Kawasan eKonoMi Khusus di China
68
TABEL 5.1. KINERJA EKSPoR DAN FDI DI 5 KAWASAN EKoNoMI KHUSUS DI CHINA
Sumber: Zeng 2011
dalam negeri dan impor, serta mendukung pembentukan modal. Sebagian besar output
ditujukan untuk ekspor ke pasar luar negeri; ini menggaris bawahi peran KEK sebagai bagian dari
strategi berorientasi ekspor yang sebelumnya telah banyak ditempuh oleh negara Asia lainnya
– Jepang sebagai yang pertama.
Pada tahun 1980, pemerintah China membuka empat wilayah KEK – yang meliputi
seluruh wilayah dari kota-kota Shenzhen, Zhuhai, dan Shantou di Provinsi Guangdong;
dan keempat di kota Xiamen di Provinsi Fujian. Mereka merupakan kota pesisir dan dipilih
karena kedekatannya dengan pusat perda- gangan utama di Asia Timur, yaitu Hong Kong,
Makau, dan Taiwan. Empat tahun kemudian, seluruh provinsi Hainan juga ditetapkan sebagai
KEK kelima. Di dalam wilayah-wilayah tersebut juga dibentuk kawasan-kawasan industri yang
menawarkan berbagai fasilitas.
Program ini dianggap cukup efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tabel 5.1.
memberikan gambaran mengenai kinerja ekspor dari kelima kawasan tersebut dan
nilai FDI yang berhasil ditarik ke KEK di China. Terlihat jelas perkembangan yang pesat baik
untuk kinerja ekspor maupun jumlah investasi yang ditanamkan. Di sini juga terlihat dari KEK
Shenzhen sebagai kawasan ekspor utama, sementara kawasan lainnya terlihat jauh di
bawah kinerja kota yang dekat dengan Hong Kong tersebut.
Kesuksesan tersebut mendorong pemerintah China untuk membuka berbagai kawasan
khusus lainnya dalam skala yang lebih kecil yang disebut dengan Kawasan Pengembangan
Ekonomi dan Teknologi Economic and Technological Development Zones
ETDZs. Pada awalnya kawasan ini masih dibangun di daerah
pesisir, tetapi pada tahun 1990an, pemerintah China mulai mencoba membuka berbagai ETDZ
tersebut di daerah pedalaman, dengan harapan untuk juga mengembangkan daerah tertinggal.
1978 1990
2000 2006
2007 2008
1978 1990
2000 2006
2007 2008
Ekspor dalam milyar dollar AS
Realisasi FDI dalam juta dollar AS Tahun Shenzhen Zhuhai Shantou Xiamen Hainan
0,01 8,15
34,65 135,96
168,54 163,78
5,48 389,94
1,961,45 3.268,47
3.662,17 3.929,58
0,01 0,49
3,65 14,84
18,48 19,73
na 69,1
815,18 824,22
1.028,83 1.138,49
0,25 0,84
2,60 3,48
3,91 3,28
1,61 98,09
165,61 139,60
171,62 -
0,08 0,78
5,88 20,51
25,56 26,97
- 72,37
1.031,50 954,61
1.272,00 1.955,63
- 0,47
0,80 1,38
1,84 -
0,10 100,55
430,80 748,78
1.120,00 -
69
KAWASAN EKONOMI KHUSUS DAN STRATEGIS DI INDONESIA
Untuk menjadikan KEK sebagai oasis untuk reformasi ekonomi, pemerintah China
memberikan berbagai kebijakan preferensial untuk
pengembangan kawasan-kawasan
tersebut. Kebijakan-kebijakan
tersebut termasuk pula insentif pajak seperti tax
holiday , keterbukaan lalu lintas devisa dan
leksibilitas bagi perusahaan luar negeri untuk mengirimkan hasil keuntungannya kembali ke
negara asal. Ini juga dilengkapi dengan berbagai insentif iskal lainnya seperti pembebasan bea
masuk untuk bahan baku dalam rangka ekspor, dibebaskannya pajak ekspor, bahkan juga
pemberian izin terbatas untuk menjual sebagai produk yang menerima fasilitas tersebut di
pasar domestik.
Selain insentif iskal, pengelola KEK juga diberikan otonomi kebijakan ekonomi serta
otoritas politik yang lebih banyak. Mereka diizinkan, misalnya, untuk mengembangkan
hukum dan peraturan kota, termasuk tarif dan struktur pajak daerah, juga untuk mengatur dan
mengelola sepenuhnya pembangunan di dalam zona ini. Mereka juga diizinkan untuk memberi
perlakuan khusus pada perusahaan asing dengan menawarkan harga tanah atau fasilitas
produksi yang lebih murah.
Satu hal yang penting dalam keberhasilan program
ini adalah
kebijakan untuk
pembentukan pasar tenaga kerja yang saat itu belum dikenal di dalam sistem perekonomian
China yang
berdasarkan komunisme.
Perusahaan yang beroperasi di dalam KEK diizinkan untuk membuat kontrak kerja
yang berlaku untuk batasan masa jabatan tertentu, juga untuk memberhentikan masa
kerja karyawan yang tidak mencapai kinerja yang ditentukan. Kebijakan tenaga kerja
yang diberlakukan juga memperbolehkan perusahaan menetapkan upah dan gaji sesuai
dengan situasi pasar tenaga kerja.
Setiap kawasan industri khusus, baik yang berada dalam wilayah KEK maupun yang berdiri
sendiri sebagai ETDZ dikelola oleh sebuah komite yang berisikan orang-orang yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah dan provinsi. Tugas dari komite tersebut di antaranya
adalah mengelola lahan, mengembangkan infrastruktur, dan melakukan perencanaan
wilayah. Selain itu komite juga bertanggung jawab atas berbagai layanan publik seperti
keamanan dan kebersihan, serta memastikan terciptanya hubungan industrial yang baik dan
menguntungkan bagi tenaga kerja dan investor.