2. Kemoterapi 2.1.
Pengertian kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker dan menghentikan pertumbuhan sel kanker
sehingga sel kanker tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang di sebabkan oleh kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal,
kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke
tempat lain Rasjidi, 2007.
2.2. Jenis dan tujuan penggunaan kemoterapi
Beberapa tujuan penggunaan kemoterapi pada kanker dapat diuraikan sebagai berikut Rasjidi, 20007 :
a. Terapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi dan bertujuan untuk memebunuh
sel yang telah bermetastase. b. Terapi neodjuvan adalah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi dan
bertujuan untuk mengecilkan masa tumor, biasanya dikombinasikan dengan radioterapi.
c. Kemoterapi primer adalah kemoterapi yang digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk mengobati dan
kemoterapi yang digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya. d. Kemoterapi induksi adalah kemoterapi yang bertujuan sebagai terapi
pertama dari beberapa terapi berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
e. Kemoterapi kombinasi adalah kemoterapi yang diberikan dengan menggunakan dua atau lebih agen kemoterapi yang menyebabkan setiap
pengobatan mempperkuat aksi obat lainnya atau bertindak secara sinergis.
2.3. Klasifikasi obat kemoterapi
Obat-obat kemoterapi diklasifikasikan berdasarkan aktivitas farmakologis dan pengaruhnya terhadap reproduksi sel. Klasifikasi obat kemoterapi tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut Otto, 2003 a. Obat-obat fase siklus sel spesifik berpengaruh terhadap sel-sel yang
sedang mengalami pembelahan contohnya anti metabolit, alkaloid tanaman vinca dan zat lainnya seperti asparaginase dan dacarbazine.
Obat-obat ini sangat efektif melawan tumor yang sedang tumbuh yang memiliki proporsi yang lebah pada siklus sel selama fase obat tersebut
menyerang sel kanker. Obat-obat ini diberikan dalam konsentrasi minimal, secara terus menerus.
b. Obat-obat fase siklus sel nonspesifik berpengaruh pada sel yang sedang membelah atau beristirahat misalnya ahens alkilasi, antibiotik antitumor,
nitrourea, hormon dan steroid, serta agens lainnya seperti prokarbazin. Agens ini bersifat aktif pada segala fase dalam siklus sel dan dapat
efektif pada tumor yang besar dengan beberapa sel aktif yang sedang membelah pada saat pemberian. Obat-obat ini sering kali diberikan
secara injeksi bolus tunggal.
Universitas Sumatera Utara
c. Agen alkilasi bersifat nonspesifik pada fase siklus sel. Agen ini bekerja dengan membentuk ikatan molekul dengan asam nukleat, yang
mempengaruhi duplikasi asam nukleat sehingga mencegah mitosis. d. Antibiotik agen antitumor bersifat nonspesifik, yang mengganggu
transkripsi DNA dan menghambat sintesis DNA dan RNA. e. Antimetabolit besifat spesifik dengan menghambat enzim esensial yang
diperlukan dalam sintesis DNA atau membaur dengan DNA dan RNA sehingga menyebabkan transmisi kode yang salah.
f. Hormon-hormon bersifat nonspesifik. Zat-zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ini mengubah lingkungan sel dengan mempengaruhi
permeabilitas sel. Dengan memanipulasi kadar hormon, pertumbuhan tumor dapat ditekan.
g. Agens antihormonal menunjukkan kemampuan antineoplastiknya dengan kemampuan untuk menetralkan atau menghambat produksi hormon alami
yang digunakan oleh tumor yang bergantung pada hormon. h. Nitrourea bersifat nonspesifik, dengan kemampuan untuk melewati sawar
darah otak. Aktivitas zat ini serupa dengan agens alkilasi yang menghambat sintesis DNA dan RNA.
i. Kortikosteroid memberikan efek antiinflamasi pada jaringan tubuh misalnya, mengurangi intrakranial atau saraf spinal dan menekan
limfosit. j. Alkaloid tanaman vinca bersifat spesifik. Zat ini memberikan efek
sitotoksik dengan mengikat protein mikrotubular selama metafase, yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan terhentinya mitosis. Sel akan kehilanngan kemampuan untuk membelah dan kemudian mati.
k. Agens lainnya dapat bersifat spesifik atau nonspesifik dengan cara kerja yang beragam. Misalnya, produksi enzim yang bekerja secara primer
dengan cara menghambat sintesis protein.
2.4. Cara pemberian kemoterapi