target hatinya dan ranah sumber diuceki yang tidak terlihat tersebut membuat data 2.20 sebagai ekpesivitas metaforis emotif.
4.7 Konseptualiasai  Tuturan  Metaforis  Penceramah  Berdasarkan  Ranah
Target yang Berkaitan dengan Pengajian
Penuturan  metaforis  penceramah  dalam  pengajian  membangun  makna  yang  kaya interpretasi  dari  peserta.  Tuturan  metaforis  penceramah  akan  terus  memproduksi
makna, sekalipun dengan menggunakan simbol bahasa yang terbatas. Persentuhan tuturan metaforis penceramah dengan peserta pengajian akan membuahkan makna
yang variatif. Berdasarkan analisis kemetaforaan tuturan penceramah pada lima lokasi pengajian
di  wilayah  Surakarta,  meliputi  Pengajian  Arofah  1992,  Pengajian  Masjid Baiturrohman, Pengajian MTA Jebres, Pengajian UNS dan Pengajian dr. Fathoni
diketahui  bahwa  penceramah  mengkonseptualiasai  tuturan  metaforis  berdasarkan enam  konsep  ranah  sumber  yang  berkaitan  dengan  pengajian,  meliputi  Islam,
Sholat, Setan, Agama dan Hati. Berikut rincian konseptualisasi tuturan metaforis
penceramah dalam pengajian di wilayah Surakarta.
Tabel 26. Konseptualisasi Islam
No Konseptualisasi
Islam Data
1 Islam sebagai entitas
yang seolah dapat hidup
- Islam  mengabarkan  kepada  kita  bahwa  alam
barzah  sebagai  alam  transit  kita  sebelum dibangkitkan kita sebelum yaumul kiamah 2.14
- Sekarang  umat-umat  islam  itu  banyak,  mata-
mata Islam itu banyak  bukan empat 4.21
2 Islam sebagai entitas
seperti makhluk hidup tumbuhan
Jadi  biar  tunas  Islam  juga  berkembang  tidak  layu sebelum berkembang ustadz. 4.39
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
Pada tabel tersebut diketahui bahwa penceramah secara konsep tuturan metaforis memposisikan  Islam  sebagai  entitas  yang  dapat  hidup  dan  entitas  yang  memiliki
ciri seperti makhluk hidup tumbuhan. Pada contoh Islam mengabarkan kepada kita  bahwa  alam  barzah  sebagai  alam  transit  kita  sebelum  dibangkitkan  kita
sebelum  yaumul  kiamah  merupakan  konseptualisasi  entitas  seperti  sesuatu  yang hidup.  Islam  diposisikan seolah dapat memberikan kabar, memberikan informasi
dan  melakukan  komunikasi  layaknya  manusia  melalui  berbagai  sarana.  Pada
contoh  jadi  biar  tunas  Islam  juga  berkembang  tidak  layu  sebelum  berkembang
ustadz merupakan konseptualisasi Islam sebagai entitas yang memiliki ciri seperti makhluk  hidup,  yakni  tumbuhan.  Tunas  merupakan  benih  hasil  penanaman  dari
sebuah  biji  tumbuhan.  Tunas  merupakan  awal  mula  dari  pertumbuhan  suatu tanaman  tumbuhan  sampai  mencapai  masa  dewasa.  Islam  diposisikan  seolah
dapat berkembang biak dan mampu menghasilkan tunas untuk ditanam. Pada tabel 26  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  penceramah  mencoba  mengkonseptualisasi
Islam  sebagai  entitas  seperti  makhluk  hidup  yang  dapat  beraktivitas  dan mengalami pertumbuhan dari masa ke masa.
www.eprints.undip.ac.id © Master Program in Linguistics, Diponegoro University
Tabel 27. Konseptualisasi Sholat
No Konseptualisasi
Sholat Data
1 Sholat sebagai entitas
seperti benda yang konkret nyata
Ditinggalkan dalam kondisi apapun kecuali akalnya sudah  gak  bisa  berfungsi,  itu  baru  bisa  dia  tidak
shalat, artinya sudah dishalati 1.3 Yang salah bukan shalatnya, tapi apakah dia bener-
bener  dia  mendirikan  shalat  atau  sekedar menjalankan 1.4
Nah  oleh  karena  itu,  shalat  ini  menjadi  tanda betul
1.5 Setelah  kita  mendirikan  shalat  menjaga  shalat,