Dasar Pertimbangan integrasi sapi jagung

4 desa khususnya yang berbasis pertanian. I ni merupakan satu lembaga andalan baru, meskipun semenjak awal 1990-an gapoktan telah dikenal. Saat ini gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru. Gapoktan menjadi lembaga gerbang gateway institution yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-lembaga lain di luarnya.Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemsaran produk pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani Astut i, 2010.

1.2. Dasar Pertimbangan

1. Penguatan kelembagaan kelompok tani-ternak pada satu kawasan pengembangan komoditas jagung dan sapi secara sinergi berdampingan dalam siklus usahataninya perlu dikembangkan. Kelompok tani yang ada dan termasuk masyarakat yang mempunyai ternak diberdayakan untuk menjadi satu kelompok tani yang mandiri di beberapa desa pada satu kecamatan. Dengan terbentuknya kelompok tani-ternak di beberapa desa akan terbentuk suatu kesamaan persepsi untuk mengusahakan ternak sapi dan jagung bersama-sama pada satu kawasan sehingga dimungkinkan bergabung menjadi gapoktan. Gapoktan bersama-sama dengan penyuluh setempat, pengamat hama dan pengamat benih dengan membentuk unit -unit usaha berupa unit usaha saprodi pertanian, unit usaha pascapanen, unit usaha pembiayaan, dan unit usaha pemasaran. 2. Petani dalam kelompok tani diusahakan mampu diarahkan tidak hanya sebagai produsen namun menjadi supplier melalui unit-unit usaha dalam gapoktan. 3. Sistem integrasi menguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan rumput dan hijauan pakan yang tumbuh liar, jerami atau limbah pertanian sebagai pakan, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Rohaeni, et al. 2010, yang mengkaji keragaan model integrasi jagung-ternak di lahan kering yang dilakukan di Desa Sumber Mulia, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut . Sistem integrasi yang diintroduksikan yaitu dari segi budidaya jagung, fermentasi kotoran sapi dan teknologi budidaya ternak sapi. Budidaya jagung yang diintroduksikan yaitu penggunaan pupuk dasar fine compost. Hasil 5 pengkajian menunjukkan bahwa integrasi usahatani tanaman jagung dan ternak sapi di lahan kering dapat memberikan nilai tambah berupa penggunaan kotoran sapi sebagai fine compost sehingga dapat mengurangi biaya untuk pembelian kotoran ayam, limbah jagung yang dapat dimanfaatkan terutama untuk pakan alternatif pada musim kemarau yaitu daun, batang dan janggel.

1.3. Tujuan