5.2.5. Pengklasifikasian Kebutuhan Perawatan Mesin yang akan Dilakukan
Setelah mendapatkan beberapa solusi alternatif dari langkah di atas, maka tahap selanjutnya adlah pemilihan solusi alternatif yang dapat diterapkan di
perusahaan. Solusi yang dipilih adalah solusi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Berikut adalah solusi alternatif terpilih yang dapat dilakukan untuk
masing-masing peralatan.
Tabel 5.6. Penentuan Tindakan Kegiatan Perawatan No.
Peralatan Solusi Tindakan
Perawatan Spesifikasi Tindakan Perawatan
1. Bucket
Elevator SOCT
• Teknik inspeksi berdasarkan human sense
Run to Failure Komponen pada bucket elevator
dioperasikan sampai tidak dapat memenuhi fungsinya lagi.
2. Screw Feeder
SDT Untuk komponen yang siklus
hidupnya pendak dibuat jadwal penggantiannya.
Finding Failure Pemeriksaan secara periodik
SOCT • Conditioning monitoring technique
• Teknik inspeksi berdasarkan human sense
3. Soot Blower
SDT Untuk komponen yang siklus
hidupnya pendak dibuat jadwal penggantiannya
SOCT • Conditioning monitoring technique
• Teknik inspeksi berdasarkan human sense
Finding Failure Pemeriksaan secara periodik
4. FD Fan
SOCT • Conditioning monitoring technique
• Teknik inspeksi berdasarkan human sense
Run to Failure Komponen pada bucket elevator
dioperasikan sampai tidak dapat memenuhi fungsinya lagi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Penentuan Tindakan Kegiatan Perawatan Lanjutan No.
Peralatan Solusi Tindakan
Perawatan Spesifikasi Tindakan Perawatan
Finding Failure Pemeriksaan secara periodik
5. Fuel Transport
Fan SOCT
• Conditioning monitoring technique • Teknik inspeksi berdasarkan
human sense Run to failure
Komponen pada bucket elevator dioperasikan sampai tidak dapat
memenuhi fungsinya lagi
Finding Failure Pemeriksaan secara periodik
6. Feed water
Pump SOCT
• Conditioning monitoring technique • Teknik inspeksi berdasarkan
human sense SDT
Untuk komponen yang siklus hidupnya pendak dibuat jadwal
penggantiannya
Finding Failure Pemeriksaan secara periodik
Untuk kegiatan pemeriksaan secara periode dapat dilakukan dengan cara melaksanakan beberapa kegiatan pemeriksaan. Berikut daftar kegiatan
pemeriksaan peralatan dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Daftar Kegiatan Pemeriksaan Peralatan Peralatan
Harian Bulanan
Tahunan
Bucket Elevator Perhatikan ukuran
beban yang diangkut
Periksa pelumasan bearing, dan kondisi belt draft
Periksa keseluruhan
keadaan peralatan
Screw Feeder Perhatikan getaran
mesin, kecepatan screw
Periksa keadaan baut penghubung dan motor
penggerak Periksa
keseluruhan keadaan peralatan
Soot Blower Periksa
kecenderungan getaran, periksa
kelonggaran fondasi
Pelumasan dan penggantian bearing, pengencangan dan
penggantian belt, perbaikan dan penggantian motor serta
pembersihan fan Periksa
keseluruhan keadaan peralatan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Daftar Kegiatan Pemeriksaan Peralatan Lanjutan Peralatan
Harian Bulanan
Tahunan
Fuel Transport Fan
Periksa kecenderungan
getaran, periksa kelonggaran
fondasi Pelumasan dan penggantian
bearing, pengencangan dan penggantian belt, perbaikan
dan penggantian motor serta pembersihan fan
Periksa keseluruhan
keadaan peralatan
FD Fan Periksa
kecenderungan getaran, periksa
kelonggaran fondasi
Pelumasan dan penggantian bearing, pengencangan dan
penggantian belt, perbaikan dan penggantian motor serta
pembersihan fan Periksa
keseluruhan keadaan peralatan
Feed Water Pump
Periksa tekanan air yang keluar,
kapasitas dan power masukan
Pelumasan dan penggantian bearing, pengencangan dan
penggantian belt, perbaikan dan penggantian motor
Periksa keseluruhan
keadaan peralatan
Sedangkan untuk kegiatan SDT untuk perawatan srewfeedeer, soot blower dan feed water pump diaplikasikan dengan membuat jadwal penggantian yang
optimum. Berikut ini adalah perhitungan untuk mendapatkan jadwal penggantian komponen yang optimum.
5.2.5.1. Pengujian Distribusi Weibull
Pendekatan distribusi yang digunakan adalah distribusi weibull. Distribusi weibull terbagi atas dua yaitu weibull dua parameter dan weibull tiga parameter.
Uji kecocokan distribusi dilakukan untuk menentukan apakah sebaran data yang diamati telah sesuai dengan distribusi yang diharapkan. Pada penelitian ini uji
distribusi yang digunakan adalah uji Mann. Uji Mann berfungsi untuk menguji distribusi weibull. Dasar dari test adalah distribusi kumulatif dari contoh hasil
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pengamatan, diharapkan dapat mendekati distribusi yang sebenarnya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian distribusi weibull dua parameter.
a. Pengujian Distribusi Weibull Komponen Bearing pada Soot Blower Pengujian kecocokan distribusi data pada Tabel 5.4. untuk soot blower dengan
tingkat kepercayaan 95 dapat dilakukan dengan cara: 1. Tentukan hipotesis awal dan alternatif
Ho: Data berdistribusi weibull dua parameter Hi: Data tidak berdistribusi weibull dua parameter
2. Melakukan perhitumgan untuk mendapatkan nilai S
tes
Tabel 5.8. Uji Distribusi Weibull Dua Parameter Bearing pada Soot Blower
No. N
TTF Xi
Xi+1-Xi Mi tabel
Xi+1-XiMi Observasi
Bulan ti
1 14
0,40 -0,9163
0,3542 1,0288
0,3443 2
13 0,57
-0,5621 0,1616
0,5303 0,3048
3 4
0,67 -0,4005
0,0000 0,3653
0,0000 4
9 0,67
-0,4005 0,0000
0,2838 0,0000
5 12
0,67 -0,4005
0,0438 0,2359
0,1857 6
15 0,70
-0,3567 0,0420
0,2050 0,2047
7 11
0,73 -0,3147
0,2421 0,1840
1,3160 8
18 0,93
-0,0726 0,1021
0,1695 0,6025
9 10
1,03 0,0296
0,1528 0,1595
0,9578 10
17 1,20
0,1823 0,1325
0,1532 0,8648
11 7
1,37 0,3148
0,1105 12
6 1,53
0,4253 0,0633
13 3
1,63 0,4886
0,0420 14
8 1,70
0,5306 0,1625
15 1
2,00 0,6931
0,0000 16
2 2,00
0,6931 0,0344
17 5
2,07 0,7275
0,4874 18
16 3,37
1,2149 Total
1,8761 2,1312
3,3153 4,7805
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.8. diperoleh:
i = 182+1 = 10 Xi = ln t
Xi = ln 0,40 = -0,9163
S
tes
= 0,1809
3. Tentukan nilai S
tabel
Jumlah data n = 18 I = 182+1 =10
Tingkat kepercayaan = 95 Maka, S
tabel
= 0,71 4. Penarikan kesimpulan
S
tes
S
tabel
, maka H diterima. Data berdistribusi weibull dua parameter.
∑ ∑
− =
− +
=
− +
− +
=
1 1
1 1
2
1 1
r i
r r
i tes
Mi Xi
Xi Mi
Xi Xi
S
8648 ,
9578 ,
6025 ,
3160 ,
1 2047
, 1857
, 00000
0000 ,
3048 ,
0,3443 0,8648
+ +
+ +
+ +
+ +
+ =
tes
S
7805 ,
4 8648
, =
tes
S
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b. Pengujian Distribusi Weibull Komponen Baut Penghubung pada Screw Feeder dan Motor Listrik
Pengujian kecocokan distribusi data pada Tabel 5.4. untuk komponen baut penghubung pada screw feeder dan motor listrik dengan tingkat kepercayaan
95 dapat dilakukan dengan cara: 1. Tentukan hipotesis awal dan alternatif
Ho: Data berdistribusi weibull dua parameter Hi: Data tidak berdistribusi weibull dua parameter
2. Melakukan perhitumgan untuk mendapatkan nilai S
tes
Tabel 5.9. Uji Distribusi Weibull Dua Parameter Baut Penghubung pada Screwdan Motor Listrik
No. N
TTF Xi
Xi+1-Xi Mi tabel
Xi+1-XiMi Observasi
Bulan ti
1 6
0,53 -0,6349
0,2344 1,0441
0,2245 2
7 0,67
-0,4005 0,2141
0,5477 0,3910
3 4
0,83 -0,1863
0,1138 0,3853
0,2952 4
9 0,93
-0,0726 0,0726
0,3072 0,2362
5 5
1,00 0,0000
0,0677 0,2637
0,2566 6
8 1,07
0,0677 0,3378
0,2387 1,4152
7 3
1,50 0,4055
0,1427 0,2262
0,6307 8
10 1,73
0,5481 0,4451
9 11
2,70 0,9933
0,2393 10
12 3,43
1,2326 0,0676
11 1
3,67 1,3002
0,0162 12
2 3,73
1,3164 Total
4,5694 1,9513
3,0129 3,4494
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.9. diperoleh:
i = 122+1 = 7 Xi = ln t
Xi = ln 7 Xi = ln 0,53
= -0,6349
S
tes
= 0,1828
3. Tentukan nilai S
tabel
Jumlah data n = 12 I = 182+1 =7
Tingkat kepercayaan = 95 Maka, S
tabel
= 0,81 4. Penarikan kesimpulan
S
tes
S
tabel
, maka H diterima. Data berdistribusi weibull dua parameter.
∑ ∑
− =
− +
=
− +
− +
=
1 1
1 1
2
1 1
r i
r r
i tes
Mi Xi
Xi Mi
Xi Xi
S
6307 ,
4152 ,
1 2566
, 2362
, 2952
, 3910
, 2245
, 0,6307
+ +
+ +
+ +
=
tes
S
4494 ,
3 6307
, =
tes
S
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Pengujian Distribusi Weibull Komponen Seal pada Feed Water Pump Pengujian kecocokan distribusi data pada Tabel 5.4. untuk komponen baut
penghubung pada screw feeder dan motor listrik dengan tingkat kepercayaan 95 dapat dilakukan dengan cara:
1. Tentukan hipotesis awal dan alternatif Ho: Data berdistribusi weibull dua parameter
Hi: Data tidak berdistribusi weibull dua parameter 2. Melakukan perhitumgan untuk mendapatkan nilai S
tes
Tabel 5.10. Uji Distribusi Weibull Dua Parameter Seal pada Feed Water
Pump
No. N
TTF Xi
Xi+1-Xi Mi tabel Xi+1-XiMi Observasi
Bulan ti
1 8
1,30 0,2624
0,0741 1,0600
0,0699 2
6 1,40
0,3365 0,0488
0,5669 0,0861
3 7
1,47 0,3853
0,0400 0,4091
0,0978 4
4 1,53
0,4253 0,2166
0,3377 0,6414
5 3
1,90 0,6419
0,1143 0,3047
0,3750 6
5 2,13
0,7561 0,1721
0,2979 0,5777
7 9
2,53 0,9282
0,1121 8
2 2,83
1,0403 0,0347
9 1
2,93 1,0750
Total 5,8508
0,8126 2,9763
1,8478
Dari Tabel 5.10. diperoleh:
i = 92+1 = 5,5 ≈ 6
∑ ∑
− =
− +
=
− +
− +
=
1 1
1 1
2
1 1
r i
r r
i tes
Mi Xi
Xi Mi
Xi Xi
S
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Xi = ln t Xi = ln 1,30
= 0,2624
S
tes
= 0,3126 3. Tentukan nilai S
tabel
Jumlah data n = 9 I = 92+1 = 5,5
≈ 6 Tingkat kepercayaan = 95
Maka, S
tabel
= 0,75 4. Penarikan kesimpulan
S
tes
S
tabel
, maka H diterima. Data berdistribusi weibull dua parameter.
5.2.5.2. Penentuan Parameter Distribusi Weibull
Dalam distribusi weibull dua parameter terdapat parameter skala α dan β, untuk menaksir nilai parameter α dan β dilakukan perhitungan dengan cara regresi
linier Y = a + bt. Fungsi ini diperoleh dari pendekatan dengan menggunakan metode harga tengah atau median 50,
Rt = 1 – Ft 5777
, 3750
, 6414
, 0978
, 0861
, 0699
, 5777
, +
+ +
+ +
=
tes
S
8478 ,
1 5777
, =
tes
S
+ −
= n
i t
F
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Metode ini digunakan untuk menaksir keandalan yang berdistribusi weibull. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk penelitian yang memiliki
salah satu karakteristik sebagai berikut: 1. Ukuran sampel penelitian yang kecil
2. Data mengenai populasi penelitian yang kurang lengkap 3. Distribusi waktu antar kerusakan sampel penelitian tidak simetris
Dimana: Rt = nilai keandalan pada waktu t,
Ft = fungsi ketidakandalan pada waktu ke t,
n = banyaknya terjadinya kerusakan
i = nomor event ke i, i = 1,2,3...
t = waktu mulai dari awal sampai terjadinya kerusakan pertama
kali TTF.
a. Perhitungan Parameter Komponen Bearing pada Soot Blower Berikut akan disajikan perhitungan untuk menentukan parameter-
parameter untuk distribusi weibull komponen bearing pada soot blower. Untuk i = 1 dengan ti = 0,40 maka dapat dihitung:
F0,40 = 0,0380 4
. 3
, +
− =
n i
ti F
4 ,
18 3
, 1
40 ,
+ −
= F
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rt = 1 – Ft R0,70 = 1 – 0,0380
R0,70 = 0,9620
= -3,2497 Y = ln t
Y = ln 0,40 = -0,9163
Pada Tabel 5.11. berikut dapat dilihat rekapitulisasi perhitungan parameter weibull komponen bearing pada soot blower.
Tabel 5.11. Menentukan Parameter Weibull Bearing pada Soot Blower
No. TTF
Rank Ft
Rt Xi
Xi2 Yi
XiYi
1 2,00
0,40 0,0380
0,9620 -3,2497
10,5605 -0,9163
2,9777 2
2,00 0,57
0,0924 0,9076
-2,3336 5,4459
-0,5621 1,3118
3 1,63
0,67 0,1467
0,8533 -1,8408
3,3886 -0,4005
0,7372 4
0,67 0,67
0,2011 0,7989
-1,4939 2,2316
-0,4005 0,5983
5 2,07
0,67 0,2554
0,7446 -1,2209
1,4907 -0,4005
0,4890 6
1,53 0,70
0,3098 0,6902
-0,9922 0,9845
-0,3567 0,3539
7 1,37
0,73 0,3641
0,6359 -0,7924
0,6279 -0,3147
0,2494 8
1,70 0,93
0,4185 0,5815
-0,6123 0,3749
-0,0726 0,0444
9 0,67
1,03 0,4728
0,5272 -0,4459
0,1989 0,0296
-0,0132 10
1,03 1,20
0,5272 0,4728
-0,2890 0,0835
0,1823 -0,0527
11 0,73
1,37 0,5815
0,4185 -0,1380
0,0190 0,3148
-0,0434 12
0,67 1,53
0,6359 0,3641
0,0102 0,0001
0,4253 0,0043
13 0,57
1,63 0,6902
0,3098 0,1586
0,0252 0,4886
0,0775 1
ln ln
t R
X =
0,9620 1
ln ln
= X
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Menentukan Parameter Weibull Bearing pada Soot Blower
Lanjutan No.
TTF Rank
Ft Rt
Xi Xi2
Yi XiYi
14 0,40
1,70 0,7446
0,2554 0,3110
0,0967 0,5306
0,1650 15
0,70 2,00
0,7989 0,2011
0,4725 0,2233
0,6931 0,3275
16 3,37
2,00 0,8533
0,1467 0,6519
0,4249 0,6931
0,4518 17
1,20 2,07
0,9076 0,0924
0,8678 0,7531
0,7275 0,6314
18 0,93
3,37 0,9620
0,0380 1,1845
1,4030 1,2149
1,4391 Total
9,0000 9,0000
-9,7522 28,3323 1,8761
9,7489
Penentuan nilai keandalan dan parameter-parameter fungsi distribusi weibull berdasarkan interval waktu kerusakan TTF untuk komponen bearing
pada soot blower dapat dilihat pada Tabel 5.11. Nilai konstanta α dan β dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b = 0,4671
a = 0,3573 α = exp a
= exp 0,3573 = 1,4300
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
=
2 2
Xi Xi
n Yi
Xi XiYi
n b
2
7522 ,
9 3323
, 28
18 8761
, 1
7522 ,
9 7489
, 9
18 −
− −
− =
x x
x b
n Xi
b Yi
a
∑ ∑
− =
18 7522
, 9
4671 ,
8761 ,
1 −
− =
x a
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b. Perhitungan Parameter Komponen Baut Penghubung pada Screw Feeder dan Motor Listrik
Berikut akan disajikan perhitungan untuk menentukan parameter- parameter untuk distribusi weibull komponen baut penghubung pada screw feeder
dan motor listrik. Untuk i = 1 dengan ti = 0,53 maka dapat dihitung:
F0,53 = 0,0565
Rt = 1 – Ft R0,53 = 1 – 0,0565
R0,53 = 0,9435 b
1 =
β
1409 ,
2 0,4671
1 =
=
4 .
3 ,
+ −
= n
i ti
F
4 ,
12 3
, 1
53 ,
+ −
= F
1 ln
ln t
R X
=
0,9435 1
ln ln
= X
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
= -2,8455 Y = ln t
Y = ln 0,53 = -0,6349
Pada Tabel 5.12. berikut dapat dilihat rekapitulisasi perhitungan parameter weibull komponen baut penghubung pada screw feeder dan motor listrik.
Tabel 5.12. Menentukan Parameter Weibull Komponen Baut Penghubung pada
Screw Feeder dan Motor Listrik No.
TTF Rank
Ft Rt
Xi Xi2
Yi XiYi
1 3,67
0,53 0,0565
0,9435 -2,8455
8,0966
-0,6349 1,8065
2 3,73
0,67 0,1371
0,8629 -1,9142
3,6643
-0,4005 0,7666
3 1,50
0,83 0,2177
0,7823 -1,4042
1,9717
-0,1863 0,2616
4 0,83
0,93 0,2984
0,7016 -1,0374
1,0762
-0,0726 0,0753
5 1,00
1,00 0,3790
0,6210 -0,7413
0,5496
0,0000 0,0000
6 0,53
1,07 0,4597
0,5403 -0,4852
0,2354
0,0677 -0,0328
7 0,67
1,50 0,5403
0,4597 -0,2520
0,0635
0,4055 -0,1022
8 1,07
1,73 0,6210
0,3790 -0,0303
0,0009
0,5481 -0,0166
9 0,93
2,70 0,7016
0,2984 0,1901
0,0361
0,9933 0,1888
10 1,73
3,43 0,7823
0,2177 0,4216
0,1778
1,2326 0,5197
11 2,70
3,67 0,8629
0,1371 0,6867
0,4715
1,3002 0,8928
12 3,43
3,73 0,9435
0,0565 1,0558
1,1148
1,3164 1,3899
Total 6,0000
6,0000 -6,3559 17,4585
4,5694 5,7496
Penentuan nilai keandalan dan parameter-parameter fungsi distribusi weibull berdasarkan interval waktu kerusakan TTF untuk komponen bearing
pada soot blower dapat dilihat pada Tabel 5.12. Nilai k
onstanta α dan β dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
=
2 2
Xi Xi
n Yi
Xi XiYi
n b
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b = 0,5797
a = 0,6878 α = exp a
= exp 0,6878 = 1,9893
c. Perhitungan Parameter Komponen Seal pada Feed Water Pump Berikut akan disajikan perhitungan untuk menentukan parameter-
parameter untuk distribusi weibull komponen seal pada feed water pump. Untuk i = 1 dengan ti = 1,30 maka dapat dihitung:
2
3559 ,
6 4585
, 17
12 5694
, 4
3559 ,
6 7496
, 5
12 −
− −
− =
x x
x b
n Xi
b Yi
a
∑ ∑
− =
12 3559
, 6
5797 ,
5694 ,
4 −
− =
x a
b 1
= β
7250 ,
1 5797
, 1
= =
4 .
3 ,
+ −
= n
i ti
F
4 ,
9 3
, 1
30 ,
1 +
− =
F
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
F1,30 = 0,0745
Rt = 1 – Ft R1,30 = 1 – 0,0745
R1,30 = 0,9225
= - 2,5589 Y = ln t
Y = ln 1,30 = 0,2624
Pada Tabel 5.13. berikut dapat dilihat rekapitulisasi perhitungan parameter weibull komponen Seal pada Feed Water Pump.
Tabel 5.13. Menentukan Parameter Weibull Komponen Seal pada Feed
Water Pump No.
TTF Rank
Ft Rt
Xi Xi2
Yi XiYi
1 2,93
1,30 0,0745
0,9255 -2,5589
6,5482 0,2624
-0,6714
2 2,83
1,40 0,1809
0,8191 -1,6120
2,5985 0,3365
-0,5424
3 1,90
1,47 0,2872
0,7128 -1,0829
1,1727 0,3853
-0,4172
4 1,53
1,53 0,3936
0,6064 -0,6927
0,4798 0,4253
-0,2946
5 2,13
1,90 0,5000
0,5000 -0,3665
0,1343 0,6419
-0,2352
6 1,40
2,13 0,6064
0,3936 -0,0700
0,0049 0,7561
-0,0529
7 1,47
2,53 0,7128
0,2872 0,2211
0,0489 0,9282
0,2052
1 ln
ln t
R X
=
0,9225 1
ln ln
= X
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13. Menentukan Parameter Weibull Komponen Seal pada Feed
Water Pump Lanjutan No.
TTF Rank
Ft Rt
Xi Xi2
Yi XiYi
8 1,30
2,83 0,8191
0,1809 0,5365
0,2879 1,0403
0,5582 9
2,53 2,93
0,9255 0,0745
0,9545 0,9111
1,0750 1,0261
Total 4,5000
4,5000 -4,6709 12,1863
5,8508 -0,4243
Penentuan nilai keandalan dan parameter-parameter fungsi distribusi weibull berdasarkan interval waktu kerusakan TTF untuk komponen seal pada
feed water pump dapat dilihat pada Tabel 5.13. Nilai konstanta α dan β dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b = 0,2676
a = 0,7890 α = exp a
= exp 0,7890 = 2,2012
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
=
2 2
Xi Xi
n Yi
Xi XiYi
n b
2
6709 ,
4 1863
, 12
9 8508
, 5
6709 ,
4 4243
, 9
− −
− −
− =
x x
x b
n Xi
b Yi
a
∑ ∑
− =
9 6709
, 4
2676 ,
8508 ,
5 −
− =
x a
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5.2.5.3. Penentuan Konsep Keandalan
Penentuan konsep keandalan didasari sari distribusi weibull, dimana parameter distribusi ini yang digunakan untuk menentukan nilai dari konsep
keandalan.
Tabel 5.14. Konsep Keandalan dengan Distribusi Weibull Dua Parameter Konsep Keandalan
Parameter Weibull
Fungsi Kepadatan Probabilitas PDF
Fungsi Distribusi Kumulatif CDF
Fungsi Keandalan
Fungsi Laju Kegagalan Bearing pada Soot
Blower α = 1,4300
β = 2,1409
Baut penghubung Screwfeeder dan motor
listrik α = 1,9893
β = 1,7250
Seal pada Feed Water Pump
α = 2,2012 β = 3,7369
−
=
− β
β
α α
α β
t t
t f
exp
1
− −
=
β
α t
t f
exp 1
− =
β
α t
t R
exp
1 −
= =
β
α α
β t t
R t
f t
h b
1 =
β
7369 ,
3 2676
, 1
= =
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5.2.5.4.Penentuan Preventive Replacement Time
Waktu yang diperlukan untuk melakukan penggantian komponen karena terjadi kerusakan tidak sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
penggantian komponen karena kegiatan preventif. Data waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena kerusakan dan waktu penggantian
komponen karena kegiatan preventif dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Data Waktu yang Diperlukan untuk Penggantian Komponen karena Kerusakan dan Waktu Penggantian Komponen karena Kegiatan
Preventif
No. Komponen
Waktu yang Diperlukan untuk Penggantian
Komponen karena KerusakanTf
Waktu Penggantian Komponen karena
Kegiatan Preventif Tp
1. Bearing pada Soot Blower
0,30 hari 0,17 hari
2. Baut penghubung Screwfeeder
dengan motor listrik 0,145 hari
0,08 hari 3.
Seal pada Feed Water Pump 0,09 hari
0,063 hari
Sumber: PT. Smart, Tbk.
Berdasarkan hasil uji distribusi pola data waktu antar kerusakan setiap komponen berdistribusi weibull dua parameter. Dengan mensubstitusikan fungsi
kepadatan probabilitas p.d.f weibull.
Ke dalam persamaan
−
=
− β
β
α α
α β
t t
t f
exp
1
[ ]
∫ ∑
+ −
=
− −
+ =
1 1
1 1
i i
Tp i
dt t
f i
tp H
tp H
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Maka, dapat dihitung nilai harapan banyaknya kerusakan dengan persamaan
Kemudian dapat dihitung besarnya nilai Dtp dengan persamaan
Keterangan: Downtime akibat kegagalan = H tp x T
f
Downtime akibat pencegahan = T
p
Sehingga:
Keterangan: T
f
= waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena kerusakan T
p
= waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena tindakan preventif komponen belum rusak
tp + T
p
= panjang satu siklus
a. Penentuan Preventif Replacement Time untuk Komponen Bearing pada Soot Blower
Waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan preventif adalah 0,17 hari atau sama dengan 0,0057 bulan. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
perawatan karena terjadi failure adalah 0,30 hari atau sama dengan 0,0100 bulan.
− −
− −
+ =
∑
− =
β
α t
i tp
H tp
H
Tp i
exp 1
1 1
1
lus panjangsik
ahan ibatpenceg
Downtimeak lan
ibatkegaga Downtimeak
tp D
− =
p p
f
T tp
T T
tp H
tp D
+ +
=
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Maka dapat dihitung nilai harapan banyaknya yang terjadi Htp pada panjang siklus tertentu, yaitu sebagai berikut:
Htp pada tp =1
= 0,307 Selanjutnya dilakukan pula perhitungan Htp dari tp = 2 bulan.
Tabel 5.16. Nilai Htp pada Masing-masing Interval Waktu Kerusakan untuk Komponen
Bearing pada Soot Blower
No. tpBulan
Htp 1
1 0,307
2 2
0,990
Interval waktu perawatan preventif yang optimal untuk meminimumkan downtime da;pat ditemtukan dengan menghitung Dtp yang minimum.
Perhitungan Dtp dengan menggunakan parameter Htp adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dilakukan pula perituingan dari tp = 2 bulan
− −
+ =
β
α
1
exp 1
1 t
H tp
H
0057 .
0057 ,
0100 ,
+ +
= tp
tp H
tp D
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Total Downtime dari Beberapa Interval Waktu tp untuk Komponen
Bearing pada Soot Blower
No. tpBulan
Dtp 1
1 0,0080
2 2
0,0069
Berdasarkan hasil perhitungan Dtp dari masing-masing interval yang ada pada tabel di atas, maka dapat ditentukan interval perawatan yang optimal yaitu
pada tp = 2 bulan dengan total downtime 0.0069 jam.
b. Penentuan Preventif Replacement Time untuk Komponen Baut Penghubung pada Screw Feeder dan Motor Listrik
Waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan preventif adalah 0,08 hari atau sama dengan 0,0027 bulan. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
perawatan karena terjadi failure adalah 0,145 hari atau sama dengan 0,0048 bulan. Maka dapat dihitung nilai harapan banyaknya yang terjadi Htp pada panjang
siklus tertentu, yaitu sebagai berikut: Htp pada tp =1
= 0,15815 Selanjutnya dilakukan pula perhitungan Htp dari tp = 2 bulan sampai tp
= 5 bulan.
− −
+ =
β
α
1
exp 1
1 t
H tp
H
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18. Nilai Htp pada Masing-masing Interval Waktu Kerusakan untuk Komponen Baut Penghubung pada
Screw Feeder dan Motor Listrik
No. tpBulan
Htp 1
1 0,1582
2 2
0,5815 3
3 0,8945
4 4
0,9878 5
5 0,9994
Interval waktu perawatan preventif yang optimal untuk meminimumkan downtime da;pat ditemtukan dengan menghitung Dtp yang minimum.
Perhitungan Dtp dengan menggunakan parameter Htp adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dilakukan pula perituingan dari tp = 2 bulan sampai tp = 5 bulan.
Tabel 5.19. Total Downtime dari Beberapa Interval Waktu tp untuk Komponen Baut Penghubung pada
Screw Feeder dan Motor Listrik
No. tpBulan
Dtp 1
1 0,0032
2 2
0,0023 3
3 0,0019
4 4
0,0015 5
5 0,0012
Berdasarkan hasil perhitungan Dtp dari masing-masing interval yang ada pada tabel di atas, maka dapat ditentukan interval perawatan yang optimal yaitu
pada tp = 5 bulan dengan total downtime 0.0012 jam. 0027
. 0027
, 0048
, +
+ =
tp tp
H tp
D
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Penentuan Preventif Replacement Time untuk Komponen Seal pada Feed Water Pump
Waktu yang diperlukan untuk melakukan perawatan preventif adalah 0,063 hari atau sama dengan 0,0021 bulan. Sedangkan waktu yang diperlukan
untuk perawatan karena terjadi failure adalah 0,09 hari atau sama dengan 0,0030 bulan. Maka dapat dihitung nilai harapan banyaknya yang terjadi Htp pada
panjang siklus tertentu, yaitu sebagai berikut: Htp pada tp =1
= 0,016081 Selanjutnya dilakukan pula perhitungan Htp dari tp = 2 bulan sampai tp
= 3 bulan.
Tabel 5.20. Nilai Htp pada Masing-masing Interval Waktu Kerusakan untuk Komponen
Seal pada Feed Water Pump
No. tpBulan
Htp 1
1 0,016081
2 2
0,534236 3
3 0,999309
Interval waktu perawatan preventif yang optimal untuk meminimumkan downtime da;pat ditemtukan dengan menghitung Dtp yang minimum.
Perhitungan Dtp dengan menggunakan parameter Htp adalah sebagai berikut:
− −
+ =
β
α
1
exp 1
1 t
H tp
H
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya dilakukan pula perituingan dari tp = 2 bulan sampai tp = 3 bulan.
Tabel 5.21. Total Downtime dari Beberapa Interval Waktu tp untuk
Komponen Seal pada Feed Water Pump
No. tpBulan
Dtp 1
1 0,0003
2 2
0,0008 3
3 0,0010
Berdasarkan hasil perhitungan Dtp dari masing-masing interval yang ada pada tabel di atas, maka dapat ditentukan interval perawatan yang optimal yaitu
pada tp = 3 bulan dengan total downtime 0.0010 jam. Berdasarkan analisis di atas dapat ditentukan jadwal preventif replacement
time untuk ketiga komponen. Jadwal preventif replacement time untuk ketiga komponen dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Jadwal Preventive Replacement Time untuk Ketiga Komponen
No. Komponen
Jadwal Bulan Ke- 1
Bearing pada Soot Blower 2
2 Baut Penghubung pada Screw Feeder
dan Motor Listrik 5
3 Seal pada Feed Water Pump
3 0021
. 0021
, 0030
, +
+ =
tp tp
H tp
D
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Failure Mode and Effect Analysis FMEA
Berdasarkan pada FMEA yang dibuat untuk setiap peralatan yang dianggap kritis maka didapat bahwa komponen-komponen tersebut memiliki tipe
failure yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya. Untuk peralatan bucket elevator, screw feeder, ID fan dan FD fan memiliki konsekuensi kerusakan
terhadap sistem operasional mesin. Hal ini disebabkan apabila salah satu dari peralatan tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya, maka mesin boiler juga
tidak dapat menjalankan fungsinya. Sedangkan untuk peralatan feed water pump memiliki konsekuensi
kerusakan terhadap sistem operasional mesin dan keselamatan lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan jika feed water pump mengalami kerusakan maka mesin boiler
tidak dapat menjalankan fungsinya. Kerusakan feed water pump juga dapat menyebabkan boiler meledak apabila tidak cepat diketahui. Untuk peralatan soot
blower memilki konsekuensi kerusakan yang dapat membahayakan lingkungan yaitu berupa pencemaran udara.
Berdasarkan FMEA maka didapat nilai RPN dari masing-masing peralatan yaitu bucket elevator sebesar 96, screw feeder sebesar 200, soot blower sebesar
180, ID fan sebesar 120, FD fan sebesar 108 dan untuk feed water pump sebesar 180. Peralatan screw feeder memiliki RPN terbesar yang artinya peralatan ini
menjadi peralatan yang harus paling diperhatikan dalam kegiatan perawatan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara