Ruang Lingkup Pembahasan Metode

tersebut. Akitada harus melangkah dengan hati-hati saat mengumpulkan petunjuk dalam memecahkan kasus yang terjadi di Universitas Kekaisaran dan sekitarnya. Hampir semua orang yang ditemui di Universitas adalah tersangka dalam kasus skandal dan pembunuhan tersebut. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “ Bagaimana interaksi sosial Akitada tokoh utama dalam novel Rashomon Gate di lingkungan Universitas, pekerjaan, masyarakat dan keluarga pada saat memecahkan kasus pembunuhan dan surat kaleng.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan.Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam analisis ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang difokuskan pada interaksi sosial kehidupan Akitada sebagai tokoh utama baik di lingkungan keluarga, masyarakat ataupun lingkungan universitas. Dan juga penulis akan mengungkapkan apa saja nilai-nilai sosial yang dapat diambil dari cerita kehidupan tokoh utama. Judul novel : Rashomon Gate Halaman novel : 572 halaman Istilah bahasa : Bahasa Indonesia Jumlah cuplikan : 10 cuplikan Universitas Sumatera Utara

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Sosiologi berasal dari akar kata sosio Yunani socius berarti bersama- sama, bersatu, kawan,teman dan logi logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti ilmu. Jadi menurut Nyoman 2003:1 sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul pertumbuhan evousi masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Menurut Soekanto dalam Aisyah, 2005:8 bahwa objek sosiologi adalah masyrakat yang dilihat dari sudut pandang antar manusia, proses yang timbal- balik dari hubungan manusia didalam masyarakat. Jika dilihat dari tingkat struktur sosial ini bersifat abstrak, perhatiannya atau analisanya ditujukan kepada pola- pola tindakan, jaringan-jaringan yang teratur dan seragam dalam waktu dan ruang, posisi sosial dan peranan-peranan sosial. Menurut Nyoman 2003:4 masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan Menurut Macluer dan page dalam Soekanto 2003:24 bahwa masyarakat adalah suatu system dari kebiasaan dan tata karma, dari wewenang dan kerjasama antar berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan manusia. Universitas Sumatera Utara Menurut Culler 1977:264, karya sastra dianggap sebagai salah satu cara penafsiran dan pemberian makna yang terpenting dalam kehidupan bermasyarakat, sebab karya sastra berusaha untuk memahami dan mengindentifikasi orang-orang lain, yaitu dalam kerangka intersubjektif. Menurut Pradopo 1994 : 59, karya sastra adalah karya seni, suatu karya yang menghendaki kreativitas. Karya sastra digunakan oleh pengaranguntuk menyampaikan pikirannya tentang suatu yang ada dalam realitas yang dihadapi ataupun yang pernah dihadapinya. Realitas itu merupakan faktorpenyebab pengarang menciptakan sebuah karya di samping unsur imajinasi. Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, dan cerita rakyat. Sedangkan karya sastra yang bersifat non fiksi berupa puisi, drama dan lagu. Dalam kajian penelitian ini penulis mengkaji sebuah novel. Menurut Nursisto 2000:168 mengatakan bahwa novel adalah media menuangkan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekitarnya. Pada setiap karya sastra, terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam membangun suatu karya sastra yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme suatu karya sastra. Sedangkan unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam sebuah novel adalah unsur-unsur. yang secara lansung turut serta membangun cerita. Universitas Sumatera Utara Dengan mempertimbangkan kapasitas intrinsik karya sastra, Robert Stanton 1965:11-36 membedakan unsur-unsur fiksi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Tema 2. Alat-alat penceritaan 3. fakta-fakta cerita Alat-alat penceritaan terdiri atas: sudut pandang, konflik, ironi, simbolisme, dan gaya. Sedangkan fakta-fakta cerita terdiri atas: plot, latar dan tokoh. Tokoh menurut Aminudin 2000:79 adalah para pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi,tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya. Membahas tentang sosiologi tokoh utama dalam suatu karya sastra, maka hal ini tidak lepas dari unsur ekstrinsik dari sebuah karya sastra. Sosiologi dalam karya sastra merupakan unsur yang tidak berada di dalam suatu karya sastra tetapi mempengaruhi jalan cerita di dalamnya. Sosiologi tokoh dalam suatu karya sastra berbentuk novel dapat kita lihat dalam karakter tokoh dalam cerita sebuah novel. Dalam novel Rashomon Gate, pengarang menyajikan suatu karya sastra fiksi yang mengandung banyak nilai-nilai sosiologi yang tergambar jelas dari sikap, sifat, serta ucapan-ucapan para tokohnya sebagai unsur yang membawa pesan, amanat, atau moral yang kiranya dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Universitas Sumatera Utara

2. Kerangka Teori

Dalam meneliti suatu karya sastra diperlukan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai titik tolak atau acuan penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan semiotik dan sosiologi. Menurut Peirce dalam antoni 2010:12 tanda adalah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni : sastra, lukis, patung, film, tari, musik, dan lain-lain yang berada di sekitar kehidupan kita. Atau secara general semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda Eco dalam Faruk 1999:44. Menurut Pradopo 2002:270 semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda, ilmu ini menganggap bahwa sosial masyarakat dan kebudayaan itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensasi-konvensasi yang memungkinkan tanda-tandatersebut mempunyai arti. Selanjutnya penulis melakukan analisis menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Menurut Nyoman Kutha 2003:2 sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya. Sosiologi sastra mewakili keseimbangan antara kedua komponen, yaitu sastra dan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Oleh karenanya, analisis sosiologi memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk masyarakat tertentu. Penelaah unsur sosiologi sastra juga dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan. karena dalam sistem ini terjadi interaksi sosial yang cenderung menghasilkan suatu kebudayaan. Dimana di dalamnya mengatur cara hidup manusia hidup berkelompok, dan berinteraksi dalam jalinan hidup bermasyarakat. Menurut Joseph B. Gittler 1952:1 interaksi sosial merupakan interaksi yang paling penting bagi pembentukan personalitas individu. Interaksi sosial melibatkan makna, nilai, tujuan, dan sistem simbolik. Interaksi sosial memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas terhadap wilayah sosiologi sastra. 1. 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui dulu apa itu tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui kehidupan Akitada di keluarga, di universitas Heian Kyo, masyarakat, dan di pekerjaan pada saat Akitada memecahkan kasus pembunuhan dan surat kaleng”. Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Penelitian Ada pun manfaat dari penelitian ini adalah :

Penelitian ini sekiranya nanti diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pihak tertentu, antara lain yaitu : 1. Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makna yang terkandung dalam novel Rashomon, khususnya makna sosiologis. 2. Bagi masyarakat luas pada umumnya dan para pelajar bahasa Jepang khususnya diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

1.6 Metode

Penelitian Di dalam melakukan sebuah penelitian, tentulah dibutuhkan sebuahmetode sebagai bahan penunjang dalam penulisan untuk mencapai tujuan. Joko Subagyo 1997:1 mengatakan bahwa metode merupakan jalan yangberkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yangdiperlukan bagi penggunaannya, sehingga dapat memahami objek sasaran yangdikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan. Menurut Koenjraningrat 1997:30, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah- masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi- situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan pandangan dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara Penulis menggunakan teknik studi kepustakaan library research, dengan mengambil sumber acuan dari berbagai buku yang berhubungan dengan karya sastra, kritik sastra, serta buku-buku lainnya sebagai literatur tambahan. Selain itu penulis juga memanfaatkan berbagai fasilitas yangtersedia di Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah di Medan, Serta Perpustakaan Konsulat Jendral Jepang di Medan, juga pemanfaatan berbagai website atau situs-situs yang membahas sosiologi sastra serta literatur penunjang lainnya juga dilakukan untuk melengkapi data-data penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA 2.1 Defenisi Novel Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa”. Dalam bahasa Jerman novel disebut novella dan dalam bahasa Inggris disebut dengan novel, istilah inilah yang kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia. Novel merupakan jenis dan genre prosa dalam karya sastra. Prosa dalam kesusastraan juga disebut sebagai fiksi. Karya fiksi menyarankan pada suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata Nugiyantoro, 1995:2. Tokoh peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa dan tempat yang bersifat imajiner. Menurut Jacob Sumardjo 1999:11, novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspensi dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. Walau bersifat imajiner namun ada juga karya fiksi atau novel yang berdasarkan dari pada fakta Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Unsur-Unsur Pembangun Novel

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu panduan bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian atau unsur yang berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menguntungkan. Sehingga dengan unsur- unsur tersebut keterpaduan sebuah novel akan terwujud. Secara garis besar unsur-unsur pembangun sebuah novel antara lain: 1. Unsur intrinsik Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang berada dalam karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai ketika orang-orang membaca sebuah karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Keterpaduan antar berbagai unsur inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema, alur atau plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, amanat dan lain-lain. a. Tema Istilah tema menurut Scarbach dalam Aminuddin 2000:91 berasal dari bahasa latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Tema adalah kaitan hubungan antara makna dengan tujuan Universitas Sumatera Utara pemaparan prosa fiksi oleh pengarangnya, maka untuk memahami tema pembaca harus terlebih dahulu memahami unsure signifikan yang membangun suatu cerita, menyimpulkan makna, yang dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan penciptaan pengarangnya. b. Alur atau Plot Plot atau alur merupakan urutan kejadian dalam sebuah cerita, tiap kejadian tersebut dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lainnya. Alur terbagi dua bagian, yaitu alur maju yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. c. Penokohan penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahui karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. Penokohan mencakup pada masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan atau karakter tokoh, dan bagaimana penempatan atau pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus mencakup pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Universitas Sumatera Utara d. Latar Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat terwujud dekor tempat, dan juga terwujud waktu- waktu tertentu. Biasanya latar diketengahkan melalui baris-baris deskriptif. e. Sudut Pandang Menurut Aminuddin 2000 : 90 sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, Teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang berbeda satu sama lain. hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang. g. Amanat Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan pengarang pada pembacanya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan pada pembacanya. Universitas Sumatera Utara 2.Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra itu sendiri, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra tersebut. Secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik karya sastra cukup berpengaruh terhadap totalitas keterpaduan cerita yang dihasilkan. Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur intrinsik juga memiliki beberapa unsur diantaranya subjektifitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik merupakan segala faktor yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra, yang merupakan milik subjektif pengarang yang berupa kondisi sosial, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi tradisi dan nilai-nilai, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pandangan hidup, suasana politik, lingkungan hidup, agama dan sebagainya.

2.1.2 Klasifikasi Novel

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Novel merupakan dunia dalam sekala yang lebih besar dan kompleks, mencakup berbagai pengalaman kehidupan yang dipandang aktual, namun semuanya tetap saling berkaitan. Universitas Sumatera Utara Menurut Jacob Sumardjo dalam Suroto 1989:27, novel terdiri dari dua jenis yaitu novel pop novel populer dan novel serius. 1. Novel populer Novel popular adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah yang aktual dan menzaman , namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara intens dan tidak berusaha meresapi masalah kehidupan, karena akan dapat membuat novel menjadi berat dan dapat berubah menjadi novel serius. Ciri-ciri novel populer yaitu : 1. Temanya selalu menceritakan kisah asmara belaka tanpa masalah lain yang lebih serius. 2. Novel populer terlalu menekankan plot cerita sehingga mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur- unsur novel lainnya. 3. Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional, cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal tanpa pendalaman. 4. Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artifisial, tidak nyata dalam kehidupan. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata. Universitas Sumatera Utara 5. Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang rata-rata tunduk pada hukum konvensional. 6. Bahasa yang dipakai adalah bahasa aktual, yang hidup dikalangan muda-mudi kontemporer, dan Indonesia pengaruh gaya berbicara serta bahasa sehari-hari Jakarta sangat berpengaruh dalam novel jenis populer ini. 2. Novel Serius novel sastra Novel serius atau novel sastra harus sanggup memberikan serba kemungkinan. Jika ingin memahami novel sastra diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Ciri-ciri novel serius yaitu : 1. Dalam tema : karya sastra tidak hanya berputar-putar dalam masalah cerita asmara muda-mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam karya sastra kadang hanya penting untuk menyusun plot cerita, sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu. 2. Jalan cerita memang penting, tetapi bukan merupakan daya tarik utamanya. Cerita itu selalu diimbangi bobot yang lain , seperti karakterisasi, setting cerita, tema, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3. Karya sastra tidak hanya berhenti di gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah. 4. Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami dan akan terus dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja. Karya sastra membicarakan hal-hal yang universal dan nyata, bukan kejadian yang artifisial dan bersifat kebetulan. 5. Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme. Penuh inovasi. 6. Bahasa yang dipakai adalah bahasa standar, dan bukan slang atau mode sesaat. Dilihat dari penggolongannya, maka penulis memasukkan novel “Rashomon Gate” ini kedalam novel serius karena dalam novel ini menceritakan tentang kehidupan nyata pada masa di zaman Heian-kyo Jepang.

2.2 Setting Novel Rashomon Gate