, BOPO pada tahun 2007 dan tahun 2008 termasuk dalam kategori sangat baik. LDR pada tahun 2007
termasuk ke dalam kategori baik, sedangkan pada tahun 2008
termasuk ke dalam kategori sangat baik.
3. Fredrik Natan dan Sinta Setiana Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT Astra International Tbk Periode 2007-2009 Jenis Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Rasio likuiditas Rasio solvabilitas Rasio aktivitas Rasio profitabilitas Kondisi kinerja keuangan PT Astra International Tbk serta perkembangannya selama periode 2007-2009. Berdasarkan analisis laporan keuangan yang telah teliti maka peneliti dapat disimpulkan bahwa dari keempat rasio yang digunakan memiliki perkembangan yang cukup signifikan terdapat pada rasio aktivitas dimana tingkat keefisienan aktivitas
perusahaan terbaik dimiliki pada
(47)
tahun 2007, sedangkan di tahun berikutnya
memiliki Akurat. 4. Silvani
Inanda Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT.Pertamina EP.Area Rantau – Aceh Tamiang
Jenis Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over, Total Assets Turn Over, Total Equity
to Total
Assets.
ROE tahun 2003 sebesar 54,77% dan tahun 2004 sebesar 162,18% . ROI tahun 2003 memiliki bobot sebesar 14,98% dan mengalami kenaikan tahun 2004 sebesar 18,70%. Cash Ratio tahun 2003 sebesar 3,61% dan mengalami
kenaikan tahun 2004 sebesar 10,43%. Current Ratio tahun 2003 memiliki bobot sebesar 314,63% sedangkan tahun 2004 adalah 183,91%. Collection Periods tahun 2003 sebesar 299,66% dan tahun 2004 sebesar 46,52%. Perputaran Persediaan tahun 2003 memiliki bobot sebesar 124,24% yang mendapat skor 3,5 dan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 42,79%.
Perputaran total aktiva tahun 2003 sebesar 31,01% dan thn 2004
(48)
mengalami kenaikan sebesar 83,42%. Rasio total modal sendiri terhadap total aktiva tahun 2003 sebesar 20,02% dan rasio ini mengalami penurunan tahun 2004 sebesar 8,32%. 5. Nana
Rubianti Analisa Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT. Admiral Lines Cabang Tanjungpinang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Current Ratio, Acid Test Ratio/Quick, Ratio Perputaran Piutang, Periode Pengumpulan Piutang, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Investment Pada rasio likuiditas angka menunjukkan diatas standar industri. Sedangkan rasio aktivitas pada tahun 2012, perputaran piutang menjadi lebih lama dari rata-rata industri. Rasio profitabilitas menunjukkan angka dibawah rata-rata industri. Secaran keseluruhan kinerja perusahaan masih tergolong baik, tetapi tetap perlu peningkatan. 6. BAPPENAS Krisis
Keuangan Eropa Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia Jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuatitatif. CAR, NPL, Deposits, ROA, LDR, Total Aset Data sampai dengan Agustus 2011 menunjukkan pertumbuhan total aset mencapai 8,1 persen.
Pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana juga masih melanjutkan tren peningkatan yang
(49)
masingmasing tumbuh 19,28% dan 10,63%. CAR perbankan cukup memadai dengan berada level 17,2% pada Oktober. NPL bulan Juli juga terhitung aman karena berada pada level 2,7% atau masih dibawah batas 5% sebagaimana ditetapkan BI. Perkembangan likuiditas menunjukkan peningkatan dimana rasio LDR naik dari 75,5% pada Desember 2010 menjadi 81,36% pada bulan Oktober 2011
(50)
2.9.
Kerangka Konseptual
CABANG MEDAN ISKANDAR MUDA
Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana
Dana Pihak
Ketiga Kredit NPL Pendapatan Biaya
Laba /
Rugi Lainnya
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
PT. BANK SUMUT
RBB (Rencana Bisnis Bank)-Konsolidasi
RKT (Rencana Kerja Tahunan)
Realisasi :
Neraca
Laba/Rugi
Informasi Keuangan Lain (Tahun buku 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010).
Realisasi :
Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka)
Kredit (Lancar dan Non Lancar) Pendapatan Operasional
Biaya Operasional
CKPN
Laba/Rugi Asset Lainnya Rasio Kinerja Keuangan (Utama).
ROA CER BOPO NIM LDR NPL Kolektibilitas
Trend Perkembangan 2014 terhadap tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010 :
ROA, CER, BOPO, NIM, LDR, NPL, dan Kolektibilitas
Perkembangan DPK, Perkembangan Kredit, Perkembangan Laba/Rugi. Perkembangan Aset
(1)
Lampiran 9 Perhitungan Rasio Keuangan Secara Konsolidasi
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
Sumber : Data diolah oleh peneliti
(Rp 000)
No. Komponen, Formula dan Indikator Pendukung Des-10 Des-11 Des-12 Des-13 Des-14
1 63,53% 100,17% 81,20% 70,84% 108,00%
Total Beban Operasional 57.942.681 44.380.771 44.351.699 41.499.717 61.478.184 Total Pendapatan Operasional 91.207.684 44.303.933 54.619.465 58.579.333 56.922.341
2 65,24% 44,62% 58,23% 58,15% 45,92%
Total Kredit Yang Diberikan 474.474.335 263.481.061 329.045.256 352.425.458 346.294.204
DPK 727.234.273 590.485.364 565.044.865 606.048.071 754.162.716
- Giro 138.348.797 151.375.675 107.367.469 121.046.260 118.366.033 - Tabungan 319.307.826 237.340.189 281.894.763 284.066.336 283.952.384 - Deposito 269.577.650 201.769.500 175.782.633 200.935.475 351.844.299
3 6,59% 2,52% 4,26% 4,85% 2,93%
Laba Sebelum Pajak 36.678.589 17.324.792 23.901.906 24.581.060 19.395.690 Total Pendapatan 112.326.414 78.683.004 83.423.570 77.069.872 99.842.319 Total Biaya 75.647.825 61.358.212 59.521.664 52.488.812 80.446.629 Rata-rata aset 556.812.819 688.592.357 560.435.573 507.233.040 662.999.678
4 51,23% 63,23% 56,07% 51,54% 58,67%
BOPO =
LDR =
�
ROA =
−
CER =
� − � − �(2)
Total Biaya 75.647.825 61.358.212 59.521.664 52.488.812 80.446.630 Biaya Bunga (Bunga yang dibayar + hadiah + propisi&komisi yang dibayar utk mendapatkan dana 29.176.786 25.793.058 21.632.870 17.276.997 32.907.811 - Bunga yang dibayar 28.914.929 25.335.963 21.391.553 17.260.786 32.760.923
- Hadiah 261.857 457.095 241.317 16.211 146.888
- Propisi & Komisi Yang Dibayar utk Mendptkan Dana
0 0 0 0 0
Biaya PPAP 3.870.874 2.120.245 3.243.105 4.392.693 8.268.029
Pendapatan Bunga Bersih (Pendapatan Bunga - Biaya Bunga)
54.386.396 13.448.531 27.283.978 34.705.223 17.971.092
Pendapatan Bunga (Bunga yang diperoleh - propisi dan komisi kredit)
83.563.182 39.241.589 48.916.848 51.982.220 50.878.903
- Bunga Yang Diperoleh 83.563.182 39.241.589 48.916.848 51.982.220 50.878.903
- Propisi dan Komisi Kredit 0 0 0 0 0
Pendapatan Lain (Total Pendapatan-Bunga Yang Diperoleh-Propisi & Komisi Kredit)
28.763.232 39.441.415 34.506.722 25.087.652 48.963.416
5 11,79% 3,30% 9,12% 10,23% 5,31%
Pendapatan Bunga Bersih (Pendapatan Bunga - Biaya Bunga)
54.386.396 13.448.531 27.283.978 34.705.223 17.971.092
Pendapatan Bunga (Bunga yang diperoleh - propisi dan komisi kredit)
83.563.182 39.241.589 48.916.848 51.982.220 50.878.903
- Bunga Yang Diperoleh 83.563.182 39.241.589 48.916.848 51.982.220 50.878.903
- Propisi dan Komisi Kredit 0 0 0 0 0
Biaya Bunga (Bunga yang dibayar + hadiah + propisi&komisi yang dibayar utk mendapatkan dana 29.176.786 25.793.058 21.632.870 17.276.997 32.907.811
NIM =
(3)
- Bunga yang dibayar 28.914.929 25.335.963 21.391.553 17.260.786 32.760.923
- Hadiah 261.857 457.095 241.317 16.211 146.888
- Propisi & Komisi Yang Dibayar utk Mendapatkan Dana
0 0 0 0 0
Rata-rata Aktiva Produktif 461.273.564 407.887.483 299.264.839 339.256.483 338.395.462
6 1,14% 1,49% 1,58% 3,92% 4,42%
Pinjaman Yang Diklasifikasi : 5.413.974 3.934.904 5.212.170 13.820.314 15.295.558 - Dalam Perhatian Khusus (Sandi 2) = 25% 998.693 846.821 953.214 2.674.370 2.885.692 - Kurang Lancar (Sandi 3) = 50% 422.643 229.627 0 525.456 735.140 - Diragukan (Sandi 4) = 75% 645.595 1.728.816 328.126 909.812 257.229 - Macet (Sandi 5) = 100% 3.347.043 1.129.640 3.930.830 9.710.676 11.417.497 Kredit Yang Diberikan : 474.474.335 263.481.061 329.045.256 352.425.458 346.294.204 - Kredit Lancar (Sandi 1) 465.426.440 256.199.796 320.864.069 329.753.307 321.520.687 - Dalam Perhatian Khusus (Sandi 2) 3.994.773 3.387.282 3.812.856 10.697.481 11.542.766
- Kurang Lancar (Sandi 3) 845.286 459.254 0 1.050.912 1.470.281
- Diragukan (Sandi 4) 860.793 2.305.089 437.501 1.213.082 342.973 - Macet (Sandi 5) 3.347.043 1.129.640 3.930.830 9.710.676 11.417.497
7 1,06% 1,48% 1,33% 3,40% 3,82%
Kredit Non Lancar : 5.053.122 3.893.983 4.368.331 11.974.670 13.230.751
- Kurang Lancar (Sandi 3) 845.286 459.254 0 1.050.912 1.470.281
- Diragukan (Sandi 4) 860.793 2.305.089 437.501 1.213.082 342.973 - Macet (Sandi 5) 3.347.043 1.129.640 3.930.830 9.710.676 11.417.497 Total Kredit : 474.474.335 263.481.061 329.045.256 352.425.458 346.294.204
KOL =
� �� �
(4)
- Kredit Lancar (Sandi 1) 465.426.440 256.199.796 320.864.069 329.753.307 321.520.687 - Dalam Perhatian Khusus (Sandi 2) 3.994.773 3.387.282 3.812.856 10.697.481 11.542.766
- Kurang Lancar (Sandi 3) 845.286 459.254 0 1.050.912 1.470.281
- Diragukan (Sandi 4) 860.793 2.305.089 437.501 1.213.082 342.973 - Macet (Sandi 5) 3.347.043 1.129.640 3.930.830 9.710.676 11.417.497
(5)
Lampiran 10 Perkembangan Performance PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
Per 31 Desember 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014
Sumber : PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
(Rp 000)
No Uraian
Des-10 Des-11 Des-12 Des-13 Des-14 2014 VS 2013 Realisasi VS
Rencana 2014
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Rencana Pertumbuhan
% Pencapaian %
1 Dana Pihak Ketiga : 727.234.373 590.485.364 565.044.865 606.048.071 754.162.716 751.546.758 24,44% 100,35%
- Giro 138.348.797 151.375.675 107.367.469 121.046.260 118.366.033 130.531.134 -2,21% 90,68%
- Tabungan 319.307.926 237.340.189 281.894.763 284.066.336 283.952.384 356.530.624 -0,04% 79,64%
- Deposito 269.577.650 201.769.500 175.782.633 200.935.475 351.844.299 264.485.000 75,10% 133,03%
2 Kredit : 474.474.335 263.481.061 329.045.256 352.425.458 346.294.204 411.140.585 -1,74% 84,23%
- Lancar (Sandi 1) 465.426.440 256.199.796 320.864.069 329.753.307 321.520.687 396.050.531 -2,50% 81,18%
- Dalam Perhatian Khusus (Sandi 2)
3.994.773 3.387.282 3.812.856 10.697.481 11.542.766 9.070.781 7,90% 127,25%
- Kurang Lancar (Sandi 3) 845.286 459.254 0 1.050.912 1.470.281 100.912 39,91% 1457,00%
- Diragukan (Sandi 4) 860.793 2.305.089 437.501 1.213.082 342.973 22.685 -71,73% 1511,93%
- Macet (Sandi 5) 3.347.043 1.129.640 3.930.830 9.710.676 11.417.497 5.895.676 17,58% 193,66%
- Hapus Buku 1.695.622 1.117.401 1.110.183 1.092.901 751.172 0 -31,27% 100,00%
3 Rata-rata Aktiva Produktif
/ Kredit
461.273.565 407.887.483 299.284.839 339.256.483 338.395.462 382.711.796 -0,25% 88,42%
4 Total Pendapatan : 112.326.414 78.683.004 83.423.570 77.069.872 99.842.319 87.936.833 29,55% 113,54%
a. Operasional 91.207.684 44.303.933 54.619.465 58.579.333 56.922.341 62.758.528 -2,83% 90,70%
- Bunga Yang Diperoleh 83.563.182 39.241.589 48.916.848 51.982.220 50.878.903 59.597.600 -2,12% 85,37%
- Provisi dan Komisi Yg Diterima Selain Dari Kredit
134.092 63.837 51.105 106.980 111.807 0 4,51% 100,00%
- Hasil Ongkos Aministrasi 2.528.085 1.836.819 2.090.112 2.100.647 2.028.747 3.037.901 -3,42% 66,78%
- Hasil Dividen Atas Penyertaan
0 0 0 0 0 0 0,00% 0,00%
(6)
- Hasil Jasa Komunikasi 0 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% - Koreksi atas CKPN dan
Penyisihan Penghapusan
3.435.997 2.334.084 3.012.056 3.848.479 2.647.642 0 -31,20% 100,00%
b. Non Operasional / Rek Antar Kantor
21.118.730 34.379.071 28.804.105 18.490.539 42.919.978 25.178.305 132,12% 170,46%
5 Total Biaya/Beban : 75.647.825 61.358.212 59.521.664 52.488.812 80.446.629 57.326.006 53,26% 140,33%
a. Operasional 57.942.681 44.380.770 44.351.699 41.499.717 61.478.184 46.535.537 48,14% 132,11%
- Bunga Yang Dibayar 28.914.929 25.335.963 21.391.553 17.260.786 32.760.923 22.039.301 89,80% 148,65%
- Hadiah 261.857 457.095 241.317 16.211 146.888 18.642 806,10% 787,93%
- Provisi & Komisi yang dibayar selain penerimaan dana
116.999 91.798 9.122 0 0 0 0,00% 0,00%
- Beban Umum & ADM 5.906.701 3.517.513 3.864.120 3.172.246 3.218.254 6.635.999 1,45% 48,50%
- Beban Personalia 16.146.822 10.527.700 9.762.966 11.061.421 11.676.842 13.663.690 5,56% 85,46%
- Kerugian Penurunan Nilai Aktiva Produktip
3.870.874 2.120.245 3.243.105 4.392.693 8.268.029 662.972 88,22% 1247,12%
- Beban Lain- Lain 2.724.499 2.330.456 5.839.516 5.596.360 5.407.248 3.514.934 -3,38% 153,84%
b. Non Operasional 17.705.144 16.977.442 15.169.965 10.989.095 18.968.445 10.790.469 72,61% 175,79%
- Kerugian Lain-lain 27.697 0 0 0 0 0 0,00% 0,00%
- Karena Pelanggaran Lainnya
58 1.800 417 608 2.300 700 278,29% 328,75%
- Bantuan Pendidikan Anak Pegawai
46.050 25.300 24.250 27.050 41.200 0 52,31% 100,00%
- Hadiah Tahunan 58.683 0 0 0 0 152.739 0,00% 0,00%
- Masa Bakti 0 146.314 45.512 132.816 0 0 -100,00% 0,00%
- Bunga Antar Kantor 17.559.651 16.800.535 15.087.184 10.810.121 18.902.195 10.584.648 74,86% 178,58%
- Sumbangan-Sumbangan 13.005 3.493 12.602 18.500 22.750 52.383 22,97% 43,43%
6 Laba Sebelum Pajak 36.678.589 17.324.792 23.901.906 24.581.060 19.395.690 30.610.827 -21,09% 63,36%
7 Pajak 7.563.537 2.941.896 3.047.326 4.057.323 3.462.068 4.319.215 -14,67% 80,16%
8 Laba Setelah Pajak 29.115.052 14.382.896 20.854.580 20.523.737 15.933.622 26.291.612 -22,36% 60,60%
9 Aset 781.358.461 625.024.364 607.461.601 653.875.783 799.406.010 1.047.280.771 22,26% 76,33%