tergantung kepada kemampuan manajemen didalam menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas serta memenuhi kebutuhan operasi kas.
B. Pengertian Anggaran Kas
Dalam buku Penganggaran Perusahaan, Dharmanegara, 2010:9, mengatakan bahwa anggaran kas difokuskan pada posisi kas organisasi. Karena
anggaran operasi dan komponen anggaran menggunakan akuntansi akrual, anggaran tidak menyediakan informasi arus kas. Seperti laporan arus kas yang
menuang kembali ikhtisar laba rugi untuk difokuskan pada kas, anggaran kas dituang kembali terhadap anggaran operasi untuk difokuskan ke dalam arus kas
actual dan keluar dari bisnis. Dengan demikian, anggaran kas memberitahukan manajer apakah bisnis diproyeksikan untuk menghasilkan kelebihan kas, yang
harus diinvestasikan atau untuk mengalami kejatuhan singkat kas yang meliputi beberapa cara.
Anggaran kas cash budget memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas harian atau mingguan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup
kas untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Anggaran kas memperlihatkan tingkat dana yang masuk ke dalam dan keluar dari perusahaan. Jika anggaran kas
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kas dari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, perusahaan bisa
membuat rencana untuk menginvestasikan kelebihan tersebut dalam rangka menghasilkan pendapatan bunga. Daft, 2000:238.
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan tersebut, maka pengertian anggaran kas, menurut beberapa ahli ekonomi, adalah sebagai berikut :
1.
Menurut Nafarin, 2004:122, Anggaran Kas Cash Budget adalah
merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan
datang. Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu tahunan, semester, triwulan, bulanan, bahkan harian. Namun pada umumnya
perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka waktu tiga bulan, enam bulan, sampai satu tahun. Anggaran kas untuk
jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk perencanaan yang bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran kas dalam jangka
waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan spesifik.
2.
Menurut Munandar, 2001:311, Anggaran Kas adalah anggaran yang
merencanakan lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan- perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Anggaran kas secara langsung berhubungan dengan
rencana lainnya, seperti anggaran penjualan, anggaran piutang, anggaran biaya-biaya, dan anggaran pengeluaran modal. Namun anggaran-anggaran
tersebut tidak secara otomatis langsung berpengaruh terhadap anggaran kas, karena anggaran kas ini menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3.
Menurut Rudianto, 2009:160, Anggaran Kas adalah prediksi aliran keluar
masuknya uang yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan
pengeluaran kas tersebut. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fokus anggaran
kas meliputi dua bagian, yaitu penerimaan kas yang direncanakan dan pengeluaran kas yang direncanakan. Menurut Welsch, 2000:20,
merencanakan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan memberikan saldo posisi awal dan
saldo akhir kas yang direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan aliran uang kas masuk dan kas keluar akan menunjukkan :
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas masuk dan kas keluar yang
mungkin terjadi, atau, 2.
Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan yang mendatangkan keuntungan.
1 Ciri-ciri Anggaran Kas
Rusdianto, 2006:36, berpendapat tidak setiap rencana kerja organisasi dapat disebut sebagai anggaran, karena anggaran memiliki beberapa ciri khusus
yang memebedakan dengan sekedar rencana, yaitu : 1.
Dinyatakan dalam satuan moneter. Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif lain, misalnya unit.
Penyusunan rencana kerja dalam satuan moneter tersebut, bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut.
Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan menyulitkan anggota organisasi untuk membaca atau mengerti. Karena itu,
Universitas Sumatera Utara
sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk kwantitatif moneter yang ringkas.
2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Bukan berarti anggaran
tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan.
Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan rencana kerja tersebut.
3. Mengandung komitmen manajemen. Anggaran harus disertai dengan
upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak manajemen untuk
mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya bagi perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran perusahaan
harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.
4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.
5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi,
tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal
organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena
jika dipertahankan malah membuat anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
6. Jika terjadi penyimpangan didalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab
terjadinya penyimpangan tersebut. Karena, tanpa ada analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan tersebut maka potensi untuk terulang
lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab penyimpangan, supaya tidak
terulang lagi di masa mendatang dan agar penyususnan anggaran dikemudian hari menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.
Didalam menyiapkan anggaran kas diperlukan tiga informasi, yaitu saldo awal, besarnya saldo kas yang diharapkan akan diterima, serta besarnya
pembayaran yang diharapkan. Adapun untuk menyiapkan anggaran kas secara
terperinci dijelaskan oleh Supriyono, 2002:62, antara lain sebagai berikut : a.
Saldo Awal Kas
Segala jenis kas harus diperhitungkan apabila jumlahnya material besar. Angka-angka yang tidak material harus diabaikan. Bagi perusahaan kecil, nilai
yang tidak material mungkin besarnya Rp.10.000,- yang sering terdapat didalam register kas. Bagi perusahan-perusahaan besar yang urusan sehari-harinya
mungkin puluhan juta, maka nilai Rp.10.000.000,- dapat dianggap tidak material. Pada dasarnya penentuan material tidaknya suatu nilai bergantung pada skala
pengeluarannya.
b. Penerimaan yang Diharapkan
Penerimaan perusahaan yang utama adalah dari penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Penjualan kredit menimbulkan pembayaran oleh
kreditur. Kegiatan penjualan biasanya mendominasi penerimaan dalam daur
Universitas Sumatera Utara
modal kerja. Selain itu, ada pula penerimaan-penerimaan dari aktiva jangka panjang yang dijual ataupun dari penambahan modal, akan tetapi sifatnya tidak
rutin.
c. Pembayaran yang Diharapkan
Pembayaran untuk jangka pendek biasanya didominasi oleh dua pos, yaitu pembayaran untuk bahan baku dan perlengkapan supplies serta pembayaran
untuk gaji dan upah. Meskipun masing-masing perusahaan berbeda-beda. Kedua jenis pembayaran ini biasanya mencapai 70 - 80 dari anggaran biaya. Untuk
alasan inilah maka kedua pos ini harus diperhatikan dengan seksama pada saat menyiapkan anggaran.
Biaya-biaya lainnya juga perlu diperhatikan meskipun masih memungkinkan untuk ditaksir secara global. Akan tetapi, bisa jadi biaya-biaya ini menimbulkan
keterkejutan, misalnya pada waktu pembayaran asuransi jatuh tempo, pembayaran pajak, dan lain-lain. Selain itu, biaya-biaya dapat ditimbulkan dalam jangka
panjang, misalnya pembayaran dividen, bunga pinjaman, pembelian aktiva tetap, ataupun pembayaran hutang jangka panjang. Pembayaran ini juga sifatnya tidak
rutin.
d. Kebutuhan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Baik dalam hal penerimaan maupun pembayaran, dalam mengestimasi biasanya seseorang cenderung lebih memfokuskan pada kebutuhan sekarang, atau
kebutuhan akan modal kerja. Alasannya sudah jelas, yaitu bersifat rutin atau harian untuk kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan jangka panjang timbul
dari kebutuhan yang lebih spesifik, sehingga kadang-kadang diutamakan.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa kebutuhan ini dapat diprediksikan sebelumnya, seperti untuk membayar hutang jangka panjang, sedangkan lainnya mungkin tergantung pada
tersedianya kas, seperti investasi dalam aktiva tetap. Meskipun bukan merupakan keharusan, sebaiknya perlu ada keluwesan fleksibilitas dalam perencanaan kas
jangka panjang. Apabila perencanaan kas jangka panjang dilakukan dengan tidak benar, maka jumlah investasi yang besar ini memberikan kontribusi yang
menonjol didalam krisis kas.
e. Saldo Akhir Kas
Dari ketiga informasi disebutkan sebelumnya, yaitu saldo awal kas, besarnya kas yang diharapkan akan diterima dan dibayar, anggaran kas menunjukkan
selisihnya saldo akhir, karena angka ini hanya merupakan anggaran atau ramalan. Berdasarkan beberapa asumsi, maka saldo kas ini dapat ditaksir apakah sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Apabila sudah mencukupi maka kita dapat mulai memperhitungkan apakah saldo tersebut terlalu tinggi atau tidak.
Dalam hal yang demikian, maka surplus tersebut harus direncanakan untuk digunakan pada tempat-tempat yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila saldo
tersebut terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan, maka harus diambil tindakan guna menjamin bahwa akan tersedia dana pada saat diperlukan.
Saldo akhir sebenarnya juga merupakan titik awal untuk anggaran kas periode berikutnya. Apa yang tersisa pada akhir periode merupakan saldo awal
untuk periode berikutnya, dan seterusnya. Saldo akhir juga digunakan untuk tindakan manajerial dalam menangani kemungkinan posisi yang paling
menguntungkan. Tujuan dari ramalan adalah untuk memberitahukan sesuatu
Universitas Sumatera Utara
sebelum peristiwa yang sebenarnya terjadi, untuk merencanakan sesuatu yang lebih baik sebelum terjadinya suatu hal yang mungkin terlambat untuk diperbaiki.
2 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas akan memberikan gambaran tentang sumber- sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau
kekurangan kas, dan saat pembayaran-pembayaran pinjaman dan atau bunga pinjamannya. Untuk penyusunan anggaran kas menurut Martono dan Harjito,
2002:123, dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan
transaksi operasi. Rencana penerimaan dapat berasal dari penjualan tunai, penerimaan piutang jika penjualan dilakukan dengan kredit,
pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain. Sedangkan rencana pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang, pembayaran
gaji, dan pembayaran lainnya. Dengan rencana penerimaan dan pengeluaran ini, dapat diketahui pula adanya defisit atau surplus yang
terjadi di perusahaan. 2.
Menyusun rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan rencana kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk
menutupi defisit yang terjadi serta rencana pembayaran-pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya.
3. Menyusun anggaran kas finansial, yaitu meliputi transaksi operasi dan
transaksi finansial. Disini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari rencana penerimaan dan pengeluaran kas.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua pendekatan yang diperlukan dalam menyusun anggaran kas menurut pendapat Adisaputro, 2002:98, antara lain :
a. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional
pengendalian kas sehari-hari, jangka waktunya disesuaikan tidak lebih dari satu tahun. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat
pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan perusahaan.
b. Anggaran kas jangka panjang meliputi waktu 5 – 10 tahun. Kegunaannya
yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan
saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran. Sektor penerimaan kas pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai.
b. Penagihan piutang.
c. Pendapatan lain-lain, seperti bunga.
d. Menjual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi.
e. Penambahan modal sendiri oleh perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas yang dikemukakan
oleh Munandar, 2001:312, antara lain :
1. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang
yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan, maka akan cenderung semakin besar
pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan
Universitas Sumatera Utara
akan cenderung semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa
perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai.
Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil transaksi-
transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar penerimaan kas.
sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran.
C. Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kesehatan Kota Medan