1. Koloid disprsi, yaitu koloid yang terbentuk dari penyebaran partikel-partikel
kecil yang tidak larut dalam medium fase pendispersi dengan membentuk agregat molekul atau atom yang sangat banyak.contohnya dispersi koloid emas
dan belerang. 2.
Koloid asosiasi yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan molekul-molekul kicil, atom atau ion yang larutdalam medium sehingga membentuk agregat-
agregat yang disebut misel. Koloid asosiasi kadang-kadang dinamakan koloid elektrolit. System ini terdiri dari molekul-molekul yang berat molekulnya yang
rendah yang beragregasi membentuk partikel berukuran koloid. Contoh koloid asosiasi adalah sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul, yaitu koloid yang terbentuk dari makromolekul tunggal
yang sangat besar. Contoh dari koloid ini adalah polimer tingggi seperti karet dan plastik.
Ditinjau dari interaksinya antasa fase pendispersi dan fase terdispersi koloid dibedakan menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofob yaitu koloid yang
memiliki daya tatik kuat dengan medium pendispersinya, sehingga sulit dpisahkan stabil. Bila mediumnya air disebut koloid hidrofil. Koloid liofob yaitu koloid yang
daya tariknya kecil terhadap medium pendispersinya, sehingga cenderung memisah tidak stabil. Bila mediumnya air disebut koloid hidrofob. Contohnya koloid FeOH
3
dan sol emas dalam air.
15
2.4.2. Sifat–Sifat Koloid
Koloid mmpunyai sifat yang berbeda dengan larutan. Sifat khusus koloid timbul akibat ukuran partikelnya yang lebih besar daripada larutan. Sifat sifat tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sifat Fisik
Sifat fisika koloid berbeda tergantung pada jenisnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegagan muka dan viskositas hampir sama dengan medium
Universitas Sumatera Utara
pendispersinya. Sedangkan koloid hidrofil karena terjadi hidrasi sifat fisiknya sangat berbeda dengan sifat mediumnya, viskositasnya lebih besar dan tegangan mukanya
lebih kecil. Bila sol tersebut menggunakan air sebagai medium, maka kedua jenis koloid tersebut adalah sol hidrofil dan sol hidrofob.
Sol liofil lebih kental daripada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambah sedikit elektrolit. Oleh karena itu, koloid liofil lebih stabil jika
dibandingkan dengan koloid liofob. Untuk mengumpalkan koloid liofil diperlukan elektrolit dalam jumlah banyak, sebab selubung molekul-molekul cairan yang
berfungsi sebagai pelindung harus dipecahkan terlebih dahulu. Untuk memisahkan mediumnya. Pada koloid liofil, dapat dilakukan dengan cara pengendapan atau
penguraian. Akan tetapi, jika zat mediumnya ditambah lagi, maka akan terbentuk koloid liofil lagi. Dengan kata lain, koloid liofil bersifat reversibel. Koloid liofob
mempunyai sifat yang berlawanan dengan koloid liofil.
2. Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai siifat koligatif. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif
koloid umumnya lebih kecil daripada larutan sejati dengan jumlah partikel yang sama. Sifat koligatif berguna untuk menghitung konsentrasi atau jumlah partikel
koloid.
3. Sifat Listrik
Partikel permukaan koloid mempunyai muatan listrik disebabkan terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Jika sepasang elektroda dimasukkan ke dalam
sistem koloid, partikel koloid yang bermuaran positif akan menuju elektroda negatif katoda dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektroda positif
anoda. Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut elektroforesis. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
16
15
Ibid
16
Bird, T., 1993, Kimia Fisika Untuk Universitas, Cetakan Ke -2, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
4. Sifat Kinetik