Karakteristik Petani Sampel Di Desa Penelitian Distribusi Total Biaya pada Usahatani Wortel Di Desa Penelitian Per Musim Tanam

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul

1. Karakteristik Petani Sampel Di Desa Penelitian

2. Luas Lahan Petani Sampel, Status dan Nilai Sewa Lahan PBB Di Desa Penelitian 3. Distribusi Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 4. Distribusi Penggunaan dan Biaya Bibit pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 5. Distribusi Penggunaan dan Biaya Pupuk pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 6. Distribusi Penggunaan dan Biaya Obat-obatan pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 7. Distribusi Penggunaan dan Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 8. Distribusi Penggunaan dan Biaya Alat Bahan Habis Pakai pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 9. Distribusi Biaya Pengangkutan Hasil Panen Bawang Prei Ke Pajak Brastagi Per Musim Tanam 10. Distribusi Total Biaya pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 11. Produksi dan Penerimaan Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 12. Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 13. Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 14. Pendapatan Petani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam Universitas Sumatera Utara

15. Distribusi Total Biaya pada Usahatani Wortel Di Desa Penelitian Per Musim Tanam

16. Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Petani Wortel di Desa Penelitian Per Musim Tanam 17. Distribusi Total Biaya pada Usahatani Tomat Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 18. Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Petani Tomat Di Desa Penelitian Per Musim Tanam 19. Pendapatan Petani Dari Non Usahatani Di Desa Penelitian Per Bulan 20. Kontribusi Pendapatan Petani Bawang Prei Terhadap Total Pendapatan Keluarga Di Desa Penelitian Per Musim Tanam Universitas Sumatera Utara ABSTRAK EVA NELLIANA SITUMORANG 070309017 dengan judul skripsi “ANALISIS USAHATANI BAWANG PREI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA ” Studi Kasus : Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo dibimbing oleh Ir. A. T. Hutajulu, MS dan Emalisa, SP, M.Si. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya usahatani bawang prei; untuk mengetahui komponen biaya produksi terbesar pada usahatani bawang prei; untuk mengetahui kelayakan usahatani bawang prei; untuk mengetahui kontribusi pendapatan petani bawang prei terhadap total pendapatan keluarga; dan untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani dalam usahatani bawang prei dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah teknik budidaya usahatani bawang prei adalah teknik budidaya yang meliputi penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, serta panen dan pascapanen; komponen biaya produksi terbesar pada usahatani bawang prei adalah biaya bibit; usahatani bawang prei adalah layak untuk diusahakan; kontribusi pendapatan petani bawang prei terhadap total pendapatan keluarga adalah dikategorikan besar; dan masalah yang dihadapi petani pada usahatani bawang prei adalah kekeringan air pada bak cuci pada saat kegiatan pascapanen proses pencucian yaitu ketika musim kemarau dan upaya yang dilakukan petani adalah mengangkat air dari rumah. Kata kunci : Usahatani, Bawang prei, Kontribusi, Petani, dan Pendapatan. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu produk pertanian yang penting bagi ketahanan pangan nasional. Selain pangsa pasarnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor, sebagian besar usahatani sayuran di Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif karena efisien secara finansial dalam pemanfaatan sumber daya domestik Departemen Pertanian, 2004. Potensi ekonomi beberapa tanaman hortikultura sangat besar, karena harganya yang tinggi dan juga karena waktu yang dibutuhkan untuk produksinya singkat. Beberapa jenis tanaman sayuran dapat ditanam beberapa kali dalam setahun, terutama di daerah Tropis, di mana musim tanam tidak dibatasi oleh musim dingin sebagaimana yang terjadi pada daerah beriklim sedang temperate zone Lakitan, 2003. Dalam bidang hortikultura dikenal berbagai jenis tanaman sayur yang diusahakan dalam skala kecil, misalnya di pekarangan. Namun tidak sedikit pula jenis tanaman sayur yang diusahakan dalam skala yang luas. Jenis sayuran banyak yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, berfungsi sebagai bahan makanan yang bergizi, menyehatkan masyarakat, namun kenikmatan rasanya tidak akan menarik bilamana tidak dilengkapi dengan jenis sayuran yang berfungsi sebagai pelezat Rismunandar, 1989. Tanaman sayuran merupakan komoditi pertanian yang berprospek cerah sebab permintaan terhadap komoditi ini cukup tinggi. Sayuran sudah menjadi Universitas Sumatera Utara bagian menu sehari-hari masyarakat Indonesia sehingga tidak mengherankan jika tanaman ini selalu tersedia di pasaran Setiawan, 1995. Bawang merupakan salah satu jenis sayuran pelengkap dan bumbu masak yang diperlukan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat pada setiap saat. Permintaan bawang oleh konsumen yang terus menerus ini akan bisa terpenuhi kalau semua faktor penunjang untuk membudidayakannya memadai. Faktor penunjang tersebut, antara lain penguasaan teknologi, mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan, termasuk pengendalian hama dan penyakit sampai dengan pascapanen AAK, 1998. Bawang prei atau kerap sekali disebut sebagai bawang daun termasuk salah satu jenis sayuran daun bahan bumbu dapur dan pencampur sayur-mayur yang populer diseluruh dunia. Tanaman ini diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara, kemudian meluas ditanam di berbagai daerah negara yang beriklim tropis maupun sub-tropis Rukmana, 1995. Bawang daun dibedakan dari bawang merah dan bawang putih karena yang dimanfaatkan adalah daun dan batangnya, bukan umbinya. Aroma dan rasanya yang khas membuat sayuran ini banyak digunakan sebagai campuran masakan Nazaruddin, 2000. Meningkatnya luas areal pengembangan budidaya bawang daun antara lain karena prospek pemasaran produksi komoditas ini makin cerah baik. Pemasaran komoditi bawang daun tidak hanya di pasar dalam negeri domestik, tetapi juga telah menembus pasar luar negeri ekspor. Jenis bawang daun yang dinantikan pasar ekspor ke Singapura dan Belanda adalah bawang prei Rukmana, 1995. Universitas Sumatera Utara Bawang prei Allium porrum atau leek Inggris sudah lama dikenal di Indonesia, terutama di Jawa Timur dan Jawa Barat. Tetapi dibanding bawang lain, jenis ini lebih terbatas penggunaannya dan umumnya khusus untuk bumbu penyedap masakan Eropa. Beberapa varietas yang biasa ditanam yang populer adalah Reuzen van Cerantha, Goliath dan Olifant Wibowo, 2008. Bawang prei dimanfaatkan daunnya sehingga dikenal sebagai bawang daun atau loncang onclang. Sebenarnya, yang digunakan sebagai penyedap dan sekaligus pengharum masakan adalah batangnya yang berwarna putih. Bawang prei dapat ditanam secara monokultur maupun sebagai tanaman sela atau tumpang sari dan mudah tumbuh dalam iklim Indonesia AAK, 1998. Berdasarkan perkiraan analisis usahatani yang dirinci dalam buku bawang daun, bahwa lahan seluas 1 ha untuk usahatani bawang daun memerlukan biaya sebesar Rp.18.303.248,00. Produksi yang dihasilkan mencapai 47.666 kg, dan bila harga jual bawang daun di tingkat petani Rp.1.100,00kg akan mendatangkan keuntungan Rp.28.886.215,00musim Cahyono, 2005. Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi bawang daun penting artinya bagi tata ekonomi rumah tangga maupun negara. Sumbangan dari usahatani bawang daun cukup besar terhadap usaha peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, dan peningkatan ekspor Rukmana, 1995. Peluang bisnis bawang daun cukup baik dan cerah karena banyak dibutuhkan oleh masyarakat, terutama sebagai bahan sayuran dan bumbu penyedap masakan, di samping sebagai bahan pengobatan terapi. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat terhadap bawang daun sangat besar dan Universitas Sumatera Utara berkesinambungan. Kebutuhan bawang daun ini akan meningkat terus sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan tingkat pendapatan, kenaikan tingkat pendidikan pengetahuan, dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan Cahyono, 2005. Kuatnya pasar bawang daun dapat dilihat dari harganya yang relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga daya beli masyarakat terhadap bawang daun sangat kuat. Industri makanan, seperti Indofood yang memproduksi mie instan, juga merupakan pasar yang potensial untuk bawang daun. Dengan adanya perkembangan industri makanan di Indonesia, serapan pasar terhadap bawang daun semakin meningkat. Di samping itu, bawang daun juga merupakan mata dagangan ekspor ke berbagai negara di kawasan Asia dan Eropa Cahyono, 2005. Pengembangan budidaya sayur mayur memang terlihat telah dirasakan urgensinya. Bahkan kalau saja dilihat secara nyata di lapangan maka prospek pengembangan sangatlah memungkinkan untuk dapat merubah potret petani ke tingkat yang lebih baik. Maka dari itu pembinaan dan pengembangan sayur mayur ini haruslah didukung oleh pembinaan yang terpadu, baik di bidang produksi, pemasaran, dan sarana prasarana Saastratmajda, 1991. Tanaman bawang prei sudah tidak asing bagi masyarakat Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara, karena desa ini merupakan salah satu sentra penghasil bawang prei di Sumatera Utara. Pada umumnya, usahatani bawang prei tidaklah menjadi sumber pendapatan utama bagi petani bawang prei di Desa Jaranguda. Sumber pendapatan lainnya adalah usahatani wortel, usahatani tomat, dan ada juga sumber pendapatan dari Pegawai Universitas Sumatera Utara Negeri Sipil PNS. Walaupun usahatani bawang prei tidaklah menjadi prioritas utama, namun usahatani bawang prei diperkirakan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penelitian ini merumuskan permasalahan yang perlu dijawab dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana teknik budidaya usahatani bawang prei di daerah penelitian? 2. Mana komponen biaya produksi yang terbesar dalam usahatani bawang prei di daerah penelitian? 3. Apakah usahatani bawang prei layak diusahakan di daerah penelitian? 4. Berapa besar kontribusi pendapatan petani bawang prei terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian? 5. Apa saja masalah yang dihadapi petani dalam usahatani bawang prei dan upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut di daerah penelitian? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui teknik budidaya usahatani bawang prei di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui komponen biaya produksi yang terbesar dalam usahatani bawang prei di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani bawang prei di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan petani bawang prei terhadap total pendapatan keluarga di daerah penelitian. 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani dalam usahatani bawang prei dan upaya yang dilakukan petani dalam mengatasi masalah tersebut di daerah penelitian. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi petani bawang prei yang mengusahakannya. 2. Sebagai bahan informasi dan studi bagi pihak terkait terhadap perkembangan komoditi bawang prei, baik untuk pertimbangan ekonomis maupun akademis. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi siapa saja yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua arah pada kedalaman antara 15-30 cm Rukmana, 1995. Batang semu berbentuk dan tersusun dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Bagian batang semu yang tertimbun tanah umumnya berwarna putih bersih, sedangkan batang semu di permukaan tanah berwarna hijau keputih- putihan. Sifat hidup tanaman ini merumpun, yakni membentuk anakan-anakan yang baru Rukmana, 1995. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Lahan usahatani bawang prei Gambar 2. Tanaman bawang prei Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang. Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua. Panjang daun sangat bervariasi antara 18-30 cm atau lebih, tergantung dari varietas dan kesuburan pertumbuhannya Rukmana, 1995. Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya berbentuk talang, pelepahnya cukup panjang, tidak membentuk umbi, hanya batang semunya di bagian bawah agak membengkak Rismunandar, 1989. Usahatani bawang daun perlu didukung dengan teknik bercocok tanam yang baik, bibit yang berkualitas baik, dan tahapan kerja yang runtut. Teknik budidaya tanaman bawang daun meliputi:

1. Penyiapan lahan