193
characterization Daryanto dan Bintoro, 2014: 71-75. Akan tetapi tidak semua taksonomi tersebut digunakan
dalam penelitian ini. Sesuai dengan program IHT SD Muhammadiyah Plus Salatiga pada tahun ajaran
20132014 maka aspek kognitif terdiri dari dua taksonomi, yaitu pengetahuan dan aplikasi, aspek
afektif terdiri dari dua taksonomi, yaitu valuing dan characterization, serta aspek psikomotor terdiri dari
empat taksonomi, yaitu imitasi, persisi, artikulasi, dan naturalisasi. Ketiga aspek tersebut perlu ditingkatkan
agar para peserta memiliki kompetensi yang lebih bermutu sehingga dapat mencapai tujuan organisasi
tempatnya bekerja
secara efektif
dan efisien.
Kompetensi perlu ditingkatkan agar relevan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan zaman.
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Program Pelatihan
Suatu program dilaksanakan tentunya dengan berbagai tujuan tertentu. Akan tetapi pelaksanaan
suatu program tidak selamanya berhasil. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
suatu program agar berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: tujuan, instruktur, materi, metode,
peserta, pembagian waktu, lingkungan, dan media Rivai dan Murni, 2012: 12; Basri dan Rusdiana, 2015:
38-41.
194
Rivai dan Murni serta Basri dan Rusdiana sependapat bahwa tujuan, instruktur, materi, dan
metode dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program pelatihan. Selain keempat faktor tersebut para
ahli menambahkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi program pelatihan. Rivai dan Murni
menambahkan peserta dan lingkungan sebagai faktor yang
mempengaruhi pelatihan.
Adapun Basri
berpendapat bahwa media juga menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan program.
Merujuk pada pendapat yang telah dikemukakan para ahli, maka dalam penelitian ini digunakan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelatihan, yaitu: tujuan, instruktur, materi, metode, peserta,
pembagian waktu, lingkungan, dan media. Selain itu, sesuai dengan evaluasi dalam penelitian ini maka perlu
diperhatikan beberapa faktor lain, yaitu pembagian waktu dalam satu materi, fasilitas, biaya, administrator
atau panitia, spesialis pendidikan, keluarga dan komunitas Hammond, 1968:2-6.
Suatu program pelatihan perlu memperhatikan tujuan karena tujuan merupakan suatu target yang
ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut. Tujuan merupakan salah satu faktor penting dalam
program pelatihan karena tujuan menjadi acuan dalam menyusun perencanaan sehingga program pelatihan
dapat dilaksanakan secara terarah. Pada penelitian ini
195
tujuan yang dimaksudkan merupakan tujuan khusus program IHT, yaitu meningkatkan kompetensi yang
meliputi pengetahuan kognitif, sikap afektif dan keterampilan psikomotor.
Hal ini sejalan dengan pendapat Basri dan Rusdiana 2015: 39 bahwa
rumusan tujuan harus bersifat komprehensif yang artinya
harus mengandung
aspek pengetahuan
kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor. Selain tujuan, faktor lain yang perlu diperhatikan
adalah instruktur. Instruktur diibaratkan sebagai guru dalam pelatihan, oleh karena itu jika instrukturnya
kompeten maka besar kemungkinan dapat mengubah peserta pelatihan menjadi kompeten, begitu pun
sebaliknya. Hammond 1968: 6 mengemukakan bahwa terdapat beberapa kualifikasi yang perlu diperhatikan
dari instruktur, diantaranya adalah latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam pekerjaan. Selain
itu berhasil atau tidaknya penyampaian materi juga dipengaruhi oleh penguasaan materi dari instruktur,
kejelasan penyampaian
materi dan
memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang masih belum dimengerti. Selain instruktur, peserta juga menjadi salah satu
faktor keberhasilan pelatihan itu sendiri. Hal-hal seperti motivasi, dan data pribadinya seperti usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, lama masa kerja dan kelas yang diampu perlu diidentifikasi untuk
196
mengetahui kontribusinya
terhadap keberhasilan
pelatihan Hammond, 1968: 6. Materi
pelatihan pun
perlu dicari
tahu relevansinya dengan tujuan pelatihan. Jika materi yang
diberikan dalam pelatihan tidak relevan dengan tujuan maka sudah pasti tujuan pelatihan tidak dapat tercapai
dengan baik. Materi merupakan keseluruhan topik yang dibahas dalam pelatihan. Basri dan Rusdiana 2015:
39 mengemukakan bahwa rumusan materi harus tersusun sesuai tiga prinsip, yaitu: a sesuai dengan
tingkat kemampuan dan latar belakang peserta pelatihan; b dipilih secara cermat dan diorganisasi
dengan mempertimbangkan aspek kebermanfaatan bagi peserta; c harus bermanfaat bagi peserta pelatihan
atau dengan kata lain sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan.
Selain materi, metode penyampaian pun perlu diperhatikan, karena adakalanya dalam penyampaian
materi tidak hanya diberi penjelasan secara verbal saja, tetapi juga perlu media audiovisual ataupun perlu
dipraktekkan secara langsung. Oleh karena itu metode perlu dipilih dan disesuaikan dengan jenis pelatihan,
sasaran pelatihan, usia peserta, pendidikan dan pengalaman peserta, dan tersedianya instruktur yang
cakap Basri dan Rusdiana 2015: 39. Selain itu, Hammond juga berpendapat bahwa metode dibagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu: aktivitas mengajar, tipe
197
interaksi dan penggunaan teori belajar mengajar dalam pelatihan. Aktivitas mengajar merupakan jenis metode
penyampaian materi seperti ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan lain sebagainya. Adapun tipe interaksi
digunakan untuk mengidentifikasi interaksi partisipan. Sedangkan Hammond, 1968: 4-5.
Organisasi oleh
Hammond 1968:
2 dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: waktu dan
ruang. Waktu meliputi durasi waktu yang digunakan untuk pelatihan, dan jadwal pengurutan materi dari
yang mudah ke sulit. Ruang meliputi tingkatan atau level peserta, serta kesesuaian materi terhadap level
peserta. Fasilitas menurut Hammond 1968: 5 juga
memiliki pengaruh
yang dapat
menentukan keberhasilan pelatihan. Fasilitas tersebut meliputi
ruang pelatihan,
media yang
digunakan dalam
penyampaian materi, dan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan untuk mendukung program pelatihan.
Media merupakan alat peraga yang digunakan untuk membantu penyajian, seperti media cetak, gambar,
audio, audiovisual, serta proyeksi dan non-proyeksi. Basri dan Rusdiana 2015: 40
Biaya juga menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program pelatihan. Tanpa
adanya biaya, maka suatu program tidak akan bisa berjalan. Oleh karena itu Hammond 1968: 5
198
mengemukakan perlunya mengetahui biaya yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan
program pelatihan.
2.3. In House Training