Amoniak Fosfat Nitrit Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Batang Pudu Sebelum Masuknya Air Olahan Lumpur Bor

dan limbah dari aktivitas pasar. Ini disebabkan karena aliran sungai Batang Pudu melewati daerah-daerah yang menghasilkan limbah, seperti hotel, rumah sakit, pasar dan rumah-rumah penduduk. Dari hasil analisis laboratorium parameter pada titik upstream yang ditemukan melebihi nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 adalah Amonia sebesar 1.97 mgl, Fosfat sebesar 1.40 mgl, Nitrit sebesar 0.09 mgl, Minyak dan Lemak sebesar 5 mgl. Tingginya kadar beberapa parameter ini daripada nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 disebabkan karena pencemaran akibat aktivitas masyarakat disekitar sungai yang mencemari sungai dengan berbagai limbah rumah tangga.

1. Amoniak

Amoniak yang ditemukan menunjukkan bahwa sungai Batang Pudu banyak mengandung zat organik yang menimbulkan bau busuk. Dari hasil observasi lapangan didapat beberapa titik dari sungai ini dipenuhi tumpukan sampah baik itu sampah organik maupun sampah anorganik yang dibuang begitu saja ke sungai dari aktivitas pasar Duri, perumahan penduduk, limbah hotel dan rumah sakit.

2. Fosfat

Fosfat yang ditemukan di sungai Batang Pudu menurut Dojlido dan Best, 1993 dalam sebuah situs internet berasal dari buangan manusia sebesar 44, limbah deterjen sebesar 40 , industri sebesar 7.3 dan dari pembersih rumah sebesar 6.7. Hal ini diperkuat dari hasil obsevasi lapangan bahwa ditemukan suatu titik dari sungai Batang Pudu yang permukaannya telah ditutupi oleh busa deterjen dan tumpukan sampah. Menurut Fardiaz 1992 fosfat tidak beracun terhadap hewan air dan tidak mengganggu kesehatan manusia. Namun keberadaan fosfat dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah kelebihan nutrien dalam air tawar sehingga alga dan tumbuhan air lainnya, seperti enceng gondok berkembang biak dengan cepat sehingga kadar oksigen dalam air menurun bahkan hingga nol, hal ini dapat mematikan biota air didalamnya.

3. Nitrit

Keberadaan nitrit dalam air sungai Batang Pudu menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan zat organik yang memiliki kadar oksigen terlarut sangat rendah. Zat organik akan mengalami degradasi dan dekomposisi oleh bakteri aerob menggunakan oksigen dalam air, sehingga lama–kelamaan oksigen yang terlarut dalam air akan jauh berkurang Darmono, 2001. Zat organik ini dihasilkan dari banyaknya limbah domestik yang dibuang langsung ke sungai. 4 Minyak dan Lemak Minyak dan Lemak yang ditemukan di sungai Batang Pudu berasal dari buangan limbah domestik dari rumah tangga, hotel, pasar dan rumah sakit yang dihasilkan dari aktivitas dapur berupa sampah makanan dan air bekas cucian piring yang mengandung minyak dan lemak yang dibuang langsung ke saluran pembuangan dan mengalir ke sungai tanpa disaring terlebih dahulu. Menurut Pandia dkk, 1995 pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan kurangnya penetrasi sinar ke dalam air dan menurunnya oksigen terlarut karena dengan adanya lapisan film minyak menghambat proses penetrasi oksigen oleh air. Pengambilan sampel kedua pada titik sesudah bercampurnya air sungai dengan air olahan dari CMTF Arak yang berjarak 50 meter ke arah hilir. Titik ini disebut titik downstream. Dari analisis laboratorium terhadap titik downstream yang ditemukan melebihi nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 adalah Amonia sebesar 1.57 mgl, Sulfida sebesar 0.03 mgl, BOD sebesar 8 mgl, COD sebesar = 61 mgl, Besi sebesar 0.34 mgl, Minyak dan Lemak sebesar 5 mgl. Tingginya kadar beberapa parameter ini daripada nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 disebabkan karena air sungai Batang Pudu dari awalnya sudah dalam kondisi tercemar oleh besarnya volume sampah yang menumpuk sepanjang aliran sungai bahkan menutupi permukaan air sungai. Namun pengaruh masuknya air olahan dari CMTF Arak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sungai Batang Pudu. Walaupun menurut PerMen LH No. 04 Tahun 2007 bahwa kedelapan parameter yang dianalisis telah memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan, tetapi hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada kenaikan kadar beberapa parameter pada downstream dibandingkan dengan titik upstream yaitu Fosfat naik sebesar 0.1 mgl, COD naik sebesar 32 mgl , Sulfida