menghasilkan panen, serta pemberian pupuk Urea melalui tanah pada umur tanaman 3-4 minggu yang berguna untuk merangsang pertumbuhan produksi.
Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan rerumputan gulma dan jenis tanaman lain yang mengganggu tanaman bawang prei, dan pendangiran
dilakukan dengan cara pengolahan tanah secara ringan. Langkah ini bertujuan untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, memperbaiki peredaran
udara aerasi, dan memelihara struktur tanah agar tetap gembur. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang prei di desa
penelitian adalah hama wereng dan penyakit busuk daun. Perlindungan tanaman yang dilakukan petani adalah perlindungan secara kimiawi yaitu pemberian
pestisida dalam waktu 2 x seminggu dengan melakukan penyemprotan, sehingga serangan hama dan penyakit dapat ditekan sekecil mungkin.
4. Panen dan pascapanen
Untuk mendapatkan kualitas bawang prei yang baik, penanganan panen yang dilakukan petani adalah dengan memperhatikan umur tanaman, cara
pemanenan, dan waktu pemanenan. Umur tanaman sudah dapat dipanen pada umur 3 bulan. Pemanenan bawang prei dapat dilakukan dengan cara mencabut
seluruh rumpun tanaman dan harus dilakukan dengan hati-hati agar seluruh rumpun dan daun tidak ada yang patah atau rusak. Waktu pemanenan dilakukan
pada pagi hari agar produksi bawang prei dapat segera dipasarkan.
Penanganan pascapanen produksi bawang prei di desa penelitian meliputi pengumpulan, pembersihan dan pemotongan bagian tanaman, pencucian, sortasi,
pengikatan, pengemasan, pengangkutan, dan pemasaran. Pada tahap sortasi, pemisahan hasil produksi bawang prei berdasarkan ukuran dan kualitasnya terdiri
Universitas Sumatera Utara
dari 3 tiga jenis, yaitu produksi super besar, produksi non super kecil, dan bibit bawang prei. Untuk mempermudah pengangkutan produksi bawang prei ke
pajak Brastagi, petani mengikat dan mengemas produksi bawang prei menggunakan tali dan goni plastik.
Gambar 6. Pemanenan bawang prei Gambar 7. Pembersihan dan pemotongan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Bak pencucian hasil panen Gambar 9. Sortasi hasil panen Untuk melihat apakah teknik budidaya usahatani bawang prei di desa
penelitian telah intensif atau tidak, dapat dilihat dengan membandingkan teknik budidaya anjuran yang dikemukakan oleh Cahyono 2005 dengan teknik
budidaya di desa penelitian seperti tertera pada Tabel 10 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Perbandingan Teknik Budidaya Anjuran Dengan Teknik Budidaya Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Kegiatan
Teknik Budidaya Anjuran Yang Dikemukakan Cahyono 2005 x
Teknik Budidaya Di Desa Penelitian xx Keterangan
Pengolahan lahan
- Pembersihan rumput - Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan
- Pemupukan dasar - Pengapuran
- Pemulsaan - Pembersihan rumput
- Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan - Pemupukan dasar
Sesuai
Pembibitan Perbanyakan secara generatif atau vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif Sesuai
Penanaman Penanaman dilakukan sore hari, dengan
menggunakan jarak antar-tanaman 20 cm dan jarak antar-barisan 30 cm.
Penanaman dilakukan sore hari, dengan menggunakan jarak antar-tanaman 10-15 cm dan
jarak antar-barisan 10-15 cm. Hampir sesuai
Pemeliharaan - Penyulaman
- Pengairan - Pemupukan susulan
- Penyiangan dan pendangiran - Pemangkasan bunga dan daun
- Perlindungan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit - Penyulaman
- Pemupukan susulan - Penyiangan dan pendangiran
- Perlindungan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit Sesuai
Panen dan pascapanen
- Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman
- Penanganan pascapanen yaitu pengumpulan, pembersihan dan pemotongan bagian tanaman,
pencucian, sortasi, pengikatan, pengemasan, pengangkutan, dan pemasaran
- Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman
- Penanganan pascapanen yaitu pengumpulan, pembersihan dan pemotongan bagian tanaman,
pencucian, sortasi, pengikatan, pengemasan, pengangkutan, dan pemasaran
Sesuai
Sumber: x Cahyono B, 2005 ; Bawang daun xx Petani sampel
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa teknik budidaya usahatani bawang prei di desa penelitian secara garis besar telah sesuai dengan anjuran yang
dikemukakan oleh Cahyono 2005. Dengan demikian teknik budidaya usahatani bawang prei di desa penelitian dapat dikatakan telah intensif, karena sesuai
dengan anjuran.
Analisis Usahatani Bawang Prei
1. Lahan
Ketersediaan lahan adalah faktor yang sangat penting dalam suatu usahatani. Demikian juga dengan usahatani bawang prei, lahan juga menjadi hal
yang penting bagi petani bawang prei di desa penelitian. Status kepemilikan lahan untuk usahatani bawang prei dari 30 sampel pada umumnya milik sendiri, dimana
hanya 1 orang petani dengan menyewa lahan. Petani bawang prei juga membayar biaya PBB Pajak Bumi dan Bangunan terhadap lahan miliknya sendiri. Biaya
PBB yang dikenakan di desa penelitian yaitu Rp.50.000,00 tahun untuk 1 ha lahan. Adapun biaya PBB per musim tanam apabila penanaman bawang prei 3
kali dalam setahun adalah Rp.16.667,00ha.
2. Tenaga kerja