± V x ∆t x γ
± 50 x 10 x 2,1 x 10
-4
= 0,105 mL uV
50_temp
= 3
105 ,
= 0,0606 mL
c. Perulangan uV
50_rep
= 3
5 ,
= 0,2886 mL
Ketidakpastian gabungan gelas ukur 50 ml
uV
50
=
2 _
50 2
_ 50
2 _
50 rep
temp cal
V u
V u
V u
+ +
= 0,3587 mL
3.4.3. Pengolahan Data 3.4.3.1. Perhitungan Nilai Densitas Larutan Pencuci Piring
Nilai Densitas di hitung berdasarkan persamaan berikut :
keterangan: d
= Densitas larutan gmL M
= Massa Piknometer g V
= Volume mL
3.4.3.2. Pehitungn Nilai Viskositas Larutan Pencuci Piring
Nilai viskositas dihitung berdasarkan persamaan :
Keterangan : = viskositas air poise
Universitas Sumatera Utara
= viskositas larutan pencuci piring poise = densitas air g mL
= densitas larutan pencuci piring g mL
= waktu alir air detik =
waktu alir larutan pencuci piring detik
3.4.3.3. Contoh Perhitungan
Larutan pencuci piring dengan penambahan Na
3
PO
4
10 50 mL, memiliki waktu alir pada Viskosimeter Ostwald 146 detik. Dari hasil penimbangan piknometer 5 mL,
diperoleh M massa piknometer kosong = 11,744 g dan M
i
massa piknometer berisi larutan pencuci piring = 16,868 g. Nilai η aquades = 0,008 poise dengan waktu alir
57 detik dan densitas aquades d = 0,998 gcm
2
.
Penentuan densitas larutan pencuci piring di hitung berdasarkan persamaan berikut:
= 1.024 gcm
2
Nilai viskositas dihitung berdasarkan persamaan:
= 0.027 Poise
3.4.4. Analisis Data
Universitas Sumatera Utara
3.4.4.1. Analisis Variansi
Dalam menguji hipotesa yang telah diajukan maka di pakai rancangan acak kelompok sederhana. Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber
keragaman yang diamati hanya perlakuan yang di ragam sebanyak kelompok. Analisis jumlah kuadrat untuk nilai Viskositas
1.
Jumlah kuadrat total JKT JKT =
- 2.
Jumlah kuadrat antar kelompok JKA JKA =
+ +
- 3.
Jumlah kuadrat dalam kelompok JKD JKD = JKT – JKA
4. Rata-rata kuadrat antar kelompok RKA
RKA = 5.
Rata-rata kuadrat dalam kelompok RKD RKD =
F
Hitung
=
Analisis sidik ragam
Derajat Bebas d
B
d
Ba
= m – 1 = 3 -1 = 2 d
BT
= n – 1 = 9 – 1 = 8 d
Bd
= d
BT
- d
Ba
= 8 – 2 = 6 3.4.4.2.
Uji Hipotesa
Universitas Sumatera Utara
1. Hipotesa Nol
A :
H
i 1
=
Yang berarti bahwa tidak ada pengaruh jenis koagulan terhadap nilai viskositas larutan pencuci piring.
2. Hipotesa Alternatif
A :
H
i 1
1
≠ Yang berarti bahwa ada pengaruh jenis koagulan terhadap nilai viskositas larutan
pencuci piring.
Kriteria Pengujian
Pada batas ketangguhan = 5 pada daerah kritis pengujian berlaku : H
1
di terima bila F
Hitung
≤ F
0,05
dan di tolak bila F
Hitung
≥ F
0,05
H
1 1
di terima bila F
Hitung
≥ F
0,05
dan di tolak bila F
Hitung
≤ F
0,05
3.5.
Skema Pengambilan Data
Universitas Sumatera Utara
3.5.1. Skema Pembuatan Larutan Pencuci Piring
ditambahkan ditambahkan
ditambahkan aquades 1000 g
aquades 1000 g aquades 210 g
diaduk hingga homogen diaduk hingga
diaduk hingga homogen
homogen
dimasukkan 150 mL larutan natrium lauril eter sulfat ke dalam beaker
gelas 1000 mL ditambahkan larutan 50 mL NaCl 30
sambil diaduk ditambahkan 20 mL larutan natrium
lauril sulfat sambil diaduk ditambahkan parfum dan pewangi
secukupnya diaduk hingga homogen
didiamkan larutan pencuci piring selama 24 jam
Dengan cara yang sama prosedur dilakukan terhadap koagulan Na
2
SO
4
15 dan Na
3
PO
4
10.
3.5.2. Skema Penentuan Waktu Alir Larutan Pencuci Piring
Natrium Lauril Eter Sulfat
500 g Natrium Lauril Sulfat
500 g Natriun Klorida
90 g
Larutan Natrium Lauril Eter Sulfat
Larutan Natrium Lauril Sulfat
Larutan Natrium Klorida 30
Larutan Pencuci Piring
Universitas Sumatera Utara
diukur 10 mL, dimasukkan kedalam Viskosimeter Ostwald yang telah dirangkai
pada statif dihisap larutan pencuci piring dengan bola
karet hingga batas atas dihidupkan stop watch saat larutan
menyentuh batas atas dimatikan stop watch setelah larutan
menyentuh batas batas bawah dicatat waktu alir yang diperoleh
perlakuan diulangi sebanyak 3 kali
3.5.3. Skema Penentuan Densitas Larutan Pencuci Piring