Uji Autokorelasi Persamaan Regresi

c. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005 dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak Ditolak du d 4 – du Tabel 4.8 berikut ini merupakan Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 : Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .956 a .915 .907 .66629 1.560 a. Predictors: Constant, LN_EPS, LN_DER, LN_ROA, LN_NPM, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HS Dari Hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson Dw sebesar 1.560. Nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel n = 62, dan jumlah variabel independen k = 5, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.8066 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.3854. Oleh karena itu, nilai Dw lebih besar dari 1.8066 dan lebih kecil dari 4 – 1.8066 atau dapat dinyatakan bahwa 1.8066 1.560 4 - 1.8066 du d 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, menurut Ghozali 2005 dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada Gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain . Hasil tampilan output SPSS ini dengan jelas menunjukkan tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yaitu Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh LN_ROA, LN_ROE, LN_NPM, LN_DER, LN_EPS terhadap LN_HS. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.9 Analisis Hasil Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.380 .619 3.845 .000 LN_ROA .100 .138 .046 .727 .470 .378 2.645 LN_ROE -.090 .239 -.042 -.377 .708 .124 8.047 LN_NPM -.225 .232 -.085 -.972 .335 .199 5.030 LN_DER .127 .141 .071 .895 .375 .240 4.160 LN_EPS .936 .056 .994 16.617 .000 .426 2.346 a. Dependent Variable: LN_HS Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: LN_HS = 2,380+ 0,100 LN_ROA - 0,090 LN_NPM - 0,225 LN_NPM + 0,127 LN_DER + 0,936 LN_EPS + e Atau, Y = 2,380+ 0,100X 1 - 0,090X 2 - 0,225X 3 – 0,127X 4 Keterangan : + 0,936 LN_EPS + e 1 Konstanta sebesar 2,380 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0 dan X4 = 0 maka harga saham sebesar 2,380. 2 b 1 sebesar 0,100 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari Return on Assets sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,100 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 b 2 sebesar 0,090 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Return on Equity sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,090 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 b 3 sebesar 0,225 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Net Profit Margin sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,225 dengan asumsi variabel lain tetap. 5 b 4 sebesar 0,127 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to Equity Ratio sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,127 dengan asumsi variabel lain tetap. 6 b 5 sebesar 0,936 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Earning Per Share sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,936 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio leverage, Profitabilitas, Earning per share dan Ukuran perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

5 68 100

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 33 92

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

PENGARUH HUTANG DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007-2013

0 3 6

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011.

0 1 15

Pengaruh Earnings per Share, Return on Asset dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI (Studi Empirik pada Entitas yang Tergabung dalam Perusahaan LQ45 Periode 2007-2009).

0 1 19

Pengaruh kinerja perusahaan, profitabilitas dan earning per share terhadap harga saham studi empiris pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.

0 0 97

Pengaruh dividend per share [DPS] dan price earnings ratio [PER] terhadap harga saham : [studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI] - USD Repository

0 0 88