Tenaga kerja Sarana produksi 1. Bibit

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa teknik budidaya usahatani bawang prei di desa penelitian secara garis besar telah sesuai dengan anjuran yang dikemukakan oleh Cahyono 2005. Dengan demikian teknik budidaya usahatani bawang prei di desa penelitian dapat dikatakan telah intensif, karena sesuai dengan anjuran. Analisis Usahatani Bawang Prei 1. Lahan Ketersediaan lahan adalah faktor yang sangat penting dalam suatu usahatani. Demikian juga dengan usahatani bawang prei, lahan juga menjadi hal yang penting bagi petani bawang prei di desa penelitian. Status kepemilikan lahan untuk usahatani bawang prei dari 30 sampel pada umumnya milik sendiri, dimana hanya 1 orang petani dengan menyewa lahan. Petani bawang prei juga membayar biaya PBB Pajak Bumi dan Bangunan terhadap lahan miliknya sendiri. Biaya PBB yang dikenakan di desa penelitian yaitu Rp.50.000,00 tahun untuk 1 ha lahan. Adapun biaya PBB per musim tanam apabila penanaman bawang prei 3 kali dalam setahun adalah Rp.16.667,00ha.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani bawang prei, karena tenaga kerja merupakan penunjang terhadap keberlangsungan usahatani tersebut. Dalam pengelolaan usahatani bawang prei di desa penelitian, tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK yang berasal dari penduduk yang tinggal di desa penelitian Universitas Sumatera Utara dengan upah harian Rp.40.000,00 sd Rp.50.000,00 untuk 1 HKO HKO = 8 jam kerja. Penggunaan dan biaya tenaga kerja rata-rata pada usahatani bawang prei di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Rata-rata pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam No. Tahapan Pekerjaan TKDK HKO TKLK HKO TK HKO Total Biaya Rupiah Persentase 1. Penyiapan lahan 1,50 6,03 7,53 376.000 4,28 2. Penanaman 2,37 6,07 8,44 419.833 4,77 3. Pemeliharaan 3,47 34,00 37,47 1.868.667 21,25

4. Panen dan pascapanen

19,93 103,17 123,10 6.128.333 69,70 Rata-rata petani 27,27 149,27 176,54 8.792.833 100,00 Rata-rata rante 3,19 17,48 20,67 1.029.927 100,00 Sumber: Data diolah dari Lampiran 3 Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa penggunaan tenaga kerja luar keluarga TKLK untuk semua tahapan pekerjaan lebih besar daripada tenaga kerja dalam keluarga TKDK yaitu 84,55 TKLK dan 15,45 TKDK. Biaya tenaga kerja terbesar pada usahatani bawang prei di desa penelitian adalah pada tahap kegiatan panen dan pascapanen yaitu 69,70 , menyusul pemeliharaan yaitu 21,25 , kemudian penyiapan lahan dan penanaman yaitu 9,05 . Adapun biaya yang dikeluarkan pada usahatani bawang prei untuk biaya tenaga kerja selama 1 musim tanam adalah Rp.8.792.833,00petani atau Rp.1.029.927,00rante. 3. Sarana produksi 3.1. Bibit Bibit adalah tanaman hasil perbanyakan penangkaran yang siap untuk ditanam, bisa berasal dari perbanyakan generatif bijibenih dan bisa berasal dari perbanyakan vegetatif cangkok, okulasi, setek. Bibit yang dipersiapkan untuk Universitas Sumatera Utara tanaman biasanya telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang baik. Bibit yang digunakan petani di desa penelitian umumnya bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif yaitu setek yang berasal dari usahatani bawang prei sebelumnya, sehingga biaya bibit pada usahatani bawang prei dapat ditekan sekecil mungkin, dengan catatan harga bibit diperkirakan Rp.8.000,00kg. Penggunaan dan biaya bibit rata-rata pada usahatani bawang prei di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12. Penggunaan dan Biaya Bibit Rata-rata pada Usahatani Bawang Prei Di Desa Penelitian Per Musim Tanam