Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan

(1)

JAWABAN RESPONDEN TERHADAP

PEMBANGUNAN SEKTOR PESISIR DAN KELAUTAN (VARIABEL X)

No. Res X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 2 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 3 3 3

4 3 4 4 4 4 3 4

5 2 3 3 3 3 3 3

6 3 3 3 3 3 3 3

7 2 3 3 3 3 3 3

8 3 4 3 3 3 4 3

9 2 3 3 3 3 3 3

10 2 3 3 3 3 3 3

11 4 4 4 4 4 4 4

12 2 3 3 3 3 3 3

13 3 4 3 3 3 3 3

14 3 4 4 4 4 4 4

15 2 3 3 3 3 3 3

16 1 2 1 3 2 3 2

17 2 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 3 3 3 3

19 2 3 3 3 3 3 3

20 3 3 3 3 3 3 3

21 2 3 3 3 3 3 3

22 4 4 4 4 4 4 4

23 2 3 3 3 3 3 3

24 2 3 2 3 3 3 3

25 2 3 3 3 3 3 3

26 3 3 3 3 3 3 3

27 1 2 2 3 2 2 2

28 2 3 3 3 3 3 3

29 2 3 3 3 3 3 3

30 3 3 3 3 3 3 3

31 3 3 3 3 3 3 3

32 4 4 4 4 4 4 4

33 2 3 3 3 3 3 3

34 3 4 4 4 3 3 4

35 2 3 2 3 3 3 3

36 3 3 3 3 3 3 3

37 2 3 3 3 3 3 3


(2)

39 3 3 3 3 3 3 3

40 3 3 3 4 3 3 3

41 2 3 2 3 3 3 3

42 3 4 4 4 4 4 3

43 3 3 3 4 3 3 3

44 2 3 3 3 3 3 3

45 2 3 3 3 3 3 3

46 3 4 4 4 4 3 3

47 2 3 3 3 3 3 3

48 2 3 3 3 3 3 3

49 2 3 3 3 3 3 3

50 3 3 4 3 4 3 4

51 3 3 3 4 3 3 3

JAWABAN RESPONDEN TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (VARIABEL Y)

No Res

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11

1 3 4 3 3 2 3 1 3 3 3 2

2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 1 3

3 3 4 3 3 1 2 3 3 3 3 2

4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2

5 3 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3

6 2 3 2 3 3 3 3 4 2 1 3

7 3 4 3 3 2 2 1 3 3 2 2

8 3 3 2 3 2 3 1 4 2 3 3

9 1 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2

10 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3

11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4

12 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 2

13 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2

14 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2

15 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 3

16 3 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1

17 1 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2

18 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2

19 4 4 3 3 1 2 1 3 2 3 3

20 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2

21 3 4 3 3 2 2 1 3 3 2 3


(3)

23 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1

24 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 1

25 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 2

26 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 3

27 3 3 2 3 1 2 1 2 2 1 2

28 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 1

29 4 4 3 3 1 3 1 3 3 2 3

30 3 4 2 3 2 2 3 1 3 1 3

31 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 1

32 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4

33 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2

34 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4

35 3 4 3 3 2 2 3 3 2 1 3

36 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2

37 4 4 3 3 1 3 1 4 2 3 3

38 3 4 3 3 2 2 2 1 3 2 2

39 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2

40 4 4 3 3 1 2 1 3 3 2 3

41 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2

42 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2

43 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2

44 4 4 3 4 1 2 2 3 3 1 3

45 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2

46 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2

47 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3

48 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2

49 4 4 3 3 1 2 2 3 2 2 3

50 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2

51 2 3 2 3 3 3 4 3 3 1 3

KALKULASI VARIABEL X DAN Y No.

Res

X Y XY

1 20 30 400 900 600

2 21 27 441 729 567

3 20 30 400 900 600

4 26 38 676 1444 988

5 20 30 400 900 600

6 21 29 441 841 609

7 20 28 400 784 560

8 23 29 529 841 667


(4)

10 20 30 400 900 600

11 28 42 784 1764 1176

12 20 31 400 961 620

13 22 28 484 784 616

14 27 37 729 1369 999

15 20 31 400 961 620

16 14 20 196 400 280

17 20 29 400 841 580

18 21 29 441 841 609

19 20 29 400 841 580

20 21 30 441 900 630

21 20 29 400 841 580

22 28 42 784 1764 1176

23 20 30 400 900 600

24 19 30 361 900 570

25 20 31 400 961 620

26 21 31 441 961 651

27 14 22 196 484 308

28 20 28 400 784 560

29 20 30 400 900 600

30 21 27 441 729 567

31 21 29 441 841 609

32 28 42 784 1764 1176

33 20 30 400 900 600

34 25 37 625 1369 925

35 19 29 361 841 551

36 21 29 441 841 609

37 20 31 400 961 620

38 22 27 484 729 594

39 21 30 441 900 630

40 22 29 484 841 638

41 19 30 361 900 570

42 26 37 676 1369 962

43 22 31 484 961 682

44 20 30 400 900 600

45 20 29 400 841 580

46 25 38 625 1444 950

47 20 30 400 900 600

48 20 26 400 676 520

49 20 29 400 841 580

50 24 36 576 1296 864

51 22 30 484 900 660


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimin. 2002. Prosedur Penelitian. Aneka Cipta : Jakarta

Bungin, Burhan. 2009. Metedologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Chozin, M.A, Dkk. 2010. Pembangunan Perdesaan : Dalam Rangka Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat. Bogor : IPB Press

Dahuri, Rokhmin, Dkk. 2013. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan

Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT Balai Pustaka

Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan

Penerapannya). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sara, La. 2014. Pengelolaan Wilayah Pesisir. Bandung : Alfabeta

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial (Pedoman Praktis Penelitian

Bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Kesehatan). Medan : Grasindo

Monoratama

Siagian, Sondang P. 2000. Administrasi Pembangunan, Konsep, Dimensi dan

Strateginya. Jakarta : PT Bumi Aksara

Soetomo. 2010. Strategi – Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sukirno, Sadono. 1976. Beberapa Aspek Dalam Pembangunan Daerah. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI

Susilo, Edi. 2010. Dinamika, Struktur Sosial Dalam Ekosistem Pesisir. Malang : UB Press

Suyanto, Bagong. 2008. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Pendekatan

Alternatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat : Mempersiapkan


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif , yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur – unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011 : 52).

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu dengan dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya yaitu data yang diperoleh di lapangan, dikumpulkan, diolah serta dianalisis.

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal berupa gambar atau foto yang didapat dari lapangan dan kemudian menjelaskannya dengan kata – kata. Melalui penelitian ini penulis menggambarkan tentang bagaimana pengaruh pembangunan sektor pesisir dan laut terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan.


(7)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah karena Desa Sorake merupakan salah satu daerah pesisir dan laut di Kabupaten Nias Selatan yang senantiasa menerima program pembangunan dari pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Selain itu, karena Desa Sorake merupakan salah satu daerah objek wisata yang sudah terkenal baik karena keindahan pantainya, maupun karena ombaknya yang besar yang cocok dimanfaatkan untuk olahraga selancar air.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi.

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2009 : 99). Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan, yang berjumlah 204 Kepala Keluarga.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keseluruhan dari populasi yang


(8)

diwakilinya. Jika populasi lebih dari 100 maka dianjurkan sampel yang diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% (Arikunto, 2002:107). Dikarenakan jumlah populasinya sebanyak 204 kepala keluarga dan lebih dari 100 maka sampelnya diambil dari 25% dari jumlah populasi, yaitu 51 kepala keluarga. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling atau teknik penarikan acak.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan, yaitu proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, jurnal, dan karya tulis lainnya.

2. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta – fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun alat – alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini adalah :

1. Kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011 : 206 – 207).


(9)

2. Wawancara, yaitu percakapan atau proses tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan responden sehingga responden memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif melalui uji regresi. Ukuran statistik ini digunakan untuk menguji hubungan antara sebuah variable dependen dengan satu atau beberapa variable independen. Jika variabel dependen dihubungkan dengan sebuah variabel independen, persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linear (Prasetyo&jannah, 2005 : 199).

Model Regresi sederhana adalah

y

ˆ

=

a

+

bx

, dimana

adalah variabel tak bebas (terikat), X adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi intersap (α), b adalah penduga bagi koefisien regresi (β), dan α, β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel.

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari a dan b adalah

X b Y N X b Y

a=

= −

. .

(

)

( )

2 2 . . .

− − = X X N Y X Y X N b keterangan i


(10)

i

Y = Rata-rata skor variabel Y

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual, data dikumpulkan dari hasil kuisioner (angket) dan wawancara. Pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulations) dan kemudian dianalisis secara mendalam

Langkah – langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Editing, adalah kegiatan meneliti dan memperbaiki kualitas data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.

2. Koding, adalah kegiatan mengklasifikasikan jawaban – jawaban menurut macamnya.

3. Mengkategorikan seluruh data agar mudah dianalisis, mudah disimpulkan, dan untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian sehingga jawaban yang beranekaragam dapat dipersingkat sesuai dengan kategorinya masing – masing.

4. Tabulasi, yaitu data disusun dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu tabel tunggal sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti.


(11)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Sorake

4.1.1 Keadaan Demografis

Desa Sorake merupakan salah satu desa dari Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara, yang memiliki luas wilayah 6000 meter persegi. Lokasi Desa Sorake memiliki jarak sekitar 3 Km dari kota Kecamatan Maniamolo dan berjarak sekitar 14 Km dari kota Teluk Dalam sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Nias Selatan.

Desa Sorake merupakan salah satu desa yang terletak di daerah pesisir pantai Kabupaten Nias Selatan, letak desa yang sedikit terpencil membuat pantai di desa Sorake masih asri dan menjadi favorit para wisatawan khususnya para peselancar. Desa Sorake ini sendiri terkenal karena pantai Sorake nya yang memiliki ombak yang besar, dan bahkan di kalangan para peselancar lokal dan mancanegara, ombak di pantai ini terbaik setelah di Hawaii. Ketinggian ombak di pantai ini mencapai 3 sampai 5 meter yang menjadi tantangan tersendiri bagi para penggemar olahraga selancar air.

Desa Sorake sendiri merupakan daerah pemukiman masyarakat yang sudah cukup lama menetap di sepanjang pesisir pantai Sorake sejak tahun 1955. Desa Sorake di huni sebanyak 1008 jiwa dan 215 keluarga. Penduduk Desa Sorake seluruhnya terdiri dari suku Nias asli. Desa Sorake merupakan satu


(12)

kesatuan desa dan tidak terbagi lagi menjadi beberapa dusun sebagaimana desa di Indonesia pada umumnya.

4.1.2 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Sorake yang memiliki pendidikan formal terakhir ialah sebagai tamatan SD/Sederajat yaitu berjumlah 421 Jiwa dan yang paling sedikit adalah sebagai tamatan S-2 yaitu berjumlah 2 Jiwa. Akan tetapi tidak sedikit juga penduduk Desa Sorake yang tidak sampai menamatkan satupun tingkat pendidikan formal, yaitu sejumlah 97 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 4.1

Distribudi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (jiwa) 1

2 3 4 5

SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat

S-1 S-2

366 310 202 31


(13)

4.1.3 Distribusi Penduduk Menurut Agama

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jenis Agama yang terdapat di Desa Sorake hanyalah dua jenis Agama saja, yaitu Agama Kristen Protestan dan Agama Islam. Adapun mayoritas penduduknya memeluk Agama Kristen Protestan dengan jumlah 945 Jiwa, sedangkan yang memeluk Agama Islam berjumlah 63 Jiwa. Selengkapnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

TABEL 4.2

Distribusi Penduduk Menurut Agama

4.2 Sarana dan Prasarana di Desa Sorake

4.2.1 Sarana Pendidikan

TABEL 4.3

Sarana Pendidikan di Desa Sorake

No Gedung Pendidikan Jumlah (Unit) 1

2

TK SD/Sederajat

1 2 Jenis Agama Jumlah (Jiwa) Kristen

Protestan Islam

945 63


(14)

3 4

SMP/Sederajat SMA/Sederajat

2 2

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa hanya terdapat 6 (enam) unit sarana pendidikan yang ada di Desa Sorake yang terdiri dari satu unit TK (Taman Kanak – Kanak), dan SD, SMP, dan SMA yang masing – masing berjumlah 2 (dua) unit. Hal tersebut sangat jauh berbanding dengan jumlah penduduk Desa Sorake untuk dapat memfasilitasi kegiatan pendidikan formal bagi penduduk Desa Sorake.

4.2.2 Sarana Kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa sarana kesehatan yang berada di Desa Sorake yaituadanya 1 unit Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) pembantu, 1 unit Puskesdes (Pusat Kesehatan Desa), dan 2 (dua) unit Klinik Bidan. Walaupun sarana kesehatan yang ada di Desa Sorake tersebut sangat membantu masyarakat desa, jika dilihat dari bagaimana kuantitas dan kualitas pelayanan dari sarana kesehatan tersebut, jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan masyarakat Desa Sorake akan sarana kesehatan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Desa Sorake. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat dari tabel di bawah ini :


(15)

TABEL 4.4

Sarana Kesehatan di Desa Sorake

No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit) 1 2 3 Puskesmas Pembantu Puskesdes Klinik Bidan 1 1 2

4.3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian TABEL 4.5

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian No Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 2 3 4 5 6 7 PNS Pedagang Peternak Wiraswasta Petani Nelayan Tukang Kayu 28 16 44 37 146 21 11

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pekerjaan atau sumber mata pencaharian penduduk Desa Sorake adalah sebagai Petani, PNS (Pegawai Negeri


(16)

Sipil), Pedagang, Peternak, Wiraswasta, Nelayan dan Tukang Kayu. Akan tetapi, mayoritas penduduk di Desa Sorake bekerja atau berprofesi sebagai petani yang berjumlah 146 Jiwa. Selain itu, profesi lain yang banyak dilakoni oleh penduduk di Desa Sorake adalah sebagai Peternak yang berjumlah 44 Jiwa, dan sebagai Wiraswasta yang berjumlah 37 Jiwa. Profesi sebagai Wiraswasta yang dimaksud adalah penduduk tersebut memiliki usaha seperti usaha penginapan dan warung makan. Usaha seperti demikian cukup banyak dilakukan oleh penduduk di Desa Sorake mengingat Desa Sorake merupakan Desa yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, dikarenakan potensi Desa Sorake sebagai desa pesisir yang memiliki pantai dan ombak yang besar, yang dimanfaatkan untuk melakukan olahraga selancar air.


(17)

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bagian ini penulis akan menyajikan dan menganalisis data-data yang diperoleh melalui kuisioner yang diisi oleh responden masyarakat Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan sebanyak 51 orang. Data-data yang terkumpul akan dianalisis untuk melihat Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake tersebut.

Agar pembahasan tersusun sistematis, maka pembahasan dalam penelitian ini dilakukan menjadi lima bagian, yaitu:

1. Penyajian Data karakteristik umum responden,

2. Analisis Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut (variabel X) 3. Analisis Kesejahteraan Masyarakat (variabel Y)

4. Analisis Kuantitatif

5. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul, dapat dilihat pada tabel-tabel distribusi frekuensi dan yang dianalisa sebagai berikut.


(18)

5.1.Data Indentitas Responden

Pembahasan pada bagian ini, penulis akan menyajikan data sebaran responden berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu umur, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, dan profesi/pekerjaan responden. Walaupun dalam teknik penarikan sampel, penelitian ini menggunakan metode acak/random, akan tetapi perlu kiranya untuk penyajian data karakteristik responden untuk melihat sebaran karakteristik yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sebelum penyajian data, perlu diketahui pula bahwa karakteristik responden berdasarkan agama dan susku bangsa tidak perlu disajikan dalam bentuk tabel, hal tersebut dikarenakan seluruh responden diketahui bergama Kristen Protestan dan bersuku bangsa Nias. Sedangkan sebaran karakteristik reponden lainnya dapat dilihat sebagai berikut:

TABEL 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 21 – 30 12 23,5 %

2 31 – 40 18 35.3%

3 41 – 50 14 27,5 %

4 >50 7 13,7 %

Total 51 100%

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Pada tabel 5.1 di atas mayoritas usia responden adalah antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 18 jiwa (35,3%). Kemudian diikuti dengan usia responden antara


(19)

41-50 tahun sebanyak 14 jiwa responden (27,5%), selanjutnya usia antara 21-30 tahun sebanyak 12 jiwa (23,5%) dan yang menjadi responden minoritas ialah usia diatas 50 tahun (13,7%) sebanyak 7 Jiwa.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada usia produktif dengan tingkat yang sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan pada usia yang dianggap sebagai pemuda tersebut, petani berada pada posisi tingkat kemampuan fisik dan kesehatan yang lebih baik.

TABEL 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD/ Sederajat 19 37,3 %

2 SMP/ Sederajat 17 33,3 %

3 SMA/ Sederajat 15 29,4 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang tidak bersekolah. Sementara itu, mayoritas responden berpendidikan terakhir pada jenjang SD/sederajat sebanyak 19 jiwa (37,3%), dimana sebagian responden menyatakan masih bernama Sekolah Rakyat. Kemudian diikuti jenjang pendidikan SMP/Sederajat sebanyak 17 jiwa (33,3%), dan kemudian jenjang pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 15 jiwa (29,4%).

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, dapat diketahui juga bahwa walaupun mayoritas responden berasasal dari latar belakang pendidikan tamatan


(20)

Sekolah Dasar, akan tetapi sebaran responden berdasarkan latar belakang pendidikan tidak memiliki jarak yang begitu jauh antara tamatan SD,SMP, atau SMA. Dengan kata lain, data yang diperoleh dari responden, memiliki sebaran sudut pandang yang hampir beragam berdasarkan latarbelakang pendidikan.

TABEL 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan

No Suku Frekuensi Persentase (%)

1 Petani 23 45,1 %

2 Nelayan 14 27,4 %

3 PNS 3 5,9 %

4 Pedagang 6 11,8 %

5 Wiraswasta 5 9,8 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Berdasarkan Tabel 5.3 hasil dari Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berprofesi sebagai petani berjumlah 23 jiwa (45,1%). Kemudian diikuti dengan profesi nelayan berjumlah 14 jiwa (27,4%), pedagang berjumlah 6 jiwa (11,8%), Wiraswasta berjumlah 5 jiwa (9,8%), dan profesi yang menjadi minoritas sebagai responden dalam penelitian ini adalah PNS, yaitu berjumlah 3 jiwa responden (5,9%).

Berdasarkan data diatas dapat diketahui juga bahwa sebaran karakteristik responden berdasarkan profesi sejalan dengan sebaran profesi pada populasi di


(21)

Desa Sorake, dimana diketahui bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Sorake adalah berpofesi sebagai Petani.

5.2.Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut (Variabel X)

Pembahasan dalam bagian ini akan menganalisis dari penyajian data tentang Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan yang diperoleh dari responden. Sebaran data yang akan disajikan dan dianalisis ialah tingkat pemahaman, dukungan, dan partisipasi masyarakat tehadap Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, serta tingkat kontribusi Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut secara khusus dalam hal infrastruktur jalan, infrastruktur jembatan, sarana alat penerangan, dan Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut secara umum/keseluruhan. Adapun sajian data dan analis data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

TABEL 5.4

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Pemahaman Tentang Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut

No Pemahaman Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mengetahui 3 5,9 %

2 Cukup Mengetahui 21 41,2 %

3 Kurang Mengetahui 25 49 %

4 Tidak Mengetahui 2 3,9 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden kurang mengetahui tentang Program Pembangunan Sektor Pesisir dan


(22)

Laut, sebanyak 25 responden (49%). Selisih tipis dengan responden yang menjawab cukup mengetahui Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 21 responden (41,2%). Sedangkan sebagian kecil responden menjawab sangat mengetahui Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut sebanyak 3 responden (5,9%) dan responden yang menjawab tidak mengetahui program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut sebanyak 2 responden (3,9%) sebagai jawaban responden yang minoritas.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa, walaupun berbeda tipis dengan masyarakat yang cukup mengetahui Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, akan tetapi memang kebanyakan masyarakat kurang mengetahui mengenai Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut. Hal tersebut juga dapat diketahui penulis pada saat melakukan observasi dan pada saat melakukan penyebaran kuisioner, sebagai catatan penulis pada saat penelitian, penulis banyak menemukan penjelasan dari masyarakat sebgai responden yang menjawab kurang mengetahui Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, hampir keseluruhan responden menjelaskan bahwa mereka hanya mengetahui atau pernah mendengar Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut secara permukaan program tersebut dari informasi antar masyarakat. Akan tetapi, apabila untuk mengetahui secara mendasar apa tujuan prorgam dan bagaimana berjalannya program, responden menjawab kurang mengetahui. Maka dari kenyataan tersebut, sebagai program Pemerintah Kabupaten Nias Selatan, perlu kiranya sosialisasi yang lebih mendalam mengenai Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut yang dilakukan Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat.


(23)

TABEL 5.5

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Dukungan Terhadap Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut

No Dukungan Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mendukung 10 19,6 %

2 Cukup Mendukung 39 76,5 %

3 Kurang Mendukung 2 3,9 %

4 Tidak Mendukung - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa mayoritas respondencukup mendukung Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 39 responden (76,5%). Selanjutnya responden yang menjawab sangat mendukung Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 10 responden (19,6%). Sedangkan sebagai minoritas, ternyata terdapat juga masyarakat yang sebagai reponden menjawab kurang mendukung Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 2 responden (3,9%).

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa, hampir seluruh masyarakat Desa Sorake pada kenyataannya mendukung Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut.


(24)

TABEL 5.6

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Partisipasi Terhadap Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut

No Partisipasi Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpartisipasi 9 17,65 %

2 Cukup Berpartisipasi 37 72,55 %

3 Kurang Berpartisipasi 4 7,84 %

4 Tidak Berpartisipasi 1 1,96%

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden cukup berpartisipasidalam Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 37 responden (72,55%). Selanjutnya responden yang menjawab sangat berpartisipasi dalam Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 9 responden (17,65%). Selain itu, terdapat juga responden yang menyatakan sebagai masyarakat yang kurang berpartisaipasi dalam Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 4 responden (7,84%). Sedangkan sebagai minoritas, ternyata terdapat juga masyarakat yang sebagai reponden menjawab tidakberpartisipasi dalamProgram Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, sebanyak 1 responden (1,96%).

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa, hampir seluruh masyarakat Desa Sorake pada kenyataannya telah berpartisipasi dalamProgram Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut.


(25)

TABEL 5.7

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake Terhadap Masyarakat

No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 12 23,5 %

2 Cukup Membantu 39 76,5 %

3 Kurang Membantu - -

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Program Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake dianggap cukup membantu, sebanyak 39 responden (76,5%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake dianggap sangat membantu, sebanyak 12 responden (23,5%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake dianggap kurang membantu maupun tidak membantu.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa Program Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake telah dianggap membantu bagi seluruh masyarakat di Desa Sorake. Hal tersebut juga dapat diperkuat dengan tidak adanya responden yang menganggap Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake dianggap kurang membantu maupun tidak mambantu.


(26)

TABEL 5.8

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake Terhadap Masyarakat

No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 8 15,7 %

2 Cukup Membantu 41 80.4 %

3 Kurang Membantu 2 3,9 %

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Program Pembangunan Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake dianggap cukup membantu, sebanyak 41 responden (80,4%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake dianggap sangat membantu, sebanyak 8 responden (15,7%). Sedangkan sebagai minoritas, ternyata terdapat juga masyarakat yang sebagai responden menganggap bahwa Program Pembangunan Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake dianggap kurang membantu, sebanyak 2 responden (3,9%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake dianggap tidak membantu.


(27)

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa Program Pembangunan Sarana Alat Penerangan di Desa Sorake telah dianggap membantu bagi hampir seluruh masyarakat di Desa Sorake.

TABEL 5.9

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Program PembangunanInfrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorake

Terhadap Masyarakat

No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 6 11,765 %

2 Cukup Membantu 44 86,275 %

3 Kurang Membantu 1 1,96 %

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorake dianggap cukup membantu, sebanyak 44 responden (86,275%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorake dianggap sangat membantu, sebanyak 6 responden (11,765%). Sedangkan sebagai minoritas, ternyata terdapat juga masyarakat yang sebagai responden menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorakedianggap kurang membantu, sebanyak 1 responden (1,96%). Akan


(28)

tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorake dianggap tidak membantu.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Soraketelah dianggap membantu bagi hampir seluruh masyarakat di Desa Sorake. Hal tersebut juga dapat diperkuat dengan tidak adanya responden yang menganggap Program Pembangunan Infrastruktur Jembatan di Desa dan Pengubung Desa Sorake dianggap tidak mambantu.

TABEL 5.10

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake Terhadap

Masyarakat

No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 7 13,7 %

2 Cukup Membantu 42 82.4 %

3 Kurang Membantu 2 3,9 %

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorakedianggap cukup membantu, sebanyak 42 responden (82,4%).


(29)

Selanjutnya responden yang menganggap bahwa seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake dianggap sangat membantu, sebanyak 7 responden (13,7%). Sedangkan sebagai minoritas, ternyata terdapat juga masyarakat yang sebagai responden menganggap bahwa seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake dianggap kurang membantu, sebanyak 2 responden (3,9%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap bahwa seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake dianggap tidak membantu.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa seluruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake telah dianggap membantu bagi hampir seluruh masyarakat di Desa Sorake.

5.3.Kesejahteraan Masyarakat Desa Sorake (Variabel Y)

Pembahasan pada bagian ini akan membahas mengenai analisis dari penyajian data yang juga akan disajikan pada bagian ini. Sesuai dengan Defenisi Operasional dalam Kesejahteraan Masyarakat yang merupakan variabel Y pada penelitian ini, maka penyajian dan analisis data pada bagian ini akan dibagikan dalam beberapa bagian, yaitu kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:


(30)

5.3.1. Kesehatan

TABEL 5.11

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pilihan Fasilitas/Jasa Pelayanan Kesehatan Oleh Masyarakat Sebelum Keberadaan Puskesmas di Desa

Sorake Sebagai Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut No Fasilitas Kesehatan Frekuensi Persentase (%)

1 Pengobatan Pribadi/ Pengobatan Tradisional/

Tidak Berobat

14 27,4 %

2 Mantri/ Bidan Desa 26 51 %

3 Puskesmas

Kota/Desa Laian

8 15,7 %

4 Rumah Sakit

Kota/Daerah Lain

3 5,9%

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa mayoritas responden, sebanyak 26 responden (51%), memilih Mantri/Bidan Desa sebagai pilihan Fasilitas/Jasa Pelayanan Kesehatan sebelum keberadaan puskesmas di Desa Sorake yang merupakan sebagai Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut. Selain itu, sebagai jumlah pilihan yang menengah bagi responden, sebanyak 14 responden (27,4%) memilih Pengobatan Pribadi/ Pengobatan Tradisional/ Tidak Berobat sebagai pilihan Fasilitas/Jasa Pelayanan Kesehatan sebelum


(31)

keberadaan puskesmas di Desa Sorake. Selain itu juga, untuk pilihan Puskesmas Kota/Desa Lain hanya dipilih oleh 8 responden (15,7%) sebagai pilihan Fasilitas/Jasa Pelayanan Kesehatan sebelum keberadaan puskesmas di Desa Sorake. Sedangkan pilihan minoritas yaitu berjumlah 3 responden (5,9%) memilih Rumah Sakit Kota/Desa Lain sebagai pilihan Fasilitas/Jasa Pelayanan Kesehatan sebelum keberadaan puskesmas di Desa Sorake.

Berdasarkan uraian diatas juga dapat diketahui bahwa sebelum keberadaan Fasilitas pelayanan Kesehatan, yaitu berupa Puskesmas yang dibangun sebagai Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut, kebanyakan masyarakat di Desa Sorake hanya menggunakan jasa Mantri/Bidan Desa atau memilih jasa Pengobatan Tradisional/ Pengobatan Pribadi, bahkan ada yang memtuskan untuk tidak berobat. Karena belum adanya fasilitas pelayanan Kesehatan, maka sebagian kecil masyarakat yang diharuskan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan berupa puskesmas ataupun rumah sakit, harus memilih pengoabatan diluar Desa Sorake.

TABEL 5.12

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Pembangunan Fasilitas Kesehatan Seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut

di Desa Sorake Terhadap Masyarakat

No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 28 54,9 %


(32)

3 Kurang Membantu - -

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Pembangunan Fasilitas Kesehatan seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake terhadap masyarakat dianggap sangat membantu, sebanyak 28 responden (54,9%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Pembangunan Fasilitas Kesehatan seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake terhadap masyarakat dianggap cukup membantu, sebanyak 23 responden (45,1%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap bahwa Pembangunan Fasilitas Kesehatan seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake terhadap masyarakat dianggap kurang membantu maupun tidak membantu.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa Program Pembangunan Fasilitas Kesehatan seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake terhadap masyarakat telah dianggap membantu bagi seluruh masyarakat di Desa Sorake. Hal tersebut juga dapat diperkuat dengan tidak adanya responden yang menganggap Pembangunan Fasilitas Kesehatan (berupa Puskesmas) seabagi Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake terhadap masyarakat dengan anggapan kurang membantu maupun tidak mambantu. Anggapan tersebut juga dianggap logis dengan data sebelumnya


(33)

tentang masyarakat yang kebanyakan diantaranya hanya menggunakan jasa Mantri/Bidan Desa atau memilih jasa Pengobatan Tradisional/ Pengobatan Pribadi, bahkan ada yang memtuskan untuk tidak berobat dikarenakan belum adanya fasilitas kesehatan di Desa Sorake sebelum adanya Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut.

TABEL 5.13

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Desa Sorake Sebagai

ProgramPembangunan Sektor Pesisir dan Laut

No Tingkat Kualitas Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 5 9,8 %

2 Cukup Baik 29 56,9 %

3 Kurang Baik 17 33,3 %

4 Tidak Baik - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa tingkat kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorake dianggap cukup baik, sebanyak 29 responden (56,9%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa tingkat kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorake dianggap kurang baik, sebanyak 17 responden (33,3%). Sedangkan sebagai minoritas, masyarakat yang sebagai responden menganggap bahwa tingkat kualitas Lembaga


(34)

Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorakedianggap sangatbaik, sebanyak 5 responden (9,8%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap tingkat kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorakeyang ditanggapi dengan tidak baik.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan masyarakat menganggap baik terhadap tingkat kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorake. Akan tetapi, disisi bersamaan didalam masyarakat terdapat beberapa masyarakat yang masih menganggap tingkat kualitas Lembaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Desa Sorake memiliki kekurangan, khususnya dalam hal pelayanan kesehatan dari puskesmas yang ada di Desa sorake. Walaupun pada data sebelumnya, hampir seluruh masyarakat menganggap kehadiran puskesmas telah membantu masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan, akan tetapi masih besarnya harapan pada beberapa masyarakat atas peningkatan kualitas pelayanan di puskesmas tersebut.

5.3.2. Pendidikan

TABEL 5.14

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kontribusi Pembangunan Infrastruktur Jalan Dalam Membantu Akses Fasilitas Pendidikan No Tingkat Kontribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Membantu 12 23,5 %

2 Cukup Membantu 39 76,5 %


(35)

4 Tidak Membantu - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jalan dalam membantu Akses Fasilitas Pendidikan bagi masyarakat dianggap cukup membantu, sebanyak 39 responden (76,5%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jalan dalam membantu Akses Fasilitas Pendidikan bagi masyarakat dianggap sangat membantu, sebanyak 12 responden (23,5%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jalan dalam membantu Akses Fasilitas Pendidikan bagi masyarakat dianggap kurang membantu maupun tidak membantu.

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Jalan dalam membantu Akses Fasilitas Pendidikan bagi masyarakat telah dianggap membantu bagi seluruh masyarakat di Desa Sorake. Hal tersebut juga dapat diperkuat dengan tidak adanya responden yang menganggap Pembangunan Jalan Penghubung di Desa Sorake dianggap kurang membantu maupun tidak mambantu.


(36)

TABEL 5.15

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Sebagai Akses Fasilitas Pendidikan

Terhadap Prestasi Pelajar di Desa Sorake

No Tingkat Pengaruh Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpengaruh 3 5,9 %

2 Cukup Berpengaruh 17 33,3 %

3 Kurang Berpengaruh 19 37,3 %

4 Tidak Berpengaruh 12 23,5 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.15 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Pembangunan Infrastruktur Jalan sebagai Akses Fasilitas Pendidikan terhadap Prestasi Pelajar di Desa Sorake dianggap kurang memiliki pengaruh, sebanyak 19 responden (37,3%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Pembangunan Infrastruktur Jalan sebagai Akses Fasilitas Pendidikan terhadap Prestasi Pelajar di Desa Sorakedianggap memiliki cukup pengaruh, sebanyak 17 responden (33,3%). Dilanjutkan dengan responden sebanyak 12 jiwa (23,5%) yang menganggap bahwa Pembangunan Infrastruktur Jalan sebagai Akses Fasilitas Pendidikan terhadap Prestasi Pelajar di Desa Sorake tidak memiliki pengaruh sama sekali. Sedangkan sebagai minoritas yang berjumlah 3 responden (5,9%) menganggap Pembangunan Infrastruktur Jalan


(37)

sebagai Akses Fasilitas Pendidikan terhadap Prestasi Pelajar di Desa Sorake dengan anggapan sangat memiliki pengaruh.

Berdasarkan hal tersebut, walaupun berbeda tipis, akan tetapi dapat diketahui bahwa anggapan masyarakat mengenai Pembangunan Infrastruktur Jalan sebagai Akses Fasilitas Pendidikan kurang mempengaruhi Prestasi Pelajar di Desa Sorake lebih banyak dari pada yang beranggapan cukup berpengaruh. Hal tersebut juga menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak menjamin akan mempengaruhi kualitas pendidikan yang memakai paradigma prestasi dalam proses berjalannya pendidikan yang diterima para pelajar.

TABEL 5.16

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemenuhan Perlengkapan dan Kebutuhan Pendidikan Pelajar di Desa Sorake

No Tingkat Pemenuhan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Terpenuhi 3 5,9%

2 Cukup Terpenuhi 31 60,8%

3 Kurang Terpenuhi 17 33,3 %

4 Tidak Terpenuhi - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.16 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwaPerlengkapan dan Kebutuhan Pendidikan Pelajar didalam keluarga responden cukup terpenuhi, sebanyak 31 responden (60,8%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Perlengkapan dan Kebutuhan


(38)

Pendidikan Pelajar didalam keluarga responden kurang terpenuhi, sebanyak 17 responden (33,3%). Sedangkan sebagai minoritas, masyarakat yang sebagai responden menganggap bahwa Perlengkapan dan Kebutuhan Pendidikan Pelajar didalam keluarga responden sangat terpenuhi, sebanyak 3 responden (5,9%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap Perlengkapan dan Kebutuhan Pendidikan Pelajar didalam keluarga responden yang tidak terpenuhi

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh pelajar di Desa Sorake dapat memenuhi kebutuhan Pendidikan/Sekolah mereka, walaupun sebagian diantaranya masih dalam kondisi yang kekurangan untuk dianggap cukup untuk memenuhi tersebut.

5.3.3. Pekerjaan

TABEL 5.17

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan Terhadap Pekerjaan Masyarakat di Desa Sorake

No Tingkat Pengaruh Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpengaruh 13 25,5 %

2 Cukup Berpengaruh 24 47,1 %

3 Kurang Berpengaruh 4 7,8 %

4 Tidak Berpengaruh 10 19,6 %

Total 51 100 %


(39)

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.17 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan cukup mempengaruhi Pekerjaan responden, sebanyak 24 responden (47,1%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan sangat mempengaruhi Pekerjaan responden, sebanyak 13 responden (25,5%). Dilanjutkan dengan responden sebanyak 10 jiwa (19,6%) yang menganggap bahwaPembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan tidak mempengaruhi Pekerjaan responden. Sedangkan sebagai minoritas yang berjumlah 4 responden (7,8%) menganggap Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan kurang mempengaruhi Pekerjaan responden.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan telah mempengaruhi Pekerjaan pada kebanyakan masyarakat di Desa Sorake. Sejalan dengan hasil observasi penulis yang menemukan kenyataan bahwa kebanyakan masyarakat yang bekerja sebagai petani dan nelayan telah memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang maupun pengerajin kerajinan tangan sebagai dampak majunya tingkat pariwisata di Desa Sorake. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sampingan yang terkait dengan kemajuan pariwisata di Desa Sorake tidak akan memiliki pengaruh yang berarti terhadap pekerjaan masyarakat tersebut.


(40)

TABEL 5.18

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan Terhadap Kegiatan Usaha Masyarakat di Desa Sorake

No Tingkat Pengaruh Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpengaruh 17 33,3%

2 Cukup Berpengaruh 23 45,1 %

3 Kurang Berpengaruh 2 3,9 %

4 Tidak Berpengaruh 9 17,7 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.18 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan cukup mempengaruhi kegiatan usaha responden, sebanyak 23 responden (45,1%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan sangat mempengaruhi kegiatan usaha responden, sebanyak 17 responden (33,3%). Dilanjutkan dengan responden sebanyak 9 jiwa (17,7%) yang menganggap bahwaPembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan tidak mempengaruhi kegiatan usaha responden. Sedangkan sebagai minoritas yang berjumlah 2 responden (3,9%) menganggap Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan kurang mempengaruhi kegiatan usaha responden.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Kelautan telah mempengaruhi Kegiatan Usahayang dijalankan masyarakat di Desa Sorake. Sejalan dengan data sebelumnya mengenai


(41)

pengaruhnya terhadap pekerjaan masyarakat, dalam hal ini juga menggambarkan bahwa kegiatan usaha masyarakat yang dijalankan perorangan maupun perkelompok akan mendapatkan manfaat yang baik dengan adanya pembangunan infrastruktur dan dengan kemajuan pariwisata Sorake.

5.3.4. Pendapatan

TABEL 5.19

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecukupan Pendapatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Masyarakat di Desa Sorake No Tingkat Kecukupan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mencukupi - -

2 Mencukupi 34 66,7 %

3 Kurang Mencukupi 17 33,3 %

4 Tidak Mencukupi - -

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwapendapatan responden mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sebanyak 34 responden (66,7%). Selain itu, terdapat jugasebagian responden yang menganggap bahwa pendapatan responden kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sebanyak 17 responden (33,3%). Akan tetapi dalam hal ini tidak ditemukan responden yang menganggap Perlengkapan dan Kebutuhan Pendidikan Pelajar didalam keluarga responden yang sangat mencukupi dan tidak mencukupi.


(42)

Berdasarkan uraian yang diatas dapat diketahui bahwa tidak ditemukan masyarakat yang memiliki pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun kebanyakan masyarakat di Desa Sorake dalam kondisi pendapatan yang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan tetapi tetap terdapat pula masyarakat yang memiliki pendapatan yang masih kurang mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

TABEL 5.20

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Pendapatan Masyarakat Setelah Keberadaan Program Pembangunan

Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake

No Tingkat Peningkatan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Meningkat 3 5,9 %

2 Meningkat 23 45,1 %

3 SedikitMeningkat 17 33,3 %

4 Tidak Meningkat 8 15,7 %

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.20 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menganggap bahwapendapatan responden setelah keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Soraketelah meningkat, sebanyak 23 responden (45,1%). Selanjutnya responden yang menganggap bahwa bahwapendapatan responden sedikit meningkat setelah keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake, sebanyak 17 responden


(43)

(33,3%). Dilanjutkan dengan responden sebanyak 8 jiwa (15,7%) yang menganggap bahwabahwapendapatan responden sedikit meningkat setelah keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake. Sedangkan sebagai minoritas yang berjumlah 3 responden (5,9%) menganggap bahwapendapatan responden sangat meningkat setelah keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan masyarakat telah mengalami peningkatan pendapatan setelah keberadaan Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut di Desa Sorake. Sejalan dengan data sebelumnya mengenai pengaruhnya terhadap pekerjaan maupun kegiatan usaha masyarakat, walaupun tidak keseluruhan, tetapi kebanyakan masyarakat dengan adanya pengaruh yang cukup baik terhadap pekerjaan maupun kegiatan usaha masyarakat Desa Sorake dari program tersebut juga memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan pendapatan masyarakat Desa Sorake.

TABEL 5.21

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Waktu Penyisihan Penghasilan/Penabungan dari Pendapatan Masyarakat Desa Sorake

No Tingkat Waktu Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Sering 4 7,8 %

2 Sering 18 35,3 %

3 Jarang 24 47,1 %


(44)

Total 51 100 %

Sumber : Data Kuesioner Juli 2015

Dari data yang diperoleh pada tabel 5.21 dapat diketahui bahwa mayoritas respondenjarang menyisihkan penghasilan dari pendapatan untuk tabungan, sebanyak 24 responden (47,1%). Selanjutnya respondensering menyisihkan penghasilan dari pendapatan untuk tabungan, sebanyak 18 responden (35,3%). Dilanjutkan dengan responden sebanyak 5 jiwa (9,8%) yang tidak pernah menyisihkan penghasilan dari pendapatan untuk tabungan. Sedangkan sebagai minoritas yang berjumlah 4 responden (7,8%) merupakan kalangan masyarakat yang sangat sering menyisihkan penghasilan dari pendapatan untuk tabungan.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa budaya menabung pada masyarakat desa Sorake cukup lemah mengingat kebanyakan masyarakat jarang menyisihkan penghasilan dari pendapatan untuk tabungan.

5.4.Analisis Kuantitatif

Berdasarkan data pengolahan kuisioner pada lampiran terlihat masing-masing nilai variabel sebagai berikut :

∑X = 1084

∑Y = 1566

∑X² = 23452

∑Y² = 49040

∑XY = 33853

n = 51

= a + bx

(∑Y).( ∑X²) – (∑X).( ∑XY)(1566).(23452) – (1084).(33853)

a = =


(45)

36725832 – 36696656 29176

a = = = 1,39 1196052 – 1175056 20996

Sedangkan,

n.(∑XY) – (∑X).( ∑Y) 51.(33853) – (1084).(1566)

b = =

n.( (∑X²) – (∑X)² (51).( 23452) – (1084)² 1726503 – 1697544 28959

= = = 1.38

1196052 – 1175056 20996 Jadi, = 1,39+ 1,38x

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut mempunyai hubungan analisis regresi linier terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake, yaitu = 1,39+ 1,38x. Oleh karena itu, apabila nilai x = 14, maka = 1,39 + (1,38 . 14) = 1,39+ 24,64 = 19,31.

Tabel 5.22

Nilai hubungan analisis regresi linier ( = 1,39+ 1,38x)

X Frekuensi

14 19,31 2

19 27,61 3

20 28,99 22

21 30,37 9

22 31,75 5

23 33,13 1

24 34,51 1

25 35,89 2

26 37,27 2

27 38,65 1


(46)

Bagan Grafik Titik Kordinat = 1,39 + 1,38x

Berdasarkan tabel 5.22 beserta grafiknya, dapat dilihat bahwa walaupun diawali dengan peningkatan yang cukup drastis pada nilai (X=14; =19,31), akan tetapi pada kelanjutannya dapat dilihat adanya hubungan regresi linier yang meningkat secara stabil dari setiap nilai variabel X terhadap nilai . Maka dapat juga diketahui bahwa Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorakememiliki hubungan regresi linier yang meningkat secara stabil.

Dalam mengetahui hubungan Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake, di gunakan rumus perhitungan koefisien product moment, yaitu:

rxy =

( )( )

( )

( )

}

{

( )

( )

}

{

2 2 2 2

.n Y Y

X X n Y X XY n ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

rxy =

} (

{

) ( )

}

{

2 1566 0) (51).(4904 . (1084)² -23452) (51).( 66) (1084).(15 -51.(33853) − 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45


(47)

rxy=

}

{

{

1196052-1175056}.2501040 2452356 1697544

-1726503

− = (20996)(48684)

28959

=

1022169264 28959

rxy =

31971,38 28959

= 0,906

Untuk menggambarkan jenis hubungan digunakan ketentuan dari Guilford., yaitu sebagai berikut :

1. +0,70 – ke atas : Hubungan positif yang kuat 2. +0,59 - +0,69 : Hubungan positif yang mantap 3. +0,30 - +0,49 : Hubungan positif yang sedang 4. +0,10 - +0,29 : Hubungan positif yang rendah 5. +0,01 - +0,09 : Hubungan positif yang tak berarti

6. 0,0 : Tak ada hubungan

Berdasarkan perhitungan koefisien Korelasi Product Moment, dapat diketahui bahwa korelasi antara x dan y dengan n = 51, diperoleh nilai rxy = 0,906. Hal ini menunjukkan hubungan positif yang kuat (+0,70 – ke atas) sesuai dengan pendapat Guilford. Maka dari hasil analisis perhitungan koesfisien korelasi Product Moment, telah diketahui bahwa antara Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan memiliki hubungan positif yang kuat.


(48)

Selanjutnya dicari koefisien determinasi (coefficient of determination) untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. KP = (rxy)2 100%

KP = (0,906)2 100%

KP = (0,821) 100%= 82,1%

Melalui hasil perhitungan diketahui bahwa nilai hitung KP = 82,1%. Hal ini menunjukkan bahwa 82,1% Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatantelah dipengaruhiPembangunan Sektor Pesisir dan Laut.

5.5.Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan.

Pembangunan masyarakat yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kabuapten Nias Selatan melalui Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut yang fokus dalam hal pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana publik dengan serta aktif meningkatkan potensi pariwisata yang khususnya dilaksanakan di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo telah berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian ini atas nilai koefisisen determinasi, dimana 82,1% peningkatan Kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh pembangunan sektor pesisir dan laut yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Nias Selatan.


(49)

Sejalan dengan hal tersebut, dapat diketahui pula bahwa pengaruh pembangunan sektor pesisir dan laut dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Sorake memiliki hubungan positif yang kuat dengannilai koefisien korelasi product moment sebesar 0,906 dan memiliki nilai regresi linier yang meningkat secara stabil. Seperti apa yang disampaikan oleh Soetomo (2010), bahwa pembangunan masyarakat pada dasarnya adalah proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik, dan kondisi yang lebih baik tersebut pada umumnya dinyatakan dalam bentuk peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan, serta apa yang disampaikan oleh Ruopp (1953) yang memberi tekanan pada pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mengubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik.

Dari hasil penyajian data sebelumnya juga dapat diketahui bahwa seluruh bagian dari program pembangunan sektor pesisir dan laut memiliki kontribusi yang cukup baik bagi masyarakat, walaupun memang terdapat beberapa kendala dimana kebanyakan masyarakat belum memahami sepenuhnya mengenai program pembangunan sektor pesisir dan laut tersebut, akan tetapi dampak dari program tersebut dianggap sudah sangat memberikan bantuan bagi masyarakat di Desa Sorake.


(50)

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pembangunan sektor pesisir dan laut dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Sorake memiliki hubungan positif yang kuat dengan nilai koefisien korelasi product moment sebesar 0,906 dan memiliki nilai regresi linier yang meningkat secara stabil, yaitu = 1,39 + 1,38x, hal tersebut juga dapat dilihat dari tabel beserta diagramnya, dapat dilihat bahwa adanya hubungan regresi linier yang meningkat secara stabil dari setiap nilai variabel X terhadap nilai Y. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan dari pengaruh Program Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake bergerak meningkat secara stabil.

2. Dari hasil penelitian menunjukan mengenai nilai koefisisen determinasi, dimana 82,1% peningkatan Kesejahteraan masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Manamolo dipengaruhi oleh pembangunan sektor pesisir dan laut yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Nias Selatan.

3. Dari penelitian ini dapat juga diketahui bahwa Program Pemerintah yang apabila sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka akan memberikan


(51)

dampak sesuai harapan masyakat itu sendiri. Hal tersebut dapat dailihat dari realita yang ada di Desa Sorake, dimana pembangunan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat jelas akan memberikan pengaruh yang susaidengan harapan dan kebutuhan masyarakat tersbut juga.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat memberikan saran yang ditujukan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Disini peneliti mencoba memberikan saran antara lain:

1. Terhadap para mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk dapat mengembangkan lagi kajian atas masyarakat secara luas yang diantaranya juga kajian pembangunan masyarakat untuk dapat mempraktikkan ilmu tersebut hingga berguna terhadap masyarakat secara luas.

2. Kepadamasyarakat pesisir diseluruh tanah air agar memiliki kesadaran kritis terhadap realitas dan ikut berpartisipasi pada progam pemerintah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ikut andil terus dalam proses memperkuat negara dalam segala bidang.

3. Terhadap Pemerintah Nias Selatan agar lebih giat menjalankan program yang memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan disertai dengan sosialisasi yang memadai agar masyarakat benar-benar ikut berpartisipasi dalam progagram tersebut tanpa diawali dengan sikap pesimis.


(52)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan

2.1.1 Pengertian Pembangunan

Secara etimologis, istilah pembangunan berasal dari kata bangun, diberi

awalan pem- dan akhiran –an guna menunjukkan perihal

membangun.Pembangunan juga berarti menilai kembali keadaan setiap kelompok masyarakat dan mengadakan perbaikan kualitatif, baik dalam kelompok maupun individu. Pembangunan bukanlah tujuan melainkan alat untuk memanusiakan manusia Ndraha, 1987 : 1 – 2).

Selain itu, pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Nasution, 2007).

Lebih luas lagi, pembangunan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building) (Siagian, 2000 : 4).


(53)

Apabila definisi diatas disimak secara cermat, akan muncul 7 (tujuh) ide pokok. Yaitu :

1. Pembangunan merupakan suatu proses. Berarti pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap – tahap yang di satu pihak bersifat independen akan tetapi di pihak lain merupakan “bagian” dari sesuatu yang bersifat tanpa akhir.

2. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan. Dengan kata lain, jika dalam rangka kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terdapat kegiatan yang kelihatannya seperti pembangunan, akan tetapi sebenarnya tidak ditetapkan secara sadar dan hanya terjadi secara sporadis atau insidental, kegiatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembangunan.

3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka sedang, dan jangka pendek. Dan seperti dimaklumi, merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal – hal yang akan dilakukan pada jangka waktu tertentu di masa depan.

4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan. Pertumbuhan dimaksudkan sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk berkembang dan tidak sekedar mampu mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan eksistensinya. Sedangkan perubahan mengandung makna bahwa suatu negara harus bersikap antisipatif dan proaktif dalam menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dari satu jangka


(54)

waktu ke jangka waktu yang lain, terlepas apakah situasi yang berbeda itu dapat diprediksikan sebelumnya atau tidak.

5. Pembangunan mengarah kepada modernitas. Modernitas diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik daripada sebelumnya, cara berpikir yang rasional dan sistem budaya yang kuat tetapi fleksibel.

6. Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan per definisi bersifat multidimensional. Artinya, modernitas tersebut mencakup seluruh segi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang dapat mengejawantah dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

7. Semua hal yang telah disinggung di atas ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga suatu bangsa yang bersangkutan semakin kokoh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya sehingga menjadi negara yang sejajar dengan negara lain di dunia karena mampu menciptakan situasi yang membuatnya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara lain tersebut (Siagian, 2000 : 5).

2.1.2 Pembangunan Masyarakat

Pembangunan masyarakat pada dasarnya adalah proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik, dan kondisi yang lebih baik tersebut pada umumnya dinyatakan dalam bentuk peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan (Soetomo, 2010 : 25). Walaupun terdapat banyak rumusan tentang kesejahteraan, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa taraf hidup atau kesejahteraan akan meningkat apabila semakin banyak kebutuhan dapat terpenuhi.


(55)

Oleh sebab itu, perubahan dalam proses pembangunan masyarakat juga dapat berarti sebagai perubahan yang mengarah pada kondisi yang memungkinkan semakin banyak kebutuhan dapat dipenuhi. Di lain pihak, dalam setiap masyarakat tersedia sumber daya yang memiliki potensi dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Sudah barang tentu agar sumber daya tersebut dapat secara efektif berdampak pada pemenuhan semakin banyak kebutuhan dan dengan demikian berarti meningkatkan kesejahteraan, diperlukan pendayagunaan atau mobilisasi untuk mengubah sumber daya potensial menjadi aktual. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendayagunaan sumber daya untuk lebih memungkinan peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan unsusr pokok dari pembangunan masyarakat.

Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan masalah secara bersama. Ada juga yang mengartikan bahwa pembangunan masyarakat adalah kegiatan yang terencana untuk menciptakan kondisi – kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Pakar lain memberikan batasan bahwa pembangunan masyarakat adalah perpaduan antara pembangunan sosial ekonomi dan pengorganisasian masyarakat. Pembangunan sektor sosial ekonomi masyarakat perlu diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang didukung oleh organisasi dan partisipasi masyarakat yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kinerja yang


(56)

secara terus menerus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat (Adisasmita, 2006 : 115).

Dalam setiap proses pembangunan masyarakat, terdapat tiga unsur esensial yaitu, adanya proses perubahan, mobilisasi atau pemanfaatan sumber daya dan pengembangan kapasitas masyarakat. Ketiga unsur tersebut dapat disebut sebagai konsep dasar pembangunan masyarakat yang dapat digunakan sebagai basis pemahaman dan penjelasan mengenai pembangunan masyarakat (Soetomo : 2010 : 31).

Berbagai sumber mengemukakan pemikiran bahwa pembangunan masyarakat diarahan pada perbaikan kondisi hidup masyarakat. Ruopp (1953) memberi tekanan pada pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mengubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih baik.Milburn (1954) melaporkan bahwa pembangunan masyarakat di daerah – daerah bekas jajahan Inggris dititikberatkan pada perbaikan kondisi sosial masyarakat. Dan sedangkan menurut PBB (1956), tujuan pembangunan masyarakat adalah perbaikan kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan masyarakat, mengintegrasikan kehidupan masyarakat – masyarakat itu ke dalam kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk memberi sumbangan sepenuhnya bagi kemajuan nasional. Batten (1960) juga menyetujui pendapat bahwa pembangunan masyarakat adalah suatu proses di mana masyarakat membahas dan merumuskan kebutuhan mereka, merencanakan usaha pemenuhannya, dan melaksanakan rencana itu sebaik – baiknya. Pembangunan masyarakat jelas ditujukan pada


(57)

upaya untuk mengurangi kemiskinan, kemelaratan, dan kebobrokan lingkungan hidup masyarakat.

Dalam usaha praktik pembangunan masyarakat, terdapat masalah – masalah yang dihadapi oleh pembangunan masyarakat (Ndraha, 1987 : 96) yaitu :

1. Terdapat kecenderungan hanya kaum elit komunitas saja yang mampu dan berkesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan.

2. Sampai sejauh ini, pembangunan masyarakat belum berhasil sepenuhnya dalam usahanya mendorong perubahan sosial. Memang terdapat perubahan, tetapi jarang sekali terjadi perubahan yang mendasar.

3. Dewasa ini pembangunan masyarakat lebih berbau politik, artinya pembangunan masyarakat dijadikan sebagai alat komunikasi politik dan simbol politik.

4. Semakin besar komunitas, semakin bervariasi kepentingannya, sehingga terdapat kepentingan yang saling bersaingan atau kompetitif.

5. Oleh karena itu pembangunan masyarakat cenderung bekerja menurut “model konsensus”, artinya hanya kepentingan yang sangat umum sifatnya yang diperhatikan sementara kepentingan lapisan dan kelompok masyarakat di dalam komunitas, terabaikan atau tersisihkan.


(58)

2.2 Sektor Pesisir dan Laut

2.2.1 Batasan Wilayah Pesisir

Persepsi dalam menentukan batasan wilayah pesisir sangat sulit ditentukan karena definisi yang umum dijumpai bersifat imajiner. Pada suatu ekstrim, suatu batas wilayah pesisir dapat meliputi suatu kawasan yang sangat luas mulai dari batas lautan (terluar) ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sampai daratan yang masih dipengaruhi oleh iklim laut. Pada ekstrim lainnya, suatu wilayah pesisir hanya meliputi kawasan peralihan antara ekosistem laut dan daratan yang sangat sempit, yaitu dari garis rata – rata pasang tertinggi sampai 200 meter ke arah darat dan ke arah laut meliputi garis pantai pada saat rata – rata pasang terendah. Batasan wilayah pesisir yang sangat sempit ini dianut oleh Costa Rica. Sementara itu, negara – negara lainnya mengambil batasan wilayah pesisir di antara kedua ekstrim tersebut (Dahuri, 2013).

Soegiarto (dalam Dahuri, 2013 : 8) menyatakan bahwa definsi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat – sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses – proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.


(59)

Dalam Rapat Kerja Nasional Proyek MREP (Marine Resorce Evaluation

and Planning) atau Perencanaan dan Evaluasi Sumber Daya Kelautan di Manado,

1 – 3 Agustus 1994, telah ditetapkan bahwa batas ke arah laut suatu wilayah pesisir adalah sesuai dengan batas laut yang terdapat dalam Peta Lingkungan Pantai Indonesia (PLPI) dengan skala 1 : 50.000 yang telah diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Sedangkan batas ke arah laut adalah mencakup batas administratif seluruh desa pantai )sesua dengan ketentuan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negeri) yang termasuk ke dalam wilayah Pesisir MREP.

Definisi wilayah pesisir seperti di atas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem pesisir.

2.2.2 Lingkungan dan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut

Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan (ekosistem) dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan (man – made). Ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir antara lain adalah : terumbu karang (coral reefs), hutan mangroves. Padang lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), formasi pes – caprea, formasi


(60)

baringtonia, estuaria, laguna dan delta. Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa : tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan agroindustri dan kawasan pemukiman.

Sumber daya di wilayah pesisir terdiri dari sumber daya alam yang dapat pulih dan sumber daya alam yang tak dapat pulih, sumber daya yang dapat pulih antara lain, meliputi : sumber daya perikanan (plankton, benthos, ikan, moluska, krustasea, mamalia laut), rumput laut (seaweed), padang lamun ; hutan mangrove ; dan terumbu karang. Sedangkan sumber daya tak dapat pulih, antara lain, mencakup : minyak dan gas, biji besi, pasir, timah, bauksit dan mineral serta bahan tambang lainnya.

2.2.3 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu

Pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai pembangunan wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan (Dahuri, 2013 : 12). Dalam konteks ini, keterpaduan (integration) mengandung tiga dimensi : sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis.

Keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu ada koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektor atau instansi pemerintah pada tingkat pemerintah tertentu (horizontal integration) ; dan antartingkat pemerintahan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsim sampai tingkat pusat (vertical


(61)

Keterpaduan dari sudut pandang keilmuan mensyaratkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu (interdisciplinary approaches), yang melibatkan bidang ilmu : ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum, dan lainnya yang relevan. Ini wajar karena wilayah pesisir pada dasarnya terdidir dari sistem sosial yang terjalin secara kompleks dan dinamis.

Wilayah pesisir dan laut tersusun dari berbagai macam ekosistem (mangroves, terumbu karang, pantai berpasir, dan lainnya) yang satu sama lain saling terkait. Perubahan atau kerusakan yang menimpa satu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu, wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia maupun proses – proses alamiah yang terdapat di lahan atas (upland areas) maupun laut lepas (oceans). Kondisi empiris semacam ini mensyaratkan bahwa Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu (PWPLT) harus memperhatikan segenap keterkaitan ekologis (ecological linkages) tersebut, yang dapat mempengaruhi suatu wilayah pesisir.

Berdasarkan karakteristik dan dinamika (the nature) dari kawasan pesisir dan laut, potensi dan permasalahan pembangunan, dan kebijakan pemerintah untuk sektor kelautan, maka pencapaian pembangunan kawasan pesisir dan lautan secara optimal dan berkelanjutan tampaknya hanya dapat dilakukan melalui pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu (PWPLT) (Dahuri dkk, 2013 : 149). Hal tersebut paling tidak berdasarkan pada empat alasan pokok, yaitu :


(62)

1. Secara empiris, terdapat keterkaitan ekologis (hubungan fungsional), baik antarekosistem di dalam kawasan pesisir maupun antara kawasan pesisir dengan lahan atas dan laut lepas. Dengan demikian, perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem pesisir (mangrove, misalnya), cepat atau lambat akan mempengaruhi ekosistem lainnya. Begitu pula halnya jika pengelolaan kegiatan pembangunan (industri, pertanian, pemukiman, dan lain – lain) di lahan atas suatu DAS tidak dilakukan secara arif (berwawasan lingkungan), maka dampak negatifnya akan merusak tatanan dan fungsi ekologis kawasan pesisir dan lautan. Fenomena inilah yang kemungkinan besar merupakan faktor penyebab utama bagi kegagalan panen tambak udang yang khir – akhir ini menimpa kawasan Pantai Utara Jawa. Karena, untuk kehidupan dan pertumbuhan udang secara optimal diperlukan kualitas perairan yang bnaik, tidak tercemar seperti Pantai Utara Jawa.

2. Dalam suatu kawasan pesisir (Kalianda – Bandar Lampung, misalnya), biasanya terdapat lebih dari dua macam sumber daya alam dan jasa – jasa lingkungan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pembangunan. 3. Dalam suatu kawasan pesisir, pada umumnya terdapat lebih dari satu

kelompok masyarakat (orang) yang memiliki keterampilan/keahlian dan kesenangan (preference) bekerja yang berbeda, sebagai petani, nelayan, petani tambak, petani rumput laut, pendamping pariwisata, industri dan kerajinan rumah tangga, dan sebagainya. Padahal sangat sukar atau hampir


(1)

ii

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE SOCIAL WELFARE DEPARTMENT

ABSTRACT

NAME : WILLIAM SONALAWA LAIA

NIM : 110902048

THESIS : INFLUENCE OF COASTAL AND MARINE SECTOR DEVELOPMENT TO DEVELOPE PEOPLES SOCIAL WELFARE IN SORAKE VILLAGE MANIAMOLO DISTRICT OF SOUTH NIAS

This thesis entitled Influence Of Coastal and Marine Sector Development To Develope Peoples Social Welfare In Sorake Village Maniamolo District Of South Nias. This thesis consists of six chapters with a page number as many as 90 pages. This study tried to describe and explain how the influence of the construction carried out in coastal and marine sector in improving the welfare of the people in the village Sorake Maniamolo

The research location is in the village of Sorake in Maniamolo District of South Nias. This type of research used in this research is descriptive, and uses data collection techniques literature and field studies. The research object is the entire head of the family in the village of Sorake in Maniamolo District of South Nias, the sample amounted to 51 households.

From the results of the study showed that the effects of coastal and marine sector development by improving the welfare of the people in the village of Sorake have a strong positive relationship with product moment correlation coefficient of 0.906 and has a value of linear regression steadily improving, ie = 1.39 + 1,38x , And it can be concluded that the change of influence Sector Development Program in Coastal and Improving Social Welfare in the village of Sorake move increased steadily.


(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan berkat – Nya penulis dapat memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan masa perkulihan di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU) dan atas izin – Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi.

Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada orangtua, Alm Bapak tercinta Immanuel Laia dan Ibu yang terkasih Sudilah Bu’ulolo yang dengan penuh cinta kasih menjaga dan memperjuangkan mulai dari merawat, membesarkan, mendidik, mendukung, serta selalu berupaya memenuhi kebutuhan penulis. Semoga apa yang penulis berikan ini dapat menambah kebanggaan bagi orangtua saya.

Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan yang telah membantu penulis selama kuliah sampai penulis lulus, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

2. Ibu Hairani Siregar, S. Sos, MSP selaku ketua jurusan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-USU.


(3)

iv

3. Bapak Agus Suriadi S. Sos. M.Si selaku Dosen pembimbing penulis yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran atas segala kekurangan penulis, mengarahkan, dan meluangkan waktu selama penulisan skripsi.

4. Kepada Kak Juraida tercinta selaku bagian administrasi yang memperlancar urusan bagian administrasi saya.

5. Seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkulihaan.

Secara istimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Kak Sa’a, Kak Mimin, Kak Cio, Kak Kenny, dan Pundo atas segala dukungan yang telah diberikan selama saya mengikuti masa perkuliahan, yang selalu mendukung dalam doa maupun materi. Jangan jera – jera untuk selalu mengirimkan tambahan uang jajan dan bulanan.

2. Kepada segenap perangkat desa Sorake, tempat dimana saya melakukan penelitian. Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan. 3. Kepada Dwi Patricia Zega sebagai adik, sahabat dan kekasih yang luar

biasa, yang selalu mendukung, mendoakan dan selalu memberi semangat kepada saya. Semoga kita duduk sama di pelaminan. Amin. 4. Sahabat seperjuangan “Kessos stambuk emas 11” yang telah tega


(4)

v

teman-teman yang masih berjuang tetap semangat. Sukses menanti kita semua.

5. Kepada Pemuda Taokani, Jendral Berpangkat Setengah Bintang, MP Laoli S.H 6105, Anugerah Sarumaha S.IP, Liel Nehe S.T, Efata Daeli S.IP, Firdaus Mendrofa S.H, Hengki Kenzo Sadewa S.H, dan Boy Ubay Nehe. Terimakasih kawan – kawan atas dukungan dan doa sehingga saya akhirnya bisa menyusul kawan – kawan dalam mencapai gelar sarjana. SALAM PEMUDA !!

6. Kepada kawan – kawan yang selalu memberi bantuan jikalau saya membutuhkan, Reno Pumadiansyah, Ricky Purba, Andre Saragih, Nonivili Gulo, Riasapta Ley, Feri Arif Telaumbanua, Felix Zebua, Agus Harefa, sukses untuk kita semua.

7. Kepada adik – adik stambuk, semoga perkulihan kalian lancar dan cepat menyelesaikan studinya.

8. Kepada teman – teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

Tiada kata terindah yang dapat penulis sampaikan kepada semua pihak yang disebutkan diatas selain ucapan terima kasih. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan skripsi ini. Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk melengkapi.


(5)

vi DAFTAR ISI

HAL

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Permasalahan ... 10

3. Tujuan Penelitian & Manfaat Penelitian ... 9

a. Tujuan Penelitian ... 9

b. Manfaat Penelitian ... 10

4. Sistematika Penulisan ... 11

BABII TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Pembangunan ... 13

B. Sektor Pesisir dan Laut... 19

C. Masyarakat Pesisir ... 28

D. Konsep Kesejahteraan ... 33

E. Kerangka Pemikiran ... 35

F. Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Tipe Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 49

1. Gambaran Umum Desa Sorake ... 49


(6)

vii

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 55

1. Data Indentitas Responden ... 56

2. Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut (Variabel X)... 59

3. Kesejahteraan Masyarakat Desa Sorake (Variabel Y) ... 67

4. Analisis Kuantitatif ... 82

5. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pesisir dan Laut Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sorake Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan ... 86

BAB V PENUTUP ... 88

1. Kesimpulan ... 88

2. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN