reKoMendasi untuK Kesenjangan KeBijaKan

74 yang dapat menempatkan berbagai kebijakan tersebut dalam kerangka hukum dan aturan yang ada, terutama dalam jangka pendek. Dalam jangka menengah dan panjang, perlu dipikirkan untuk mengakomodasi kekhususan dari KEK dalam kebijakan ekonomi yang dirumuskan. Pembentukan pelayanan satu atap yang bukan hanya melayani perizinan investasi, tetapi juga yang terkait dengan operasional usaha dapat meningkatkan kinerja aktivitas ekonomi di KEK. Ini termasuk pula berbagai perizinan yang terkait dengan lalu lintas barang dan modal dengan pembentukan layanan satu atap, maupun pelayanan online. Ini dapat membantu bukan hanya lalu lintas barang internasional, tetapi juga antara kawasan khusus dengan wilayah lain di Indonesia. Pengalaman di berbagai negara lain menunjukkan pentingnya peran pengelola kawasan untuk tidak hanya menyediakan insentif-insentif tradisional, seperti fasilitas iskal, tetapi juga untuk memberikan fasilitas- fasilitas yang memudahkan investor, pertama- tama untuk mulai berinvestasi di dalam kawasan, dan kemudian membantu mereka dalam proses produksi dan lalu lintas barang keluar masuk. Fasilitas layanan terintegrasi di bawah satu atap, yang mencakup jasa logistik, lalu lintas barang keluar masuk melalui Bea Cukai, serta jasa pendukung lainnya untuk membantu investor dalam kawasan untuk berpartisipasi dalam pasar ekspor sangat dibutuhkan dan dapat menjadi nilai tambah yang besar dalam memasarkan KEK kepada calon investor. Investor sangat mementingkan lalu lintas keluar masuk barang di titik masuk dan keluar barang entry and exit points. Karena itu, perlu adanya kerjasama yang baik antara pengelola kawasan, Bea Cukai, serta KementerianLembaga KL terkait dalam menciptakan fasilitas layanan terintegrasi yang dapat memudahkan pelaku usaha dalam kawasan. Peran dan fasilitasi dari pemerintah daerah harus dapat dirumuskan dengan lebih seksama. Meskipun hingga saat ini inisiatif pembentukan KEK banyak yang datang dari pihak pemerintah daerah, komitmen dalam pelaksanaan KEK harus dapat ditingkatkan. Yang dikuatirkan adalah tidak berlanjutnya komitmen yang ada dikarenakan adanya penggantian kepala daerah yang menyebabkan digantinya berbagai pejabat yang berwenang di dalam Dewan Kawasan Provinsi. Untuk itu perlu dipikirkan mekanisme di mana pejabat di dalam Dewan Kawasan dapat menjadi pejabat tetap yang terlepas dari posisi mereka di pemerintahan daerah, selain dari peran administrator.

6.2. visi untuK Kawasan eKonoMi Khusus

Di samping permasalahan yang telah mengemuka terkait dengan kesenjangan kebijakan yang dijelaskan sebelumnya, program KEK juga dapat menjadi lebih efektif dengan memasukkan beberapa perspektif baru yang belum atau sedikit dijabarkan dalam kebijakan dan program saat ini. Gambar 6.1 menjabarkan secara singkat enam aspek utama dari program KEK. Tiga dari berbagai aspek tersebut, yaitu 1 kerangka kebijakan investasi yang menarik, 2 infrastruktur yang berkualitas, 3 insentif iskal, telah direncanakan untuk menjadi bagian dari program KEK yang berjalan. Tetapi tiga bagian lainnya, yaitu 4 fasilitasi perdagangan terintegrasi, 5 keterkaitan ke rantai nilai regional dan global, serta 6 pelayanan dan pengembangan bisnis untuk UKM, belum atau kurang mendapat perhatian. 75 KAWASAN EKONOMI KHUSUS DAN STRATEGIS DI INDONESIA

6.2.1. Fasilitas Perdagangan yang terintegrasi

Fasilitasi perdagangan yang terintegrasi merupakan elemen kunci yang harus dibangun agar KEK dapat berperan untuk meningkatkan kinerja ekspor dan industri Indonesia. Fasilitasi perdagangan yang terintegrasi mencakup hal yang lebih luas daripada sekedar pemberian fasilitas bea masuk. Salah satu aspek penting adalah prosedur ekspor dan impor yang terintegrasi. Peningkatan kemampuan fasilitas National Single Window NSw untuk perdagangan internasional di daerah KEK dapat menjadi langkah awal pembangunan fasilitasi perdagangan yang terintegrasi. Saat ini NSW, yang berlaku di seluruh Indonesia, masih belum mampu menghasilkan prosedur perdagangan yang mudah, cepat, eisien dan terintegrasi. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan NSW di wilayah KEK. Pertama adalah kemampuan teknikal dan infrastruktur yang mampu memberikan layanan secara online dan terpadu, yang mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan. Kedua adalah kerangka regulasi dan kelembagaan yang memungkinkan adanya pengalihan otoritas untuk seluruh lembaga yang terkait. Ini juga harus memungkinkan adanya pengolahan permohonan perdagangan secara terintegrasi dibawah koordinasi satu lembaga. fasilitasi perdagangan yang terintegrasi juga harus mencakup kemampuan logistik yang tinggi. Di sini lokasi wilayah yang dekat dengan infrastruktur logistik menjadi sangat penting, apalagi jika berada di wilayah pelabuhan laut, dimana lalu lintas perdagangan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal. Selain infrastruktur, pelayanan logistik yang baik juga harus tersedia dan dapat diperoleh di dalam kawasan, sebagai bagian terpadu pelayanan yang diberikan oleh pengelola. Selain itu, KEK juga dapat menyediakan berbagai kebutuhan fasilitas yang memungkinkan mereka untuk dapat memenuhi persyaratan produk yang berlaku di pasar ekspor mereka. Ini misalnya termasuk fasilitas laboratorium bersertiikat untuk memenuhi aturan standard and conformance GAMBAR 6.1. ENAM ASPEK UTAMA DALAM PENGEMBANGAN KEK Sumber: olahan penulis Kerangka kebijakan investasi yang menarik fasilitasi perdagangan terintegrasi Keterkaitan ke rantai nilai regional dan global Pelayanan pengembangan bisnis untuk uKM Infrastruktur yang berkualitas aspek utama dalam Pengembangan KEK Insentif iskal