Cara pemberian kemoterapi Dimensi kualitas hidup

menyebabkan terhentinya mitosis. Sel akan kehilanngan kemampuan untuk membelah dan kemudian mati. k. Agens lainnya dapat bersifat spesifik atau nonspesifik dengan cara kerja yang beragam. Misalnya, produksi enzim yang bekerja secara primer dengan cara menghambat sintesis protein.

2.4. Cara pemberian kemoterapi

a. Pemberian peroral Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide VP-16 Rasjidi, 2007. b. Pemberian secara intra-muskulus Pemberian dengan cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut. Obat kemoterapi yang dapat diberikan secara intra- muskulus antara lain bleomicin danmethotrexate Rasjidi, 2007. c. Pemberian secara intravena Pemberian secara intravena bolusperlahan-lahan atau diberikan secara infus drip. Cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan Rasjidi, 2007. d. Pemberian secara intra-arteri Pemberian secara intra-arterri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak antara lain radiologi diasnotik, mesin atau alat filter serta memerlukan keterampilan tersendiri Rasjidi, 2007. Universitas Sumatera Utara e. Pemberian secara intraperitoneal Pemberian dengan cara ini jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus kateter intraperitoneal serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu narkose. Pemberian kemoterapi intraperitoneal diindikasikan dan disyaratkan pada minimal tumor residu pada kanker ovarium. Penelitian yang dilakukan membandingkan pemberian kemoterapi secara intra vena dan intraperitoneum. Keduanya tidak berbeda baik dalam hal respons, survival maupun toksisitasnya Rasjidi, 2007.

2.5. Efek samping kemoterapi

Efek samping kemoterapi berbeda dengan efek samping yang bersifat setempat, efek penanganan dengan sitostatika adalah sistemis efeknya ada dimanapun. Keparahan sangat bergantung pada sifat dan dosis sitostatikum serta lamanya pengobatan Jong, 2007 . a. Rasa lelah Rasa lelah merupakan keluhan yang paling sering terejadi. Tubuh teras sangat berat dan pikiran seolah meleleh. Rasa lelah merupakan salah satu gejala dan tanda yang muncul dari gangguan sistem saraf yang didapat setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun menjalani kemoterapi. b. Gangguan usus dan rongga mulut Efek kemoterapi terhadap selaput lendir saluran pencernaan dapat menimbulkan keluhan dan gangguan serius pada mulut sampai poros usus. Universitas Sumatera Utara c. Gangguan sum-sum tulang Kelumpuhan sum-sum tulang karena terpaparnya sel-sel darah muda yang sangat peka, menyebabkan berkurangnya berhentinya pembuatan lempeng darah dan sel darah putih ataupun sel darah merah. Kekurangan lempeng darahtrombosit menyebabkan gangguan di dalam pengentalan darah, sehingga terjadi kecenderungan perdarahan. Kekurangan sel darah merah eritrosit menyebabkan penderita anemia, sedngkan kekurangan sel darah putih leukosit menyebabkan berkurangnya daya tahan kehilangan kekebalan yang termanifestasi berupa infeksi di tempat tertentu atau penyakit-panyakit infeksi. d. Gangguan pada kulit Beberapa sitostatika obat kanker tertentu mempengaruhi sel-sel aktif di dalam kantung rambut yang memproduksi rambut. Jadi, pada kemoterapi dengan sitostatika tertentu, kerontokan rambut dapat terjadi. e. Kemandulan Pada pria, kemandulan sering terjadi hanya sementara, tetapi kadang- kadang bersifat definitif. Apabila produksi sel benih dimulai lagi, risiko kelainan bawaan pada keturunannya nanti tidak dapat ditentukan. Sitostatika menyebabkan mutasi, kerusakan gen yang dapat menjadi penyebab kelainan bawaan. Pada wanita agak berbeda, kemandulan selalu definitif, karena di dalam indung telur, sel telur tidak memperbanyak diri. Untuk tidak menutup kemungkinan kehamilan secara definitif sesudah sembuh, sebelum Universitas Sumatera Utara rangkaian pengobatan diawali, lakukan pengambilan sel telur dan disimpan lewat preservasi krio. f. Gangguan menstruasi dan menopause Efek kemoterapi dapat menngakibatkan gangguan pada menstruasi dan menopause karena berpengaruh terhadap fungsi indung telur. Tentu saja hal tersebut juga dapat berpengaruh terhadap seksualitas dan hal ini dapat mengganggu penderita, karena terjadinya perubahan pada jasmani dan mental penderita. g. Gangguan organ Gangguan pada organ yang sering muncul akibat efek kemoterapi adalah keluhan pada mata, kelainan kulit, gangguan fungsi hati atau ginjal dan paru. Kebanyakan gangguan organ yang terjadi disebabkan oleh sitotastika tertentu dan setiap organ disebabkan oleh sitotastika yang berbeda-beda. 3. Kualitas hidup 3.1. Pengertian kualitas hidup Kualitas hidup didefinisikan dengan cara yang berbeda oleh para peneliti. Hal ini karena istilah tersebut merupakan istilah multi disipliner tidak hanya digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, tetapi dalam kontek penelitian dihubungkan dengan berbagai macam bidang khusus seperti sosiologi, ilmu kedokteran, keperawatan dan psikologi. Selain itu adanya perbedaan etnik, budaya dan agama juga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena adanya perbedaan disiplin ilmu dan perspektif yang berbeda maka, kualitas hidup sulit didefinisikan secara pasti. Universitas Sumatera Utara Definisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain Ware JE Sherbourne CD, 1992 dalam Silitonga 2007 . Kualitas hidup merupakan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan Diener Suh, 1999 dalam Nofitri 2009. Menurut Suhud, 2009 dalam lase 2011 mengatakan bahwa kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien kendati penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis, sosial maupun spiritual serta secara optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain. Menurut WHO 1993, dalam Kings Hinds 2003 mendefenisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan di dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan, standar, dan kekhawatiran mereka. Defenisi tersebut terdiri dari enam domain yaitu kesehatan fisik, kondisi psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, fitur lingkungan, dan keprihatinan spiritual.

3.2. Dimensi kualitas hidup

Menurut World Health Organization Quality of Life WHOQOL terdapat empat dimensi mengenai kualitas hidup yang meliputi Skevington, Lotfy Connell, 2004. Universitas Sumatera Utara 1. Dimensi kesehatan fisik Mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan terhadap obat-obatan, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istrahat, serta kapasitas kerja. 2. Dimensi kesejahteraan psikologis Mencacup bodily image appearance, perasaan negatif, perasaan positif, self-esteem, spiritualagamakeyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi. 3. Dimensi hubungan sosial Mencakup relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. 4. Dimensi dengan lingkungan Mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan, partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, lingkumgan fisik termasuk polusikebisinganlalu lintasiklim, serta transportasi. 3.3.Domain Kualitas Hidup Menurut European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire-C30 EORTC-C30 terdapat tujuh domain kualitas hidup meliputi Perwitasari, dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara 1. Fungsi fisik, mencakup kegiatan berat, berjalan kaki dalam jarak jauh, berjalan kaki dalam jarak dekat, berbaring di tempat tidurduduk di kursi, memerlukan bantuan orang lain saat makan, berpakaian dan buang air. 2. Fungsi peran, mencakup keterbatasan saat bekerja dan keterbatasan saat melakukan kegiatan santai atau hobi 3. Fungsi emosi, mencakup perasaan tegang, perasaan khawatir, tersinggung dan depresi. 4. Fungsi kognitif, mencakup konsentrasi dan memori. 5. Fungsi sosial, mencakup kehidupan keluarga dan kehidupan sosial. 6. Kondisi kesehatan secara keseluruhan 7. Domain gejala, mencakup kelelahan, butuh istrahat, badan lemah, lelah, mual, muntah, nyeri, sesak nafas, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare dan kesulitan keuangan. 3.4.Komponen Kualitas Hidup Ada tiga macam komponen utama kualitas hidup Yuwono 2000, dalam Lase 2011 yaitu kapasitas fungsional, persepsi, dan keluhan penderita akibat penyakit yang dideritanya. Kapasitas fungsional atau status fisiologis meliputi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, fungsi sosial, fungsi intelektual, dan fungsi emosional. Kapasitas fungsional merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukannya. Elemen terpenting adalah mobilitas, ketidaktergantungan dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Fungsi intelektual meliputi kapabilitas mental seperti memori dan ketajaman perhatian, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan membuat Universitas Sumatera Utara keputusan. Status emosional dan kesehatan mental termasuk perubahan perasaan hati, marah, rasa bersalah, rasa permusuhan, kecemasan, depresi Menurut Brown 1996 dalam Handayani Dewi, 2009 dengan konsep kualitas hidup sebagai pusat promosi kesehatan, kualitas hidup berdasarkan pada tiga area kehidupan manusia yang merupakan dimensi penting dalam pengalaman manusia antara lain: Being, Belonging dan Becoming. Ketiga hal tersebut terjadi akibat interaksi antara seseorang dan lingkungannya. 1. Being Being menekankan pada aspek dasar dari siapa manusia sebagai individu. Dibagi atas, Physical being menekankan pada kesehatan fisik, mobilitas fisik dan ketangkasan dalam melakukan kegiatan. Physical being meliputi perasaan dan kognitif seseorang serta evaluasi mengenai diri mereka sendiri. Berfokus pada kepercayaan diri, kontrol diri, koping kecemasan dan sikap positif. Spiritual being terdiri dari nilai dan standar hidup seseorang, kepercayaan spiritual, pengalaman hidup sehari-hari dan perayaan 2. Belonging Belonging berfokus pada kesesuaian seseorang terhadap lingkungannya. Terbagi atas tiga bagian antara lain Physical belonging yaitu mengenai apa yang seseorang punyai pada lingkungan fisik mereka seperti rumah, tempat kerja, tetangga dan lain-lain, termasuk dengan apa yang mereka rasakan sewaktu berda di rumah dan lingkungannya, juga mengenai keamanan dan privasi seseorang. Social belonging berfokus pada hubungan penuh arti dengan keluarga, teman Universitas Sumatera Utara dan lingkungan. Community belonging terdiri dari hubungan yang dipunyai seseorang dengan sumber yang ada termasuk informasi dan akses terhadap pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan rekreasi, pelayanan sosial dan kesehatn serta kegiataan masyarakat 3. Becoming Becoming berfokus pada aktifitas seseorang untuk mencapai tujuan, aspirasi dan harapan. Terdiri dari Practical becoming berfokus ada sesuatu yang nyata, aktivitas yang bisa dilakukan sehari-hari ternasuk pekerjaan rumah tangga, partisipasi di sekolah atau tempat kerja, perawatan diri, pemanfaatan pelayanan sosial dan kesehatan. Leisure becoming berhubungan dengan waktu luang dan aktivitas rekreasi yang dapat meningkatkan kenyamanan dan menurukan stres, termasuk aktivitas dengan jangka panjang seperti berlibur. Growth becoming menekankan pada aktivitas yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan dan pengetahuan seseorang, termasuk mencari informasi baru, meningkatkan kemampuan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Ada beberapa subvariabel kualitas hidup bagi penderita kanker payudara yang diteliti yaitu fungsi fisik, fungsi peran, fungsi emosi, fungsi kognitif, fungsi sosial, kondisi kesehatan secara keseluruhan dan gejala atau simtom kelelahan, mual dan muntah, nyeri, sesak nafas, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare dan kesulitan keuangan Perwitasari, dkk, 2010. : variabel yang di teliti Skema 3.1. Kerangaka penelitian kualitas hidup kanker payudara yag menjalani kemoterapi Kualitas hidup klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi - Fungsi Fisik - Fungsi Peran - Fungsi Kognitif - Fungsi Emosi - Fungsi Emosi - Fungsi Sosial - Kesehatan Secara keseluruhan - Gejala 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Universitas Sumatera Utara