208
tampak dari hasil output danatau dampaknya outcome pada siswa.
2.5. Model Evaluasi Three Dimensional Cube
Pada dasarnya dalam penelitian evaluasi terdapat bermacam-macam model yang dapat digunakan. Model-
model tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam beberapa
pendekatan. Fitzpatrick
2012: 123
mengklasifikasikan model-model tersebut ke dalam empat pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan berorientasi pada kualitas program
atau produk yang didasarkan pada fokus evaluator untuk menilai atau memutuskan
kualitas program yang dievaluasi. Contohnya expertise-oriented dan consumer-oriented.
b. Pendekatan berorientasi pada karakteristik
program yang
berfokus pada
karakteristik program, yaitu: tujuan, standar yang telah
didesain, atau teori yang mendasari suatu program. Contohnya goal-based, standard-based,
dan theory-based evaluation. c.
Pendekatan berorientasi pada keputusan yang berfokus pada peran evaluasi dalam menyediakan
informasi untuk meningkatkan kualitas dari keputusan
yang dibuat
oleh stakeholder
209
organisasi. Contohnya CIPP dan Utilization- fokused Evaluation.
d. Pendekatan
berorientasi pada
partisipasi stakeholder yang meliputi Responsive-evaluation,
Practical Participatory Evaluation, Developmental Evaluation,
Empowerment Evaluation,
dan democratically oriented approaches.
Pada penelitian evaluasi program pelatihan In House Training IHT SD Muhammadiyah Plus Salatiga
ini diperlukan model evaluasi yang sesuai atau cocok. Oleh karena itu digunakan evaluasi dengan pendekatan
Goal Based pengembangan Robert L. Hammond yang dikenal dengan model evaluasi Three Dimensional Cube.
Salah satu hal yang mendasari digunakannya Model evaluasi Three Dimensional Cube ini adalah dasar
pemikiran mengenai pendekatan sistematik untuk mengevaluasi
efektivitas suatu
program dalam
mencapai tujuan. Pada umumnya program dikatakan efektif jika ditemukan bukti antusiasme guru dan
siswa. Sebaliknya suatu program dikatakan tidak efektif jika ditemukan bukti kurangnya antusiasme guru dan
siswa dalam menjalankan suatu program. Namun cara tersebut dinilai tidak cukup kuat untuk menentukan
efektivitas program. Oleh karena itu Hammond mengembangkan suatu model evaluasi yang sistematis
untuk menilai efektivitas suatu program Hammond, 1968:1.
210
Hammond berpendapat bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu program ditentukan oleh interaksi
komponen-komponen dalam pendidikan. Komponen- komponen yang mempengaruhi program tersebut
selanjutnya dikelompokkan dalam struktur tiga dimensi seperti pada gambar 1. Interaksi antar variabel dari
masing-masing dimensi
menghasilkan kombinasi
variabel dan digambarkan sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi program. Hammond,
1968: 1-9.
Gambar 1 Struktur Evaluasi Kubus Tiga Dimensi Hammond
Berdasarkan gambar 1 tampak bahwa terdapat tiga variabel pada kubus tiga dimensi Hammond, yaitu:
dimensi Instructional, dimensi Institutional, dan dimensi behavior. Adapun penjelasan pada masing-masing
dimensi yang digunakan dalam evaluasi program IHT ini antara lain:
211
1. Dimensi Instructional
Dimensi ini menggambarkan suatu program dari lima variabel. Lima variabel dalam dimensi
instructional tersebut, yaitu variabel organisasi, konten, metodologi, fasilitas, dan biaya Hammond,
1968: 2-6. Adapun kategori dari kelima variabel yang telah disesuaikan dengan penelitian ini antara
lain: a organisasi meliputi kesesuaian materi pelatihan terhadap level peserta, pengurutan materi
dari mudah ke sulit, dan durasi waktu dalam satu materi; b materi atau konten berisi topik-topik yang
diberikan dalam pelatihan, dan kesesuaian topik dengan tujuan pelatihan; c metodologi meliputi
aktivitas mengajar pemilihan dan kesesuaian metode penyampaian materi, tipe interaksi, dan
prinsip-prinsip pembelajaran atau teori belajar yang digunakan dalam pelatihan; d fasilitas meliputi
pelayanan dan fasilitas yang diperlukan dalam pelatihan ruang pelatihan, media dll; dan e biaya
yang meliputi penggunaan biaya untuk pelatihan. 2.
Dimensi Institutional Dimensi Institutional terdiri dari variabel siswa,
guru, administrator, spesialis pendidikan, keluarga dan komunitas Hammond, 1968: 6-8. Program yang
diselenggarakan dipengaruhi oleh kualitas dari individu-individu yang terlibat di dalamnya. Ada
212
beberapa karakteristik yang perlu diidentifikasi dari individu yang terlibat dalam program. Pada kategori
siswa atau peserta pelatihan perlu diidentifikasi usia, jenis kelamin, prestasi, serta minat atau
motivasi. Kategori
guru atau
pemateri perlu
diidentifikasi latar
belakang pendidikan,
dan pengalaman kerja. Kategori panitia perlu diketahui
pemilihan dan kualifikasinya. Kategori spesialis pendidikan perlu diketahui keterlibatannya dalam
pelatihan. Terakhir,
kategori keluarga
dan komunitas perlu dicari tahu mengenai bentuk
dukungannya terhadap
keberhasilan program
pelatihan. 3.
Dimensi behavior Hammond 1968: 8-9 mengemukakan bahwa
terdapat tiga variabel dalam dimensi behavior, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini
ketiga vatiabel tersebut disesuaikan dengan materi yang disampaikan dalam IHT, sehingga dapat
dijabarkan sebagai berikut: a variabel kognitif yang dibatasi dalam dua tingkatan, yaitu menambah
pengetahuan dan wawasan dan mengaplikasikan pengetahuan dari materi yang disampaikan dalam
IHT; b variabel kedua adalah variabel afektif yang meliputi sikap guru dalam mendukung visi sekolah,
peningkatan minat mengajar, peningkatan ketertiban
213
dalam melaksanakan ibadah, dan penyesuaian diri dalam organisasi; dan c variabel psikomotor yang
meliputi kemampuan memberi penilaian hasil belajar siswa
sesuai K-13,
kemampuan melakukan
diversifikasi model
dan metode
pembelajaran, kemampuan membuat inovasi teknologi dalam
pembelajaran, penggunaan
bahan ajar
yang bervariasi,
merencanakan pengembangan
karir akademik berbasis prestasi, penggunaan Bahasa
Arab dan Bahasa Inggris, meningkatkan praktek religiusitas, serta peningkatan prestasi guru.
Untuk mengevaluasi program dengan model Hammond diperlukan langkah-langkah tertentu. Ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam model evaluasi Pengembangan Hammond. Hammond 1968: 9-
12 menetapkan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. menentukan satu bidang area atau fokus yang akan
dievaluasi. 2.
Menjelaskan variabel deskriptif dalam dimensi instructional dan Institutional.
3. Menetapkan tujuan ke dalam dimensi behavior,
dengan cara: menentukan perubahan perilaku yang ingin dicapai dalam tujuan program, menyatakan
kondisi dari
perilaku yang
diharapkan, dan
mendeskripsikan bagaimana
cara siswa
mencapainya.
214
4. Menilai behaviorperilaku yang telah dideskripsikan
dalam tujuan. 5.
Menganalisis hasil dari faktor-faktor dan hubungan antar faktor untuk mendapatkan kesimpulan yang
berdasar pada perilaku aktual.
2.6. Kajian Penelitian yang Relevan