Teman bermain memberikan pengaruh kuat dalam proses sosialisasi pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk
kepribadian seorang remaja. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat berbeda usia, pengalaman, dan peranan,
sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Vembriarto dalam
Damanik 2012 menyatakan bahwa kelompok teman sebaya adalah tempat terjadinya proses belajar sosial atau adaptasi, yakni suatu proses dimana individu
mengadopsi dan beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan, sikap, gagasan, keyakinan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku dalam bermasyarakat, dan mengembangkannya
menjadi suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.
5.3 Pengaruh Media Massa terhadap Pola Pencarian Pengobatan
Distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pengaruh teman adalalah ada 73 orang 23,2 responden yang menyatakan bahwa mendapat informasi
tentang pengobatan dari media massa, responden yang menyatakan bahwa informasi dari media massa mempengaruhi dalam pencarian pengobatan ada 50 orang 52,6,
responden yang menyatakan bahwa mendapat informasi dari media massa tentang tempat-tempat pelayanan kesehatan ada 74 orang 77,9, responden yang
menyatakan bahwa mendapat informasi dari media massa tentang obat-obatan untuk mengobati penyakit ada 67 orang 70,5, dan responden yang menyatakan bahwa
media massa menjadi acuan utama dalam pencarian pengobatan ada 23 orang 24,2. Distribusi jawaban tersebut belum dapat menggambarkan pengaruh media
massa terhadap pola pencarian pengobatan, karena untuk mengetahui pengaruh media
Universitas Sumatera Utara
massa harus memperhatikan tindakan responden dalam pola pencarian pengobatannya.
Hasil uji statistik korelasi Spearman menunjukkan nilai p=0,420 0,005, artinya variabel pengaruh media massa tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan variabel pola pencaria pengobatan, selain itu nilai p=0,420 0,25 menunjukkan bahwa variabel media massa tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan
ke dalam analisis multivariat. Artinya variabel media massa dipastikan tidak memberikan pengaruh terhadap pola pencarian pengobatan mahasiswa rumpun
fakultas non-eksakta Universitas Sumatera Utara. Tidak adanya pengaruh media massa terhadap pola pencarian mahasiswa
rumpun fakultas non-eksakta Universitas Sumatera Utara bisa jadi disebabkan oleh sedikitnya informasi yang diberikan oleh media massa tentang pola pencarian
pengobatan. Baik media cetak maupun media elektronik sangat sedikit menampilkan informasi tentang pola pencarian pengobatan.
Penyebab lain tidak adanya pengaruh media massa terhadap pola pencarian pengobatan adalah rendahnya kepercayaan terhadap informasi dari media. Hal ini
dikarenakan oleh informasi dari media massa tidak disertai oleh bukti nyata manfaat pengobatan tersebut. Hal ini bisa terjadi kita seseorang mengamati pengalaman orang
lain yang bertindak sesuai informasi yang didapatnya dari media massa, namun mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan informasi tersebut.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Dimara 2012 tentang dampak iklan obat terhadap perilaku konsumsi obat yang menyatakan bahwa iklan tidak memberikan
pengaruh terhadap perilaku konsumsi obat.
Universitas Sumatera Utara
Effendy 2000 menyatakan bahwa media masa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang
paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain sebagainya yang bersifat dalam bidang informasi, edukasi,
rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa
menimbulkan keserempakan, artinya sebuah pesan dapat diterima oleh komunikan dengan jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa
sangat efektif dalam merubah sikap, perilaku dan pendapat komunikan.
5.4 Pola Pencarian Pengobatan Mahasiswa Rumpun Fakultas Non-Eksakta