Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat banyaknya pedagang UKM Usaha Kecil Menengah dengan berbagai macam dagangan yang berbeda
antara satu pedagang dengan pedagang yang lain. Cara pedagang usaha kecil itu memasarkan usahanya pada umumnya memiliki startegi bervariasi dengan usaha
besar, yakni harganya yang lebih murah dibandingkan di toko lain. Pasar Horas merupakan salah satu tempat UKM Usaha Kecil
Menengah yang berada di jantung kota Pematangsiantar. Menurut Siahaan, pedagang yang berjualan dilingkungan Pasar Horas rata-rata mempunyai tenaga
kerja sebanyak 1 satu sampai 3 tiga orang yang sebagian besar berasal dari keluarganya sendiri, teman ataupun tetangga mereka.
Pasar Horas termasuk usaha mikro, apabila dilihat dari ciri-ciri dan pengertiannya. Akan tetapi, karena pengertian yang masih tumpang tindih antara
usaha mikro dengan usaha kecil, maka usaha mikro dimasukkan kedalam kategori usaha kecil. www.smeru.or.idnewslet microbssinesses.2004
Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT”.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai judul yang digunakan peneliti, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah faktor modal, peluang,
pendidikan, emosional, dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai usaha kecil pada Pasar Horas, Pematangsiantar?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1 Mengetahuai faktor–faktor yang mendorong seseorang untuk
membuka usaha kecil. 2
Mengetahuai dasar–dasar pertimbangan yang digunakan wirausahawan dalam menentukan jenis usaha yang akan digeluti.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1 Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para
wirausahawan dalam membuka usaha kecil dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana
pentingnya alasan mendirikan usaha 1.
Sebagai sumbangan pemikiran akademis, khususnya dalam manajemen usaha kecil di Pasar horas Pematangsiantar.
2. Menambah dan memperluas wawasan peneliti sehinggan dapat
menambah cakrawala pemikiran dalam bidang pembukaan usaha baru, khususnya dalam bisnis kecil dan menengah.
3. Sebagai bahan referensi bagi pihak lain terutama bagi para
mahasiswa.
1.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara
Universitas Sumatera Utara
Memulai usaha kecil logis diterangkan, dikembang dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur Kuncoro 2003:44
Menurut Pandji 2002:234 memulai usaha adalah suatu langkah untuk menjalankan semua rencana usaha, baik rencana yang akan dijalankan itu untuk
usaha besar ataupun untuk usaha kecil. Maka dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan
variabel yang akan diteliti, yaitu, modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman sebagai X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
dan memulai usaha kecil sebagai Y
Gambar 1.1 Kerangka konseptual
Sumber: Pandji, 2002, dan Longenecker, 2000 yang diolah penulis. Kegiatan memulai usaha kecil tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa
adanya faktor-faktor pendukungnya. Jadi faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah a. Modal b. Peluang c.
Pendidikan d. Emosional e. Pengalaman .
Faktor –faktor yang mendorong wirausahawan
a. Modal
b. Peluang
c. Pendidikan
d. Emosional
e. Pengalaman
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang – Undang tentang usaha kecil No. 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi
kriteria sebagai berikut: 1.
Memiliki kekayaan aset bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
2. Memiliki hasil penjualan tahunan omset paling banyak 1 Miliar
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun langsung dengan usaha besar maupun usaha menengah, berbentuk
badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum Iwantono, 2002:4
Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai aset neto tidak termasuk tanah dan
bangunan tidak melebihi Rp 200 juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak
langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperassi dan
UKM, kelompok usaha kecil termasuk didalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisonal
dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadah hukum dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan menurut BPS
Biro Pusat Statistik 2005, usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 lima orang dan paling banyak 19 sembilan belas orang
termasuk pengusaha.
2.1.2 Ciri – Ciri Usaha Kecil
Menurut istilah umum ketenagakerjaan http:www.usaha kecil menengah ciri–ciri industri berskala kecil adalah:
a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya
sekaligus menjadi pimpinan single ownership and management b.
Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.
c. Tidak mampu menyediakan jaminan collateral yang berguna
untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan. d.
Adminstrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.
Menurut Hutasuhut dalam www.smeru.or.id ciri–ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.
c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil
keputusan secara tepat dan cermat. d.
Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik.
e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.
2.1.3 Pengertian Wirausahawan
Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt
dalam Riyanti, 2003:21, kata entrepeneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” gagah berani, perkasa
dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.
Menurut Zimmerer Schorborough dalam Suryana, 2006:15 : “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk
and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to
capatilize on them ”
Menurut Marzuki Usman dalam Suryana, 2006:15 wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,
Universitas Sumatera Utara
keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur
internal yang meliputi mativasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
Menurut Sri Edi Swasono dalam Suryana, 2006:16 wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah
pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.
Menurut Prawirokusumo dalam Suryana, 2006:16 wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat
melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan Suryana, 2006:50
Secara sederhana wirausahawan entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut, cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti Kasmir, 2009:16
Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda- beda. Dari segi karakteristik pelaku, wirausahawan entrepreneur
adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan perusahaan atau
Universitas Sumatera Utara
usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang memiliki kemauan
normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha
Kewirausahawan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan atau masyarakat dengan selalu berusaha dan mencari dan melayani langganan
lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian
mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen Sutrisno, 2003:3
Kamus Umum Bahasa Indonesia 1996, hlm.1130 mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”.
2.1.4 Ciri-ciri Wirausahawan
Menurut Sulipan, 2005 memberi kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebaagi berikut:
1. Mempunyai semangat dan kemampuan
untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan. 2.
Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan dalam berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
3. Mempunyai keberanian untuk mengambil
resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu keuntungan
4. Mempunyai daya, kreassi, imajinasi dalam
mengembangkan bidang usaha yang digeluti. 5.
Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.
6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad
bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan
7. Membawa teknik baru dalam
mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif dan efesien. 8.
Berusaha tidak konsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan
usahanya. Menurut Geoffrey G. Meredith Suryana, 2006:24 mengemukakan ciri-
ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak 1
Percaya Diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme. 1
Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi,
Universitas Sumatera Utara
hasil berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik
dan inisiatif 2
Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
3 Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi
saran-saran dan kritik 4
Keorisinilan Inovatif dan
kreatif serta fleksibel 5
Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif
Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Mempunyai kemampuan yang kuat untuk berusaha. 2.
Mempunyai perjuangan yang tidak kenal lelah dalam berusaha. 3.
Percaya pada keyakinan diri sendiri untuk maju. 4.
Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang usahanya.
5. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.
6. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang
usahanya. 7.
Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.
2.1.5 Manfaat Membuka Usaha Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan wirausahwan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang
panjang dan kaku, atau suasana yang tidak menyenangkan. Budaya culture perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan
mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan
perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan yang menarik yang
bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri Sarosa, 2003:5 adalah sebagai berikut:
1. Potensi penghasilan yang tidak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagai karyawan, penghasilan
adalah sebesar gaji mungkin ditambah dengan tunjangan – tunjangan bila ada, dimana gaji dantunjangan tersebut telah ditetapkan
berdasarkan jabatan masa kerja oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya dapat menerima keputusan yng dibuat oleh pemilik
perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak
terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.seorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi
untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang menggiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
2. Memaksimalkan Kemampuan.
Kemempuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha
sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas – luasnya untuk berkreasi dengan ide – ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya
batasan – batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu
dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang
diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksilmal bagi usahanya sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi
maju tidaknya usaha tersebut teragantung pada pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut.
3. Bebas Mengatur Kerja
Dengan menjadi seorang karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual
beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada
keterbatasan untuk mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan diluar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya
sendiri jika membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut dirumah.
Universitas Sumatera Utara
Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu
luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap Mental Yang Mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus
dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sanagat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut
untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri,
karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk
dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha
sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen manajemen diri sendiri merupakan hal yang sangat penting yang harus
dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.
2.2 Faktor–Faktor Yang Mendorong
Wirausahawan Memulai Usaha kecil
Faktor apa yang sebenarnya menggerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang
Universitas Sumatera Utara
dipublikasikan di media, pengakuan ini bukanllah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai
alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan
efesiaen Abdinagoro 2004:2. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun Pandji
2002:243, maka faktor–faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:
1. Modal
Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua
kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-
lain.akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orng yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang
mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua orang tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan
yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausaha, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.
2. Peluang
Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan – keputusan kunci, dan menghasilkan
keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya.
Peluang atau kesempatan tidak datang berulang–ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan
antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur
dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati–hati dalam mengevaluasi peluang
sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai. Ada tiga fase pendekatan mengidentifikasi peluang dalam bisnis, yaitu:
1. Menemukan gagasan.
2. Mengidentifikasi peluang yang ada.
3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.
3. Pendidikan
Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah.
Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yaitu meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya
hanya sedikit yang mempunyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut
diperoleh melaui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM dan
kursus.
Universitas Sumatera Utara
4. Emosional
Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendaki. Tindakan emosional itu
juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai
dengan keinginannya 5.
Pengalaman Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang
terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang. Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang
untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam
lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena adanya pengalaman seseorang dapat lebih
memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan Longenecker, 2000:95.
2.3 Tahap Menyusun Rencana Usaha