Latar Belakang Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejahatan sejak dahulu hingga sekarang selalu mendapatkan sorotan, baik itu dari kalangan pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Persoalan kejahatan bukanlah merupakan persoalan yang sederhana terutama dalam masyarakat yang sedang mengalami perkembangan seperti Indonesia ini. Dengan adanya perkembangan itu dapat dipastikan terjadi perubahan tata nilai, dimana perubahan tata nilai yang bersifat positif berakibat pada kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera, sedang perubahan tata nilai bersifat negatif menjurus ke arah runtuhnya nilai-nilai budaya yang sudah ada. Hal ini menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru yang menghapus pola-pola lama yang mana akan menimbulkan permasalahan sosial. Problem sosial inilah merupakah salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya kejahatan. kejahatan secara umum adalah perbuatan atau tindakan yang jahat yang dilakukan oleh manusia yang dinilai tidak baik, tercela dan tidak patut dilakukan. Simandjuntak menyatakan bahwa “Kejahatan adalah suatu tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan yang dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat 1 .” 1 B. Simandjuntak, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial , Bandung : Tarsito, 1981,hal 71 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 11 Manusia dalam kehidupannya harus berdampingan dengan manusia yang lain hidup bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat itu, telah ada ketentuan- ketentuan atau norma-norma pergaulan hidup yang berkembang sejak zaman dahulu kala sampai sekarang ini. Ketentutan-ketentuan atau norma-norma hidup tercipta dan di ciptakan sedemikian rupa untuk mengatur tata tertib masyarakat, mengatur hubungan individu dengan individu, antara individu dengan penguasa dan lain- lainnya yang ada kaitannya dengan kehidupan manusia bermasyarakat. Kejahatan pencurian merupakan salah satu masalah yang tidak akan ada habis-habisnya yang terjadi dalam masyarakat baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, hal ini juga berpengaruh terhadap ketentraman dan kedamaian di dalam kehidupan bermasayarakat. Penomena meningkatnya pencurian ini bukan saja mengusik rasa aman tetapi menarik perhatian, sehingga timbul pertanyaan, kenyataan apa yang sedang berlangsung. Kehidupan bermasyarakat itu, sering terdapat adanya penyimpangan- penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan hidup yang di kenal dengan nama norma hukum. Penyimpangan norma hukum di masyarakat di sebut dengan kejahatan. Kejahatan merupakan masalah sosial yaitu masalah yang timbul di tengah-tengah mayarakat juga. Kejahatan yang merupakan suatu bentuk dari gejala sosial itu tidak berdiri sendiri, melainkan ada hubungan dengan berbagai perkembangan kehidupan sosia, ekonomi, hukum, maupun teknologi. Kejahatan ini juga ditimbulkan dari 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 12 perkembangan-perkembangan lain sebagai akibat sampingan yang negatif dari setiap kemajuan atau perkembangan sosial di masyarakat. Pada saat ini kejahatan meningkat dimana - mana baik di kota maupun di desa. Informasi ini banyak kita lihat di berbagai media massa seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lainnya, maupun melalui media elektronik seperti radio dan televisi. Kejahatan-kejahatan itu seperti pembunuhan, pemerkosaan, penganiyaan, perampokan, pencurian dan kejahatan-kejahatan tersebut tentunya sangat mengganggu masyarakat untuk berpergian, merasa terancam baik di luar maupun di dalam rumah. Masalah kejahatan adalah salah satu masalah sosial yang selalu menarik dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu terlebih dari menurut asumsi umum serta beberapa hasil penelitian dari berbagai pihak, terdapat kecendungrungan perkembangan peningkatan dari bentuk dan jenis kejahtan tertentu, baiuk secara kualitas maupun kuantitas. Kejahatan pencurian itu bukan hanya di lakukaan oleh orang dewasa saja. Akan tetapi anak-anak juga menjadi seorang pelaku tindak pidana, meskipun anak adalah sebagai bagian dari generasi muda yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sebagai salah satu sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Namum pada kenyataannya seringkali dijumpai penyimpangan perilaku atau perbuatan dikalangan anak, bahkan seringkali mereka perilaku atau melakukan perbuatan melanggar hukum yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 13 Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak biasanya disebabkan oleh berbagai faktor antara lainnya adanya dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di budang komunkasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya dan cara hidup sebagian orang tua, telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak tersebut Selain itu, anak yang kurang kasih sayang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingan dan pembinaan dalam perkembangan sikap, perilaku, penyesuaian diri, serta pengawasan dan orang tua, wali, atau orang tua asuh akan memudahkan anak terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungannya yang kurang sehat dan merugikan perkembangan pribadinya. Penegakan hukum kepada pelaku tindak pidana harus di kenakan suatu akibat hukum, hal yang sangat erat kaitanya adalah masalah pemidanaan. Hal tersebut berkaitan dengan tujuan dari penegakan hukum yang hendak dicapat yaitu pemenuhan rasa keadilan dan pencapaian kepastian hukum. Dengan demikian pemahaman tentang tujuan dari pemidanaan hal ini penting untuk mengetahui maksud di tegakkan hukum itu. Sifat pemidanaan ini bukan semata-mata bersifat menghukum maupun mencari-cari kesalahan anak tetapi untuk memperbaiki anak dengan menghindarkan dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Pemidanaan terhadap anak bukanlah merupakan balasan atas perbuatannya kalaupun anak harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang merugikan orang lain, maka 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 14 harus ditekankan kepadanya bahwa bentuk hukuman bukanlah harga mati atau pembalasan atas perbuatannya dan anak yang berkonflik dengan hukum merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang tertulis dalam Pasal 59 dan Pasal 64 ayat 1 dan ayat 2 ada peraturan bagaimana seharusnya pemerintah dalam berkewajiban dan bertanggung jawab dalam memberikan per- lindungan terhadap anak: 2 Pasal 59 yang berbunyi : “Pemerintah dan lembaga negara lainyan berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainya napza, anak korban penculikan, perjualan, perdagangan , anak korban kekerasan baik secara fisik danatau mental, anak yang menyadang cacat dan anak korban perlakuan salan dan penelantaran.” Perlindungan hukum bagi anak mempunyai spektrum yang cukup luas. bahwa perlunya perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi berbagai aspek.Perlakuan bagi anak yang berorientasi terhadap perlindungan serta pemenuhan hak-hak bagi anak sudah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh komponen bangsa terutama para aparat penegak hukum dan perlindungan anak tersebut dapat dilihat pada Pasal 64 UU Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlin- dungan Anak : 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 15 Pasal 64 yang berbunyi : 1. Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi anak yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. 2. Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum sebagaimana yang di maksud dengan ayat 1 dilaksanakan melalui : a. Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak anak; b. Penyedianan petugas pendamping khusus anak sejak dini; c. Penyedian sarana dan prasarana khusus; d. Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak; e. Pemantuan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum; f. Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua atau keluarga;dan g. Perlindungan dari pemberitaan identitas melaui media massa untuk menghindari labelisasi. Dalam Pasal tersebut di atas dijelaskan bahwa pemidanaan terhadap anak bukanlah semata-mata penghukuman tetapi rehabilitasi dalam pendidikan dan pencegahan. Dengan demikian diberikannya hukuman kepada anak bukanlah sebagai pemberi rasa sakit namun sebagai pembinaan sehingga dengan pembinaan diharapkan anak dapat menyadari perbuatanya dan dapat kembali ketengah-tengah masyarakat untuk melanjutkan masa depannya. Berdasarkan dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas bagaimana penerapan sanksi terhadap anak pelaku tindak pidana pencurian dalam skripsi penulis yang berjudul “PENERAPAN SANKSI TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN STUDI KASUS PUTUSAN NO 2.235.Pid.B2012PN.Mdn. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 16

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

3 82 103

Analisis Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencabulan Anak Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak

1 15 58

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

0 1 38

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

1 27 9

Penerapan Sanksi Tindakan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Studi Putusan Raju di Pengadilan Negeri Stabat)

0 1 100