tinggi, yaitu antara 2,0 hingga 3,5 . Senyawa tersebut merupakan bahan baku untuk kontrasepsi oral untuk program keluarga berencana.Kaspul,2007
2.5 Steroid
Penggunaan steroid sebagai senyawa kimia alami sangat luas, antara lain sebagai obat kontrasepsi solasodin dan diosgenin, kardiotonik digitoksin,
precursor vitamin D ergosterol serta senyawa anabolic androgen. Steroid merupakan turunan dari siklopentana perhidrofenantren, yang terdiri
dari 17 atom C yang terdapat dalam hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Inti steroid yang jenuh disebut gonane. Semua golongan steroid merupakan turunan dari gonane
yang mengalami substitusi oksidasi atau dehidrogenasi. Steroid di alam terdapat pada hewan yang berasal dari tri terpen lanosterol,
sedangkan pada tumbuhan berasal dari sikloartenol melalui reaksi transformasi. Kurt B.G. Torssell, 1991
2.6 Solasodin
Solasodin merupakan golongan alkaloid steroid yang sangat penting untuk produksi obat-obatan setelah diosgenin. Struktur solasodina mirip dengan diosgenin,
dimana satu atom Oksigen diganti dengan atom Nitrogen, mempunyai 27 atom C, yang banyak dihasilkan oleh tanaman solanum sp.
Gambar 2.3 Solasodin yang terdapat pada tanaman Solanaceae
Universitas Sumatera Utara
Rumus molekul solasodina adalah C
27
H
43
O
2
N, larut dalam alkohol, aseton dan sedikit larut dalam air serta praktis tidak larut dalam eter, larutan bebas dalam
benzene, piridina dan kloroform. Komposisi glikosida yang mengandung solasodina dari tanaman solanum
sp, yaitu: a.
Solasonin : solasodina
- galaktosa- glukosa-rhamnosa
b. Solamargin : solasodina - galaktosa – rhamnosa – rhamnosa
Wikipedia, diunduh Juni 2006 Menurut Soehadi dan Santa 1992, alkaloid steroid solasodin bersifat
kompetitif terhadap reseptor Folicle Stimulating Hormon FSH sehingga pelepasan FSH dari hipofisis akan terganggu. Folicle Stimulating Hormon berperan sebagai
mediator untuk mengikat androgen dalam spermatogenesis. Jika FSH terganggu maka spermatogenesis menjadi terhambat Ghufron dan Herwiyanti, 1995 dan
menurunkan kualitas spermatozoa yang dihasilkan Kaspul, 2001. Kualitas spermatozoa yang dihasilkan akan menentukan fertilitas pria. Jika kualitas
spermatozoa menurun maka fertilitasnya juga akan menurun. Penurunan fertilitas ini menunjang pemanfaatan Terung sebagai bahan antifertilitas, namun diharapkan
penggunaan ekstrak Solasodin ini tidak akan menurunkan produksi testosteron agar tidak menurunkan libido. Jika libido menurun maka tidak akan ada akseptor yang
mau menggunakan antifertilitas tersebut.
2.7 Gametogenesis