Nilai Agama sebagai Modal Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Nilai Agama sebagai Modal Sosial

Kedekatan kepada Tuhan merupakan bentuk realisasi sebagai hamba yang dekat kepadaNya, untuk mewujudkan tindakan tersebut perlu upaya dan pelaksanaan apa yang diajarkan. Salah satu bentuk implementasi sebagai bentuk kecintaan kepada TuhanNya, diri, dan orang lain adalah membantu sesama muslim yang sedang membutuhkan dan orang-orang yang paling tidak berdaya secara ekonomi merupakan kewajiban bagi umat islam untuk saling membantu dalam mengurangi kemiskinan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran : Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian pula kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhoan Allah dan mereka itulah orang-orang beruntung Ar-Rum: 38. Sebagai kewajiban yang wajib mesti dilakukan, karena di dalam setiap harta si kaya memang terdapat orang miskin. Kemudian si kaya hendaklah bijak dalam menyalurkan hartanya dan kemudian simiskin dapat diberdayakan untuk bangkit dari kemiskinan bukan mengharapkan belas kasihan saja. Nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam kehidupan yang menjadi pedoman bagi umat. Menurut Gidden Damsar, 2009 :188-190 dalam masyarakat pramodern ditemukan empat lingkungan yang menumbuh kembangkan kepercayaan dalam sebuah nilai yaitu 1. Hubungan kekerabatan menyediakan suatu mata rantai hubungan sosial yang dapat diandalkan suatu mata rantai hubungan sosial Universitas Sumatera Utara yang dapat diandalkan yang secara prinsip dan umum dilakukan, membentuk media pengorganisasian relasi kepercayaan, seperti sistem kekerabatan matrilineal yang bermula dari dari hubungan semade, seperut, senenek, seninik, sekaum dan sesuku telah menjadi perekat hubungan sesama satu kerabat dan sebagai jembatan yang menghubungi dengan kelompok, terutama kelompok luar. Hubungan kekerabatan Minangkabau yang menjadi perekat dan jembatan relasional tersebut, pada giliranya, menerbitkan bibit kepercayaan, baik antara sesama kerabat maupun dengan kelompok luar. 2. Komunitas masyarakat lokal memberikan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembangnya kepercayaan dimasyarakat pra-modern. Menurut Gidden komunitas lokal tidak dikaitkan dengan romatisme budaya, tetapi lebih kepada arti penting dari relasi lokal yang diatur dalam konteks tempat, dimana tempat belum ditransformasikan oleh relasi ruang waktu yang berjarak. Oleh kerenanya komunitas lokal sebagai tempat yang menyedikan suatu milieu yang bersahabat. Kembali pada contoh masyarakat pada Minangkabau, salain jaringan kekerabatan matrienial juga jaringan komunitas lokal yang dapat konteks bagi tumbuh kembang kepercayaan seperti jaringan sedusun, sekampung, sejorong, senagari, selunak dan minangkabau merupakan jaringan komunikasi masyarakat lokal yang ditarik dari komunitas terkecil sampai terbesar pada setting masyarakat Minangkabau. Universitas Sumatera Utara 3. Kosmologi religius merupakan bentuk kepercayaan dan praktik ritual yang menyediakan interpretasi provindential atas kehidupan dan alam. Kosmologi religius menyediakan interpretasi moral dan praktik bagi kehidupan sosial dan kehidupan pribadi dan bagi dunia alam. Yang mengiterpretasikan lingkungan yang aman bagi pemeluknya. 4. Tradisi, juga dapat menjadi lingkungan bagi perkembangan kepercayaan masyarakat. Tradisi merupakan sarana untuk, mangaitkan masa kini dengan masa depan, berorientasi kepada masa lalu dan waktu yang dapat berulang. Tradisi adalah rutinitas, namun dia adalah rutinitas yang penuh makna secara intrinsik, ketimbang hanya sekedar perilaku kosong yang hanya berorientasi kapada kebiasaan semata. Makna aktivitas rutin berada di dalam penghormatan atau pemujaan yang melekat dalam tradisi dan dalam kaitan antara tradisi dan ritual.

2.2. Modal Sosial dalam Perspektif Sosiologi