4. Keterwakilan Politik Perempuan 5. Hubungan Partai Politik dengan Partisipasi Politik Perempuan

olah bersifat biologis yang tidak dapat diubah lagi. Inilah sebenarnya yang menyebabkan awal terjadinya ketidakadilan gender di tengah-tengah masyarakat. Gender memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan seseorang dan dapat menentukan pengalaman hidup yang akan ditempuhnya. Gender dapat menentukan akses seseorang terhadap pendidikan, dunia kerja, dan sektor-sektor publik lainnya. Gender juga dapat menentukan kesehatan, harapan hidup, dan kebebasan gerak seseorang. Jelasnya, gender akan menentukan hubungan, dan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan bertindak secara otonom.

6. 4. Keterwakilan Politik Perempuan

Salah satu konsep kunci dalam Ilmu Politik untuk mengukur partisipasi perempuan dalam politik adalah keterwakilan politik. Keterwakilan politik diartikan sebagai terwakilinya kepentingan anggota masyarakat oleh wakil-wakilnya di lembaga legislatif. Keterwakilan politik political representativeness tersebut ditentukan oleh system perwakilan politik yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Keterwakilan politik diukur dari kemampuan wakil-wakil untuk bertindak atas nama yang pihak yang diwakili. 32 • keterwakilan politik perempuan yang sangat rendah di ruang publik, Menurut Syafiq Hasyim, masalah perempuan dan politik di Indonesia terhimpun sedikitnya dalam 4 empat isu, yaitu: • komitmen partai politik yang belum sensitif gender, sehingga kurang memberikan akses memadai bagi kepentingan perempuan, • kendala nilai-nilai budaya, dan interpretasi ajaran agama yang bias gender, dan bias nilai-nilai patriarki, dan 32 Arbi, Sanit, Perwakilan Politik di Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, hal. 206. Universitas Sumatera Utara • minat, hasrat, animo para perempuan untuk terjun dalam kancah politik yang rendah, tetapi untuk yang terakhir ini perlu dilakukan pengkajian lebih dalam. 33 Secara konsepsional, keterwakilan politik berawal dari pemilihan umum. Artinya Pemilihan Umum yang merupakan proses seleksi pemimpin akan menumbuhkan rasa keterwakilan politik di kalangan masyarakat luas, sebab pemimpin yang muncul di pusat kekuasaan disaringdiseleksi oleh pemilih. Begitupula halnya jika Pemilu berperan sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyeleksi kebijaksanaan sesuai dengan garis besar kepentingan mereka. 34 Partai politik merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembentukan kekuasaan Negara. Partai politik juga menjadi sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggungjawab.

6. 5. Hubungan Partai Politik dengan Partisipasi Politik Perempuan

35 Kajian mengenai partai politik merupakan salah satu aspek penting demokrasi. Melalui partai politiklah berbagai kepentingan masyarakat akan diserap dan diadopsi dalam berbagai bentuk kebijakan negara yang dirumuskan oleh badan legislatif yang menjadi ranah formal dari berlakunya fungsi-fungsi partai politik. 36 33 . Hasyim Syafiq, Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001, hal. 124. 34 Sanit Arbi, Perwakilan Politik Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali, 1998, hal. 193-194. 35 Farchan Bulkin, Analisa Kekuatan Politik di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1998, hal.16 36 Maswadi Rauf, I Jurna POlitika Partai :POitik dan Sistem Kepartaian di Indonesia, antara kenyataan dan harapan, Jakrta, Akbar tanjung Institute, 2006. Hal. 7. Salah satunya adalah mengenai partisipasi politik rakyat, baik mengenai partisipasi dalam menentukan arah kebijakan dan maupun dalam membuat suatu perundang-undangan. Demikian, kajian mengenai partai politik akan terkait dengan studi mengenai pemilihan Universitas Sumatera Utara umum. Partai politik merupakan kendaraan politik untuk terselenggaranya pemilu dan sebagai suatu institusi yang mempunyai struktur organisasi di tingkat nasional maupun di tingkat lokal. Syarbaini mendefinisikan partai politik sebagai kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang mempersatukan, dan dimotivasi oleh ideologi tertentu. Fungsi-fungsi partai politik dalam Negara demokrasi adalah melaksanakan fungsi sosialisasi politik, rekrutmen politik, partisipasi politik, pemandu kepentingan, kontrol kepentingan dan sebagainya. 37 Menggerakkan pemilu dibutuhkan peserta pemilu yang diwakili oleh partai politik. Hal ini tergambar dari tujuan umum dan tujuan khusus partai politik. Tujuan umum partai politik antara lain: 38 a. Mewujudakan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945, b. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, c. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI, dan d. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia Adapun tujuan khusus partai politik antara lain: 39 a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan b. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan c. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 37 Syahrial Syarbaini, dkk., Sosiologi dan Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002, hal 48. 38 Pasal 10 ayat 1 UU No. 2 Tahun 2008. 39 Pasal 10 ayat 2 UU No. 2 Tahun 2008. Universitas Sumatera Utara Perempuan dan kepentingannya dalam partai politik seringkali kurang diperhatikan. Pandangan ini sebenarnya berangkat dari pemahaman atau budaya yang tidak peka terhadap keadilan relasi. Iklim partai politik yang cenderung mereduksi politik sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan tidak memiliki komitmen dan kepedulian terhadap persoalan- persoalan yang membutuhkan komitmen tinggi, serta persoalan diskriminasi kekerasan terhadap perempuan. Sekalipun terdapat divisi pemberdayaan perempuan dalam partai politik, belum dipergunakan secara maksimal demi mengangkat perempuan ke panggung politik. Suara perempuan dalam partai politik pun mengalami hambatan karna jumlahnya yang rendah, hinga tersingkir oleh mayoritas laki-laki. Partai politik terutama diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada perempuan untuk dapat terjun dalam bidang politik dan meningkatkan kualitas perempuan-perempuan yang ada di partai politik. Partai politik jangan hanya menjadikan perempuan sebagai objek propaganda politik saja tetapi juga diharapkan mampu memberikan pendidikan politik dan menjadikan perempuan sebagai ’subjek’ untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam berpolitik. Selain itu, peran parpol sebagai salah satu pilar demokrasi yang memiliki fungsi pendidikan dan rekrutmen serta sosialisasi politik juga harus terus ditingkatkan. Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk belajar berpolitik praktis dengan memberikan tanggung jawab di posisi-posisi yang strategis tidak hanya administrasi dan keuangan, meskipun juga merupakan bagian dari keandalan perempuan, tapi juga dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan agar perempuan memiliki kesempatan yang sama dan kontribusi yang signifikan seperti halnya laki-laki. Demikian, keterwakilan perempuan dalam pemerintahan baik di lembaga eksekutif maupun legislatif sangat penting. Keterwakilan perempuan di legislatif akan memudahkan akses perempuan untuk mengawasi dan menyalurkan kebijakan-kebijakan yang belum Universitas Sumatera Utara dianggap adil bagi hak-hak perempuan. Duduknya perempuan dalam lembaga-lembaga tersebut, maka dapat terlibat langsung dalam proses kebijakan sebagai pembuat keputusan decision maker. 7. Metode Penelitian 7. 1. Jenis Penelitian