BAB 1 LATAR BELAKANG
1.1.Latar Belakang
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu kelenjar pembuat air susu,
saluran kelenjar saluran air susu dan jaringan penunjang payudara Mardiana, 2004.
Menurut WHO 2004, mengatakan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita di seluruh dunia, sekitar 16 dari semua
jenis kanker wanita. Tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita meninggal karena kanker payudara dan mayoritas kematian 69 akibat kanker payudara terjadi
di negara berkembang. Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk, jumlah tersebut menggambarkan
bahwasanya dari 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Rumah
Sakit SIRS tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia 16,85, disusul kanker leher rahim
11,78 Yayasan Kanker Indonesia, 2012. Di Medan, khususnya di RSUP H. Adam Malik dari bulan Januari sampai bulan Oktober 2012 diperoleh sebanyak
589 pasien kanker payudara yang dirawat inap Rekam Medik, 2012. Setiap penderita kanker payudara penting dan patut untuk melakukan pengobatan
terhadap kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
Pengobatan kanker payudara sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya.
Pengobatan pada pasien kanker payudara ada beberapa jenis dan salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan penggunaan
obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker Yudissanta Ratna, 2012. Menurut Breast Cancer Organization 2012, mengatakan bahwa efek samping
yang akan muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, masa pengobatan dan keadaan kesehatan umum penderita. Efek kemoterapi yang
paling umum terjadi seperti mual, muntah, kelelahan, anemia, diare, rambut rontok, infeksi, infertil, menopause, masalah kesuburan, dan perubahan berat
badan. Hasil penelitian Kayl Meyers 2006, diperoleh bahwa kemoterapi dapat menimbulkan efek samping yang sering muncul seperti mual, muntah, rambut
rontok, kelelahan dan perubahan fungsi seksual. Sebagian besar pengobatan kanker khususnya kemoterapi pada penyakit yang telah mengalami metastase
diberikan dengan tujuan paliatif, dimana lama hidup atau kualitas hidup menjadi sasaran pengobatan Sutrisno, 2010.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan. Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien Skevington,
Lotfy Connell, 2004. Kualitas hidup semakin banyak digunakan sebagai ukuran untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan Dehkordi, dkk, 2011.
Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan
hubungan antara keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara
Universitas Sumatera Utara
harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain
Ware Sherbourne, 1992 dalam Silitonga 2007. Kualitas hidup merupakan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan
Diener Suh, 1999 dalam Nofitri 2009. Kualitas hidup adalah suatu konsep global yang menekankan pada dimensi-dimensi status kesehatan termasuk
keuangan, tempat tinggal dan pekerjaan Handayani Dewi, 2009. Hasil penelitian Dehkordi, dkk 2011 dari University Shahrekord Iran
mengatakan bahwa pasien kanker yang menjalani kemoterapi memiliki kualitas hidup cukup selama menjalani kemoterapi. Pada penelitian Dehkordi ini, domain
kualitas hidup yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup penderita kanker yaitu kondisi umum pasien, kegiatan fisik, status sosial dan fungsi kerja
serta pola tidur pasien. Berbeda dengan hasil penelitian Perwitasari 2009, mengatakan bahwa kualitas hidup pasien kanker mengalami penurunan pada
sesudah kemoterapi dibandingkan dengan sebelum kemoterapi. Penurunan kualitas hidup ini lebih dipengaruhi oleh domain peran pasien, simtom nyeri,
penurunan nafsu makan dan kesulitan keuangan. Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi para
profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakanintervensi atau terapi. Disamping itu, data tentang kualitas hidup juga
dapat merupakan data awal untuk pertimbangan merumuskan intervensitindakan yang tepat
bagi pasien.
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kualitas hidup pasien kanker yang lebih spesifiknya pada kanker payudara yang menjalani
kemoterapi dengan berpedoman pada domain kualitas hidup pasien kanker
Universitas Sumatera Utara
payudara antara lain fungsi fisik, peran, kognitif, emosi, sosial, status kesehatan secara umum dan domain gejala.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malok Medan.
1.4 Manfaat
1. Bagi praktek keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan bagi
pendidikan keperawatan mengenai gambaran kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
2. Bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi pelayanan
kesehatan dalam hal memberikan intervensi atau tindakan. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data dasar untuk peneliti selanjutnya mengenai kualitas hidup pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA