Dengan kondisi demikian Hal ini juga membuat keadaan masyarakat jepang semakin kacau dan banyak terjadinya pembunuhan dan kasus- kasus
lainnya.
2.3 Biografi Pengarang
Iggrid .J. Parker adalah salah satu penulis yang paling dihormati di Virginia. Dia lahir di Jerman 1958. Inggrid merupakan peraih shamus award pada
untuk cerita pendek” Akitada’s First Case”dan novel The Dragon Scroll, Rashomon Gate dan Hell screen. Dan saat ini ia tinggal di Virginia beach,
Virginia. Inggrid .J. Parker seorang penulis yang tidak begitu ingin kehidupan pribadinya diekspos karena bagi beliau tulisan-tulisan nyag lebih penting di
ekspos dari pada kehidupan pribadinya.
2.4 Sosiologi dalam Kajian Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosiosocius Yunani yang berarti masyarakat, logilogos berarti
ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan evolusi masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan
antar manusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional dan empiris. Sastra dari akar kata sansekerta berarti mengarahkan , mengajar, memberi petunjuk, dan
intruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata sastra
bersifat lebih spesifik sesudah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya sastra yang baik Nyoman, 2003:1.
Universitas Sumatera Utara
Sesungguhnya kedua ilmu tersebut yaitu sosiologi dan sastra memiliki objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Meskipun demikian , hakikat
sosiologi dan sastra berbeda, bahkan bertentangan secara diametral. Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris, membatasi diri pada apa yang sastra sosiologi
merupakan perbedaan hakikat, sebagai perbedaan ciri-ciri, sebagaimana ditunjukkan melalui perbedaan antara rekaan dan kenyataan, fiksi dan fakta
Nyoman, 2003:2. Menurut Ratna 2003: 2 ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra
yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:
1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek
kemasayarakatannya. 2.
Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya.
3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan
masyarakat yang melatarbelakangi. 4.
Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah antara sastra dengan masyarakat, dan
5. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdepedensi antara sastra
dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra tidak terlepas dari manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya sastra sebagai objek yang
dibicarakan. Sosiologi sebagai suatu pendekatan terhadap karya sastra yang masih mempertimbangkan karya sastra dan segi-segi sosial.
Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin
kehidupan masyarakat. Asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan moral. Kehidupan sosial akan menjadi picu
lahirnya karya sastra. Karya sastra yang sukses yaitu karya sastra yang dapat merefleksikan zamannya.
Hal penting dalam sosiologi sastra adalah konsep cermin mirror. Dalam kaitan ini, sastra dianggap sebagai mimesis tiruan masyarakat. Kendati demikian,
sastra tetap diakui sebagai ilusi atau khayalan dari kenyataan. Dari sini, tentu sastra tidak akan semata-mata menyodorkan fakta secara mentah. Sastra bukan
sekedar copy kenyataan, melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan. Kenyataan tersebut bukan jiplakan yang kasar, melainkan sebuah refleksi halus dan estetis.
Didalam genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre prosalah yang dianggap paling diminati dalam menampilkan unsur-unsur sosial.
Alasan yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah novel menampilkan unsur- unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan
masalah-masalah kemasyarakatan yang juga paling luas, bahasa novel juga cenderung merupakan bahasa sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa yang umum digunakan dalam masyarakat. Oleh karena itulah dikatakan bahwa novel merupakan genre yang paling sosiologis dan responsive
sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris. Oleh karena itu lah, menurut Nyoman 2004:336 karya sastra lebih jelas mewakili ciri-ciri zamannya. Seperti
pada novel ‘’Rashomon Gate” yang menunjukkan kehidupan masyarakat Jepang pada zaman Heian pada abad ke-11 mencerita kan tentang strata sosial yang
berbeda di Jepang yang membawa kita seakan-akan hidup di zaman tersebut. Cara-cara penyajian yang berbeda dibandingkan sengan ilmu sosial dan
humaniora jelas membawa ciri-ciri tersendiri terhadap sastra. Penyajian secara tidak langsung, dengan menggunakan bahasa metaforis konotatif, memungkinkan
untuk menanamkan secara lebih intern masalah-masalah kehidupan terhadap pembaca. Artinya ada kesejajaran antara ciri-ciri karya satra dengan hakikat yaitu
imajinasi dan kreativitas adalah kemampuannya dalam menampilkan dunia kehidupan yang lain yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Inilah aspek-
aspek sosial karya sastra. Dimana karya sastra diberikan kemungkinan yang luas untuk mengakses
emosi, obsesi, dan berbagai kecendrungan yang tidak mungkin tercapai dalam kehidupan sehari-hari. selama pembaca karya sastra pembaca secara bebas
menjadi raja, dewa, perampok, dan berbagai sublimasi lain. Sebagai multidisiplin, maka ilmu-ilmu yang terlibat dalam sosiologi
sastra adalah sastra dan sosiologi. Dengan pertimbangan bahwa karya sastra juga memasukkan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka ilmu-ilmu yang terlibat
adalah sejarah, filsafat, agama, ekonomi,dan politik. Yang perlu diperhatikan
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian sosiologi sastra adalah dominasi karya sastra, sedangkan ilmu- ilmu yang lain berfungsi sebagai pembantu.
Dengan pertimbangan bahwa sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, maka model analisis yang dilakukan
menurut Nyoman 2004:339-340 meliputi tiga macam, yaitu: 1.
Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung didalam karya sastra itu sendiri, kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang
pernah terjadi. Pada umumnya disebut sebagai aspek intrinsik, model hubungan yang terjadi disebut refleksi.
2. Sama dengan diatas, tetapi dengan cara menemukan hubungan
antarstruktur, bukan aspek-aspek tertentu, dengan model hubungan yang bersifat dialetika.
3. Menganalisis karya sastra dengan tujuan untuk memperoleh informasi
tertentu , dilakukan dengan disiplin tertentu. Model analisis inilah yang pada umumnya menghasilkan karya sastra sebagai gejala kedua.
Di dalam menganalisis dengan menggunakan sosiologi sastra, masyarakatlah yang harus lebih berperan. Masyarakatlah yang mengkondisikan
karya sastra, bukan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS KEHIDUPAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL
RASHOMON GATE KARYA INGGRID .J. PARKER DILIHAT DARI PENDEKATAN SOSIOLOGIS
3.1 Sinopsis Cerita