3.2 Data dan Sumber Data Penelitian
Data menjadi komponen penting dalam suatu penelitian karena merupakan bahan dasar analisis. Data dalam penelitian ini ialah tuturan metaforis penceramah
dalam pengajian di wilayah Surakarta. Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam dalam arti luas yang harus dicari, dikumpulkan, dan
dipilih oleh peneliti Soebroto, 2007:38. Data kebahasaan adalah konteks dapat berwujud wacana, kalimat, klausa, frase, kata tunggal atau kompleks dan
morfem yang di dalamnya terdapat segi-segi tertentu yang diteliti Soebroto, 2007:39.
Data harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Artinya, data merupakan bahan yang sesuai untuk memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
Berdasarkan rumusan tersebut, maka data sebuah penelitian dapat berwujud kata- kata, kalimat atau kutipan-kutipan, wacana, gambar-gambar, foto, catatan pribadi,
memoar, maupun angka-angka. Sumber data primer penelitian berupa lima lokasi pengajian di wilayah
Surakarta, meliputi: 1.
Pengajian Arofah 1992 yang terletak di Laweyan. 2.
Pengajian Masjid Baiturrohman di Dawung. 3.
Pengajian Majelis Tafsir Al Quran MTA di Jebres. 4.
Pengajian Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS di Kenthingan. 5.
Pengajian dr. Fathoni di Jalan Slamet Riyadi
.
Peneliti memberikan penomoran sumber data 1-5 pada lima lokasi pengajian sesuai urutan guna mempermudah analisis data
.
Peneliti selain
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
menggunakan sumber data primer juga menggunakan sumber data penunjang penelitian berupa latar belakang pendidikan penceramah yang diperoleh melalui
wawancara setelah pengajian selesai.
3.3 Teknik Penyediaan Data
Penyediaan data merupakan tahap awal yang penting dalam proses penelitian sebelum menginjak pada dua tahapan penting berikutnya, yakni analisis
data dan penyajian hasil analisis data. Penyediaan sumber data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik simak
catat dan teknik rekam. Pengajian sebagai sumber data diambil melalui teknik rekam dalam bentuk audio suara dan audio visual video. Artinya, peneliti
datang di pengajian, meminta ijin untuk mengikuti pengajian dan merekam pengajian sampai selesai. Hasil rekaman yang diperoleh tadi kemudian ditranskrip
secara ortografis. Peneliti juga menggunakan teknik simak catat selama pengajian berlangsung. Peneliti menyimak dan mencatat beberapa hal selama pengajian
berlangsung, kemudian menyelaraskan dengan transkrip rekaman. Peneliti selanjutnya mengklasifikasi data guna mengetahui kemetaforaan yang
dimunculkan oleh penceramah. Hingga peneliti sampai pada tahap analisis data penelitian.
Penyediaan data pada penelitian ini juga menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono 2008:85 teknik purposive sampling merupakan
teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut berupa penentuan data yang nantinya digunakan sebagai bahan analisis.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
Teknik ini dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian dilakukan pengambilan sample penelitian. Pemilihan
sampel didasarkan pada tujuan penelitian yang akan dilakukan. Artinya, sampel tidak boleh menyimpang dari tujuan awal penelitian yang telah ditetapkan.
Peneliti pada mulanya mencari jadwal pengajian di setiap masjid, organisasi keagamaan, kampus ataupun prumahan sebagai langkah awal penyediaan data.
Peneliti selanjutnya mengambil tiga kali pengajian di setiap lokasi, baik pengajian di masjid, organisasi keagamaan, perumahan ataupun kampus. Peneliti selanjutnya
mengumpulkan semua pengajian yang telah diperoleh, kemudian mengambil pengajian yang paling banyak memunculkan ungkapan metaforis sebagai sampel.
Tujuan awal penelitian ini adalah mengungkap kemetaforaan tuturan penceramah dalam pengajian, sehingga tidak semua pengajian dijadikan data. Hanya pengajian
yang banyak mengandung tuturan metaforis dari penceramah yang akan dijadikan data.
Data yang diperoleh selanjutnya diberikan kode berdasarkan nomor urut sumber data dan nomor urut data, misalnya:
Dalam mushabnya jadi ada namanya setan spesialis pengacau wudhu,1.16 Setan
sing ngajari, setan itu ingin kita itu menghabiskan waktu yang gak ada
gunanya 1.17
Keterangan 1.16 dan 1.17 adalah data pengajian 1 Pengajian Arofah 1992 dengan urutan data nomor 16 dan 17. Peneliti menggunakan penomoran sumber
data dan data guna mempermudah langkah analisis.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
3.4 Klasifikasi Data