BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

3. BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Kita perlu menentukan biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut off rate) dari proyek bisnis ini dapat diketahui. Untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi atas hutang dan modal sendiri, biaya modal dari masing-masing sumber harus dihitung, misalnya Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Kita perlu menentukan biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut off rate) dari proyek bisnis ini dapat diketahui. Untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi atas hutang dan modal sendiri, biaya modal dari masing-masing sumber harus dihitung, misalnya

Rincian analisis biaya dari kedua sumber pembelanjaan dipaparkan secukupnya seperti dituangkan berikut ini berdasarkan contoh yang baik sekali dari Husnan dan Suwarsono (1994).

a. Biaya Utang

Biaya utang jangka panjang maupun jangka pendek dapat dihitung, misalnya dengan menggunakan konsep present value. Perhatikan contoh berikut ini.

Misalkan perusahaan mengeluarkan obligasi (surat tanda utang) untuk waktu 5 tahun, nilai nominal Rp. 100.000,0 dengan tingkat bunga 16% per tahun. Apabila obligasi ini laku dijual seharga Rp. 96.000,0 maka penghitungan biaya utang yang ditanggung perusahaan adalah :

5 (1+kd) 5 (1+kd) (1+kd)

Untuk menyelesaikan persamaan ini , dapat dilakukan dengan coba-coba dan interpolasi. Kalau kita menggunakan kd = 18%, maka setelah dihitung, sisi sebelah kanan sama dengan ( = ) akan bernilai Rp. 93.740,0. Kalau menggunakan kd = 17%, nilai sisi kanan menjadi Rp. 96.790,0. Yang dicari adalah kd yang membuat sisi kanan persamaan = Rp. 96.000,0. Jadi, kd yang membuat nilai sisi kanan = Rp. 96.000,0 berada diantara 17% dan 18%. Selanjutnya, digunakan teknik interpolasi, hasilnya seperti ini :

Selisih antara Rp. 96.790,0 – Rp. 96000,0 = Rp. 790,0. Kalau 1% sama dengan Rp. 3.050,0 maka untuk selisih yang bernilai Rp.96.000,0 akan sama dengan 790/3.050x 1% = 0,26%. Jadi, kd yang membuat sisi kanan persamaan sama dengan Rp. 96.000,0 adalah :

Kd = 17% + 0,26% = 17,26%

Biaya utang kd ini belum dipotong pajak. Jika akan dipotong pajak, dengan notasi biaya utangnya menjadi k*d, dapat dihitung dengan rumus

K*d = kd (1-t)

Dimana t = tarif pajak Kalau dimisalkan tarif pajak 30%, maka dengan menggunakan contoh diatas

dimana kd = 17,26%, maka: k*d = 17,26% (1- 0,30) = 12,08%.

b. Biaya Modal Sendiri

Kelompok biaya modal sendiri dapat dibagi atas biaya saham preferen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan. Paparannya disajikan berikut ini.

a. Biaya Saham Preferen. Saham preferen memberikan penghasilan berupa dividen yang tetap kepada pemiliknya yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak. Untuk menghitung besar biaya modal saham preferen, dapat digunakan cara yang sama dengan penghitungannya biaya modal hutang.

P0 = AXB Kp

Dimana : P0

= harga jual saham saat ini

A = nilai dividen (dalam persen)

B = nilai nominal saham

Kp

= biaya saham preferen

b. Biaya Saham Biasa. Biaya Saham Biasa merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa.

D Ke = P0

dimana : Ke

biaya modal dari saham biasa

dividen per lembar saham yang konstan setiap kurun dividen per lembar saham yang konstan setiap kurun

P0

harga saham saat ini

Apabila perusahaan menahan sebagian laba dan kita asumsikan proposi laba yang ditahan adalah konstan, maka besarnya Ke adalah :

Di mana :

D1 = dividen pada tahun ke-1

P0

= harga saham saat ini

g = pertumbuhan dividen per tahun

cara lain adalah dengan menggunakan CAPM namun tidak akan dipaparkan lebih lanjut dalam buku ini.

c. Biaya Laba yang Ditahan. Biaya laba yang ditahan pada prinsipnya sama dengan biaya dari saham biasa. Bedanya, untuk biaya saham biasa memiliki floatation cost , yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan proses saham, sedangkan menggunakan dana dari laba yang tidak memerlukan biaya.

Telah disebutkan diatas bahwa biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai perlu diketahui untuk menentukan nilai investasi. Kalau berinvestasi menggunakan modal sendiri, maka cut of rate-nya adalah biaya modal sendiri. Sedangkan, investasi yang menggunakan biaya sendiri dan utang, cut off rate-nya mempertimbangkan biaya modal baik dari utang maupun dari modal sendiri. Salah satu cara untuk menghitung cut off rate-nya adalah dengan menghitung biaya modal rata-rata tertimbang setelah pajak yang caranya adalah mengalikan anatara besar biaya modal dari masing-masing sumber pembelanjaan dengan proporsi dana yang digunakan.

Misal : Jika biaya-biaya utang dan modal diketahui, juga masing-masing proporsinya, maka dapat dihitung cut off rate-nya :

Komponen biaya Jumlah (1) Proporsi Biaya (2)X(3)

Utang jangka

Utang jangka

Modal sendiri

Tampak bahwa biaya modal rata-rata tertimbang adalah 23,66%. Biaya modal ini, kemudian kita pakai sebagai cut off rate dalam menilai usulan investasi tersebut.