BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki banyak keanekaragaman jenis tanaman, termasuk tanaman obat–obatan. Dalam rangka pendayagunaan sumber daya
alam nabati sebagai bahan obat, serta guna menunjang program nasional dalam bidang keluarga berencana maka perlu dilakukan penelitian terhadap tanaman
penghasil bahan baku hormon steroid. Di sisi lain Solanum juga memiliki nilai ekonomis sebagai buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut
data statistik Indonesia 2011 setiap tahunnya terjadi kelahiran 4,5 juta bayi per tahun dan
jumlah penduduk Indonesia kini mencapai 218.086.288 jiwa SUPAS 2005. Dalam
upaya menekan tingkat pertumbuhan penduduk, pemerintah telah melaksanakan program KB.BKKBN,2001
Makin meningkatnya industri obat, khususnya obat kontrasepsi dalam dasawarsa terakhir ini telah memacu usaha pemanfaatan berbagai spesies Terung
sebagai sumber Solasodin. Solasodin adalah aglicon suatu alkaloid yang mempunyai inti steroid, dengan rumus bangun seperti diosgenin. Alkaloid steroid Solanum dapat
dipakai sebagai bahan dasar pembuatan beberapa hormon steroid yang digunakan untuk kontrasepsi oral. Alkaloid steroid ini mengganggu keseimbangan hormon
gonadotropin, baik pria maupun wanita. Kaspul, 2007 Terung Belanda Solanum betaceum Cav. merupakan tanaman jenis terung-
terungan dari family Solanaceae. Terung Belanda tumbuh di Indonesia hanya pada beberapa daerah terutama di Berastagi Kabupaten Karo Sumatera Utara. Terung
Belanda merupakan tanaman yang bernilai komersial sehingga perlu dikembangkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Terung Belanda adalah tanaman semak atau
pohon, tinggi batang 2-3 m dengan diameter batang 4 cm, bentuk batang bulat, daun berbentuk daun kordatus, vena menonjol, panjang petiolus 7-10. Bunga kecil,
mempunyai tandan, warnanya merah jambu sampai biru terung dengan diameter 1 cm
Universitas Sumatera Utara
dan buah berbentuk oval. Terung Belanda pada awalnya dikenal dengan nama Cyphomandra betaceae
Cav. Sendt., akan tetapi kemudian direvisi oleh Sendtner menjadi Solanum betaceum, Cav. yang termasuk dalam family SolanacaeDeny
Suprihartini.dkk, 2007. Dalam 100 g Terung Belanda mengandung 82,7-87,8 g air; protein 1,5 g; lemak 0,06–1,28 g; karbohidrat 10,3 g; serat 1,4–4,29 g; abu 0,66–0,94
mg; karoten 0,371–0,653 mg; vitamin A 540 I.U. dan vitamin C 23,3– 44,9 mg. Jika buah ini dimasak, maka sebagian besar vitamin C hilang. Suprihartini, 2007
Solanum mauritianum atau Lancing adalah pohon kecil atau tumbuhan
semak asli Amerika Selatan , termasuk Argentina Utara, Brasil Selatan , Paraguay dan Uruguay . Tanaman ini memiliki waktu hidup hingga tiga puluh tahun, dan dapat
tumbuh hingga mencapai 33 kaki. Tanaman ini memiliki daun oval yang besar berwarna hijau ke abu-abuan. Bunganya berwarna ungu dengan warna kuning
ditengah. Tumbuhan ini dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah.
Tanaman ini mengandung senyawa glycoalkaloid Solasodin , dengan kandungan tertinggi pada buah mentah hijau 2 - 3,5 berat kering. Solauri
sin
, Solauricidine , dan Solasodamin juga telah ditemukan di Solanum mauritianum.
Wikipedia, diunduh Oktober 2010 Kemampuan tanaman jenis solanacea dalam menurunkan jumlah sperma,
mengurangi kemampuan gerak sperma dan meningkatkan jumlah sperma abnormal seperti motilitas, viabilitas dan integritas membran sperma, sehingga mengganggu
kesuburan pada kaum pria terletak pada Solasodin. Kaspul,2007. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bioteknologi
modern berkembang sangat cepat sehingga sampai saat ini telah dapat dibuat 243 spesies baru yang meliputi 38 genus dan 34 family. Beberapa penelitian tentang
adanya pengaruh batang bawah terhadap batang atas telah dilakukan. Menurut penelitian dilakukan oleh Surbakti, R 2002 , yang berhasil melakukan sambung
pucuk antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang. Metode yang sama juga
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada pembuatan hibrida antara tanaman Ubi kayu dengan Ubi kayu racun dengan tingkat keberhasilan 93 dan tingkat produksi Ubi kayu yang dihasilkan
mencapai 3 kali lipat, dan kadar Karbohidratnya juga naik menjadi 60,8 , karena terjadi pertambahan umur sehingga proses fotosintesis semakin sempurna.
Inovasi dan ilmu penunjang dalam bioteknologi terus berkembang. Penelitian Heryanti, R. Surbakti, dan K. Tarigan 2009 dengan melakukan sambung lidah
antara tanaman Tomat dengan tanaman Kentang, diperoleh tingkat keberhasilan 13,3. Tetapi tahun 2009 Yusma Heryanti merubah sistem penyambungan dengan
melakukan sambung lengkung antara tanaman Kentang sebagai batang bawah dengan tanaman Tomat sebagai batang atas dengan persentasi keberhasilan 13,6. Dengan
meningkatkan produksi buah Kentang maupun Tomat. Bioteknologi tanaman secara konvensional sudah banyak diaplikasikan
untuk mengatasi permasalahan pangan seperti sambung pucuk. Dalam proses penyambungan, terjadi penggabungan dua jaringan hidup antara batang atas dan
bawah. Tanaman hasil penyambungan akan memiliki sifat-sifat yang lebih unggul yang dimiliki batang atas dan bawah. Sri Wiryawan dan Ida Ayu Ika Wahyuniari
2009 telah melakukan penelitian terhadap efek solasodin yang mampu menurunkan jumlah sel spermatozoa pada Kelinci dengan pemberian ekstrak Solasodin. Dengan
alasan Lancing Solanum mauritianum merupakan tumbuhan yang mengandung Solasodin sehingga bagus digunakan sebagai sumber obat kontrasepsi, sedangkan
buah Terung Belanda tidak mengandung Solasodin. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang aktivitas Alkaloid buah Terung Belanda hasil
sambung pucuk antara Terung Belanda dengan Lancing terhadap tingkat kehamilan Mencit Mus musculus.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah senyawa Alkaloid yang hanya terdapat pada tanaman Lancing, juga
sudah terdapat pada buah Terung Belanda hasil perpaduan keduanya 2.
Apakah senyawa Alkaloid yang terdapat pada buah Terung Belanda merupakan produk biotransport antara tanaman Lancing sebagai tanaman
batang bawah, dan dapat menembus sel Terung Belanda sebagai tanaman yang disambung
1.3 Pembatasan Masalah
1. Analisis pengaruh Alkaloid yang terdapat pada buah Terung Belanda hasil
perpaduan Terung Belanda dengan Lancing dilakukan secara kualitatif yang dicobakan pada Mencit Mus musculus selama satu bulan.
2. Terung Belanda hasil sambung pucuk dari Lancing sebagai batang bawah dan
Terung Belanda sebagai batang atas diperoleh secara acak dari Fakultas Pertanian Universitas Quality di Kabanjahe, Sumatera Utara.
3. Sambung pucuk Terung Belanda dengan Lancing sebagai batas bawah
dilakukan dengan teknik sambung baji tanpa memperhitungkan unsur hara, waktu tanam dan pH tanah.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui senyawa Alkaloid yang hanya terdapat pada tanaman
Lancing, juga terdapat pada buah Terung Belanda sebagai hasil perpaduan keduanya.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui senyawa Alkaloid yang terdapat pada buah Terung
Belanda merupakan produk biotransport antara tanaman Lancing sebagai tanaman inang bawah menembus sel Terung Belanda sebagai tanaman yang
disambung. 3.
Untuk menambah jenis tanaman obat kontrasepsi oral di Indonesia 4.
Untuk mengubah bentuk Solasodin dari tablet harus diisolasi terlebih dahulu menjadi Solasodin yang dapat langsung dimakan dalam bentuk buah Terung
Belanda tanpa isolasi
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang pengaruh sambung pucuk antara Terung
Belanda sebagai batang atas dan Lancing sebagai batang bawah terhadap tanaman baru Terung Belanda.
2. Memperkaya tanaman obat di Indonesia
3. Memotivasi masyarakat khususnya petani untuk membudidayakan tanaman
Terung Belanda sehingga dapat meningkatkan produksi Terung Belanda.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian laboratorium yang dilakukan dengan mempersiapkan Terung Belanda hasil sambung pucuk antara Lancing sebagai batang
bawah dengan Terung Belanda sebagai batang atas yang diperoleh secara acak dari Fakultas pertanian, Universitas Quality, Kabanjahe, Sumatera Utara. Selanjutnya
dilakukan ekstraksi alkaloid total terhadap buah Terung Belanda hasil sambung
Universitas Sumatera Utara
pucuk tersebut. Dan kemudian dilakukan test uji alkaloid dengan pereaksi alkaloid dan juga uji Biologis terhadap tingkat kehamilan Mencit Mus musculus.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia, Kimia Bahan Alam dan Anatomi dan Fisiologi Hewan FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA