Pengaruh Pendayagunaan Zakat Dan Infak Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Kaum Dhuafa Pada Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat Cabang Medan

(1)

S K R I P S I

PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT DAN INFAK TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI KAUM DHUAFA PADA

LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT

CABANG MEDAN

O l e h : RIA NORITA

090522077

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Dan Infak Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Kaum Dhuafa Pada Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat Cabang Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang membuat pernyataan,

Ria Norita NIM: 090522077


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU Cabang Medan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah orang yang miskin dan tidak mampu. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dana zakat dan infak, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan kaum dhuafa.

Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kaum dhuafa yang mendapatkan dana zakat dan infak dari LKN PKPU Cabang Medan. Data yang digunakan adalah data yang valid dan reliabilitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dan infak adalah indikator yang berpengaruh besar terhadap jumlah pendapatan kaum dhuafa.


(4)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the amount of zakat funds and infak channeled to productive activities in LKN PKPU Branch Medan of the amount of earned income the poor. Criteria used in determinbning the sample is poor and can not afford. Independent variables in this study is zakat and infak, while the dependent variable in this study is the income the poor.

The variables in this study werw measured using a likert scale. Population and samples of this study were the orphans who get funds from zakat and infak LKN PKPU Branch Medan. Data used is valid data and reliability. Hypothesis testing is done by statistical methods through multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the amount of zakat funds and infak channeled to productive activities simultaneously significant effect on the amount of earned income the poor. This shows that zakat funds and infak is an indicator that major effect on the amount of income the poor.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi dan hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Dan Infak Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Kaum Dhuafa Pada Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat Cabang Medan”. Selawat dan salam atas junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik kepada seluruh umat manusia. Penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini didedikasikan sepenuhnya kepada kedua orangtuaku Ayahanda Alm. Syahwizar dan Ibunda Mislaini, tidak cukup hanya sekedar terimakasih untuk membasuh keringat dan tetesan air mata yang mengalir selama membesarkan ananda, namun percayalah dalam setiap hembusan nafas ini ada do’a memohon syurga menjadi hadiah termanis bagi jasa pahlawanku Ibunda tersayang. Terimakasihku atas segala kasih sayang, doa yang tiada pernah putus, pengorbanan serta dukungan yang sangat besar untuk ananda. Penulis juga mengucapkan terimakasih dan berdo’a kepada Allah SWT agar selalu memberi rahmat, hidayah dan kebahagiaan yang hakiki kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, Ak. selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak. selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran atas perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh karyawan LKN PKPU Cabang Medan, khususnya di bagian Pendayagunaan, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya, sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT senantisa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Penulis

Ria Norita


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... . 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis ... 10

1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah ... 10

2. Tujuan Zakat dan Infak Sedekah ... 11

3. Golongan yang Berhak Menerima Zakat dan Infak Sedekah ... 12


(8)

a. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat ... 12

b. Tugas Organisasi Pengelola Zakat ... 13

5. Zakat dan Infak Dalam Perspektif Sosial Ekonomi ... 16

6. Zakat dan Infak Untuk Usaha Produktif... 17

7. Pengaruh Zakat dan Infak Terhadap Perekonomian ... 18

8. Pengertian Pendapatan ... 20

a. Menurut Ilmu Ekonomi ... 20

b. Menurut Ilmu Akuntansi ... 21

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka Konseptual ... 23

D. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Teknik Penentuan Sampel ... 25

B. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

C. Jenis dan Sumber Data ... 26

D. Defenisi Operasional Variabel ... 26

1. Variabel Independen ... 26

2. Variabel Dependen ... 26

E. Pengukuran Variabel ... 27

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28

G. Analisis Data... 28


(9)

2. Uji Asumsi Klasik ... 28

3. Metode Analisis Statistik ... 29

H. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33

1. Sejarah Singkat Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU ... 33

2. Visi dan Misi PKPU ... 35

B. Hasil Analisis Deskriptif ... 35

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabiliti ... 36

1. Hasil Uji Validitas ... 37

2. Hasil Uji Reliabiliti ... 39

D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 41

1. Hasil Uji Normalitas ... 41

2. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 44

3. Hasil Uji Multikolineritas ... 47

E. Hasil Uji Analisis Statistik ... 50

1. Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) ... 50

2. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) ... 52


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1 Normal P-Plot Hipotesis Pertama ... 42

Gambar 4.2 Normal P-Plot Hipotesis Kedua ... 43

Gambar 4.3 Normal P-Plot Hipotesis Ketiga ... 44

Gambar 4.4 Diagram Scatterplot Hipotesis Pertama ... 45

Gambar 4.5 Diagram Scatterplot Hipotesis Kedua ... 46


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Instrumen Skala Likert ... 27

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 36

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Dana zakat (X1) ... 37

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Dana Infak (X2) ... 38

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Pendapatan Kaum Dhuafa (Y) ... 38

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Variabel Dana Zakat (X1) ... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Variabel Dana Infak (X2) ... 40

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Variabel Pendapatan Kaum Dhuafa ... 40

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama ... 48

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua ... 48

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Ketiga ... 49

Tabel 4.12 Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Pertama ... 50

Tabel 4.13 Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Kedua ... 51

Tabel 4.14 Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Ketiga ... 51


(13)

Tabel 4.16 Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) Hipotesis Kedua ... 54 Tabel 4.17 Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) Hipotesis Ketiga ... 56 Tabel 4.18 Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis

Pertama ... 57 Tabel 4.19 Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis

Kedua ... 57 Tabel 4.20 Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 63

Lampiran ii Pengumpulan Data dan Pengukuran Variabel ... 64

Lampiran iii Tabulasi Jawaban Responden ... 66

Lampiran iv Statistik Deskriptif ... 68

Lampiran v Validitas dan Reliabilitas ... 69

Lampiran vi Regresi Linear Berganda ... 72

Lampiran vii Normal P-Plot ... 75

Lampiran viii Scatterplot ... 77


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU Cabang Medan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah orang yang miskin dan tidak mampu. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dana zakat dan infak, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan kaum dhuafa.

Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kaum dhuafa yang mendapatkan dana zakat dan infak dari LKN PKPU Cabang Medan. Data yang digunakan adalah data yang valid dan reliabilitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa. Hal ini menunjukkan bahwa dana zakat dan infak adalah indikator yang berpengaruh besar terhadap jumlah pendapatan kaum dhuafa.


(16)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the amount of zakat funds and infak channeled to productive activities in LKN PKPU Branch Medan of the amount of earned income the poor. Criteria used in determinbning the sample is poor and can not afford. Independent variables in this study is zakat and infak, while the dependent variable in this study is the income the poor.

The variables in this study werw measured using a likert scale. Population and samples of this study were the orphans who get funds from zakat and infak LKN PKPU Branch Medan. Data used is valid data and reliability. Hypothesis testing is done by statistical methods through multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the amount of zakat funds and infak channeled to productive activities simultaneously significant effect on the amount of earned income the poor. This shows that zakat funds and infak is an indicator that major effect on the amount of income the poor.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kemiskinan, kemelaratan dan kelaparan merupakan bahaya besar bagi umat manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran. Kemiskinan sebagai bentuk ancaman merupakan paradigma yang telah ada sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kemudian dalam perkembangannya dampak krisis moneter pada tahun 1997 semakin memperparah perekonomian Indonesia. Sejak tahun inilah krisis moneter sebagai pintu gerbang dari segala permasalahan kompleks yang terjadi di Indonesia ke arah kondisi yang paling buruk. Inflasi melonjak ke level yang tinggi, pengaruhnya adalah bahan kebutuhan masyarakat melejit sampai pada tingkat di luar batas kemampuan daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia melonjak tajam dari ±200 Juta jiwa penduduk Indonesia atau 60% nya hidup dalam garis kemiskinan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka kemiskinan di Indonesia sangat fluktuatif. Pada saat krisis moneter tahun 1997/1998 penduduk miskin Indonesia mencapai 24%. Tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 16,58% dari total penduduk, angka kemiskinan pada 2008 sebesar 15,42%, pada tahun 2009


(18)

mengalami penurunan menjadi 14,15%, dan angka resmi BPS berdasarkan sensus kemiskinan tahun 2010 mencapai 31,02 Juta jiwa atau 13,33% dari jumlah penduduk. Akhirnya pada bulan Maret 2011 BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30,02 Juta jiwa.

Belenggu kemiskinan mereka inilah yang telah menimbulkan kekurangan gizi, kesehatan yang buruk (baik fisik maupun mental), rumah-rumah tidak layak pakai, dan pendidikan anak yang terbengkalai. Dampak negatif lain dari kemiskinan yang luas tersebut adalah memicu terjadinya banyak tindak kriminalitas, karena kelaparan yang menimpa orang-orang lemah iman seringkali membuat akal sehatnya tidak dapat mereka gunakan lagi, sehingga banyak yang terlibat kasus pencurian, penodongan, dan perampokan. Fenomena ini sangat ironis kedengarannya, tetapi inilah faktanya. Ironisnya karena di samping Indonesia adalah negara yang amat kaya akan sumber daya alamnya, terkenal dengan zamrud khaltulistiwa yang sangat subur dan hijaunya, Indonesia juga adalah negara yang notabene mayoritas beragama Islam. Apakah memang agama Islam ini identik dengan kemiskinan, tentu kita tidak mau terima karena Islam sebenarnya sangat menekankan nilai keadilan dan pemerataan ekonomi. Bukankah salah satu pilar (rukun) agama Islam adalah zakat, dimana ia adalah simbol pemerataan dan pemberdayaan ekomomi umat. Dalam ajaran Islam ayat-ayat tentang zakat sudah diturunkan kepada Muhammad SAW ketika beliau masih berada di Makkah untuk melakukan pembinaan aqidah dan keyakinan umat. Zakat sejak zaman Rasulullah Saw. sudah menjadi pilar perekomomian umat.


(19)

Zakat merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan. Salah satu yang menunjang kesejahteraan hidup di dunia dan menunjang hidup di akhirat adalah adanya kesejahteraan sosial ekonomi. Ini merupakan seperangkat alternatif untuk mensejahterakan umat Islam dari kemiskinan dan kemelaratan.

Zakat adalah ibadah sosial kebendaan (maaliyyah ijtima’iyyah) yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan ekonomi umat. Zakat memiliki peran sangat vital dalam pemberantasan kemiskinan. Sejarah membuktikan di zaman sahabat, Ummayah dan Abbasiah, zakat memainkan perannya dalam pemberdayaan ekonomi umat. Zakat yang dikelola secara transparan dan rapi khususnya pada masa Umar bin Abdul Aziz, bahkan pada masa Khalifah Al-Manshur, membuat negara memiliki surplus dana Baitul Mal sebanyak 810 juta dirham, yang disimpan sebagai devisa. Keberhasilan zakat dalam mengentaskan kemiskinan disebabkan zakat tidak saja diperuntukkan bagi kepentingan konsumtif, tetapi lebih banyak untuk kepentingan produktif. Penyaluran dan penggunaan dana untuk keperluan produktif bisa diberikan dalam bentuk bantuan modal kepada mereka yang masih punya kemampuan bekerja dan berusaha. Tentunya, disertai pula dengan dukungan teknik dan manajemen bagi kaum ekonomi lemah, sehingga mereka bisa mandiri dan terlepas dari kemiskinan. Diharapkan pada tahun berikutnya si mustahik telah berubah menjadi muzakki.


(20)

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pemberantasan kemiskinan yang ada di masyarakat, sangat dibutuhkan peran dan fungsi Lembaga Amil Zakat (LAZ), sehingga lembaga ini benar-benar dipercaya oleh muzakki.

Dalam pelaksanaan pembayaran zakat, infak dan sedekah (ZIS), agama Islam memberikan kebebasan kepada masing-masing individu, apakah akan langsung memberikan kepada kaum dhuafa (mustahik), dititipkan kepada orang atau Lembaga Pengelola Zakat (LPZ). Dalam hal penyaluran dana ZIS ini, pemerintah telah mengatur dalam UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Di dalam UU tersebut dijelaskan tentang adanya Badan Amil Zakat (BAZ) atau LAZ, sebagai pengelola ZIS. Pendayagunaan zakat yang dikelola oleh LAZ tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang berdasarkan pada orientasi konvensional, tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafiduddin (2010) mengatakan bahwa ”pengelolaan zakat yang baik dan produktif akan mampu memberi manfaat lebih besar bagi umat”. Melalui pengelolaan seperti ini, zakat bisa menggerakkan sektor riil dan akan membantu sektor keuangan mikro sehingga menjadi salah satu solusi penyelesaian dampak krisis ekonomi. Apalagi jumlah pengumpulan dana zakat terus mengalami peningkatan, dimana pengumpulan zakat pada tahun 2008 mencapai Rp 920 miliar bahkan pada tahun 2009 jumlah zakat yang terkumpul mengalami peningkatan, yaitu mencapai Rp 1,2 triliun.


(21)

Zakat yang dihimpun oleh LPZ dari masyarakat diprediksi akan terus meningkat. IZDR (Indonesia Zakat and Development Report) melaporkan terjadi peningkatan yang signifikan dalam pengumpulan zakat. Total dana ZISWAF yang berhasil dikumpulkan meningkat dari Rp 61,3 milyar menjadi Rp 249,6 milyar selama periode 2004-2008, atau mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan (AAGR) sebesar 52,88% selama periode 2004-2008. IZDR juga mencatat adanya peningkatan yang signifikan terhadap penyaluran dana ZISWAF, dari sekitar Rp 42 milyar pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp 226 milyar pada tahun 2008, atau pertumbuhan rata-rata sepanjang periode 2004-2008 mencapai 67.2% per tahun. IZDR memprediksikan bahwa penghimpunan dana ZISWAF tahun 2010 oleh semua OPZ akan berkisar antara Rp 1,025 triliun (skenario pesimis) hingga Rp 1,395 triliun (skenario optimis). Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada LPZ. Lembaga filantropi Indonesia merilis potensi zakat Indonesia, diantaranya, Pusat Bahasa dan Budaya UIN Jakarta menyimpulkan bahwa potensi zakat nasional mencapai angka Rp 19,3 trilliun. Namun penelitian terbaru dari Baznas potensi zakat nasional tahun 2011 adalah Rp 217 trilliun. Potensi yang cukup besar ini terdiri dari potensi zakat rumah tangga sebesar Rp 82,7 trilliun, potensi zakat industri swasta Rp Rp 114,89 trilliun, potensi zakat BUMN Rp 2,4 trilliun, serta potensi zakat dan tabungan Rp 17 trilliun.

10 Desember 1999 lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak dibidang sosial. Pada 8 Oktober 2001,


(22)

berdasarkan SK Menteri Agama No 441, PKPU telah ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.

Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan keberbagai lapisan masyarakat diseluruh penjuru Indonesia serta besarnya dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama dalam memberdayakan bangsa, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional. Kiprah PKPU sebagai lembaga kemanusiaan terukir jelas dalam partisipasinya berdampingan dengan NGO (Non Government Organization) internasional dari mancanegara mengatasi keadaan darurat tanggap bencana serta fase pembangunan kembali bencana-bencana besar yang menimpa tanah air kita seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh, Yogyakarta, dan beberapa peristiwa lainnya.

Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan program telah mendorong PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat. Pada hari Selasa, 22 Juli 2008, Lembaga Kemanusiaan Nasional (LKN) PKPU telah memperoleh register di PBB sebagai ”NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations”, yang menuntut akuntabilitas kinerja kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang. Kemudian pada tahun


(23)

2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No 08/Huk/2010.

LKN PKPU Cabang Medan menyalurkan dana zakat, infak dan sedekah pada 3 program penting yaitu: Pertama, program sinergi pemberdayaan komunitas (prospek), merupakan program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok. Kedua, beasiswa pendidikan, dengan memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa dan perlengkapan sekolah kepada anak yatim yang miskin dan pintar, dengan harapan generasi mendatang memiliki wawasan ilmu serta pengetahuan yang luas, sehingga mereka memperoleh lapangan kerja yang lebih baik dari orangtua mereka. Ketiga, program kesehatan, dengan melakukan aksi kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan, penyuluhan demam berdarah dan fogging.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2008) yang menganalis tingkat pengaruh antara jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahik. Dengan kata lain, semakin tinggi dana (zakat) yang disalurkan maka akan semakin tinggi pula pendapatan mustahik. Melihat betapa pentingnya pengelolaan zakat yang baik dalam hal mensejahterakan masyarakat dan pemberantasan kemiskinan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendayagunaan zakat dan infak terhadap pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa pada LKN PKPU Cabang Medan.


(24)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa?

2. Apakah jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa?

3. Apakah jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LKN PKPU secara simultan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.


(25)

D.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi peneliti selanjutnya, untuk menambah bahan informasi peneliti sehubungan dengan pengaruh jumlah dana zakat dan infak terhadap tingkat pendapatan kaum dhuafa.

2. Bagi perusahaan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menilai kinerja perusahaan sebagai LKN dalam menghimpun dan mengelola dana zakat dan infak secara produktif ditahun berikutnya.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan tambahan informasi khususnya mengenai pengaruh jumlah dana zakat dan infak terhadap tingkat pendapatan kaum dhuafa.


(26)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a.Zakat

Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat berarti mengeluarkan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak.

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya.

Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuhkembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik.

b. Infak Sedekah

Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infak adalah mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan (penghasilan) untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, infak


(27)

tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua atau anak yatim.

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, dan sedekah memiliki arti lebih luas dari sekedar material, misalnya senyum itu sedekah. Dari hal ini yang perlu diperhatikan adalah jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.

2. Tujuan Zakat dan Infak Sedekah Adapun tujuannya antara lain yaitu:

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahik (penerima zakat).

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama Muslim dan manusia pada umumnya.


(28)

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin.

f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat.

g. Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

h. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

3. Golongan yang Berhak Menerima Zakat dan Infak Sedekah

Golongan yang berhak menerima zakat telah diatur dalam ajaran syariat Islam, yakni ada 8 golongan. Ketentuan ini diatur dalam Al Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Ulama berbeda pendapat mengenai penyaluran dari 8 golongan ini, ada yang berpendapat bahwa dana zakat harus dibagikan menurut 8 golongan tersebut sesuai dengan bagiannya, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya, dana zakat dibagikan sesuai dengan prioritasnya asalkan ia tidak keluar dari 8 golongan tersebut.

Sedangkan untuk infak, peraturan bagi kategori kelompok penerima lebih luas daripada zakat, artinya distribusi infak dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkannya.


(29)

a.Pengertian Organisasi Pengelola Zakat

Organisasi Pengelola Zakat merupakan sebuah institusi yang bergerak dibidang pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah. Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan peundang-undangan, yaitu: UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

Dalam peraturan peundang-udangan di atas, diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat, yaitu:

1) Badan Amil Zakat, adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah.

2) Lembaga Amil Zakat, adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. b.Tugas Organisasi Pengelola Zakat

Zakat sebagai sarana pemberdayaan umat harus diorganisir secara profesional dan modern. Hal ini berkaitan dengan tugas pokok amil zakat yaitu:

1) Pengumpulan (Collecting)

Di zaman modern ini sistem pengumpulan zakat juga harus menggunakan cara-cara modern. Salah satunya adalah dengan mengusahakan sistem fundraising. LAZ jangan hanya menunggu orang yang mau membayar


(30)

zakatnya, tetapi harus proaktif (menjemputnya). Fundraising adalah salah satu langkahnya. Fundraising bisa dilakukan dengan cara presentasi secara langsung, bisa juga dengan menggunakan aneka media seperti; surat, barang cetakan (brosur, leaflet dan poster), penerbitan (buku, bulletin, majalah dan koran), atau iklan (dalam media cetak atau elektronik). Dengan cara ini diharapkan dana yang didapat bisa lebih besar sehingga langkah-langkah pemberdayaan ekonomi umat dalam rangka mengentaskan kemiskinan bisa lebih mudah direalisasikan.

2) Pengelolaan (Managing)

Dana zakat, infak dan sedekah yang telah terhimpun harus dikelola dengan baik. Dana zakat yang masuk (income) harus bisa diolah dan diberdayakan, sehingga tidak ada kesan segera setelah dana zakat itu masuk, dana langsung keluar dibagikan kepada mustahik. Inovasi kreatif inovatif harus senantiasa dilakukan sehingga manfaat dari dana tersebut benar-benar bisa dirasakan secara optimal oleh umat. Dana zakat yang terkumpul mungkin bisa diinvestasikan, dijadikan modal usaha (qardul hasan) untuk kalangan bawah, dibelikan kepada barang yang menghasilkan dan pengoperasiannya diserahkan kepada para mustahik, yang penting bisa menghasilkan dan menambah kas dana zakat. Dengan cara ini diharapkan dana zakat yang ada bisa mempunyai dampak rambatan yang luas (multiplier effect) terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Untuk pemanfaatan dana zakat, bentuk inovasi distribusi dikategorikan dalam empat bentuk antara lain:


(31)

a) Bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat dibagikan kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat maal yang dibagikan kepada para korban bencana alam.

b) Bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa pendidikan.

c) Bersifat produktif tradisional, dimana dana zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, mesin jahit dan lain-lain. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.

d) Bersifat produktif kreatif, yaitu dana zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal pedagang pengusaha kecil.

Dua jenis pemanfaatan dana zakat yang terakhir ini adalah langkah inovatif dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan perekonomian umat.

3) Pendistribusian (Distributing)

Secara garis besar model pendistribusian dana zakat ini dibedakan dalam 2 macam sesuai dengan kelompok penerimanya, yaitu:

a) Kelompok pertama, yaitu penerima zakat yang masih produktif. Kelompok pertama ini adalah fakir miskin dari kalangan anak jalanan,


(32)

ibnu sabil, muallaf, gharim dan sabilillah. Kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah.

b) Kelompok kedua, yaitu penerima zakat yang tidak produktif. Kelompok ini adalah fakir miskin dari kalangan orang-orang uzur, jompo, orang gila, dan orang yang tidak ada kemungkinan untuk bekerja lagi.

Apabila ketiga tugas pokok amil zakat ini dilakukan dengan baik dan profesional maka zakat sebagai sarana pemberdayaan ekonomi umat akan lebih terasa manfaatnya. Oleh karena itu, LAZ yang baik dan profesional adalah bagian dari solusi untuk mengentaskan kemiskinan dikalangan umat.

5. Zakat dan Infak Dalam Perpektif Sosial Ekonomi

Dalam konteks sosial ekonomi, institusi zakat dan infak memiliki berbagai implikasi ekonomi penting baik di tingkat mikro maupun makro. Di tingkat mikro, zakat dan infak memiliki implikasi ekonomi terhadap perilaku konsumsi dan tabungan individu serta perilaku produksi dan investasi perusahaan tanpa berpengaruh negatif pada insentif bekerja. Sedangkan di tingkat makro, zakat dan infak memiliki implikasi ekonomi terhadap efisiensi alokatif, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, stabilitas makro ekonomi, distribusi pendapatan, pengentasan kemiskinan dan jaring pengaman sosial.

Dengan perspektif ini maka implikasi ekonomi zakat dan infak sebagaimana yang dibahas di atas, baru dapat kita saksikan secara nyata ketika zakat dan infak diterapkan


(33)

secara komprehensif dan simultan dengan fitur-fitur sistem ekonomi Islam lainnya seperti pelarangan riba, uang sebagai alat tukar dan bukan komoditas, kepemilikkan tanah dan alat-alat produksi yang berkeadilan, implementasi equity financing secara luas dan lain-lain.

Ketika zakat dan infak diterapkan namun riba terus berjalan, maka dampak zakat dan infak terhadap pengentasan kemiskinan akan terlihat menjadi minimal bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini dikarenakan dampak riba terhadap peningkatan kemiskinan adalah ekstensif, seperti melalui eksploitasi pemilik modal terhadap peminjam maupun melalui inflasi yang ditimbulkannya secara makro. Hal ini menjelaskan mengapa peningkatan dana zakat dan infak seolah tidak berkorelasi dengan jumlah orang miskin yang cenderung terus meningkat.

6. Zakat dan Infak untuk Usaha Produktif

Pendayagunaan zakat dan infak dapat didefinisikan sebagai upaya pemberdayaan penerima zakat dan infak sebagai sasaran dengan memproduktifkan dana zakat dan infak. Namun dalam penyalurannya, lembaga penyalur zakat harus mampu melakukan inovasi agar zakat dan infak bisa lebih berdaya guna. Inovasi ini penting supaya dana yang dihimpun memiliki daya manfaat agar kaum dhuafa bisa mandiri, serta dampak yang luas dan jangka panjang dengan harapan pada tahun berikutnya mustahik telah berubah menjadi muzakki.

Keberhasilan zakat dan infak dalam mengentaskan kemiskinan disebabkan zakat dan infak tidak saja diperuntukkan bagi kepentingan konsumtif, tetapi lebih banyak untuk kepentingan produktif. Penyaluran dan penggunaan dana untuk kepentingan produktif


(34)

bisa diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha kepada mereka yang masih punya kemampuan bekerja dan berusaha. Tentunya, disertai pula dengan dukungan teknik dan manajemen bagi kaum ekonomi lemah, sehingga mereka bisa mandiri dan terlepas dari kemiskinan.

Untuk itu, zakat dan infak produktif pada tahap awal harus mampu mendidik mustahik sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena tidak mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan mental si miskin itu sendiri. Orang miskin harus dibebaskan terlebih dahulu dari kemiskinan jiwanya sehingga tidak mudah untuk meminta-minta dan membuat jiwa si miskin menjadi kaya dan siap untuk berusaha.

7. Pengaruh Zakat dan Infak Terhadap Perekonomian

Zakat dapat dijadikan instrumen utama kebijakan fiskal suatu negara, begitupula dengan infak. Jika dikelola dengan baik, zakat dan infak akan menjadi salah satu solusi dari sasaran akhir perekonomian suatu negara. Yakni terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Paling tidak ada beberapa efek jika zakat dan infak dikelola dengan baik antara lain:

a. Zakat dan infak mendorong pemilik modal mengelola hartanya. Jika seseorang menginvestasikan hartanya, maka ia tidak dikenakan kewajiban zakat mal. Hal ini dipandang mendorong produktifitas, karena uang yang selalu diedarkan dimasyarakat akhirnya perputaran uang beredar bertambah. Akhirnya perekonomian suatu negara akan berjalan lebih baik.


(35)

b. Meningkatkan etika bisnis. Kewajiban zakat dikenakan pada harta yang diperoleh dengan cara yang halal. Zakat dan infak memang menjadi pembersih harta, tetapi tidak membersihkan harta yang diperoleh secara batil. Maka hal ini akan mendorong pelaku usaha agar memperhatikan etika bisnis.

c. Pemerataan pendapatan. Pengelolaan zakat dan infak yang baik dan alokasi yang tepat sasaran akan mengakibatkan pemerataan pendapatan. Hal inilah yang dapat memecahkan permasalahan utama bangsa Indonesia (kemiskinan). Kemiskinan di Indonesia tidak terjadi karena sumber pangan yang kurang, tetapi distribusi bahan makanan itu yang tidak merata, sehingga banyak orang yang tidak memiliki kemudahan akses yang sama terhadap bahan pangan tersebut. Dengan zakat, distribusi pendapatan itu akan lebih merata dan tiap orang akan memiliki akses lebih terhadap distribusi pendapatan.

d. Pengembangan sektor Riil. Salah satu cara pendistribusian zakat dan infak dapat dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha bagi para mustahik. Pendistribusian zakat dan infak dengan cara ini akan memberikan 2 efek yaitu meningkatkan penghasilan mustahik dan juga akan berdampak pada ekonomi secara makro. Usaha yang dilakukan tersebut merupakan usaha untuk meningkatkan sektor riil, menggerakkan pertumbuhan dan aktifitas perekonomian. Hal ini sangat erat kaitannya dengan daya saing kompetitif dan komparatif suatu bangsa. Ukuran produktifitas suatu bangsa


(36)

dapat dilihat dari kemampuan sektor riil-nya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

e. Sumber dana pembangunan. Banyak kaum dhuafa yang sangat sulit mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun sosial ekonomi. Lemahnya fasilitas ini akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kaum termarjinal. Kesehatan dan pendidikan merupakan modal dasar agar SDM yang dimiliki oleh suatu negara berkualitas tinggi. Peran dana zakat dan infak sebagai sumber dana pembangunan fasilitas kaum dhuafa akan mendorong pembangunan ekonomi jangka panjang. Dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan diharapkan akan memutus siklus kemiskinan antar generasi

8. Pengertian Pendapatan

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu:

a. Menurut Ilmu Ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal


(37)

periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan

hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan

perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

b. Menurut Ilmu Akuntansi

Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan 2 akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of earning process creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative stream (expenses and loses). Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less.

Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan


(38)

kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian eneliti/ Tahun Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 ngaruh Pendayagunaan Zakat

Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada

LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta

ila Sartika (2008)

dependen: Dana Zakat Produktif

ependen:

ndapatan Mustahik

mlah dana yang disalurkan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan mustahik

Sumber: Peneliti 2011

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dari Sartika (2008) yaitu adanya tambahan dalam variabel penelitian. Sartika meneliti bagaimana pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta,


(39)

dengan menggunakan 2 variabel penelitian, yaitu 1 variabel independen (dana zakat produktif) dan 1 variabel dependen (pendapatan mustahik). Sedangkan dalam penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh pendayagunaan zakat dan infak terhadap pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa pada LKN PKPU Cabang Medan, dengan menggunakan 3 variabel penelitian, yaitu 2 variabel independen (dana zakat dan dana infak) serta 1 variabel dependen (pendapatan kaum dhuafa).

C.Kerangka Konseptual

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan kaum dhuafa, akan tetapi dalam penelitian ini akan dilihat dua variabel yang dianggap cukup penting dan paling dominan. Adapun kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

H1 H

H2

H3 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Peneliti 2011

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah jumlah dana zakat dan

jumlah dana infak, sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah pendapatan kaum dhuafa. Secara teoritis, variabel jumlah dana zakat dan infak memiliki hubungan yang

positif dengan variabel tingkat pendapatan kaum dhuafa. Dimana hal ini menandakan bahwa

Dana Zakat (X1)

Dana Infak (X2)

Pendapatan Kaum Dhuafa


(40)

apabila jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan semakin tinggi, maka hal ini juga akan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan diperoleh kaum dhuafa.

D.Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi keilmuan yang disimpulkan dari kerangka konseptual dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dapat diuji berdasarkan fakta empiris. Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual, maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:

H1: Jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

H2: Jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

H3: Jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kaum dhuafa yang mendapatkan dana zakat dan infak dari LKN PKPU Cabang Medan sebanyak 60 orang. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan sensus/sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2006:86).

B.Prosedur Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah: 1. Kuesioner

Menyebarkan daftar pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban untuk menjawabnya kepada responden terpilih.

2. Wawancara

Wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait. 3. Studi Pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait dengan penelitian ini.


(42)

C.Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

D.Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen

Variabel independen atau sering disebut variabel bebas menurut Erlina (2008:43) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel yang independen dalam penelitian ini adalah jumlah dana zakat dan infak.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan kaum.


(43)

E.Pengukuran Variabel

Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:104). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.1 Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2006:105)

Dari Tabel 3.2 di atas, responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.


(44)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:109). Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 15 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan reliability kuesioner dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan kepada 30 orang responden di luar responden yang telah dijadikan sebagai sampel namun termasuk dalam populasi pada penelitian ini.

G.Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot.


(45)

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual.

c. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.

3. Metode Analisis Statistik

Peneliti menganalisis dengan menggunakan metoda analisis regresi linear berganda. Dalam menganalis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 15 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan:

Y = Variabel mustahik a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Variabel dana zakat b2 = Koefisien Regresi X2 X2 = Variabel dana infak


(46)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan (Nugroho, 2005:65) yaitu:

1) Uji t hitung

Uji t hitung dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t hitung ini adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2, = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

2) Uji F hitung

Uji F hitung dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:

Ho : b1, b2= 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.


(47)

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).

Kriteria pengambilan keputusan (KPK): Ho diterima apabila F hitung < F tabelpada α = 5% H1 diterima apabila F hitung > F tabelpada α = 5%

3) Koefisien Determinasi ( R2 )

Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R2), dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R2 semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin lemah.

H.Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor cabang LKN PKPU yang beralamat di jalan Setia Budi Komplek Business Point Blok CC No. 5 Medan. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2011 dan direncanakan selesai pada pertengahan bulan Juni 2011.


(48)

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei Juni

Minggu Ke- 1 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 Pengajuan Judul Tentative

Penyelesaian Proposal Skripsi

Bimbingan Proposal Skripsi

Persiapan dan Seminar Proposal Skripsi

Bimbingan dan Penulisan Skripsi

Penyelesaian Skripsi Sumber: Peneliti 2011


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU

Dimulai pada pertengahan tahun 1997 negara-negara ASEAN terpuruk oleh krisis ekonomi regional yang disebabkan oleh depresiasi mata uangnya terhadap dollar Amerika. Indonesia merupakan yang terparah di antara semua negara di Asia. Krisis tersebut sudah merambah ke berbagai bidang, seperti politik, moral, pendidikan, sains-tek, budaya, dan religi. Pendekatan multidisipliner untuk menangani krisis masih sangat kurang, mungkin karena egoisme sektoral yang kuat. Menyikapi krisis yang berkembang sejumlah anak bangsa dengan ketetapan hati yang kuat bergandengtangan dan bergerak menyumbangkan tenaga dan fikirannya melakukan aksi sosial di beberapa penjuru tanah air.

Menindaklanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama PKPU dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Pada 8 Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441 PKPU telah ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai LAZNAS. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.


(50)

Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta besarnya dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama dalam memberdayakan bangsa, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai LKN.

Kiprah PKPU sebagai pegiat kemanusiaan terukir jelas dalam partisipasinya berdampingan dengan NGO internasional dari manca negara mengatasi keadaan darurat tanggap bencana serta fase pembangunan kembali bencana-bencana besar yang menimpa tanah air kita seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh, Yogyakarta, dan beberapa peristiwa lainnya.

Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan program telah memotivasi PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan diterimanya PKPU sebagai ”NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang. Kemudian pada tahun 2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No 08/Huk/2010.


(51)

2. Visi dan Misi Pos Keadilan Peduli Ummat

Visi dari Pos Keadilan Peduli Ummat adalah ”Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian”. Dan misi dari Pos Keadilan Peduli Ummat adalah misi kemanusiaan yang meliputi:

a. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

b. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

c. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).

B. Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Jumlah reponden penelitian sebanyak 30 orang. Jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel bebas dana zakat (X1) sebanyak 5 pernyataan, dana infak (X2) sebanyak 5 pernyataan dan variabel terikat

pendapatan kaum dhuafa (Y) berjumlah 5 pernyataan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :


(52)

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Pria 15 50

2. Wanita 15 50

30 100

Jumlah

No. Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 36-40 tahun 7 23,34

2. 41-45 tahun 14 46,66

3. 45-50 tahun 7 23,34

4. 51-55 tahun 2 6,66

30 100,00

Jumlah

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Peneliti 2011

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 15 orang (50%) pria dan 15 orang (50%) wanita. Sehingga dapat diketahui, bahwa responden dalam penelitian ini berimbang antara jumlah responden pria dengan jumlah responden wanita, yaitu masing-masing sebesar 50%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


(53)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden penelitian yang berumur 36-40 tahun sebanyak 7 orang (23,34%), 41-45 tahun sebanyak 14 orang (46,66%), 45-50 tahun sebanyak 7 orang (23,34%) dan sisanya 2 orang (6,66%) berumur antara 51-55 tahun. Responden terbesar dalam penelitian ini adalah di range umur 41-45 tahun sebanyak 14 orang (46,66%).

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabiliti

Uji ini terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel (Nugroho, 2005:67). Dengan kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika r hitung < r tabel pada α = 5%

H1 diterima jika r hitung > r tabel pada

α

= 5%

Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 orang. Sugiyono (2009) menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula”. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi


(54)

Item-Total Statistics

16,9000 5,128 ,656 ,520 ,868 17,0333 5,275 ,632 ,473 ,873 16,8000 4,786 ,736 ,666 ,849 16,8333 4,695 ,790 ,658 ,836 16,8333 4,971 ,758 ,647 ,845 VAR00001

VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Item-Total Statistics

16,7667 4,599 ,641 ,600 ,848 16,4000 4,248 ,771 ,616 ,815 16,4333 4,599 ,641 ,484 ,848 16,4333 4,254 ,796 ,737 ,809 16,3667 4,792 ,590 ,625 ,860 VAR00001

VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha i f Item Deleted

antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

a. Hasil Validitas Untuk Variabel Dana Zakat (X1) Tabel 4.3

Sumber: Peneliti 2011

Tabel 4.3 di atas menunjukkan hasil uji validitas terhadap variabel dana zakat (X1) yang diberikan kepada responden. Nilai r hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel, sehingga

dapat disimpulkan semua butir pernyataan pada penelitian ini adalah valid, karena telah memenuhi syarat validitas (r hitung > r tabel).

b.Hasil Validitas Untuk Variabel Dana Infak (X2) Tabel 4.4


(55)

Item-Total Statistics

16,9333 5,030 ,697 ,508 ,778

16,8000 5,614 ,675 ,537 ,785

16,8667 5,844 ,620 ,412 ,800

16,9333 5,582 ,682 ,552 ,783

17,0000 5,931 ,493 ,307 ,836

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Tabel 4.4 di atas menunjukkan hasil uji validitas terhadap variabel dana infak (X2) yang diberikan kepada responden. Nilai r hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua butir pernyataan pada penelitian ini adalah valid, karena telah memenuhi syarat validitas (r hitung > r tabel).

c. Hasil Validitas Untuk Variabel Pendapatan Kaum Dhuafa (Y) Tabel 4.5

Sumber: Peneliti 2011

Tabel 4.5 di atas menunjukkan hasil uji validitas terhadap variabel mustahik (Y) yang diberikan kepada responden. Nilai r hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua butir pernyataan pada penelitian ini adalah valid, karena telah memenuhi syarat validitas (r hitung > r tabel).

2. Hasil Uji Reliabiliti

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang


(56)

Reliability Statistics

,880 ,880 5

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

Reliability Statistics

,880 ,879 5

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’c Alpha > 0,60 (Nugroho, 2005:72). Hasil reliabilitas penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

a. Hasil Reliabilitas Untuk Variabel Dana Zakat (X1) Tabel 4.6

Sumber: Peneliti 2011

Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel dana zakat (X1) pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,880. Nilai yang dihasilkan > 0, 60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

b. Hasil Reliabilitas Untuk Variabel Dana Infak (X2) Tabel 4.7


(57)

Reliability Statistics

,831 ,833 5

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel dana infak (X2) pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,880. Nilai yang dihasilkan > 0, 60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

c. Hasil Reliabilitas Untuk Variabel Mustahik (Y) Tabel 4.8

Sumber: Peneliti 2011

Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel Mustahik (Y) pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,831. Nilai yang dihasilkan > 0, 60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

D. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.


(58)

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

a. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah “Jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa”. Hasil uji normalitas untuk hipotesis pertama dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Normal P-Plot Hipotesis Pertama Sumber: Peneliti 2011


(59)

Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.

b. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah “Jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa”. Hasil uji normalitas untuk hipotesis kedua dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Normal P-Plot Hipotesis Kedua Sumber: Peneliti 2011


(60)

Gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.

c. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah “Jumlah dana zakat dan infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa”. Hasil uji normalitas untuk hipotesis ketiga dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Normal P-Plot Hipotesis Ketiga Sumber: Peneliti 2011


(61)

Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.

2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

a. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama

Gambar 4.5 Scatterplot Hipotesis Pertama Sumber: Peneliti 2011


(62)

Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul hanya di atas dan di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

b. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Kedua

Gambar 4.6 Scatterplot Hipotesis Kedua Sumber: Peneliti 2011

Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul hanya di atas dan di bawah saja.


(63)

c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. c. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Ketiga

Gambar 4.7 Scatterplot Hipotesis Ketiga Sumber: Peneliti 2011

Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul hanya di atas dan di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.


(64)

Coefficientsa

4,620 2,091 2,210 ,035

,795 ,096 ,844 8,316 ,000 1,000 1,000 (Const ant)

X Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

3. Hasil Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Cara pengambilan keputusan untuk uji multikolineritas adalah:

a. Jika nilai Vif > 10, maka pada model regresi terjadi multikolineritas, b. Jika nilai Vif < 10, maka pada model regresi tidak terjadi multikolineritas.

a. Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama

Tabel 4.9

Sumber: Peneliti 2011

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF >


(65)

Coeffi cientsa

,412 1,991 ,207 ,837

,450 ,116 ,477 3,876 ,001 ,443 2,257

,536 ,134 ,491 3,989 ,000 ,443 2,257

(Const ant) X1 X2 Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Coefficientsa

1,699 2,405 ,707 ,486

,924 ,109 ,847 8,439 ,000 1,000 1,000 (Const ant)

X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

b. Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua

Tabel 4.10

Sumber: Peneliti 2011

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF > dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

c. Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Ketiga

Tabel 4.11


(66)

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF > dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

E. Hasil Uji Analisis Statistik 1. Hasil Uji t hitung (Uji Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel Coefficientsa.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima bila t hitung < t tabel pada

α

= 5 % H1 diterima bila t hitung > t tabel pada α = 5 %


(67)

Coefficientsa

4,620 2,091 2,210 ,035

,795 ,096 ,844 8,316 ,000 1,000 1,000 (Const ant)

X Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Coefficientsa

1,699 2,405 ,707 ,486

,924 ,109 ,847 8,439 ,000 1,000 1,000 (Const ant)

X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

thitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel (df = n – k atau 30 – 2 = 28), k adalah

jumlah variabel independent, jadi nilai ttabel adalah 1,688. a. Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Pertama

Tabel 4.12

Sumber: Peneliti 2011

Tabel 4.12 di atas menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 4,620 + 0,795 X1 +

e. Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai thitung variabel X1 lebih besar dari

pada nilai ttabel. Maka dapat diketahui bahwa jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

b. Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Kedua

Tabel 4.13


(68)

Coefficientsa

,412 1,991 ,207 ,837

,450 ,116 ,477 3,876 ,001 ,443 2,257 ,536 ,134 ,491 3,989 ,000 ,443 2,257 (Constant)

X1 X2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta Standardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Tabel 4.13 di atas menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 1,699 + 0,924 X2 +

e. Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai thitung variabel X2 lebih besar dari

pada nilai ttabel. Maka dapat diketahui bahwa jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

c. Hasil Uji t hitung (Uji Parsial) Hipotesis Ketiga

Tabel 4.14

Sumber: Peneliti 2011

Tabel 4.14 di atas menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 0,412 + 0,450 X1 +

0,536 X2 + e. Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai thitung variabel X1 dan

X2 lebih besar dari pada nilai ttabel. Maka dapat diketahui bahwa jumlah dana zakat dan

infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

2. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak)

Uji F hitung dilakukan untuk membuktikan, apakah secara serempak variabel independen yaitu dana zakat (X1) dan dana infak (X2) mempunyai pengaruh yang


(69)

ANOV Ab

76,781 1 76,781 69,160 ,000a

31,085 28 1,110

107,867 29

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), X a.

Dependent Variable: Y b.

signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y) maka digunakan uji F.

a. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) Hipotesis Pertama

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis:

Ho : b1 = b2 = 0, artinya dana zakat (X) secara serempak tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya dana zakat (X) secara serempak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).

2) Dengan menggunakan taraf signifikansi (

α

) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k); (n – k – 1) = (1); (30 - 1 – 1) = (28), (28) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,32.

3) Kriteria pengujian:

Ho diterima apabila: F hitung ≤ 3,32 Ho ditolak apabila: F hitung ≥ 3,32

Tabel 4.15


(70)

Hasil perhitungan komputer diperoleh F hitung = 69,160

4) Kesimpulan yang diperoleh adalah nilai F hitung (69,160) lebih besar dari F tabel (3,32) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

b. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) Hipotesis Kedua

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis:

Ho : b1 = b2 = 0, artinya dana infak (X) secara serempak tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya dana infak (X) secara serempak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).

2) Dengan menggunakan taraf signifikansi (

α

) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k); (n – k – 1) = (1); (30 - 1 – 1) = (28), (28) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,32.

3) Kriteria pengujian:

Ho diterima apabila: F hitung ≤ 3,32 Ho ditolak apabila: F hitung ≥ 3,32


(71)

ANOV Ab

77,425 1 77,425 71,215 ,000a 30,442 28 1,087

107,867 29 Regres sion

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), X2 a.

Dependent Variable: Y b.

Tabel 4.16

Sumber: Peneliti 2011

Hasil perhitungan komputer diperoleh F hitung = 71,215

5) Kesimpulan yang diperoleh adalah nilai F hitung (71,215) lebih besar dari F tabel (3,32) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti jumlah dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.

c. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak) Hipotesis Ketiga

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis:

Ho : b1 = b2 = 0, artinya dana infak (X1) dan dana zakat (X2) secara serempak tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).


(72)

ANOV Ab

88,307 2 44,154 60,950 ,000a 19,559 27 ,724

107,867 29 Regres sion

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya dana infak (X1) dan dana zakat (X2) secara serempak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y).

2) Dengan menggunakan taraf signifikansi (

α

) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k); (n – k – 1) = (1); (30 - 1 – 1) = (28), (28) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,32.

3) Kriteria pengujian:

Ho diterima apabila: F hitung ≤ 3,32 Ho ditolak apabila: F hitung ≥ 3,32

Tabel 4.17

Sumber: Peneliti 2011

Hasil perhitungan komputer diperoleh F hitung = 60,950

5) Kesimpulan yang diperoleh adalah nilai F hitung (60,950) lebih besar dari F tabel (3,32) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti jumlah dana zakat dan dana infak yang disalurkan untuk kegiatan produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa.


(73)

Model Summaryb

,844a ,712 ,702 1,05366 1,560 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X1 a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summaryb

,847a ,718 ,708 1,04269 1,555 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X2 a.

Dependent Variable: Y b.

3. Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel independent (X1 dan X2) secara bersama-sama atau keseluruhan dapat mempengaruhi variabel dependent (Y).

a. Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis Pertama Tabel 4.18

Sumber: Peneliti 2011

Berdasarkan Tabel 4.18 dari hasil perhitungan regresi didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,844 yang artinya 84,4% dari jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh dana zakat (X1), sedangkan sisanya sebesar 15,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini.

b. Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis Kedua Tabel 4.19


(74)

Berdasarkan Tabel 4.19 dari hasil perhitungan regresi didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,847 yang artinya 84,7% dari jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh dana infak (X2), sedangkan sisanya sebesar 15,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini.


(75)

Model Summaryb

,905a ,819 ,805 ,85113 1,795 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

a. Hasil Pengujian Koefisien Determinan (R2) Hipotesis Ketiga Tabel 4.20

Sumber: Peneliti 2011

Berdasarkan Tabel 4.20 dari hasil perhitungan regresi didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,905 yang artinya 90,5% dari jumlah pendapatan yang diperoleh kaum dhuafa (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh dana zakat (X1) dan dana infak (X2), sedangkan sisanya sebesar 9,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini.


(1)

Model Summaryb

,905a ,819 ,805 ,85113 1,795

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), X1, X2

a.

Dependent Variable: Y b.

ANOV Ab

88,307 2 44,154 60,950 ,000a

19,559 27 ,724

107,867 29 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

Coefficientsa

,412 1,991 ,207 ,837

,450 ,116 ,477 3,876 ,001 ,443 2,257

,536 ,134 ,491 3,989 ,000 ,443 2,257

(Constant) X1 X2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta Standardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.


(2)

Lampiran vii

Normal P-Plot

1.

Variabel Independen Dana Zakat (X1)

2.

Variabel Independen Dana Infak (X2)


(3)

(4)

Lampiran viii

Scatterplot

1.

Variabel Independen Dana Zakat (X1)

2.

Variabel Independen Dana Infak (X2)


(5)

(6)

Coefficientsa

4,620 2,091 2,210 ,035

,795 ,096 ,844 8,316 ,000 1,000 1,000

(Const ant) X

Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Coefficientsa

1,699 2,405 ,707 ,486

,924 ,109 ,847 8,439 ,000 1,000 1,000

(Const ant) X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Coefficientsa

,412 1,991 ,207 ,837

,450 ,116 ,477 3,876 ,001 ,443 2,257

,536 ,134 ,491 3,989 ,000 ,443 2,257

(Constant) X1 X2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coeffic ients

Beta Standardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Lampiran ix

Multikolineritas

1.

Variabel Independen Dana Zakat (X1)

2.

Variabel Independen Dana Infak (X2)

3.

Variabel Dependen Pendapatan Kaum Dhuafa (Y)