Keterampilan Berfikir Kreatif

D. Keterampilan Berfikir Kreatif

Kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta. Istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses pengembangan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu

memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti (Ngalimun , 2013: 82).

Berfikir kreatif adalah berusaha untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan melibatkan segala tampakan dan fakta pengolahan data di otak.

1. Proses kreatif yang diungkapkan oleh DePorter dan Mike Hernacki yaitu sebagai berikut :

1) Persiapan, mendefenisikan masalah, tujuan atau tantangan

2) Inkubasi, mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam fikiran

3) Iluminasi, mendesak kepermukaan, gagasan-gagasan bermunculan

4) Verifikasi, memastikan apakah solusi itu benar-benar memeahkan masalah

5) Aplikasi, mengambil langkah-langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut (Hamzah B. uno , 2014: 164).

2. Syarat berfikir kreatif Berfikir kreatif harus memenuhi tiga syarat, yaitu sebagai berikut:

1) Kreatifitas melibatkan respons atau atau gagasan baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi.

2) Kreatifitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis

3) Kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangakannya sebaik mungkin

(Jalaluddin Rakhmat , 2001: 74).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir kreatif Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir kreatif yaitu sebagai berikut:

1) Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif termasuk kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.

2) Sikap yang terbuka Orang yang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal, memiliki minat yang beragam dan luas.

3) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri

4) Oran kreatif tidak senang “digiring”, ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya, tidak terlalu terikat pada konvensi-konvensi

sosial (Jalaluddin Rakhmat , 2001: 77).

4. Indikator berfikir kreatif Berfikir kreatif dapat diindikasikan dalam indikator berikut :

1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan masalah.

2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan beberbagai macam ide guna memecahkan masalah di luat kategori yang biasa.

3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa.

4. Elaboration (keterperincian),

kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.

yaitu

5. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi (Yeni Rachmawati,

DKK , 2010: 14).

Tabel 2.2 Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dan Indikatornya Tingkat

kemampuan

Indikator

berfikir kreatif

Tingkat 4 (Sangat • Mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu Kreatif)

alternatif jawaban maupun cara penyelesaian, atau • Hanya mampu mendapat satu jawaban yang ”baru” (tidak biasa dibuat siswa pada tingkat kemampuan berpikir

umumnya) tetapi dapat menyelesaikan dengan berbagai cara (fleksibel), atau • Mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian, atau • Mengesampingkan model matematika sama sekali, beralasan pada teori formal, membuat sebuah pemecahan masalah dengan sebuah inspeksi intelegensi pada apa yang dinyatakan pada masalah, atau

Tingkat kemampuan

Indikator

berfikir kreatif

• Cenderung mencari cara lain yang lebih sulit daripada mencari jawaban yang lain

Tingkat 3 (Kreatif) • Mampu membuat suatu jawaban yang ”baru” dengan fasih, tetapi tidak dapat menyusun cara berbeda (fleksibel) untuk mendapatkannya, atau

• Mampu menyusun cara yang berbeda (fleksibel) untuk mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban tersebut tidak ”baru”, atau

• Mengesampingkan aplikasi algoritma tetapi berdasarkan pada alasan langsung di dalam model matematika, atau

• Cenderung mengatakan bahwa mencari cara yang lain lebih sulit daripada mencari jawaban yang lain,

Tingkat 2 (Cukup • Mampu membuat satu jawaban yang berbeda dari kebiasaan Kreatif)

umum (”baru”) meskipun tidak dengan fleksibel ataupun fasih, atau

• Mampu menyusun berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih dalam menjawab masalah dan jawaban yang dihasilkan tidak ”baru”, atau

• Bergantung sekali pada aplikasi algoritma, atau • Cara yang lain dipahami siswa sebagai bentuk rumus lain yang ditulis “berbeda”.

Tingkat 1 (Kurang • Mampu menjawab masalah yang beragam (fasih), tetapi tidak Kreatif)

mampu membuat jawaban masalah yang berbeda (baru), dan tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda (fleksibel). • Cara yang lain dipahami siswa sebagai bentuk rumus lain yang ditulis “berbeda”. • Soal yang dibuat cenderung bersifat matematis dan tidak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Tingkat 0 (Tidak • Tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara Kreatif)

penyelesaian masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. • Kesalahan penyelesaian suatu masalah disebabkan karena konsep yang terkait dengan masalah tersebut tidak dipahami atau diingat dengan benar. • Cara yang lain dipahami siswa sebagai bentuk rumus lain yang ditulis “berbeda”.

Sumber: Mustakim. Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematik Dan Prestasi Belajar . Jurnal.

Preisseisen mengungkapkan empat jenis keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam mengatur dan mengontrol proses berpikirnya, yaitu(Marintis

Yamin , 2008: 11):

1. Keterampilan pemecahan masalah (Problem Solving): Keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyususn berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.

2. Keterampilan Pengambilan keputusan (Decision Making): Keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan-alasan yang rasional.

3. Keterampilan Berpikir Kreatif (Creative Thinking) Keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsepkonsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisis individu.

4. Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking) Keterampilanindividu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menganalisaargumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yangbenar dan rasional, analissi asumsi dan bias argumen, daninterpretasi logis.