STH yang paling sering ditemui di dunia meliputi Ascaris lumbricoides cacing gelang atau roundworm, Trichuris trichiura cacing cambuk atau
whipworm , Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale cacing tambang
atau hookworm Hotez et al., 2006. Infeksi oleh keempat nematoda usus ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan telur cacing atau larva pada feses manusia
Supali, Margono, dan Abidin, 2009; Maguire, 2010a; WHO, 2012b. Pemeriksaan kopromikroskopik terdiri dari berbagai metode, di antaranya teknik
Kato-Katz, metode konsentrasi eter, ataupun metode FLOTAC Knopp et al., 2008; Glinz et al., 2010; Fürst et al., 2012. Saat ini, teknik Kato-Katz merupakan
metode kopromikroskopik yang dipergunakan secara luas dalam survei epidemiologi terhadap infeksi cacing yang terdapat di dalam usus manusia
intestinal helminth Glinz et al., 2010; WHO, 2012b. Teknik ini dipilih karena mudah, murah, dan mempergunakan sistem yang dapat mengelompokkan
intensitas infeksi menjadi beberapa kelas berbeda berdasarkan perhitungan telur cacing Glinz et al., 2010.
Biasanya, anak-anak di usia sekolah yang terinfeksi dengan STH mengalami penurunan kesehatan fisik dan intelektual yang dikarenakan oleh
malnutrisi, di mana cacing tersebut mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, dan zat besi Lobato et al., 2012 dan
Departemen Kesehatan RI, 2006. Infeksi STH juga diperkirakan berdampak negatif terhadap kemampuan kognitif, mempengaruhi prestasi belajar di sekolah,
dan akan mempengaruhi produktivitas ekonomi masa depan Scolari et al., 2000; Bethony et al., 2006; Müller et al., 2011.
Berdasarkan pemaparan dan data-data yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara infeksi Soil
Transmitted Helminths STH dengan prestasi belajar pada anak.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara infeksi Soil Transmitted Helminths dengan prestasi belajar anak?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara infeksi Soil Transmitted Helminths dengan prestasi belajar anak.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui karakteristik seluruh subjek penelitian. 2.
Untuk mengetahui distribusi anak yang menderita Soil Transmitted Helminths
. 3.
Untuk mengetahui distribusi prestasi belajar anak.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1.
Pihak sekolah, orang tua anak, dan anak-anak menyadari dampak dari infeksi Soil Transmitted Helminths, terutama terhadap prestasi
belajar anak. 2.
Institusi pelayanan kesehatan, seperti: Puskesmas dan UKS, meningkatkan kesadaran dalam pencegahan dan penatalaksanaan
infeksi Soil Transmitted Helminths. 3.
Masyarakat mengetahui mengenai infeksi Soil Transmitted Helminths
dan dapat mencegah terjadinya infeksi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi tentang
infeksi Soil Transmitted Helminths. 5.
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang infeksi Soil Transmitted Helminths,
terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi Soil Transmitted Helminths STH
2.1.1. Epidemiologi
Infeksi Soil Transmitted Helminths STH
Soil Transmitted Helminths STH adalah suatu kelompok parasit nematoda yang
menyebabkan infeksi pada manusia melalui kontak dengan telur parasit atau larva yang berkembang di dalam tanah yang hangat dan lembab pada negara-negara
tropis dan subtropis di dunia Bethony et al., 2006. STH bersifat endemis pada
keenam area WHO dan mempengaruhi lebih dari 2 milyar orang di seluruh dunia. Dari seluruh anak-anak yang membutuhkan penatalaksanaan, tiga perempat
terdapat di negara-negara area Asia Tenggara dan Afrika, sekitar seperempat terdapat di area Pasifik Barat, Mediterania Timur, dan Amerika. Hanya 4 juta
anak-anak atau kurang dari 1 terdapat di negara-negara area Eropa WHO, 2012a. STH yang paling sering ditemui di dunia meliputi Ascaris lumbricoides
cacing gelang atau roundworm, Trichuris trichiura cacing cambuk atau whipworm
, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale cacing tambang atau hookworm Hotez et al., 2006.
Ascaris lumbricoides
dan Trichuris trichiura diperkirakan menginfeksi masing-masing 1,3 milyar orang di seluruh dunia. Secara geografis, insidensi
infeksi parasit ini bervariasi. Prevalensi infeksi Ascaris lumbricoides yang tinggi terdapat di Cina dan Asia Tenggara. Pada negara-negara di Asia Tengah,
askariasis terutama terdapat di daerah lembab. Sekitar 45 terdapat di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di Eropa, angka infeksi Ascaris lumbricoides
umumnya rendah. Infeksi Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale, dan Necator americanus
umumnya terdapat di negara-negara dengan daerah tropis dan subtropis. Distribusi infeksi Trichuris trichiura terjadi seiring dengan penyebaran
Ascaris lumbricoides . Sedangkan distribusi infeksi Ancylostoma duodenale
Universitas Sumatera Utara