Teknologi Sambung Pucuk Klasifikasi Tanaman Lancing

 Solanum tabaccifolium  Solanum verbascifolium Anonimous, diunduh Oktober 2010

2.3 Teknologi Sambung Pucuk

Sambung pucuk Top Grafting merupakan salah satu dari teknik penyambungan yang paling banyak digunakan dalam memadukan tanaman Terung Belanda dan Lancing. Teknik ini mempunyai banyak kelebihan dari teknik sambung lain diantaranya ; perlekatan yang padu dan sempurna antara batang Lancing dan terung sehingga aliran nutrisi dari Lancing ke tanaman Terung Belanda berjalan dengan baik sehingga, Terung Belanda dapat tumbuh dengan sebagaimana Lancing tanpa penyambungan. Selain itu, jika dilihat dari kokohnya lokasi perpaduan kedua batang ini, maka teknik sambung pucuk adalah pilihan yang baik. Hal ini karena, semua pembuluh yang ada pada tanaman Lancing dan Terung Belanda menyatu dengan sempurna. Sehingga batang Lancing yang disambungkan dengan batang Terung Belanda dapat berdiri kokoh. Pengerjaan sambung pucuk sangatlah mudah. Tanaman Lancing dan Terung Belanda sudah dapat disambung jika tanaman telah mempunyai setidaknya 2 hingga 3 lembar daun sejati. Namun, yang terpenting adalah penyambungan kedua tanaman ini harus dilakukan pada saat kondisinya masih berupa tanaman muda. Husni, A. 2004 Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan penyambungan antara Lancing dengan Terung Belanda diantaranya ; 1. Sterilisasi dan Sanitasi Sterilisasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan membunuh kuman-kuman dengan bahan-bahan kimia seperti penggunaan alkohol 96 . Sterilisasi dan sanitasi merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyambungan. Sterilkan alat-alat seperti, pisau okulasi, dan terutama kebersihan tangan. Tangan yang tidak bersih Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan berkembangnya bakteri patogen, jamur, maupun virus. Untuk meminimalkan kontaminasi maka cucilah tangan dengan sabun anti-mikroba dan gunakanlah sarung tangan dari karet yang bersih latex gloves . 2. Keahlian dan ketelatenan dalam pengerjaan 3. Cuaca dan waktu penyambungan Penyambungan sebaiknya dilakukan di sore hari, kira-kira jam 2 - jam 4. Penyambungan sebaiknya tidak dilakukan di pagi hingga siang harinya karena tingginya penguapan yang menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati. Rivard, 2004 Interaksi kimia yang terjadi pada membran sel kedua tanaman dianalisa dengan pendekatan sitologi dan biomolekular, dengan menggunakan instrumen RAPD Random Amplyfing Polimorphic DNA . Interaksi kedua membran sel membentuk variasi kromosom atau transformasi gen yang baru yang didonorkan dari Lancing sebagai batang bawah rootstock ke Terung Belanda sebagai batang atas scion atau sebaliknya. Terjadinya fusi sel pada kedua membran yang dipadukan menyebabkan terjadi perubahan komposisi genetika maupun sifat fisis dari keduanya. Sebagai contoh, tanaman Terung adalah tanaman yang vigor dan mempunyai daya serap nutrisi makanan yang baik dari tanah. Sehingga, dengan adanya fusi sel antara membran sel batang menyebabkan perpindahan sifat vigor pada perpaduan tanaman keduanya. Walden, 1994 Sedangkan pada proses penyambungan terjadilah pertumbuhan kedua membran sel dengan cara pembelahan. Pembelahan sel menyebabkan hilangnya dinding pembatas pada masing-masing membra, maka fosfolipida dan protein yang terdapat pada masing-masing membran akan berikatan yang dikatalisis oleh enzim Fosfatase. Sehingga, terjadi ikatan fosfat-fosfat secara kovalen pada sisi polar bagian luar dan ikatan peptida-peptida secara hidrogen yang terjadi pada sisi lainnya protein dengan protein dibagian dalam membran. Ikatan fosfat dan peptida yang terbentuk menyebabkan terjadinya sambung lekat pada kedua membran sel. Dengan terbentuknya membran sel baru yang Universitas Sumatera Utara merupakan perpaduan keduanya maka transpor nutrisi, makanan, unsur hara, dan proses metabolisme dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu saja, pembentukan membran sel baru juga memungkinkan untuk terjadinya perpindahan zat dari kedua tanaman. Sehingga memungkinkan terjadinya biosintesis senyawa atau molekul baru yang sebelumnya tidak dijumpai. Finean, 1979

2.4 Senyawa Alkaloid

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (Solanum Mauritianum)

20 127 62

Aktivitas Enzim Peroksidase Dan Polifenol Oksidase Pada Kalus Terung Belanda (Solanum Betaceum Cav.) Setelah Diinduksi Kolkisin

4 46 80

Analisis Karbohidrat Produk Biosintesis pada Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Terung Belanda (Chiphomandra betaceae) dengan Rimbang (Solanum torvum swartz)

4 83 92

Ketahanan Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav) Setelah Diinduksi Dengan Sinar Uv Terhadap Colletotrichum sp.

2 47 65

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

0 0 23

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

0 0 7

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SARI BUAH TERUNG BELANDA (Solanum betaceum) HASIL SAMBUNG PUCUK DENGAN LANCING (Solanum mauritianum) PADA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN MENGGUNAKAN

0 1 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceaum Cav.) - Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (S

0 0 20

STUDI ANALISA KADAR VITAMIN C DAN KADAR BETA KAROTEN DARI BUAH TERUNG BELANDA HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TANAMAN TERUNG BELANDA (Solanum betaceaum Cav.) DENGAN TANAMAN LANCING (Solanum mauritianum) SKRIPSI IRMA SAFITRI

0 0 13