Produksi Jagung Manis dan Jerami Jagung Manis

17 Tabel 3. Hasil analisis tanah sebelum integrasi Kode Kadar Air Ekstrak 1:5 Terhadap Contoh Tanah Kering 105 C pH Bahan Organik P Bray I Nilai Tukar Kation NH 4 Acatat 1 N, pH 7 H 2 O KCL C N K-dd Na-dd Ca-dd Mg-dd KTK ppm _____________me 100 gr _____________ BRR1 6,20 6,46 3,75 2,45 0,27 6,74 0,13 0,089 0,46 1,84 28,09 BRR2 8,80 6,00 3,70 4,64 0,64 14,20 0,21 0,087 1,01 1,92 26,61 BRR 3 8,00 6,37 3,54 4,40 0,39 4,10 0,37 0,100 1,25 1,60 28,53 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu, 2015 Hasil analisis tanah setelah adanya integrasi sapi dengan jagung pada lahan suboptimal disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa tanah agak masam, C organik rendah, N organik sangat rendah sedangkan P organik sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum dan setelah integrasi dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada unsur hara Phosphor P sedangkan bahan organik C dan N serta pH belum terjadi peningkatan. Hal ini disebabkan karena pada saat pengambilan sampel tanah terjadi musim kemarau cukup panjang sehingga pemberian kompos dan pupuk anorganik belum sepenuhnya meningkatkan unsur hara lahan suboptimal. Tabel 4. Hasil analisis tanah setelah adanya integrasi sapi Kode Kadar Air Ekstrak 1:5 Terhadap Contoh Tanah Kering 105 C pH Bahan Organik P Bray I Nilai Tukar Kation NH 4 Acatat 1 N, pH 7 H 2 O KCL C N K-dd Na-dd Ca-dd Mg-dd KTK ppm _____________me 100 gr _____________ Yo 12,60 5,79 4,72 1,60 0,48 29,27 2,04 0,20 2,46 1,69 30,15 Dwi 8,65 5,51 4,19 1,93 0,28 26,41 2,60 0,16 1,56 11,81 22,04 Suk 8,92 6,12 3,82 1,60 0,34 26,61 2,64 0,31 0,97 3,02 21,70 Sug 31,31 6,24 3,77 1,34 0,51 21,78 3,28 0,21 1,54 6,31 35,70 Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu, 2015

4.5. Produksi Jagung Manis dan Jerami Jagung Manis

Hasil produksi jagung manis sebelum dan setelah integrasi disajikan pada Tabel 5. 18 Tabel 5. Produksi jagung manis sebelum dan setelah integrasi kg ha Ulangan Produksi Jagung Manis kg ha Sebelum I ntegrasi Setelah I ntegrasi 1 1.650 2.620 2 1.800 2.760 3 1.900 3.060 4 1.000 1.680 5 2.000 2.540 6 2.100 2.920 7 2.000 2.780 8 1.750 2.600 9 2.100 2.820 10 1.700 2.600 11 1.800 2.580 12 1.500 2.200 Rata-rata 1.775 2.597 Hasil produksi jagung manis rata-rata sebelum integrasi adalah 1.775 kg ha sedangkan setelah integrasi meningkat menjadi 2.597 kg ha Tabel 5. dengan jumlah produksi buah jagung manis perhektar adalah 2.597 kg ha, berarti produksi rata-rata per luas lahan 0,25 ha yang diusahakan oleh petani memperoleh hasil tanaman jagung adalah 649 kg. Hasil produksi jagung manis tersebut meningkat 822 kg ha dibandingkan sebelum integrasi. Hasil produksi jagung manis tersebut masih belum optimal jika dibandingkan dengan produksi jagung manis pada lahan yang bukan suboptimal yang bisa mencapai 8.000 kg ha. Selain itu juga pada saat pengkajian terjadi musim kemarau yang cukup panjang sehingga produksi jagung berkurang. Tabel 6. Produksi jerami jagung manis sebelum dan setelah integrasi kg ha Ulangan Produksi Jerami Jagung Manis kg ha Sebelum I ntegrasi Setelah I ntegrasi 1 3.300 5.160 2 3.500 5.680 3 3.900 6.040 4 2.050 3.220 5 3.850 4.860 6 4.000 5.560 7 3.950 5.540 8 3.476 5.680 9 3.890 5.636 10 3.350 5.560 11 3.700 5.480 12 3.020 4.460 Rata-rata 3.499 5.240 19 Hasil produksi jerami jagung manis rata-rata sebelum integrasi rata-rata berjumlah 3.499 kg ha sedangkan produksi jerami jagung manis setelah integrasi meningkat menjadi 5.240 kg ha, data selengkapnya disajikan pada Tabel 5. Setiap ekor sapi membutuhkan pakan hijauan 10 dari bobot badan, dengan rata-rata bobot badan sapi sebesar 200 kg ekor, maka ternak sapi membutuhkan 20 kg pakan jerami jagung manis perhari. Selama 90 hari masa pemeliharaan, dengan jumlah sapi induk 14 ekor membutuhkan jerami jagung sebesar 25.200 kg. Hasil produksi jerami jagung manis seluas 3 hektar yang hanya sebesar 15.720 kg belum mencukupi untuk kebutuhan pakan hijauan ternak sapi induk pada perlakuan I dan perlakuan I I selama 3 bulan pemeliharaan, sehingga ditambahkan dari luar pengkajian yang berasal dari petani jagung di desa Batu Layang.

4.6. Pertambahan Bobot Badan I nduk Sapi Bali