3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - April 2011
3.3 Objek Penelitian
Areal pengolahan limbah lumpur pengeboran minyak bumi pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri dimana dilakukan pengambilan sampel air olahan lumpur bor
sesudah proses pengolahan Pit 3 dengan 1x pengukuran berdasarkan delapan parameter yang akan diukur COD, H
2
S, NH
3
, Phenol, pH, temperatur, minyak dan lemak serta pemeriksaan kualitas air sungai Batang Pudu pada titik sebelum dan
sesudah masuknya air olahan limbah lumpur.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang dipergunakan adalah dengan cara individual dimana cara ini mewakili keadaan air olahan lumpur bor di suatu tempat pada saat
tertentu grab sample yaitu pada Pit 3, titik sebelum dan sesudah masuknya air olahan limbah lumpur.
3.4.1 Pengambilan Sampel Air Olahan Lumpur Bor Setelah Pengolahan
Pengambilan sampel air olahan lumpur bor setelah pengolahan dilakukan di Pit penampungan akhir sebelum dilepas ke lingkungan Pit 3 untuk mengetahui kualitas
limbah lumpur setelah pengolahan yang dilihat dari delapan parameter COD, H
2
S, NH
3
, Phenol, pH, temperatur, minyak dan lemak. Adapun cara pengambilan sampel limbah lumpur bor adalah sebagai berikut :
I. Teknik
: Manual dan teknis II.
Alat : a. Botol sampel 3 buah, masing-masing berkapasitas
1 Ltr, 0.5 Ltr, dan 0.1 Ltr
b. Label sampel III.
Tujuan : untuk mengetahui kondisi awal limbah lumpur bor
IV. Langkah Kerja
: A. Persiapan 1. Botol sampel ditambahkan bahan pengawet sesuai
parameter yang akan dianalisis. Untuk COD, NH
3
, Phenol menggunakan H
2
SO
4
. Untuk H
2
S menggunakan Acetate. Untuk minyak dan lemak menggunakan HCl.
2. Pada label tulis nama pengawet dan parameternya, nama lokasi pengambilan, titik pengambilan dan tanggal
pengambilan 3. Tempatkan botol sampel pada iglo box berukuran besar
yang telah diisi es batu B. Pengerjaan
1. Buka tutup botol sampel dan masukkan sampel hingga mencapai leher botol, jangan sampel meluap yang akan
mengakibatkan pengawetnya hilang 2. Tutup botol dengan rapat
3. Bersihkan bagian luar botol 4. Tempatkan botol pada iglo box
5. Lakukan hal yang sama untuk ketiga botol
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data primer diperoleh melalui observasi langsung terhadap sarana pengolahan limbah lumpur pengeboran minyak PT Chevron Pacific Indonesia
dan wawancara langsung terhadap pimpinan dan karyawan pada instalasi pengolahan lumpur serta melakukan pemeriksaan laboratorium pada inlet, outlet, hulu dan hilir
sungai
3.5.2 Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data-data yang telah tersedia dari arsip perusahaan berupa data kandungan, data effluent, proses pengolahan serta
penelusuran kepustakaan yang dilakukan dengan membaca, mencatat dan memahami segala buku, artikel dan internet yang berhubungan dengan penelitian.
3.6 Definisi Operasional
Untuk memahami keseluruhan dari penelitian ini, akan dikemukakan defenisi operasional dengan tujuan menghindari timbulnya perbedaan dalam pengertian.
1. Limbah lumpur bor adalah sisa pemakaian lumpur bor yang dihasilkan dari kegiatan pengeboran minyak bumi yang dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia
Duri dan perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena lumpur bor termasuk limbah B3.
2. Air olahan lumpur bor adalah air yang dihasilkan dari pemisahan antara cairan dengan padatan setelah dilakukan pengolahan oleh PT Chevron Pacific Indonesia
Duri. 3. Kualitas air olahan lumpur bor setelah pengolahan adalah suatu keadaan atau
kualitas air olahan lumpur bor yang telah mengalami proses pengolahan yang
diukur parameternya yaitu COD, temperatur, pH, H
2
S, NH
3
, minyak dan lemak serta Phenol Total dengan pemeriksaan laboratorium dibandingkan dengan standar
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2007 4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2007 adalah
peraturan yang mengatur tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha danatau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
5. Memenuhi syarat adalah kondisi limbah lumpur bor setelah pengolahan yang tidak melebihi nilai yang telah ditetapkan PerMen LH No. 04 Tahun 2007
6. Tidak memenuhi syarat adalah kondisi limbah lumpur bor setelah pengolahan yang melebihi nilai yang telah ditetapkan PerMen LH No. 04 Tahun 2007
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dengan cara membandingkan dengan parameter baku mutu limbah lumpur
pengeboran minyak bumi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha danatau Kegiatan
Minyak dan Gas serta Panas Bumi dan membandingkan kualitas air sungai dengan baku mutu air sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum PT Chevron Pacific Indonesia
PT. CPI Chevron Pacific Indonesia yang dulunya dikenal sebagai PT. Caltex Pacific Indonesia merupakan kontraktor BP Migas yang bergerak dalam
bidang perminyakan dan merupakan perusahaan minyak asing yang terbesar di Indonesia. CPI pertama kali didirikan di Indonesia pada awal tahun 1924. Area
operasi PT. CPI saat ini terdiri dari lapangan Duri yang merupakan satu-satunya wilayah yang memproduksi minyak berat heavy oil sebanyak kurang lebih 200000
BOPD, dan area operasi minyak ringan yang tediri dari Sumatra bagian Utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani, dan Sumatra bagian selatan yang meliputi
Minas, Libo, dan Petapahan yang secara keseluruhan memproduksi minyak ringan sebanyak kurang lebih 250000 BOPD.
PT. CPI untuk pertama kali memiliki area seluas 9030 km
2
terletak di Kabupaten Bengkalis, yang disebut Kangaroo Block. Pada September 1963 PT. CPI
menandatangani perjanjian CT Chevron dan Texaco yang pertama untuk jangka waktu 30 tahun. Perjanjian itu meliputi empat daerah seluas 12328 km
2
,dikenal dengan sebutan Block A, B, C dan D. Setelah mendapat tambahan daerah seluas 4300
km
2
, pada tahun 1968, 1973 dan 1978 dilakukan pengembalian beberapa daerah sehingga saat ini luas yang tersisa sebesar 8314 km
2
kira-kira 67,4 luas asal. PT. CPI membagi daerah operasi menjadi enam distrik yaitu :