Lingkungan Sosial Lingkungan Nonsosial

pelajaran tersebut, sehingga enggan untuk belajar. Akibatnya, anak cenderung berprestasi rendah. Namun, jika proses belajar dan bahan pelajaran dapat menarik minat anak, maka bahan pelajaran akan lebih mudah dipelajari dan disimpan. Hal ini cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi Dalyono, 2009; Slameto, 2010. 5. Motivasi Anak Motivasi adalah keadaan jiwa individu yang mendorong untuk melakukan sesuatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan Mustaqim, 2012. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan dari dalam diri anak yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang lebih signifikan bagi anak karena lebih murni dan tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan dari luar individu anak, misal: orang tua, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat, yang juga dapat mendorong anak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi ekstrinsik dapat berupa pujian, hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, teladan orang tua, guru, dan sebagainya. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan belajar dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, atau semangat. Sedangkan, seseorang yang belajar dengan motivasi lemah akan malas belajar, bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran Dalyono, 2009; Syah, 2009.

2.2.2.2. Faktor Eksternal Anak

Faktor eksternal anak terdiri dari dua, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial Syah, 2009.

2.2.2.2.1. Lingkungan Sosial

Universitas Sumatera Utara Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang anak Syah, 2009. Proses belajar mengajar terjadi di antara guru dan anak dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi, cara belajar anak dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Jika terbentuk relasi yang baik di antara guru dan anak, anak akan menyukai guru dan mata pelajaran yang diberikan, sehingga anak berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Selain relasi guru dengan anak, menciptakan relasi yang baik antar anak juga diperlukan agar terbentuk pengaruh yang positif dalam proses belajar anak-anak Slameto, 2010. Masyarakat, tetangga, serta teman-teman sepermainan di sekitar tempat tingga anak tersebut juga merupakan lingkungan sosial Syah, 2009. Bila keadaan masyarakat di sekitar tempat tinggal anak terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama bersekolah tinggi dan bermoral baik, anak akan terdorong untuk lebih giat belajar. Tetapi, bila anak tinggal di lingkungan dengan jumlah kenakalan anak dan pengangguran tinggi, semangat anak untuk belajar menjadi rendah Dalyono, 2009. Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga anak Syah, 2009. Tingkat pendidikan, penghasilan, perhatian, bimbingan, dan keharmonisan orang tua dengan anak turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak Dalyono, 2009.

2.2.2.2.2. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah fisik dan lokasi gedung sekolah, lokasi rumah tempat tinggal keluarga anak, alat-alat belajar, cuaca, serta waktu belajar yang digunakan anak Slameto, 2010. Ruang kelas harus memadai bagi setiap anak agar proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik. Rumah yang sempit, berantakan, terlalu padat, dan tanpa sarana umum untuk kegiatan anak-anak akan mendorong anak untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya dikunjungi Syah, 2009; Slameto, 2010. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar Universitas Sumatera Utara penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada anak, sehingga anak akan lebih giat dan berkembang dalam proses belajar Slameto, 2010. Waktu belajar juga mempengaruhi proses dan prestasi belajar anak. Setiap anak memiliki perbedaan waktu dan rasa siap untuk belajar. Ada anak yang siap belajar di pagi hari, tetapi ada juga yang siap pada sore hari atau tengah malam Syah, 2009.

2.2.2.3. Faktor Pendekatan Belajar