5
pengkajian menunjukkan bahwa integrasi usahatani tanaman jagung dan ternak sapi di lahan kering dapat memberikan nilai tambah berupa
penggunaan kotoran sapi sebagai fine compost sehingga dapat mengurangi
biaya untuk pembelian kotoran ayam, limbah jagung yang dapat
dimanfaatkan terutama untuk pakan alternatif pada musim kemarau yaitu daun, batang dan janggel.
1.3. Tujuan
Tujuan Jangka Panjang : 1.
Mendapatkan model usahatani integrasi sapi jagung pada lahan suboptimal. 2.
Meningkatkan kualitas lahan suboptimal melalui integrasi sapi jagung. 3.
Meningkatkan pendapatan petani pada lahan suboptimal. Tahun 2015
1. Mengkaji potensi lahan suboptimal untuk penerapan modal usaha tani
integrasi sapi jagung. 2.
Memanfaatkan sumberdaya tanaman untuk pakan dan sumber daya ternak untuk kompos.
3. Menganalisis nilai ekonomi dampak penerapan int egrasi sapi jagung di lahan
suboptimal. Tahun 2016
1. Menumbuhkan peran kelompok dalam penerapan integrasi sapi jagung.
2. Membangun jaringan kemitraan, kelembagaan integrasi sapi jagung.
3. Meningkatkan dan mempercepat penyebaran inovasi teknologi berbasis
integrasi sapi jagung melalui pertemuan dan demplot.
1.4. Keluaran yang Diharapkan
Keluaran Jangka Panjang : 1.
Model usahatani integrasi sapi jagung pada lahan suboptimal. 2.
Meningkatnya kualitas lahan suboptimal melalui integrasi sapi jagung. 3.
Meningkatnya pendapatan petani pada lahan suboptimal. Tahun 2015
1. Kajian potensi lahan suboptimal untuk penerapan model usahatani integrasi
sapi jagung.
6
2. Komposisi pakan berbasis limbah tanaman, jenis kompos berbahan baku
faeces. 3.
Nilai Penerimaan dan biaya produksi usaha ternak dan tanaman jagung pada lahan suboptimal.
Tahun 2016 1.
Tumbuhnya peran kelompok dalam penerapan integrasi sapi jagung. 2.
Terbangunnya jaringan kemitraan, kelembagaan integrasi sapi jagung. 3.
Peningkatan dan percepatan penyebaran inovasi teknologi berbasis integrasi sapi jagung melalui pertemuan dan demplot.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Pemanfaatan lahan suboptimal
untuk pertanaman jagung
dengan penggunaan varietas yang sesuai dan pemanfaatan pupuk kandang yang spesifik
lokasi sehingga produktivitas jagung yang optimal dapat tercapai dengan pengolahan lahan yang tepat. Pengembangan sapi yang diintegrasikan dengan
tanaman jagung pada lahan suboptimal dapat meningkatkan produksi jagung, daging sapi dan peningkatan bahan organik lahan dan perbaikan tekstur tanah
akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas lahan, dan pendapatan petani. Dampak kegiatan integrasi yang dilakukan diharapkan agar terjadi
peningkatan produktivitas lahan dari lahan suboptimal menjadi lahan optimal.
7
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Sistem integrasi merupakan penerapan usahatani terpadu melalui pendekatan
low external input antara ternak sapi dan tanaman Priyanti 2007. Sistem ini sangat menguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan rumput
dan hijauan pakan yang tumbuh liar, jerami atau limbah pertanian sebagai pakan, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Sistem integrasi juga dapat menambah pendapatan rumah tangga dengan
mengolah kotoran sapi menjadi kompos. Pupuk kompos selanjutnya dapat dijual kepada petani lain atau masyarakat yang membutuhkannya. Usahatani integrasi
menerapkan pendekatan sistem dalam satu kesatuan daur produksi Priyanti 2007. Beberapa hasil penelitian menunjukkan sistem integrasi ternak sapi
tanaman dapat meningkatkan pendapatan petani Sariubang et al. 2003;
Suwandi 2005; Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 2007; Priyanti 2007. Secara umum lahan kering dapat dibedakan menjadi lahan kering masam
dan lahan kering tidak masam. Tanah-tanah yang umumnya mempunyai pH masam dilahan kering adalah ordo Entisol, I nceptisol, Ultisols dan Oxisols yang
beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Lahan kering yang tidak masam pada umumnya terdiri dari I nceptisols, Vertisols, Millisols, Alfisols yang berbeda pada
daerah beriklim kering Hidayat dan Mulyani, 2002. Sariubang
et al. 2003 menyatakan, pada pola integrasi sapi potong- jagung, pendapatan dapat berasal dari hasil panen jagung pipilan, anak sapi, dan
pupuk kandang. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh dalam satu luasan lahan lebih besar dibanding bila hanya menanam jagung saja. Pola integrasi sapi
potongjagung di
Sulawesi Selatan
mampu memberikan
keuntungan Rp4.797.118 ha musim tanam dengan B C ratio 1,40 Sariubang
et al. 2003. Pembangunan
pertanian adalah
suatu rangkaian
kegiatan untuk
meningkatkan pendapatan petani, yakni melalui melalui salah satu program pendampingan Peningkatan Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Wulandari,
2010. Program tersebut diharapkan
dapat menciptakan lapangan kerja,
mengentaskan kemiskinan, memantapkan ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Badan Litbang Pertanian, 2004a.
8
I novasi teknologi pertanian merupakan salah satu cara mempercepat pembangunan pertanian. Oleh karena itu peran penelitian dan pengembangan
Litbang pertanian menjadi penting artinya sebagai salah satu pendukung pembangunan pertanian.
9
I I I . METODOLOGI
3.1. Pendekatan