berfungsi sebagai pengental lumpur viscofisier dengan komposisi terbesar dari adonan lumpur ini adalah air.
2.3.5. Sifat-Sifat Fisik Lumpur Pengeboran 1. Berat Jenis
Berat jenis lumpur pengeboran sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol tekanan formasi, sebab dengan naiknya berat jenis lumpur maka tekanan lumpur akan
naik pula. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Dimana : D = Berat jenis lumpur W = Berat lumpur
V = Volume lumpur
2. Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik lumpur didefinisikan sebagai fungsi tekanan per satuan luas yang secara matematis dinyatakan sebagai berikut :
Dimana : P = Tekanan hidrostatik lumpur
A = Luas penampang h = Tinggi kolom lumpur
D = W V
P = 0.052 h D a
D = Berat jenis
3. Viskositas
Salah satu sifat lumpur yang menentukan daya tahan terhadap pergerakan, dimana tahanan ini terjadi disebabkan oleh pergesekan antar partikel-partikel dari
lubang bor. Viskositas menyatakan kekentalan dari lumpur bor, dimana viskositas memegang peranan dalam pengangkatan serbuk bor ke permukaan. Makin kental
lumpur, maka pengangkatan cutting kurang sempurna, dan akan mengakibatkan cutting tertinggal didalam lubang bor serta mengakibatkan tejepitnya rangkaian pipa
pemboran. Akan tetapi bila lumpur pemboran mempunyai harga viskositas yang terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan permasalahan pemboran seperti loss
circulation.
4. Gel Strength
Waktu lumpur bersirkulasi besaran yang berperan adalah viskositas, sedangkan ketika sirkulasi berhenti yang memegang peranan adalah gel strength. Lumpur akan
menjadi gel saat tidak ada sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik antara partikel-partikel padatan lumpur. Saat lumpur berhenti bersirkulasi, lumpur harus
mempunyai gel strength yang dapat menahan cutting dan material pemberat lumpur agar jangan turun, sehingga padatan tidak menumpuk dan mengendap di annulus, dan
mencegah pipa terjepit. Akan tetapi jika gel strength terlalu tinggi akan menyebabkan beratnya kerja pompa lumpur untuk memulai sirkulasi kembali. Walaupun pompa
mempunyai daya yang kuat, pompa tidak boleh mempompakan lumpur dengan daya yang besar karena formasi akan pecah.
5. Yield Point
Bagian dari resistensi untuk mengalir oleh gaya tarik-menarik antar partikel. Jadi Yield Point merupakan angka yang menunjukkan shearing stress yang
diperlukan untuk mensirkulasikan lumpur kembali. Dengan kata lain lumpur tidak akan dapat sirkulasi sebelum diberikan shearing stress sebesar yield point. Yield
Point sangat penting diketahui untuk perhitungan hidrolika lumpur, dimana yield point mempengaruhi hilangnya tekanan waktu lumpur disirkulasikan.
6. Filtrasi dan Mud cake